• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri untuk bertingkah laku. Dorongan itu pada uamumnya diarahkan untuk mencapai sesuatu atau bertujuan. Hal ini berarti bahwa keinginan mencapai suatu keberhasilan merupakan pendorong untuk bertingkh laku atau melakukan kegiatan belajar. Motivasi dapat memberikan semangat (dorongan) yang luar biasa terhadap seseorang untuk berperilaku dan dapat memberikan arah dalam belajar.

Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong peserta didik untuk berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku dalam belajar. Peserta didik akan melakukan suatu proses belajar betapa pun beratnya jika ia mempunyai motivasi tinggi. Tanpa motivasi belajar peserta didik tidak dapat belajar. Oleh karena itu, bagi seorang peserta didik motivasi untuk belajar pada umumnya timbul karena adanya rangsangan, baik yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya.

Respon merupakan perilaku yang lahir berupa sambutan atau sikap terbuka dari hasil masuknya stimulus ke dalam pikiran seseorang. Dalam suatu proses pembelajaran dalam kelas dikatakan berlangsung secara optimal apabila antara guru dan peserta didik

saling berinteraksi terhadap satu dengan yang lainnya. Interaksi ini tidak hanya terjadi antara guru dengan peserta didik, namun antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya.

Aspek-aspek yang dinilai pada respon peserta didik meliputi:

1. Kegiatan pendahuluan yakni memberi motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.

2. Kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi) yakni memberi penjelasan materi yang dipelajari, memperkenalkan alat dan bahan, mengorganisir peserta didik dalam kelompok, membimbing peserta didik dalam melakukan percobaan dan membuat kesimpulan.

3. Kegiatan penutup yakni membantu peserta didik untuk membuat rangkuman, memberi kuis kepada peserta didik, dan memberi tugas rumah.

4. Pengelolaan waktu yakni memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu. 5. Suasana kelas yakni peserta didik antusias dalam kegiatan pembelajaran. H. Materi Pokok Listrik Statis

1. Pengertian Listrik Statis

Konsep dasar listrik statis seperti potongan kertas kecil dapat berinteraksi dengan penggaris yang telah di gosok-gosok kemudian didekatkan dengan potongan kertas. Potongan kertas kecil akan terangkat ke penggaris yang baru saja digosok-gosok karena terdapat muatan listrik. Muatan listrik itulah yang menyebabkan sobekan kertas kecil dapat tertarik ke penggaris. Seperti gambar 2.1 berikut!

Gambar 2.1 Sobekan kertas kecil tertarik oleh penggaris yang bermuatan listrik. Listrik statis adalah kumpulan muatan listrik dalam jumlah tertentu yang tetap (statis), ketidakseimbangan muatan listrik di dalam atau permukaan benda. Listrik statis merupakan bentuk listrik yang dihasilkan bila beberapa benda digosokkan satu sama lain.

Muatan listrik muncul karena adanya perpindahan elektron dari satu benda ke benda lain. Terdapat dua muatan listrik yaitu muatan positif dan muatan negatif, dikatakan bermuatan positif apabila proton lebih banyak dari pada jumlah elektron, dan begitupun sebaliknya. Sedangkan benda yang tidak memiliki muatan disebut netral.

Benda yang mempunyai muatan yang sejenis akan saling tolak-menolak ketika didekatkan satu sama lain, sebaliknya benda yang mempunyai muatan yang berbeda akan saling tarik-menarik. Peristiwa tolak menolak atau tarik menarik benda disebut interaksi elektrostatik atau interaksi muatan-muatan listrik diam (tidak mengalir). Muatan positif disebut proton, muatan negatif disebut elektron dan muatan netral disebut neutron.

Gambar 2.2 jenis-jenis muatan atom

a. Atom tidak bermuatan (netral), apabila jumlah proton sama dengan jumlah elektron.

b. Atom bermuatan positif, apabila jumlah proton lebih banyak dari pada jumlah elektron.

c. Atom bermuatan negative, apabila jumlah elektron lebih banyak dari pada jumlah proton.

Untuk memberi muatan listrik suatu benda dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara gosokkan, sentuhan, dan induksi.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah benda netraldapat bermuatan listrik statis denganjalan digosokkan. Sedangkan ketika batang plastik digosok dengan kain wol, elektron-elektron dari kain wol berpindah ke batang plastik, sehingga batang plastik kelebihan elektron. Dengan demikian, batang plastik menjadi bermuatan negatif. Sebaliknya, ketika batang kaca digosok dengan kain sutera, maka electron-elektron dari batang kaca berpindah ke kain sutera, sehingga batang kaca kekurangan elektron. Dengan demikian, batang kaca menjadi bermuatan positif. Sebagai contoh lihat pada tabel muatan bahan-bahan berikut!

