BAB III METODE PENELITIAN
C. Pembahasan
1. Pengaruh laba akuntansi terhadap return saham
Dari perhitungan uji signifikansi parameter individual laba akuntansi terhadap return saham dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai sig = 0,004 < 0,25 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan laba akuntansi terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga hipotesis pertama diterima kebenarannya.
Jika dilihat dari data penelitian maka dapat dilihat bahwa laba akuntansi tertinggi adalah sebesar 10.014.185. Sedangkan laba akuntansi terendah sebesar -994.087 dan rata-rata laba akuntansi 82.007,3273.
Sedangkan return saham tertinggi adalah sebesar 5,92. Sedangkan return saham terendah sebesar -0,75 dan rata-rata return saham sebesar 0,2586.
Dilihat dari data penelitian, tidak terdapat rentang yang tinggi antara nilai maksimum dan minimum yang jauh dari nilai mean dari laba akuntansi sehingga laba akuntansi dapat memprediksi return saham.
Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan 46 (PSAK 46) laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. Dengan mengkaji pendapatan dan beban, investor dapat mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan kinerja investasi lain, dan diingat kembali bahwa tujuan keseluruhan dari
pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur dalam pengambilan keputusan investie dan pemberian kredit tentunya lewat laporan laba rugi investor juga dapat menilai mengenai kecendrungan hasil kinerja manajemen investasi dari waktu ke waktu apakah semakin meningkat atau justru menurun (Arrasyid, 2017: 9).
Menurut Razak & Syafitri (2018: 7) ketika dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan, laba akuntansi, dan total arus kas, investor harus merasa yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka, adalah yang mampu secara baik menggambarkan kondisi ekonomi serta menyediakan sebuah dasar bagi peramalan aliran kas masa depan suatu saham yang biasa diukur dengan menggunakan harga atau return saham (market value).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2018) yang membuktikan bahwa laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Razak & Syafitri ( 2018) yang membuktikan bahwa laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap return saham.
2. Pengaruh total arus kas terhadap return saham
Dari perhitungan uji signifikansi parameter individual total arus kas terhadap return saham dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai sig = 0,699 > 0,25 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang positif dan tidak signifikan total arus kas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga hipotesis
69
kedua tidak dapat diterima kebenarannya.
Jika dilihat dari data penelitian maka dapat dilihat bahwa total arus kas tertinggi adalah sebesar 941.602.077. Sedangkan total arus kas terendah sebesar 26.074.521.811dan ratarata total arus kas -555.230.729,80. Sedangkan return saham tertinggi adalah sebesar 5,92.
Sedangkan return saham terendah sebesar -0,75 dan rata-rata return saham sebesar 0,2586. Dilihat dari data penelitian, terdapat rentang yang tinggi antara nilai maksimum dan minimum yang jauh dari nilai mean dari total arus kas sehingga total arus kas dapat memprediksi return saham.
Arus kas terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Arus kas aktivitas operasi umumnya berasal dari transaksi-transaksi yang memengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Arus kas mencerminkan kinerja perusahaan dan merupakan indikator yang dapat menentukan apakah kegiatan operasional perusahaan mampu menghasilkan kas yang cukup bagi pembiayaan perusahaan.
Data arus kas dianggap menyajikan informasi utama dalam mengevaluasi harga pasar suratsurat berharga. Arus kas memiliki arti penting dalam mengevaluasi harga pasar saham karena menggambarkan daya beli umum dan dapat dipindahkan segera dalam perekonomian pasar kepada perorangan maupun organisasi untuk kepentingan tertentu. Arus kas sering kali digunakan investor untuk menganalisis investasi. Data arus kas menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (Razak & Syafitri, 2018: 9).
Dalam penelitian ini arus kas yang positif menunjukkan bahwa kinerja perusahaan baik dan kegiatan operasional perusahaan mampu menghasilkan kas yang cukup bagi pembiayaan perusahaan namun tidak dapat berpengaruh terhadap return saham karena investor tidak melihat atau mempertimbangkan arus kas dalam menilai atau membeli saham.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Razak & Syafitri (2018) yang membuktikan bahwa arus kas tidak berpengaruh terhadap return saham tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rajagukguk (2017) yang membuktikan bahwa arus kas berpengaruh terhadap return saham.
