• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Uraian Teori

2. Return on Assets (ROA)

2. Return on Assets (ROA)

a. Pengertian Return on Assets (ROA)

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas di dalam penelitian ini menggunakan Return on Assets (ROA).

Menurut Sartono (2010, hal. 122) mengatakan bahwa Return on

Investment atau return on Assets menunjukkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

Dalam buku Sujarweni (2017, hal. 65) juga menyatakan bahwa :

Earning Power of Total investment (Rate of return an total assets/ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan dari modal yang diinvestasikan gdalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. Menurut Fahmi (2014, hal. 83) menyatakan bahwa :

Return on investment (ROI) atau pengembalian investasi,

bahwa di beberapa referensi lainnya rasio ini ditulis juga dengan return on assets (ROA). Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan.

Menurut Sudana (2011, hal. 25) mengatakan bahwa :

ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya.

Sedangkan menurut Murhadi (2013, hal. 64) mengatakan bahwa

Return on assets (ROA) mencerminkan seberapa besar return yang dhasilkan

atas setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk aset. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Dalam buku Rambe, dkk ( 2015, hal. 55) menjelaskan bahwa ROA adalah perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva mengukur

tingkat pengembalian investasi total. Jadi, hasil dari pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Dapat disimpulkan bahwa semakin kecil rasio ini, semakin kurang baik, karena rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruahn operasi perusahaan.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Return On Assets

ROA merupakan rasio untuk menetapkan kemampuan dari total aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dengan baik, seluruh investasi yang dilakukan mampu mendatangkan kemanfaatan yang tinggi. Di dalam buku Hani (2105, hal. 120) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya ROI atau ROA adalah :

1) Rasio net profit margin

2) Perputaran aktiva (total asset turn over) 3) Rasio aktivitas lainnya.

Adapun penjelasannya sebagai berikut : 1) Rasio net profit margin

Net profit margin atau disebut marjin laba bersih adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur persentase laba bersih pada suatu perusahaan terhadap penjualan bersihnya.

2) Perputaran aktiva (total asset turn over)

Total asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

3) Rasio aktivitas lainnya

Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan.

c. Tujuan dan manfaat Return On Assets

Profitabilitas jauh lebih penting dibandingkan dengan penyajian angka laba. Karena laba yang tinggi belum merupakan ukuran atau jaminan bahwa perusahaan telah bekerja dengan baik, apakah perusahaan sudah menggunakan modalnya secara efektif dan efesien atau tidak. Profitabiltas memiliki manfaat dan tujuan, tidak hanya bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.

Menurut Kasmir (2012, hal. 197) tujuan penggunaan rasio profitabilitas (ROA) bagi perusahaan, maupun pihak luar perusahaan, yaitu:

1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri.

5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.

7) Dan tujuan lainnya.

Kasmir (2012, hal. 198) juga menjelasan bahwa manfaat yang diperoleh dari rasio profitabilitas (ROA) adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode

2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri.

5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6) Manfaat lainnya.

d. Pengukuran Return On Assets

Profitabiltas adalah alat untuk megukur kemampuan atau keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh melalui penjualan dari investasi selama periode tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan. Profitabilitas atau yang disebut rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan dan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva perusahaan secara produktif. Dalam penelitian ini pengukuran profitabilitas menggunakan rasio ROA (Return On Assets).

Menurut buku Rambe, dkk. (2015, hal. 55) Return on Assets adalah perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva mengukur tingkat pengembalian investasi total, atau Return On Investmen (ROI). Dalam buku Sujarweni (2017, hal. 65) menjelaskan bahwa ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.

Dalam buku Rambe, dkk. (2105, hal. 55) menyatakan bahwa rumus untuk menghitung ROA adalah :

Return On Total Assets =

Dokumen terkait