CHAPTER V : CONCLUSION AND SUGGESTION
Appendix 7: The Result of Interview from Teacher
No. Pertanyaan Jawaban Responden
1. Apakah Bapak/ Ibu selalu menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa setiap mengajar di kelas? Apakah penting tujuan pembelajaran itu disampaikan? Mengapa tidak banyak guru yang menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa setiap mengajar?
Ketiga guru membenarkan bahwa hal ini penting untuk disampaikan, tetapi para guru mengakui bahwa mereka terkadang lupa untuk menyampaikan tujuan pembelajaran ketika di kelas. Karena melihat kesiapan siswa dalam memulai pelajaran, terkadang pelajaran berlalu begitu saja sehingga para guru dikejar waktu yang sedikit untuk mencapai banyaknya materi yang harus disampaikan. Ada guru yang menyatakan bahwa tidak perlu menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Mereka menganggap bahwa siswa secara tidak langsung telah mampu memahami tujuan dan pentingnya pembelajaran selama proses pembelajaran. 2. Apakah penting bagi Bapak/ Ibu
untuk menyampaikan kegiatan apa saja yang akan dilakukan kepada siswa? Mengapa tidak banyak guru yang menyampaikan kegiatan apa saja yang akan dilakukan kepada siswa selama mengajar?
Sebenarnya hal ini penting untuk disampaikan, terutama ketika para siswa sedang melakukan kerja kelompok, jadi para guru harus menjelaskan dulu perihal materi yang disampaikan untuk selanjutnya para siswa diajak untuk mengerjakan tugas secara berkelompok kemudian mempertanggungjawabkan hasil kerja kelompok mereka. Ada guru yang menyatakan bahwa sebelum mengajar guru sudah membuat kerangka kegiatan pembelajaran yang disebut sebagai lesson plan. Namun saat proses pembelajaran, guru tidak menyampaikanya kepada siswa, bahkan langsung masuk kepada kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru menganggap bahwa
100 siswa secara tidak langsung akan memahami rangkaian kegiatan dikelas dengan sendirinya walaupun tanpa dijelaskan terlebih dahulu. Terlebih, kegiatan ini akan cukup menguras waktu, sedangkan guru harus memaksimalkan waktu yang ada untuk menyampaikan berbagai macam materi. Menurut pendapat lain, kerangka pembelajaran itu penting untuk dasar sebagai dasar bagi siswa akan apa saja yang akan mereka lakukan selama proses pembelajaran, tetapi kegiatan ini harus dikondisikan dengan kondisi kelas. Seperti contoh, penjelasan estimasi waktu yang dipakai dikelas A pasti akan berbeda jika diaplikasikan dikelas B. Hal ini dikarenakan setiap kelas memiliki tingkat kesulitan dan kemudahan yang berbeda-beda.
3. Seberapa penting untuk memberikan kesimpulan di akhir pembelajaran?
Ketiga guru menyatakan bahwa menyimpulkan pembelajaran di akhir pembelajaran sangat penting untuk dilakukan, tetapi melihat waktu yang ada, apakah waktu yang tersedia masih bisa digunakan untuk menyimpulkan pembelajaran atau tidak. Jika waktu sudah habis, maka guru bisa mengulang materi yang sudah diajarkan sebelumnya di pertemuan yang akan datang, atau bisa dilakukan dengan memberikan beberapa soal terkait dengan materi yang sudah diajarkan. Kegiatan menyimpulakan berfungsi untuk mengklarifikasi siswa terhadap penafsiran yang berbeda-beda terkait dengan materi yang dipelajari, oleh karena itu sebuah kesimpulan sangat membantu dalam hal ini.
101 4. Ketika menyampaikan materi, Bapak/
Ibu lebih sering memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan strategi dalam belajar, atau Bapak/ Ibu sendiri yang lebih aktif menyampaikan strategi pembelajaran?
