• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

4. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

Tabel 12. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Formal Jumlah Auditor Persentase (%)

D3 1 2,2 S1 20 44,5 S2 20 44,5 S3 3 6,6 Lainnya 1 2,2 Total 45 100

Sumber: data primer diolah

Tabel 12 di atas menunjukkan responden dengan tingkat pendidikan formal Diploma 3 sebanyak 1 orang, tingkat pendidikan Strata 1 sebanyak 20 orang, tingkat pendidikan Strata 2 sebanyak 20 orang, dan

tingkat pendidikan Strata 3 sebanyak 3 orang, dan pendidikan lainnya sebanyak 1 orang.

B. Statistik Deskriptif

Pada statistik deskriptif akan disajikan frekuensi masing-masing variabel. Jumlah kelas akan dihitung dengan rumus Sturges dan diperoleh hasil 6,455 kelas (lampiran 5). Hasil tersebut dibulatkan menjadi 7 kelas agar semua data dapat masuk kedalam semua kelas. Selanjutnya masing-masing variabel akan ke dalam lima kategori, yaitu: sangat tinggi; tinggi; sedang; rendah; dan sangat rendah. Dengan demikian dapat dilihat kecenderungan masing-masing variabel dalam penelitian ini. Deskripsi data masing-masing variabel secara rinci dapat dilihat dalam uraian berikut ini:

1. Audit Judgment

Kuesioner variabel audit judgment terdiri atas 5 contoh kasus dengan 2 pernyataan pada setiap kasus. Penentuan skor menggunakan skalalikert yang terdiri dari 4 alternatif jawaban. Skor maksimal yang diberikan maksimal 4 dan minimal 1. Data penelitian yang diolah menunjukkan variabel audit judgment memiliki skor tertinggi adalah 40, sedangkan skor terendah adalah 19. Mean = 29,98, standar deviasi = 5,207, median = 30, modus = 32 (hasil perhitungan lengkap dapat dilihat di lampiran 5). Berikut tabel distribusi frekuensi untuk variabel

Tabel 13. Tabel Distribusi FrekuensiAudit Judgment

No. Kelas Interval Frekuensi 1. 20–22 6 2. 23–25 2 3. 26–28 6 4. 29–31 4 5. 32–34 7 6. 35–37 17 7. 38 - 40 3 Jumlah 45 Sumber: data primer diolah

Selanjutnya, variabel audit judgment akan dikategorikan ke dalam lima kategori berikut:

Tabel 14.Tabel Kategori KecenderunganAudit Judgment No

. Kategori Interval Frekuensi

Frekuensi Relatif (%) 1. Sangat tinggi 32,5 < X≤ 40 24 53,4 2. Tinggi 27,5 < X≤32,5 9 20 3. Sedang 22,5 < X≤27,5 6 13,3 4. Rendah 17,5 < X≤22,5 6 13,3 5. Sangat rendah 10 < X≤17,5 0 0 Total 45 100

Gambar 2.Pie ChartKecenderungan VariabelAudit Judgment

Tabel 14 dan gambar 2 menunjukkan bahwa dari 45 responden yang dijadikan sampel dapat diketahui adanya 4 kelompok kategori berdasarkan tingkat kualitas dari audit judgment yang dihasilkan, yaitu: kategori rendah sebanyak 6 responden, kategori sedang sebanyak 7 responden, kategori tinggi sebanyak 16 responden, dan kategori sangat tinggi sebanyak 16 orang responden. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kualitas dari audit judgment yang dihasilkan oleh auditor internal dapat diklasifikasikan pada kategori sangat tinggi.

