• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Analisa Data

2. Responden II

a. Sumber stres dan proses appraisal

Masalah-masalah yang dihadapi oleh Azis semenjak istrinya menderita penyakit skizofrenia dapat dinyatakan sebagai sumber stres yang berasal dari keluarga. DiMatteo (1991) menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa yang membawa perubahan dalam kehidupan manusia dan

Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.

diperlukan adaptasi terhadapnya bisa menimbulkan stres. Perubahan dalam kehidupan rumah tangga Azis terjadi setelah satu tahun usia pernikahannya. Istri Azis menderita skizofrenia. Azis harus beradaptasi dengan berbagai perubahan perilaku yang ditunjukkan istrinya. Terlebih lagi ia mendapat tugas-tugas yang sebelum istrinya menderita skizofrenia tidak dilakukannya. Menurut Johnson (dalam Winefield & Harvey, 1994) salah satu situasi yang menyebabkan stres bagi suami sebagai caregiver adalah perbedaan perilaku yang ditunjukkan oleh pasangannya. Azis merasa sangat kesulitan dalam menghadapi perubahan perilaku istrinya. Ia merasa bingung dan cemas melihat kondisi istrinya. Perbedaan perilaku yang ditunjukkan semenjak sakit ialah istrinya cepat mengalami stres ketika menghadapi masalah-masalah kuliahnya.

Istri Azis juga mudah lupa, tidak bisa tidur, dan tidak mau makan, beberapa perilaku ini membuat Azis merasa terganggu dan cemas melihat kondisi istrinya. Sesuai dengan pernyataan Keliat (2001) bahwa perilaku penderita gangguan jiwa yang dianggap keluarga paling mengganggu dan membuat keluarga stres adalah kurangnya motivasi, keterampilan sosial yang rendah, perilaku makan/tidur yang buruk, sukar menyelesaikan tugas, dan sukar mengatur keuangan.

Perilaku istri Azis yang tidak bisa ditebak walaupun ia sudah memperhatikan istrinya juga menambah sumber stres bagi dirinya. Kumar dan Mohanty (2007) menyatakan bahwa perilaku pasien yang tidak bisa ditebak dan mengganggu di rumah menambah beban bagi pasangannya.

Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.

Sementara itu Azis juga harus membagi waktu antara pekerjaan dan merawat istrinya. Situasi ini sangat membuat Azis bingung karena harus memilih antara bekerja dengan merawat istrinya. Selain itu Azis merasa terbebani dan tidak nyaman dengan situasi ini karena ia sebagai kepala rumah tangga harus mencari nafkah akan tetapi ia tidak bisa meninggalkan istrinya sendiri di rumah pada saat kondisinya sedang menurun.

Azis harus mengambil alih pekerjaan rumah tangga yang dikerjakan istrinya. Jungbauer, Wittmund, Dietrich, dan Angermeyer(2004) mengemukakan bahwa pasangan juga harus mengambil alih tugas tambahan dari pasangan yang sakit, terkadang tugas ini merupakan tugas yang tidak biasa dikerjakan, tugas spesifik gender yang biasa dikerjakan pasangan yang menderita skizofrenia. Situasi ini menyebabkan tingkat stres Azis semakin bertambah karena ia tidak hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga tetapi harus merawat istrinya. Berbagai macam perasaan juga muncul, meskipun ia mengetahui bahwa merawat istri adalah tanggung jawabnya amarah kadang tidak bisa ditahannya pada akhirnya memunculkan tidak konsentrasi. Rasa kecewa juga dialami Azis melihat istrinya tidak bisa lagi mengerjakan tugas-tugas rumah tangga yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

Holmes dan Rahe (dalam Wilkinson, 2003) menyatakan bahwa masalah pendapatan bisa menimbulkan stres. Biaya pengobatan istri Azis sangat mahal, menurutnya biaya tersebut tidak akan cukup jika mengandalkan sumber pemasukannya saja. Azis merasa sangat tidak

Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.

nyaman menghadapi situasi ini, ia sering merasa kesal jika harus mengeluarkan begitu banyak biaya untuk pengobatan istrinya.

Sampai saat ini belum memiliki keturunan juga merupakan salah satu sumber stres Azis. Sebelum menikah keinginan Azis adalah memiliki keturunan di usianya yang masih muda. Setelah menikah selama delapan tahun Azis dan istrinya belum mendapatkan keturunan, menurut Azis hal ini disebabkan istrinya masih mengkonsumsi obat medis yang tidak baik untuk janin. Situasi ini menimbulkan stres bagi Azis sebab sesuatu yang diinginkannya tidak sesuai dengan kenyataan (Sarafino, 2006).

Menurut Lazarus dan Folkman (1984) terdapat dua jenis penilaian yang dilakukan individu untuk menilai apakah suatu situasi dapat atau tidak menimbulkan stres, yaitu penilaian primer (primary appraisal) yang merupakan proses penentuan makna dari suatu peristiwa yang dialami individu dan penilaian sekunder (secondary appraisal) yang merupakan penilaian mengenai kemampuan individu melakukan coping beserta sumber daya yang dimilikinya.