3. Pengaruh net profit margin terhadap return saham
Dari perhitungan uji signifikansi parameter individual net profit margin terhadap return saham dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai
sig = 0,007 < 0,25 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan net profit margin terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga hipotesis ketiga dapat diterima kebenarannya.
Jika dilihat dari data penelitian maka dapat dilihat bahwa net profit margin tertinggi adalah sebesar 184,89. Sedangkan net profit margin
terendah sebesar -112,21 dan rata-rata net profit margin -6,2625.
Sedangkan return saham tertinggi adalah sebesar 5,92. Sedangkan return saham terendah sebesar -0,75 dan rata-rata return saham sebesar 0,2586.
Dilihat dari data penelitian, tidak terdapat rentang yang tinggi antara nilai
71
maksimum dan minimum yang jauh dari nilai mean dari net profit margin sehingga laba akuntansi dapat memprediksi return saham
Net Profit Margin sebagai salah satu variabel yang menentukan return
saham. Ini didasari oleh kenyataan bahwa salah satu indikator keberhasilan perusahaan adalah kemampuan mencetak laba secara efisien. Yaitu bahwa manajer perusahaan tersebut mampu membukukan pendapatan dan penjualan yang signifikan, dan dalam waktu yang sama manajer mampu meminimalisir biaya-biaya. Mengingat laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya, maka ukuran efisiensi dapat dilihat dengan membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan. Rasio ini terkenal dengan sebutan NPM (Net Profit Margin), dimana tingginya NPM menyiratkan keahlian manajer dalam mencetak laba dengan meminimalisir biaya–biaya.
Net profit margin digunakan untuk menghitung kemampuan
sebuah perusahaan sejauh mana perusahaan tersebut menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Apabila sebuah perusahaan dapat menghasilkan net profit margin (NPM) yang tinggi maka sebuah perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik dan perusahaan yang produktif. Maka dengan adanya peningkatan dari net profit margin maka akan mempengaruhi tingginya tingkat pengembalian return
saham pada pihak investor.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Razak & Syafitri (2018) yang membuktikan bahwa net profit margin
berpengaruh terhadap return saham tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2014), Arrasyid (2017) yang membuktikan bahwa net profit margin tidak berpengaruh terhadap return saham.
4. Pengaruh size perusahaan terhadap return saham
Dari perhitungan uji signifikansi parameter individual size perusahaan terhadap return saham dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai sig = 0,311 > 0,25 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang negatif dan tidak signifikan size perusahaan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga hipotesis keempat tidak dapat diterima kebenarannya.
Jika dilihat dari data penelitian maka dapat dilihat bahwa size perusahaan tertinggi adalah sebesar 12.940.878. Sedangkan size perusahaan terendah sebesar 575.740 dan ratarata total arus kas -555.230.729,80. Sedangkan return saham tertinggi adalah sebesar 5,92.
Sedangkan return saham terendah sebesar -0,75 dan rata-rata return saham sebesar 3.831.993,0182. Dilihat dari data penelitian, terdapat rentang yang tinggi antara nilai maksimum dan minimum yang jauh dari nilai mean dari size perusahaan sehingga size perusahaan tidak dapat memprediksi return saham.
Ukuran perusahaan merupakan informasi yang penting bagi investor dan kreditor karena harus mempertimbangkan karakteristik keuangan setiap perusahaan. Karakteristik keuangan yang berbeda-beda antar
73
perusahaan menyebabkan relavansi angka akuntansi yang tidak sama pada semua perusahaan. Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, pada umumnya perusahaan besar memiliki reporting responsibility yang tinggi dan kemampuan memperoleh laba yang tinggi yang mengindikasikan bahwa return juga akan meningkat.
Ukuran perusahaan menunjukkan semakin besar dan mapan suatu perusahaan akan memiliki peluang yang lebih besar ke pasar modal, begitu pula sebaliknya. Semakin efisien pasar, maka informasi mengenai peningkatan ukuran perusahaan akan semakin meyakinkan dapat meningkatkan return saham. Namun dalam penelitian ini ukuran perusahaan yang diukur dengan total asset tidak dapat mempengaruhi return saham karena besarnya total asset tidak menjamin kinerja perusahaan jika pengelolaan perusahaan tidak efisien.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rajagukguk (2017) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syafitri (2018) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham.