2. Profesionalisme

Kuesioner variabel profesionalisme terdiri atas 5 indikator dengan menggunakan 14 item pernyataan. Penentuan skor menggunakan skala likert yang terdiri dari 4 alternatif jawaban. Skor maksimal yang diberikan maksimal 4 dan minimal 1. Data penelitian

54%

20% 13%

13%

Kecenderungan Audit Judgment

Sangat tinggi

Tinggi

Sedang

yang diolah menunjukkan variabel profesionalisme memiliki skor tertinggi adalah 52, sedangkan skor terendah adalah 39. Mean = 45,18, standar deviasi = 3,762, median = 45, modus = 44 (hasil perhitungan lengkap dapat dilihat di lampiran 5). Berikut tabel distribusi frekuensi untuk variabel profesionalisme:

Tabel 15. Tabel Distribusi Frekuensi Profesionalisme No. Kelas Interval Frekuensi

1. 39–40 5 2. 41 - 42 8 3. 43 - 44 9 4. 45–46 6 5. 47–48 6 6. 49–50 7 7. 51 - 52 4 Jumlah 45 Sumber: data primer diolah

Selanjutnya, variabel profesionalisme akan dikategorikan ke dalam lima kategori berikut:

Tabel 16. Tabel Kategori Kecenderungan Profesionalisme

No. Kategori Interval Frekuensi

Frekuensi Relatif (%) 1. Sangat tinggi 45,5 < X≤ 56 19 42,2 2. Tinggi 38,5 < X≤45,5 26 57,8 3. Sedang 31,5 < X≤38,5 0 0 4. Rendah 24,5 < X≤31,5 0 0 5. Sangat rendah 14 < X≤24,5 0 0 Total 45 100

Gambar 3.Pie ChartKecenderungan Variabel Profesionalisme

Tabel 16 dan gambar 3 menunjukkan bahwa dari 45 responden yang dijadikan sampel dapat diketahui adanya 2 kelompok kategori berdasarkan tingkat profesionalisme auditor internal, yaitu: kategori tinggi sebanyak 26 responden, dan kategori sangat tinggi sebanyak 19 orang responden. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tingkat profesionalisme auditor internal diklasifikasikan pada kategori tinggi.

3. Konflik Peran

Kuesioner variabel konflik peran terdiri atas 3 indikator dengan menggunakan 9 item pernyataan. Penentuan skor menggunakan skala likert yang terdiri dari 4 alternatif jawaban. Skor maksimal yang diberikan maksimal 4 dan minimal 1. Data penelitian yang diolah menunjukkan variabel konflik peran memiliki skor tertinggi adalah 29, sedangkan skor terendah adalah 12. Mean = 21,11,

42% 58%

Kategori Kecenderungan

Profesionalisme

Sangat tinggi Tinggi

standar deviasi = 4,228, median = 21, modus = 22 (hasil perhitungan lengkap dapat dilihat di lampiran 5). Berikut tabel distribusi frekuensi untuk variabel konflik peran:

Tabel 17. Tabel Distribusi Frekuensi Konflik Peran No. Kelas Interval Frekuensi

1. 11–13 2 2. 14–16 4 3. 17–19 8 4. 20–22 16 5. 23–25 8 6. 26–28 4 7. 29 - 31 3 Jumlah 45 Sumber: data primer diolah

Selanjutnya, variabel konflik peran akan dikategorikan ke dalam lima kategori berikut:

Tabel 18. Tabel Kategori Kecenderungan Konflik Peran

No. Kategori Interval Frekuensi

Frekuensi Relatif (%) 1. Sangat tinggi 33,75 < X≤ 36 0 0 2. Tinggi 26,25 < X≤33,75 6 13,3 3. Sedang 18,75 < X≤26,25 27 60 4. Rendah 11,25 < X≤18,75 12 26,7 5. Sangat rendah 0 < X≤11,25 0 0 Total 45 100

Gambar 4.Pie ChartKecenderungan Variabel Konflik Peran

Tabel 18 dan gambar 4 menunjukkan bahwa dari 45 responden yang dijadikan sampel dapat diketahui adanya 3 kategori berdasarkan tingkat konflik peran yang dialami oleh auditor internal, yaitu: kategori rendah sebanyak 12 responden, kategori sedang sebanyak 27 responden, dan kategori tinggi sebanyak 6 responden. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa konflik peran yang dialami oleh auditor internal diklasifikasikan pada kategori sedang.