Melihat dari tingkat kesulitan materi, jika materi yang disampaikan itu mudah, maka guru akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan strategi dalam belajar, jika siswa telah memahami materi yang disampaikan guru tanpa penjelasan yang lebih dalam, maka siswa pun dituntut harus mampu mengerjakan tugas dengan kemampuannya sendiri. Tetapi jika materi yang disampaikan itu tingkat kesulitannya tinggi, maka guru akan cenderung mendominasi untuk menyampaikan strategi dalam belajar. Menurut pendapat guru lain, strategi pembelajaran disampaikan oleh guru dengan cara memberikan penekanan terhadap materi tertentu yang tingkat kesulitannya tinggi. Ada guru yang menyampaikan strategi belajar setelah mereka melakukan sebuah percobaan / kegiatan tertentu (seperti observasi, dan membuat proyek tertentu) yang menuntut kreatifitas siswa, sehingga siswa akan belajar dari apa yang sudah mereka lakukan.
5. Bagaimana bentuk penilaian terhadap siswa?
Ketiga guru menjawab bahwa dalam penilaian, guru menilai dengan menggunakan summatif (seperti UTS, UAS, membuat proyek) dan formatif tes (seperti kuis, menjawab soal secara lisan, dan observasi guru). Cara mengoreksi tes, apabila guru mempunyai cukup waktu, guru menilai hasil siswa dengan mengkoreksinya bersama siswa di kelas. Namun jika tidak, guru mengkoreksinya sendiri tanpa bantuan dari siswa. Belajar Bahasa Inggris itu bagaimana guru mampu menanamkan rasa suka terhadap bahasa yang dipelajari, sehingga guru harus bervariasi dalam
102 mengajarkannya. Jika ada waktu tersisa setelah semua materi tersampaikan, maka guru lebih memilih menggunakan waktu setelah ulangan untuk menonton film atau dengan mendengarkan musik bersama di kelas/ di laboratorium, hal ini dilakukan untuk memberikan penyegaran terhadap siswa.
6. Bagaimana cara menilai siswa? Para guru menyatakan bahwa di setiap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) guru memberikan tugas kepada siswa baik individu, berpasangan, maupun secara kelompok. Penilaian terhadap siswa bisa dilihat dari aspek afektif (sikap), cognitif (tugas) dan psikomotor (keaktifan).
7. Kapan Bapak/ Ibu memberikan PR kepada siswa, ketika materi yang disampaikan susah atau mudah?
Apakah Bapak/ Ibu membahas kembali PR yang sudah diberikan di dalam kelas?
Ketiga guru yang diwawancarai oleh peneliti menyatakan bahwa mereka tidak selalu memberikan PR terhadap siswa, melihat tingkat kesulitan materi yang disampaikan, jika materi tersebut susah, maka siswa diberikan beberapa PR untuk melatih kemampuan mereka dalam memahami materi tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika materi tersebut mudah, maka guru tidak perlu memberikan PR terhadap siswa.
8. Bagaimana cara menghadapi jenis siswa yang kurang aktif ketika di kelas?
Guru mengetahui jenis siswa yang kurang aktif dengan melihat peta siswa, kelas mana yang aktif dan mana yang pasif, bagaimana cara guru mencampurkan kekurangan dan kelebihan mereka. Jika ada anak yg kurang aktif, caranya dengan diberikan motivasi dengan memberikan nilai yang bagus jika ia mampu menjawab soal dari guru. Menurut pendapat lain, dengan cara membentuk kelompok belajar di
103 dalam dan atau di luar jam belajar. Jika guru memberikan tugas kelompok di dalam kelas, maka guru membentuk kelompok dengan menggabungkan siswa yang mempunyai kemampuan rendah dengan siswa yang kemampuannya bagus. Pendapat lain, dengan cara membentuk kelas tambahan yang disebut dengan “English Clinic”, aktifitas ini dilakukan di luar jam pelajaran yang dikhususkan bagi siswa /i yang kemampuannya masih kurang dengan cara mendapat bimbingan secara intensif dari guru yang bersangkutan.
