TEKNIK PERAWATAN PADA KANINUS IMPAKS
3.2 Close Flap Technique
3.2.2 Retraksi impaksi kaninus dengan menggunakan tunnel traction
method.
Teknik Tunnel Traction merupakan salah satu pendekatan perawatan ortodonti dari deep infraosseous kaninus impaksi. Teknik ini dapat digunakan jika ada kaninus desidui yang mengalami persistensi, sehingga soket kaninus desidui dapat dijadikan sebagai tunnel untuk menuntun kaninus impaksi.
Keuntungan dari teknik ini adalah kaninus impaksi dapat bergerak melalui
tunnel ke posisi yang lebih baik pada lengkung rahang. Durasi perawatan yang
diperlukan adalah 11 bulan. Durasi tersebut dapat berbeda tergantung pada usia pasien, jenis kelamin, relasi molar, tingkat impaksi, gigi berjejal atau tidak, unilateral atau impaksi bilateral.39
Laporan Kasus39
Riwayat Kasus dan Pemeriksaan Klinis
Pasien laki-laki berusia 15 tahun dengan keluhan gigi anterior maksila berjejal. Pasien mempunyai hubungan molar klas I, posisi kaninus kiri maksila yang tinggi dan adanya persistensi kaninus kanan desidui (Gambar 39). Pada pemeriksaan intra oral, terdapat diastema 2 mm antara insisivus sentralis dan insisivus lateralis pada maksila dan terdapat diastema 2 mm antara kaninus kiri dengan premolar satu pada mandibula (Gambar 40).
Gambar 40. Foto intra oral sebelum perawatan.39
Pada foto panoramik dan oklusal, terlihat bahwa kaninus kanan maksila impaksi ke arah palatal (Gambar 41).
Gambar 42. Foto sefalometri sebelum perawatan.39
Rencana Perawatan
Mempersiapkan ruangan yang cukup pada lengkung rahang untuk kaninus impaksi. Pada mandibula tidak dilakukan perawatan. Pemasangan transpalatal arch untuk penjangkaran kaninus impaksi. Braket dengan diameter slot 0,018” x 0,025” di-
bonding ke gigi pada maksila. Levelling tahap awal menggunakan kawat Ni-Ti
dengan diameter 0,016” x 0,016” dan dilanjutkan kawat SS dengan diameter 0,016” x 0,022”. Open coil spring digunakan untuk mendapatkan ruangan kaninus maksila. Kaninus desidui tetap dipertahankan sebelum melakukan perawatan ortodonti. Setelah 10 bulan perawatan ortodonti, dilakukan pembedahan dengan close flap
technique pada kaninus kanan maksila dan attachment menggunakan gold chain.
Kaninus desidui kanan diekstraksi dan dibuat tunnel sebagai penuntun kaninus permanen yang impaksi.
Kemajuan perawatan
Setelah 1 bulan pembedahan, jahitan dibuka dan traksi ortodonti mulai dilakukan. Elastic chain dipasang untuk menghubungkan gold chain dengan kawat pada lengkung rahang, mengaktifkan kekuatan traksi pada kaninus impaksi (Gambar 43). Pada saat tahap traksi, pergerakan dari kaninus impaksi dituntun melalui tunnel (Gambar 44). Apabila kaninus impaksi sudah mendekati lengkung rahang, gold chain dipendekkan dengan memotong chain yang berlebih dari mukosa. Tahap ini diulang selama 2 minggu sekali sampai mahkota kaninus dan attachment terlihat pada rongga mulut.
Gambar 43. Foto intra oral pada tahap traksi ortodonti.39
Pada foto panoramik, terlihat bahwa kaninus dituntun ke posisi yang benar di lengkung rahang (Gambar 45). Dilakukan apically repositioned flap karena pada saat dilakukan probing menunjukkan adanya pseudo-pocket dengan kedalaman 3 mm pada bagian bukkal dan kontur gingiva pada kaninus kanan maksila terlihat lebih rendah daripada kaninus kiri maksila (Gambar 47).