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui model yang digunakan linear atau tidak. Berdasarkan output SPSS Statistic 16.0 for Windows hasil perhitungan uji linearitas (lampiran 6) dapat dilihat pada tabel 19.

13%

60% 27%

Kecenderungan Konflik Peran

Tinggi

Sedang

Tabel 19. Hasil Perhitungan Uji Linearitas

No. Hubungan Variabel Signifikansi Kriteria 1 X1–Y 0,525 Linear 2 X2 - Y 0,980 Linear Sumber: data primer diolah

Tabel 19 menunjukkan nilai signifikansi pengaruh profesionalisme terhadap audit judgment sebesar 0,525 dan konflik peran terhadap audit judgment sebesar 0,980. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari tingkat kepercayaan 0,050, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen bersifat linear.

2. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas, yaitu nilaiTolerance> 0,10 dan nilai VIF < 10 (Imam Ghozali, 2009). Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 20. Hasil Uji Multikolinearitas

No. Variabel Collinearity Statistic Keterangan

Tolerance VIF

1. Profesionalisme 0,987 1,013 Tidak Terjadi Multikolinearitas 2. Konflik Peran 0,987 1,013

Sumber: data primer diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai Tolerance untuk masing-masing variabel independen tidak ada yang bernilai kurang dari 0,10 dan nilai VIF juga tidak ada yang lebih dari 10. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Penelitian ini menggunakan Uji Park dalam SPSS Statistics 16.0 for Windows. hasil uji heteroskedastisitas dengan Uji Park dapat dijelaskan pada tabel 21.

Tabel 21. Hasil Uji Heteroskedastisitas

No. Hubungan Variabel Signifikansi Keterangan 1. X1 - Y 0,552 Tidak Terdapat

Heteroskedastisitas 2. X2 - Y 0,755

Sumber: data primer diolah

Hasil Uji Park diatas menunjukkan bahwa koefisien parametert test untuk variabel independen tidak ada yang signifikan pada taraf signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

D. Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Regresi linear sederhana ini digunakan untuk menjawab hipotesis pertama. Nilai masing-masing koefisien regresi diketahui dari hasil perhitungan denganSPSS Statistic 16.0 for Windows(lampiran 7).

H1: Profesionalisme berpengaruh positif terhadap audit judgment

auditor internal.

Tabel 22. Rangkuman Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Variabel Profesionalisme terhadapAudit Judgment

Variabel Koefisien t Signifikansi Konstanta -24,817 -4,353 0,000 Profesionalisme 1,241 9,872 0,000 F : 97,447

R : 0,833 R2 : 0,694

Sumber: data primer diolah

a. Koefisien Korelasi (R)

Berdasarkan tabel 22 diatas, dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,833. Hal ini menunjukkan hubungan yang cukup erat (mendekati 1) antara variabel profesionalisme denganaudit judgment.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan tabel 22 diatas, dapat dilihat bahwa koefisien determinasi sebesar 0,694. Berdasarkan nilai tersebut secara statistik dapat diartikan bahwa sebesar 69,4% variabel audit judgment dipengaruhi oleh variabel profesionalisme, sedangkan sisanya sebesar 31,6% dijelaskan oleh faktor yang tidak dimasukkan ke dalam model.

c. Uji Signifikansi Regresi Linear Sederhana (uji t)

Uji signifikansi dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi dengan tingkat signifikansi yang

telah ditentukan, yaitu sebesar 0,05. Berdasarkan tabel 22 diatas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan nilai yang lebih kecil dari nilai pada tingkat signikansi yang telah ditentukan, yaitu 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh profesionalisme terhadap audit judgmentsignifikan.

d. Persamaan Regresi

Berdasarkan nilai konstanta dan koefisien regresi pada tabel 22 di atas, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:

Audit Judgment = 1,241 profesionalisme–24,871

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien profesionalisme adalah positif yang berarti bahwa profesionalisme berpengaruh positif terhadapaudit judgment.

Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat diketahui bahwa Hipotesis Pertama (H1) yang menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh positif terhadapaudit judgmentauditor internal diterima. 2. Uji Nilai Selisih Mutlak

Uji nilai selisih mutlak digunakan untuk menguji pengaruh variabel moderasi pada penelitian ini. Pada uji nilai selisih mutlak, nilai variabel bebas dan variabel pemoderasi merupakan standardized score. Selanjutnya, interaksi variabel bebas dan variabel pemoderasi diukur dengan nilai absolut perbedaan antara kedua variabel tersebut. Uji nilai selisih mutlak digunakan untuk menguji hipotesis kedua.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS Statistic 16.0 for Windows(lampiran 7).

H2: Pada auditor internal dengan tingkat konflik peran yang rendah, profesionalisme akan berpengaruh lebih kuat terhadap audit judgment

dibanding pada auditor internal dengan tingkat konflik peran yang tinggi.

Tabel 23. Rangkuman Hasil Uji Nilai Selisih Mutlak

Variabel Koefisien t Signifikansi Konstanta -23,820 -4,137 0,000 Profesionalisme 1,244 10,173 0,000 Konflik Peran 0,022 0,195 0,847 Moderasi -1,426 -2,239 0,031 F : 36,510 R : 0,853 R2 : 0,728

Sumber: data primer diolah

a. Koefisien Korelasi (R)

Berdasarkan tabel 23, dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,853. Hal ini menunjukkan hubungan yang cukup erat (mendekati 1) antara variabel profesionalisme, konflik peran, dan variabel moderasi terhadapaudit judgment.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan tabel 23, dapat dilihat bahwa koefisien determinasi sebesar 0,728. Berdasarkan nilai tersebut secara statistik dapat diartikan bahwa sebesar 72,8% variabel audit judgment dipengaruhi oleh variabel profesionalisme, konflik

peran dan moderasi. Sedangkan sisanya sebesar 27,1% dijelaskan oleh faktor yang tidak dimasukkan ke dalam model.

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji anova menghasilkan Fhitung sebesar 36,510 dengan tingkat signifikansi yang jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa interaksi antara variabel profesionalisme dengan konflik peran berpengaruh terhadap variabel dependen (audit judgment).

d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Berdasarkan tabel 23, dapat disimpulkan secara statistik bahwa variabel profesionalisme memiliki signifikansi 0,000. Hal ini membuktikan bahwa variabel ini berpengaruh signifikan terhadap variabel audit judgment. Variabel konflik peran memiliki tingkat signifikansi 0,847 jauh diatas signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05. Dapat dikatakan bahwa konflik peran merupakan variabel moderasi murni dan tidak dapat digunakan sebagai variabel independen karena tidak berpengaruh terhadap variabel audit judgment. Variabel moderasi memiliki signifikansi 0,031 dapat dikatakan bahwa variabel moderasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabelaudit judgment.

e. Persamaan Regresi

Persamaan regresi yang dihasilkan dari uji nilai selisih mutlak adalah sebagai berikut:

Audit Judgment = -23,820 + 1,244 profesionalisme 1,426 moderasi

Nilai konstanta sebesar -23,820 menjelaskan bahwa jika variabel independen dianggap kosntan, maka variabel dependennya, yaitu audit judgment sebesar -23,820. Koefisien regresi profesionalisme sebesar 1,244 menjelaskan bahwa setiap kenaikan profesionalisme 1 poin maka akan menaikkan audit judgment sebesar 1,244 poin. Koefisien regresi variabel moderasi sebesar -1,426 menjelaskan bahwa setiap kenaikan variabel moderasi 1 poin maka akan menurunkan audit judgment sebesar -1,426.

Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat diketahui bahwa Hipotesis Kedua (H2) yang menyatakan bahwa pada auditor internal dengan tingkat konflik peran yang rendah, profesionalisme akan berpengaruh lebih kuat terhadap audit judgment dibanding pada auditor internal dengan tingkat konflik peran yang tinggi, diterima secara statistik karena konflik peran sebagai variabel moderasi akan mengurangi pengaruh variabel profesionalisme terhadap variabelaudit judgment.

Dokumen terkait