9. Apakah Bapak/ Ibu sering mengetes siswa di akhir pembelajaran untuk mengetahui apakah mereka mengerti materi yang disampaikan? Seberapa penting hal itu dilakukan?
Dari wawancara yang dilakukan terhadap tiga guru, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan ini penting untuk dilakukan, karena terkadang siswa akan mempersepsikan hal yang berbeda terhadap penjelasan guru, karena kemampuan daya tangkap siswa tidaklah sama. Jika guru mengetes siswa di akhir pembelajaran, maka guru akan mengetahui sejauh mana pemahaman mereka. Tetapi dilihat dari waktu yang ada, jika waktunya masih mecukupi maka hal ini sangat penting untuk dilakukan.
10. Apakah Bapak/ Ibu membagikan kembali tugas – tugas yang sudah Bapak/ Ibu berikan? Seberapa penting hal ini untuk dilakukan?
Semua tugas yang telah guru berikan, akan dikembalikan kepada siswa, sehingga mereka akan mendapatkan kembali feedback dari guru terkait dengan tugas – tugas yang telah diberikan. Kecuali ada beberapa siswa yang tugasnya ditahan sementara waktu oleh guru karena digunakan untuk menganalisa butir soal. Tetapi di akhir semester,guru akan mengembalikan semua pekerjaan yang sudah dikumpulkan oleh siswa.
104 11. Bagaimana cara mengetahui siswa/ i
kalau pembelajaran di kelas itu sudah tercapai tujuan pembelajarannya? Apa indikatornya ?
Cara melihat tujuan pembelajaran tercapai atau tidak, bisa dilihat dari prosesnya bisa dengan menanyakan beberapa pertayaan terkait materi yang disampaikan, kalau tidak ada yang bertanya maka guru akan memberikan pertanyaan atau memberikan permasalahan yang membuat siswa untuk belajar bagaimana cara memecahkan persoalan tersebut. Atau jika dalam tes, terdapat lebih dari setengah siswa yang salah dalam menjawab soal, maka tujuan pembelajaran yang kita sampaikan itu belum berhasil untuk dicapai oleh siswa. Sebaliknya jika lebih dari setengah jumlah siswa yang dengan benar mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan hasil yang baik, maka tujuan pembelajaran tersebut berhasil dicapai siswa.
12. Bagaimana cara mengadakan evaluasi pembelajaran?
Secara umum evaluasi pembelajaran dilakukan dengan cara guru membuat latihan soal ulangan semester yang dibuat oleh guru MGMP di sekolah tersebut. Dari hasil tersebut, akan terlihat seberapa jauh siswa mampu memahami materi yang disampaikan. Jika masih ada beberapa materi yang tingkat kesulitannya tinggi, maka guru bisa mengevaluasi dengan memberikan berbagai macam soal yang dibuat oleh guru MGMP, dan siswa bisa mengulang kembali beberapa materi yang sudah diajarkan sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang baru mereka pelajari. 13. Menurut anda apakah definisi dari
suatu pembelajaran yang efektif?
Pembelajaran yang efektif itu bagaimana guru bisa menciptakan suasana kelas yang kondusif, guru mampu menguasai materi, dan menggunakan ekspresi yang tepat, dan mengevaluasi seberapa jauh materi yg sudah guru ajarkan itu berhasil dipahami
105 siswa atau tidak. Pendapat lain efektif dalam belajar adalah bagaimana guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan ketika siswa/ i mampu memahami dengan baik apa yang guru ajarkan. Menurut pendapat lain, efektif itu adalah ketika materi yang kita sampaikan itu mampu dipahami oleh siswa, dan bagaimana guru mampu membuat bahasa Inggris itu mudah jika dipelajari, sehingga guru harus bervariasi dalam menggunaka metode yang disampaikan. Selanjutnya, metode yang digunakan itu nyata dan mampu melibatkan siswa seperti observasi secara nyata dengan pembelajaran inquiry, kemudian siswa disuruh untuk mempresentasikan proyek mereka di depan kelas, atau dengan sistem belajar di laboratorium dengan menggabungkan audio-visual.
106