74 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Dari perhitungan uji signifikansi parameter individual laba akuntansi
terhadap return saham dapat disimpulkan terdapat pengaruh laba akuntansi terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Dari perhitungan uji signifikansi parameter individual total arus kas
terhadap return saham dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh total arus kas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Dari perhitungan uji signifikansi parameter individual net profit margin
terhadap return saham dapat disimpulkan terdapat pengaruh net profit margin terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
4. Dari perhitungan uji signifikansi parameter individual size perusahaan
terhadap return saham dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh size perusahaan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
75
5. Dari hasil perhitungan analisis koefisien determinasi diketahui bahwa
besarnya pengaruh dari variabel laba akuntansi, total arus kas, net profit margin, dan size perusahaan secara simultan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 13,8% dan selebihnya yaitu sebesar 86,2 % dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah :
1. Manajemen perusahaan sebaiknya meningkatkan laba perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan memberikan informasi yang menjadi sinyal positif bagi para investor sehingga para investor tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan meningkat.
2. Bagi investor yang bermaksud melakukan investasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebaiknya memperhatikan laba net profit margin karena berdasarkan penelitian ini rasio tersebut mempunyai pengaruh terhadap return saham.
3. Perusahaan emiten sebaiknya meningkatkan kelancaran arus kas yaitu dengan meningkatkan penerimaan kas melalui aktivitas operasional, investasi dan pendanaan perusahaan dan adanya kebijakan dari manajemen perusahaan untuk meningkatkan ketersediaan kas untuk aktivitas operasional dan pendanaan perusahaan.
4. Perusahaan emiten sebaiknya melakukan pemeriksaan terhadap asset-aset perusahaan yang kurang produktif dan menggantinya dengan asset yang lebih produktif dan digunakan untuk operasional perusahaan agar dapat meningkatkan laba.
5. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel lain seperti rasio leverage, rasio aktivitas, dividen payout ratio dan variabel makro ekonomi
seperti inflasi, BI Rate dan nilai tukar. Agar lebih menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi return saham, karena berdasarkan hasil uji koefesien determinasi diketahui bahwa variabel independen hanya dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 13,8 % sedangkan sisanya 86,2%
dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ang, R. (1997). Buku Pintar Pasar Modal. Jakarta: Mediasoft.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi IV. Jakarta : Rineka Cipta.
Arrasyid, M. (2017). Akuntansi, Total Arus Kas, Net Profit Margin, Return On Asset Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2015.
http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1- ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2017/08/JOURNAL-SKRIPSI-RASYID-BOOKMARK.pdf
Bastian, I., & Suhardjono. (2016). Akuntansi Perbankan. Edisi 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Belkaoui, A. R. (2017). Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, E., & Houston, J. (2013). Manajemen Keuangan Buku 1 (Edisi 11).
Jakarta: Salemba Empat.
Chariri, A., & Ghozali, I. (2013). Teori Akuntansi. Semarang: BP. UNDIP.
Fahmi, I. (2011). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halim, H. (2015). Manajemen Keuangan Bisnis: Konsep dan Aplikasinya.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Hanafi, M. M. (2014). Manajemen Keuangan. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE.
Hanafi, M., & Halim, A. (2009). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:
UPPSTIM YKPN.
Harahap, S. S. (2013). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Hasan, I. (2016). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksar.
Herry. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Husnan, S. (2013.). Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi Kelima. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Indonesia, I. A. (2015). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Jogiyanto. (2013). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Kencana.
Munawir, S. (2010). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Pratiwi, T. M. (2014). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Return Saham Indeks Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012—
2015. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 6, 2015: 1504-1524
Rahardjo, B. (2005). Laporan Keuangan Perusahaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Rajagukguk, L. (2017). Pengaruh Return On Equity, Arus Kas Aktivitas Operasi, Ukuran Perusahaan, Dan Debt-To-Equity Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016).BALANCE, [VOL.15 NO.1 MARET: 113-143]
Razak, L., & Syafitri, R. (2018). Pengaruh Laba Akuntansi, Total Arus Kas, Dan Net Profit Margin Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 1/Nomor 1/Juli 2018. Jurusan Akuntansi FE-Universitas Tadulako
Riyanto, B. (2013). Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Safitri, A. M. (2018). Pengaruh Laba Akuntansi, Leverage, Arus Kas Operasi, Ukuran Perusahaan Dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45). http://eprints.ums.ac.id/
59098/28/NASKAH%20PUBLIKASI%20115.pdf
Sartono, A. (2013). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4.