Tabel 2.3 muatan bahan-bahan

Bahan-bahan Hasil Proses

Kaca - Kain

Sutera Kaca (+), Sutera (−)

Elektron dari kaca berpindah ke kain sutera Mistar plastik - Kain wool Mistar plastik (−), Kain wool (+)

Elektron dari kain wool berpindah ke mistar plastic Sisir - Rambut Manusia Sisir (−), Rambut Manusia (+)

Elektron dari rambut manusia berpindah ke sisir Penggaris/mistar plastik - Rambut manusia Penggaris (−), Rambut Manusia (+)

Elektron dari rambut manusia berpindah ke penggaris Balon - Kain Wool Balon (−), Kain Wool (+)

Elektron dari kain wool berpindah ke balon Ebonit - Kain Wool Ebonit (−), Kain Wool (+)

Elektron dari kain wool berpindah ke ebonite

Kesimpulan dari tabel diatas (TERBATAS UNTUK BAHAN-BAHAN TERSEBUT saja)

Bahan yang digosok , (yang sebelah kiri) semuanya menjadi negatif , kecuali kaca. Elektron dari kaca berpindah ke kain sutera bisa juga dibahasakan, kain sutera mendapatkan tambahan elektron dari kaca, elektron dari kain wool berpindah ke mistar plastik bisa juga di katakan, mistar plastik mendapatkan tambahan elektron dari kain wool dan seterusnya.

2. Hukum Coulomb

Jika dua benda bermuatan listrik berdekatan akan terjadi gaya listrik. Gaya tarik menarik atau tolak menolak antara dua muatan listrik di sebut gaya Coulomb. Besarnya gaya coulomb bergantung pada:

a. Besar masing-masing muatan (Q1 dan Q2) b. Kuadrat jarak antara dua muatan (r2)

Hukum Coulomb berbunyi : Gaya antara dua muatan listrik sebanding dengan besar masing-masing muatan, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara ke dua muatan itu.

Gambar 2.4 gaya anatara dua buah muatan Secara matematik Hukum Coulomb dirumuskan: F = k

………. (II) Keterangan :

F : gaya tarik-menarik atau tolak menolak (N) k : konstanta 9 x 109 Nm2C-2

Q Q : besar muatan pertama dan besar muatan kedua (C) r : jarak antara dua benda bermuatan (m)

3. Medan Listrik

Medan adalah suatu besaran yang mempunyai harga pada tiap titik dalam ruang. Atau secara matematis, medan merupakan sesuatu yang merupakan fungsi kontinu dari posisi dalam ruang.

Medan listrik adalah daerah atau ruang di sekitar muatan listrik yang masih dipengaruhi Gaya Coulomb (gaya listrik). Medan listrik merupakan efek yang timbul oleh muatan listrik dalam suatu benda.

Gambar 2.3 medan listrik

Medan listrik digambarkan dengan garis gaya listrik yang arahnya keluar (menjauhi) untuk muatan positif dan masuk (mendekati) untuk muatan negatif. Persamaan matematis dari medan listrik adalah:

E = k

atau E = ……….. (I) Keterangan :

E : kuat medan listrik (N/C) k : konstanta = 9 x 109 Nm2C-2 q : muatan listrik (C) Q : muatan sumber (C) F : gaya coulomb (N) r : jarak (m) 4. Elektroskop

Fungsi dari elektroskop adalah:

1. Untuk mendeteksi adanya muatan listrik pada sebuah benda. Jika kepala elektroskop netral maka daun-daunnya dalam keadaan tertutup, tetapi bila di disentuhkan dengan benda bermuatan listrik maka daunnya akan terbuka/mekar. Makin banyak muatan listrik yang di sentuhkan, makin besar pula daun-daunnya elektroskop terbuka.

2. Untuk menguji jenis muatan listrik pada benda. Elekroskop yang telah bermuatan listrik dapat digunakan untuk mengetahui jenis muatan benda.

- Jika daun elekroskop lebih kuncup, berarti muatan listrik kepala elekroskop dan benda yang didekatkan sejenis.

- Jika daun elekroskop lebih mekar, berarti muatan listrik kepala elektroskop dan benda yang didekatkan tidak sejenis.

Misalkan, kita memiliki elektroskop yang bermuatan positif

- Jika benda bermuatan positif kita dekatkan maka daun elekroskop lebih kuncup.

- Jika benda bermuatan negative kita dekatkan maka daun elektroskop lebih mekar.

Ilustrasi saat sebuah elektroskop masih netral, intinya adalah jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif, baik di kepala (atas) maupun di daun kaki. Sebuah benda bermuatan negatif kemudian didekatkan ke elektroskop.