Gambar 45. Foto panoramik : kaninus dituntun
pada posisinya.39
Gambar
Gambar 47. Foto intra oral setelah perawatan.39
Gambar 48. Foto sefalometri setelah perawatan.39
Durasi perawatan adalah 11 bulan sampai mahkota klinis gigi impaksi terlihat di dalam rongga mulut. Total seluruh perawatan adalah 31 bulan. Untuk retensi, pasien diinstruksikan untuk menggunakan retainer Hawley 24 jam setiap hari.
BAB 4 KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Gigi yang yang paling sering mengalami impaksi adalah molar ketiga rahang atas, dan rahang bawah, kaninus rahang atas, dan rahang bawah, premolar rahang atas dan rahang bawah dan insisivus sentral rahang atas. Penyebab dari kaninus impaksi dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya ruangan pada lengkung rahang, trauma, jalannya erupsi kaninus yang tidak normal dan faktor genetik.
Sebelum melakukan suatu perawatan, harus dilakukan diagnosa terlebih dahulu seperti pemeriksaan visual, palpasi dan pemeriksaan radiografis. Akibat- akibat yang dapat terjadi apabila kaninus impaksi tidak dirawat adalah rasa sakit neuralgia, terbentuknya kista disekeliling gigi, fraktur rahang, tinnitus aureus, otitis dan kelainan pada mata.
Perawatan pada kaninus impaksi dapat dilakukan dengan gabungan bedah dan ortodonti. Teknik yang digunakan yaitu Open flap technique dan Close flap
technique. Open Flap Technique (metode erupsi terbuka) yaitu suatu metode dengan
eksisi mukosa palatal dan pembuangan tulang yang menutupi gigi kaninus impaksi. Pada teknik open flap retraksi impaksi kaninus dilakukan dengan menggunakan magnet dan mini-implant. Close Flap Technique (metode erupsi tertutup) melibatkan pembuangan tulang palatal untuk menyingkapkan kaninus ektopik, tetapi mukosa palatal dibiarkan tetap utuh. Pada teknik close flap retraksi impaksi kaninus dapat dilakukan dengan menggunakan semi fixed appliance dan tunnel traction method.
4.2 Saran
Gigi yang impaksi pada umumnya tidak diketahui oleh pasien dan baru diketahui jika datang ke dokter gigi. Hal ini akan diyakini oleh pasien apabila telah dilakukan pembuatan Roentgen foto. Untuk itu, dokter gigi perlu memberikan informasi kepada pasien apabila dijumpai kasus gigi impaksi ini dan memotivasi agar pasien bersedia melakukan perawatan. Diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antara pasien dan orang tuanya dengan dokter gigi. Kesabaran dan kooperatif pasien sangat diharapkan mengingat durasi perawatan yang diperlukan membutuhkan waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yavuz MS, Buydukkurt MC. Impacted mandibular canines. The Journal of Contemporary Dental Practice 2007;8(7)
2. Nazruddin. Perawatan kaninus impaksi dengan gabungan teknik bedah dan
ortodonti Mekanik. Dentika Dental Journal 2005;10(1):38-44
3. Stivaros N, Mandall NA. Radiographic factors affecting the management of impacted permanent canines. Journal of Orthodontics 2000;27:69-173
4. Gonzalez-Sanchez MA, Gay-Escoda C. Transmigrant impacted mandibular
canines : A retrospective study of 15 cases. J Am Dent Assoc 2007;138:1450-
55
5. Sambataro S, Baccetti T, Franchi L, Antonini F. Early predictive variables for
upper canine impaction as derived from posteroanterior cephalograms. Angle
Orthod 2005;75(1):28-34
6. Sumer P, Ozden B. Transmigration of mandibular canines : A report of six
cases and a review of the literature. The Journal of Contemporary Dental
Practice 2007;8(3)
7. Grgurevic J. Analysis of the treatment of impacted canines during a twenty-
year period. Acta Stomatol Croat 2001;35(4):487-90
8. Pirinen S, Arte S, Apajalahti S. Palatal displacement of canine is genetic and
related to congenital absence of teeth. J Dent Res 1996;75(10):1742-6
9. Suri S, Utreja A, Rattan V. Orthodontic treatment of bilaterally impacted
maxillary canines in an adult. Am J Orthod Dentofacial Orthop
10.Shroff B. Canine Impaction : Diagnosis, Treatment Planning, and Clinical Management. In: Nanda R. Biomechanics in clinical orthodontics. Philadelphia : WB Saunders, 1997:100
11.Arnus S. Perawatan gigi kaninus terpendam secara pembedahan dan
ortodonsi. Dentika Dental Journal 2001;6(1):189-193
12.Frank CA. Treatment options for impacted teeth. J Am Dent Assoc 2000;131:623-32
13 Li CF, Wong WK, King NM. Orthodontic traction of impacted canine using
magnet : a cae report. Cases Journal 2008.