Yogyakarta: BPFE.
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4, Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Sugiyono. (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sunariyah. (2009). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Weston, J., & Copeland, T. (2005). Manajemen Keuangan. Alih Bahasa : Jaka Wasana dan Kibrandoko. Jakarta: Binarupa Aksara.
Yani , & Emrinaldi. (2014). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Jasa Konstruksi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal tepak manajemen bisnis, Vol. 6, No. 1.
79
Zubir, Z. (2011). Manajemen Portofolio Penerapannya dalam Investasi Saham.
Jakarta: Salemba Empat.
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. Industri Tekstil dan Alas Kaki
Ditargetkan Naik 6,3 Persen.
http://www.kemenperin.go.id/artikel/14989/Industri-Tekstil-dan-Alas-Kaki-Ditargetkan-Naik-6,3-Persen
Lampiran 1
Data Penelitian Variabel Laba Akuntansi
No. Kode Saham 2014 2015 2016 2017 2018
1 ADMG -425.819 -423.913 -377.745 -159.203 102.091 2 ARGO -415.011 -172.249 -361.508 -208.553 -17.575
3 ERTX 27.967 78.011 29.178 -24.277 12.087
4 ESTI -88.773 -100.765 41.397 -29.957 12.187
5 HDTX -109.636 -360.662 -507.462 -700.885 -461.546
6 INDR 97.478 -161.439 85.491 160.949 434.543
7 MYTX -190.105 -333.141 -397.809 -309.809 -168.249
8 PBRX 160.609 168.479 245.626 148.407 83.463
9 POLY -1.015.660 -170.715 -93.766 10.060.583 288.837
10 SSTM -16.687 -13.509 -18.714 -31.049 31.608
11 TFCO -63.693 -9.777 62.910 83.236 3.366
Ln Laba Akuntansi
No. Kode Saham 2014 2015 2016 2017 2018
1 ADMG 12,96 12,96 12,84 11,98 11,53
2 ARGO 12,94 12,06 12,80 12,25 9,77
3 ERTX 10,24 11,26 10,28 10,10 9,40
4 ESTI 11,39 11,52 10,63 10,31 9,41
5 HDTX 11,60 12,80 13,14 13,46 13,04
6 INDR 11,49 11,99 11,36 11,99 12,98
7 MYTX 12,16 12,72 12,89 12,64 12,03
8 PBRX 11,99 12,03 12,41 11,91 11,33
9 POLY 13,83 12,05 11,45 16,12 12,57
10 SSTM 9,72 9,51 9,84 10,34 10,36
11 TFCO 11,06 9,19 11,05 11,33 8,12
81
Lampiran 2
Data Penelitian Variabel Total Arus Kas Total Arus Kas
No. Kode
Saham 2014 2015 2016 2017 2018
1 ADMG 4.302.970 2.661.017 -10.763.405 7.303.541 -13.033.167 2 ARGO -3.108.869 -2.671 2.677.999 3.213.599 3.856.319 3 ERTX -5.130.275.644 3.148.128 39.092 -1.853.191 -781.625
4 ESTI -508.245 -358.123 -684.645 -315.964 -604.321
5 HDTX -26.074.521.811 -22.246.619 111.286.210 -116.587.953 -67.352 6 INDR -7.783.253 14.855.381 -5.992.186 -3.450.383 13.994.747
7 MYTX 7.973 -15.703 1.172 11.184 -1.431
8 PBRX 86.763.265 -54.873.755 7.743.232 9.291.878 11.150.254 9 POLY 1.211.403 -3.766.898 560.223 21.544.532 -2.569.360 10 SSTM -1.292.170.055 301.671.641 672.687.751 -37.645.538 941.602.077 11 TFCO 2.069.306 6.103.332 17.460.259 15.542.418 -16.468.875
Ln Total Arus KAs
Lampiran 3
Data Penelitian Variabel Net Profit Margin
No. Kode Saham 2014 2015 2016 2017 2018