Walaupun merasa kesal, kecewa, dan sedih melihat kondisi istrinya saat ini Azis berusaha tetap memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Ia mengobservasi perilaku istrinya dan apa saja yang menyebabkan istrinya merasa stres hingga menunjukkan perilaku berbeda. Berbagai alternatif tindakan dipikirkan Azis dan jika belum mengetahui dengan pasti ia mencoba alternatif tersebut walaupun ada kemungkinan tidak berhasil.

Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010. b. Coping stres

Stres merupakan pengalaman subjektif, sehingga setiap individu dapat memiliki respon yang berbeda-beda terhadap stres. Stres bisa berdampak secara fisik maupun psikologis. Stres yang dialami oleh individu biasanya disertai dengan ketegangan emosi dan ketegangan fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan. Situasi seperti ini membuat individu termotivasi untuk melakukan suatu tindakan yang bisa meredakan stres. Tindakan yang dilakukan adalah coping (Sarafino, 2006).

Permasalahan yang dihadapi Azis semenjak istrinya menderita skizofrenia dihadapi dengan berbagai fungsi coping. Beberapa masalah dihadapi Azis dengan fungsi coping yang berpusat pada masalah (problem focused coping) dan beberapa dihadapi dengan fungsi coping yang berpusat pada pengaturan emosi (emotion focused coping).

Individu bisa menggunakan fungsi coping secara langsung (problem focused coping). Inilah yang dilakukan Azis ketika mengatasi sumber stres melihat istrinya merasa stres karena masalah kuliah. Azis melakukan penyelesaian masalah terencana (planful problem solving) dengan mengerjakan tugas-tugas kuliah istrinya semampunya, menghubungi teman istrinya, dan memberikan nasehat kepada istri agar tetap melanjutkan kuliahnya.

Pada saat mengetahui istrinya menderita skizofrenia Azis juga menggunakan metode penyelesaian masalah terencana (planful problem solving) dengan langsung memberikan air putih yang dibacakan ayat Al

Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.

Quran. Setelah beberapa lama menggunakan obat medis Azis yang mengetahui bahwa obat medis bisa menurunkan fungsi-fungsi organ tubuh Azis mengganti obat tersebut dengan suplemen kesehatan.

Perubahan perilaku yang ditunjukkan istrinya seperti mudah lupa, tidak bisa tidur, dan tidak mau makan, juga diatasi Azis dengan metode penyelesaian masalah terencana (planful problem solving). Setelah memperhatikan kondisi istrinya Azis menemukan cara untuk mengatasinya. Ketika istrinya mudah lupa ia tidak akan meninggalkan banyak pesan. Apabila istrinya tidak mau makan ia memberikan madu dan mengizinkan istrinya memakan makanan yang disukainya. Tidak bisa tidur adalah masalah yang terberat menurut Azis, ia harus bisa membuat istrinya tenang agar tidak terlalu banyak memikirkan masalah yang dihadapinya. Kemudian Azis memberikan suplemen kesehatan agar kondisi fisik istrinya tidak menjadi bertambah buruk meskipun tidak tidur.

Beberapa sumber stres lainnya diatasi Azis dengan fungsi coping yang berpusat pada pengaturan emosi (emotion focused coping), yaitu berusaha menerima ikhlas semua masalah yang dihadapinya. Azis mensyukuri semua yang ia jalani dan meminta pertolongan dari Tuhan dengan selalu berdoa. Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Taylor, 1995) cara ini disebut dengan penilaian positif (positive reappraisal), yaitu usaha mencari makna positif dari permasalahan dengan terfokus pada pengembangan diri, biasanya juga melibatkan hal-hal yang bersifat religius.

Yuli Novita Sari Putri : Coping Stres Suami Yang Memiliki Istri Skizofrenia, 2010.

Azis menyadari bahwa sebagai suami ia adalah individu terdekat dengan istrinya dan individu yang paling merasakan dampak dari penyakit istrinya. Ia menyadari bahwa perannya sebagai caregiver sangat penting. Ia selalu berusaha mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang sedang dihadapinya. Pada situasi ini Azis menggunakan cara accepting responsibility yaitu mengakui peran diri sendiri dalam masalah dan sambil berusaha untuk memperbaikinya (Lazarus & Folkman dalam Taylor, 1995).

Sebagai caregiver kesabaran sangat dibutuhkan Azis ketika melayani semua kebutuhan istrinya. Meskipun merasa kesulitan ia harus tetap bersabar menjalani peran tersebut demi kesembuhan istrinya. Lazarus dan Folkman (dalam Taylor, 1995) menyatakan usaha untuk menyesuaikan diri dengan perasaan maupun tindakan dalam hubungannya dengan masalah dikenal dengan metode coping kontrol diri (self control).

Upaya coping dengan mencari dukungan sosial (seeking social support), yaitu usaha mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain juga dilakukan Azis ketika ia harus merawat istrinya yang menderita skizofrenia. Dukungan diterimanya dari berbagai sumber, dari dokter, tetangga, dan juga teman sekerjanya yang mengerti keadaannya jika tidak bisa masuk kerja.

Dokumen terkait