14 Gonzalez S. Cortical bone thickness in the maxilla and mandible for mini
implant placement. Dissertation. Iowa: University of Iowa, 2008:4
15 Ritto AK. Skeletal Anchorage : Different Approaches. In: Nanda R, Uribe FA. Temporary anchorage devices in orthodontics. Missouri : Mosby Elsevier, 2009:238
16.Anonymous. Using mini implants for extra dental anchorage.
(19 Agustus 2009)
17.Richardson G, Kathy A Russell. A review of impacted permanent maxillary
cupids – Diagnosis and prevention. J Can Dent Assoc 2000;66:497-501
18.Londhe CSM. Management of bilateral impacted maxillary canines. MJAFI 2009;65:190-2
19.Kirchheimer S. Impacted tooth.
20.Moyers RE. Handbook of orthodontics. 4th ed. Chicago : Years Book Medical Publisher Inc. 1988:387
21.Zeitler DL. Orthodontics and adjunct treatment : Surgical Orthodontics. In: Bishara SE. Textbook of orthodontics. United States of America : W.B Saunders Company, 2001:545-7
22.Soejono A. Impaksi kaninus rahang atas. Dent J 2002:35(4):167-9
23.Bedoya MM, Park JH. A review of the diagnosis and management of impacted
maxillary canines. JADA 2009;140:1485-93
24.Bayram M, Sener I. Maxillary canine impactions related to impacted central
incisors : two case reports. The Journal of Contemporary Dental Practice
2007;8(6)
25.Aydin U, Yilmaz HH. Transmigration of impacted canines. Dentomaxillofac Radiol 2009;32:198-200
26.Aktan AM, Kara S, Akgunlu F, Isman E, Malkoc S. Unusual cases of the
transmigrated mandibular canines : report of 4 cases. Eur J Orthod
2008;2:122-6
27.Mupparapu M. Patterns of intra-osseus transmigration and ectopic eruption
of mandibular canines : a review of literature and report of nine additional cases. Dentomaxillofac Radiol 2002;31:355-60
28.Bayoumi D. Impacted maxillary canine.
29.Kokich VG. Surgical and orthodontic management of impacted maxillary
canines. Am J Ortho Dentofacial Orthop 2004;126(3):278-83
30.Bishara SE. Impacted maxillary canines : a review. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1992;101:159-71
31.Jena AK, Duggal R, Batra P. Magnet as a dental material – an overview. Trends Biomater Artif. Organs 2003;16(2):73-80
32.Noar JH, Evans RD. Rare earth magnets in orthodontics : an overview. Br J Orthod 1999;26:29-37
33.Cole BO, Shaw AJ et al. The role of magnets in the management of unerupted
teeth in children and adolescents. International Journal of Paediatric Dentistry
2003;13:204-7
34.Deguchi T, Yamamoto TT, Kanomi R et al. The use of small titanium screws
for orthodontic anchorage. J Dent Res 2003;82(5):377-81
35.Ismail SFH, Jonas AS. The role of implants in orthodontics. J Clin Orthod 2002;29:239-45
36. Kim SH, Choo HR, Hwang YS, Chung KR. Double archwire mechanics
using temporary anchorage devices to relocate ectopically impacted maxillary canines. World Journal of Orthodontics 2007:255-66
37.Bui DX. Surgical exposure surgery.
38.Neelima K, Nagaraj K, Jatti R, Sethi P. Eruption of an impacted canine with a
semi-fixed appliance : a case report. The Orthodontic Cyber Journal 2010.
39.Aksu M, Taner T. The treatment of a palatally impacted maxillary canine by