1 ADMG -5,50 -7,77 -7,35 -2,43 2,91
2 ARGO -28,94 -24,11 -52,84 -44,63 -9,12
3 ERTX 4,13 7,61 2,21 -2,46 1,39
4 ESTI -13,53 -27,93 8,89 -4,85 2,76
5 HDTX -8,97 -25,38 -23,89 -65,49 -112,21
6 INDR 0,56 1,48 0,21 0,29 5,78
7 MYTX -7,43 -13,95 -27,49 -17,46 -18,15
8 PBRX 2,99 2,06 2,76 1,42 1,58
9 POLY -16,05 -4,56 -3,29 184,89 4,69
10 SSTM -2,47 -2,07 -3,34 -6,90 4,97
11 TFCO -1,64 -0,89 3,34 1,51 0,22
83
Lampiran 4
Data Penelitian Variabel Size Perusahaan
No. Kode Saham 2014 2015 2016 2017 2018 6 INDR 9.217.073 11.796.705 11.374.494 10.839.870 12.940.878 7 MYTX 2.041.304 1.944.326 1.619.757 3.458.737 3.637.121
Lampiran 5
Data Penelitian Variabel Return Saham
No. Kode Saham
Return Saham Closing Price
2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018 1 ADMG -0,25 -0,46 0,42 0,95 0,28 220 165 89 126 246 314 2 ARGO -0,04 -0,22 0,00 -0,08 0,00 1200 1.150 900 900 825 825 3 ERTX 1,26 0,43 0,46 -0,28 0,05 35 79 113 165 118 124 4 ESTI 0,02 -0,07 -0,47 -0,19 0,05 190 193 180 95 77 81 5 HDTX -0,06 1,27 -0,34 -0,14 -0,75 415 390 885 580 496 126 6 INDR -0,23 -0,01 0,07 0,54 3,74 1000 770 760 810 1.250 5.925 7 MYTX -0,58 -0,60 0,20 1,28 -0,24 305 128 51 61 139 106 8 PBRX 0,41 0,11 -0,18 0,16 0,03 357 505 560 460 535 550 9 POLY 0,19 -0,43 0,02 0,29 1,11 80 95 54 55 71 150 10 SSTM 0,30 -0,50 5,92 0,06 0,19 79 103 52 360 380 452 11 TFCO 0,80 0,00 0,13 -0,23 -0,16 500 900 900 1.020 790 665
85
POLY 10.060.583 21.544.532 184,89 3.137.269 0,29
SSTM -31.049 -37.645.538 -6,90 605.643 0,06
TFCO 83.236 15.542.418 1,51 4.486.670 -0,23
2018
ADMG 102.091 -13.033.167 2,91 4.606.005 0,28
ARGO -17.575 3.856.319 -9,12 1.396.631 0,00
ERTX 12.087 -781.625 1,39 921.458 0,05
ESTI 12.187 -604.321 2,76 960.412 0,05
HDTX -461.546 -67.352 -112,21 3.806.533 -0,75
INDR 434.543 13.994.747 5,78 12.940.878 3,74
MYTX -168.249 -1.431 -18,15 3.637.121 -0,24
PBRX 83.463 11.150.254 1,58 9.140.886 0,03
POLY 288.837 -2.569.360 4,69 3.585.599 1,11
SSTM 31.608 941.602.077 4,97 592.729 0,19
TFCO 3.366 -16.468.875 0,22 4.878.439 -0,16
87
PBRX 11,91 16,04 1,42 15,87 0,16
POLY 16,12 16,89 184,89 14,96 0,29
SSTM 10,34 17,44 -6,90 13,31 0,06
TFCO 11,33 16,56 1,51 15,32 -0,23
2018
ADMG 11,53 16,38 2,91 15,34 0,28
ARGO 9,77 15,17 -9,12 14,15 0,00
ERTX 9,40 13,57 1,39 13,73 0,05
ESTI 9,41 13,31 2,76 13,78 0,05
HDTX 13,04 11,12 -112,21 15,15 -0,75
INDR 12,98 16,45 5,78 16,38 3,74
MYTX 12,03 7,27 -18,15 15,11 -0,24
PBRX 11,33 16,23 1,58 16,03 0,03
POLY 12,57 14,76 4,69 15,09 1,11
SSTM 10,36 20,66 4,97 13,29 0,19
TFCO 8,12 16,62 0,22 15,40 -0,16
89
Unstandardize d Residual
N 55
Normal Parameters(a,b)
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,52231596
Most Extreme Differences
Absolute ,104
Positive ,060
Negative -,104
Kolmogorov-Smirnov Z ,772
Asymp. Sig. (2-tailed) ,591
Model Durbin-Watson
1 2,150 (a)
91
Dependent Variable: Ret urn a.
Dependent Variable: Ret urn a.