Gambar 2.5 elekroskop netral

Muatan negatif dari benda akan tolak menolak dengan muatan negatif dari kepala elektroskop, sehingga muatan negatif di kepala elektroskop kemudian

Gambar 2.6 kondisi elektroskop kuncup

Akibatnya, daun kaki yang tadinya netral, seimbang jumlah plus minusnya, sekarang menjadi lebih banyak muatan negatifnya, akhirnya kaki elektroskop akan terbuka akibat gaya tolak menolak muatan negatif di kaki kiri dan kanan elektroskop.

Gambar 2.7 kondisi elektroskop mekar 5. Potensial Listrik

1. Potensial listrik

Potensial listrik adalah energy potensial listrik per satuan muatan listrik V =

……….. (III) Dengan :

V : potensial listrik (V) W : energi potansial listrik (J) Q : muatan uji (C)

a. Potensial listrik oleh muatan titik

Sebuah titik yang terletak di dalam medan listrik akan memiliki potensial listrik. Potensial listrik yang dimiliki titik tersebut besarnya adalah:

V = k atau V = E .r ……….(IV) Dimana Q = muatan sumber

Potensial listrik merupakan besaran scalar, apabila terdapat beberapa muatan titik, maka potensial litrik pada sebuah titik merupakan jumlah aljabar potensialnya terhadap muatan-muatan. Besarnya potensial di P :

Vp = k ………..(V)

b. Potensial Listrik Oleh Bola Konduktor Bermuatan

Potensial di dalam bola konduktor di tiap titik adalah sama , bidang yang mempunyai potensial listrik yang sama disebut bidang

eqipotensial.

- Untuk r R (didalam bola) V = k ……….. (VI) - Untuk r R (dipermukaan bola) V = k ……….(VII) - Untuk r R (diluar bola)

V = k ……….(VIII) c. Potensial Listrik Pada Dua Keping Sejajar V = E .d ………(IX) Dengan d : jarak antara dua keeping (m)

Gambar 2.8 dua keping sejajar d. Bidang Ekipotensial

Bidang ekipotensial adalah bidang dimana setiap titik pada bidang itu mempunyai potensial yang sama. Sebuah muatan titik akan mempunyai bidang ekipotensial berupa sebuah kulit bola. Bidang ini selalu tegak lurus pada garis gaya listrik. Tiap muatan listrik yang di gerakkan pada bidang itu tidak memerlukan usaha.

Gambar 2.9 dua buah muatan e. Energi Potensial Listrik

Muatan Q akan memberikan potensial listrik terhadap q sebesar V, akibat potensial listrik tersebut, maka q akan memberikan energy sebesar:

Ep = q. V ………(X) Dengan :

Ep : energi potensial listrik (joule) q’ = muatan uji

I. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Selestina B. Antonio menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung adalah baik untuk materi pokok pengukuran pada peserta didik kelas VII SMPK Adisucipto Penfui Kupang. Secara terperinci dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:

a. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran fisika materi pokok pengukuran pada peserta didik kelas VII SMPK Adisucipto Penfui Kupang melalui penerapan model pengajaran langsung yang meliputi Tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran dalam kategori baik dengan skor rata-rata secara berturut-turut adalah: 4,00; 3,91; dan 3,88.

b. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) kognitif dan afektif yang dicapai peserta didik pada Materi pokok Pengukuran, yang menerapkan Model Pembelajaran Langsung adalah tuntas dengan rata-rata berturut-turut adalah 0,80 dan 0,85.

c. Hasil Belajar Fisika peserta didik kelas XI SMA Swasta Beringin Kupang pada materi pokok Usaha dan Energi yang menerapkan Model Pembelajaran Langsung pada peserta didik adalah tuntas dengan proporsi ketuntasan adalah tuntas, proporsi rata-rata 0,84 dan 85% peserta didik mencapai SKM yang ditetapkan oleh Depdikbud maupun SKM Sekolah. Semua peserta didik, juga mencapai ketuntasan belajarnya pada aspek afektif dengan proporsi 0,86.

d. Respon peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan Model Pembelajaran Langsung adalah positif, karena rata-rata dari setiap aspek penilaian

lebih dari 80% dengan nilai pada kegiatan inti rata-rata presentase peserta didik mencapai 92% kegiatan penutup rata-rata presentase peserta didik mencapai 90% , pengelolaan kelas 85% dan suasana kelas 89% artinya peserta didik memberikan respon sangat baik terhadap pelaksanaan pembelajaran. Secara keseluruhan respon peserta didik positif karena persentase setiap aspek ≥80%.

Dokumen terkait