57. Nilai Komponen yang Sesuai dengan
2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD
Tema pembangunan di Provinsi Jawa Barat tahun 2021 “Peningkatan Daya Saing Daerah Melalui Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Sistem Kesehatan Daerah”
Isu Strategis Provinsi Jawa Barat Tahun 2021 yang tertuang dalam Rancangan Awal RKPD Provinsi Jawa Barat 2021 adalah sebagai berikut :
1. Kualitas nilai kehidupan dan daya saing sumber daya manusia;
2. Kemiskinan, pengangguran dan masalah sosial;
3. Pertumbuhan dan pemerataan pembangunan sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan;
4. Produktivitas dan daya saing ekonomi yang berkelanjutan;
5. Reformasi birokrasi; dan
6. Pemulihan kondisi sosial dan ekonomi akibat pandemi Covid-19;
Prioritas pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2021 bidang kesehatan yaitu desentralisasi pelayanan kesehatan, meliputi :
A. Kesehatan Juara 1. Layad Rawat 2. Puskesmas Juara
3. Pembangunan dan Revitalisasi Rumah Sakit 4. Mobil Kekasih
5. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) B. Ibu dan Anak Juara
1. 1. Ojek Makanan Bayi dan Balita (OMABA)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah dokumen Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah yang berkualitas
15 dokumen 2.644.353.810 Perencanaan,
Jumlah dokumen Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah yang berkualitas
15 dokumen 2.644.353.810
2 Administrasi
Keuangan Desa/Kel.
Pasirkaliki Kec. Cicendo Kota Bandung;
Jumlah laporan administrasi
keuangan yang tepat waktu 4 Laporan 609.652.048.
214 Administrasi
Keuangan Desa/Kel.
Pasirkaliki Kec.
Cicendo Kota Bandung;
Jumlah laporan administrasi
keuangan yang tepat waktu 4 Laporan 609.652.048.2 14
Jumlah Waktu pelaksanaan administrasi Kepegawaian yang akuntabel
12 Bulan 4.049.676.76
0 Administrasi Kepegawaian
Jumlah Waktu pelaksanaan administrasi Kepegawaian yang akuntabel
12 Bulan 4.049.676.760
5 Pengadaan
Jumlah Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
Jumlah Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
Jumlah waktu pelaksanaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
Jumlah waktu pelaksanaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
Jumlah Waktu Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
12 Bulan
Jumlah Waktu Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
12 Bulan 4.733.470.958
KESEHATAN
MASYARAKAT KESEHATAN
MASYARAKAT
Kab./Kota; Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan dan fasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam Upaya Meningkatkan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Kab./Kota; Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan dan fasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam Upaya Meningkatkan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
21 Kab/Kota 136.431.263.4
08
Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan dan fasilitasi dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan Haji dan Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan dan fasilitasi dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan Haji dan Pelayanan Kesehatan Kerja dan Olah Raga
23 Kab/Kota
Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan dan fasilitasi dalam Upaya Meningkatkan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular
27 Kab/Kota Jumlah Kab/Kota yang dilakukan
pembinaan dan fasilitasi dalam Upaya Meningkatkan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular
27 Kab/Kota
Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan dan fasilitasi dalam Upaya Pemenuhan Pelayanan Kesehatan bagi Penduduknya yang terdampak Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan KLB
27 Kab/Kota Jumlah Kab/Kota yang dilakukan
pembinaan dan fasilitasi dalam Upaya Pemenuhan Pelayanan Kesehatan bagi Penduduknya yang terdampak Krisis Kesehatan Akibat Bencana dan KLB
27 Kab/Kota
Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan dan fasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
27 Kab/Kota Jumlah Kab/Kota yang dilakukan
pembinaan dan fasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
27 Kab/Kota
Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan dan fasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
27 Kab/Kota Jumlah Kab/Kota yang dilakukan
pembinaan dan fasilitasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
27 Kab/Kota
Jumlah Rumah Sakit Regional yg
memenuhi standar 7 RS Jumlah Rumah Sakit Regional yg
memenuhi standar 7 RS
9 Seluruh
Kab./Kota; Jumlah Kepala Daerah Kab/Kota yang berkomitmen untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang mendapatkan jaminan kesehatan diatas 85%
20 Dokumen Seluruh
Kab./Kota; Jumlah Kepala Daerah Kab/Kota yang berkomitmen untuk meningkatkan jumlah masyarakat yang mendapatkan jaminan kesehatan diatas 85%
20 Dokumen
Jumlah Kab/Kota yang difasilitasi untuk pemenuhan Pelayanan Layad Rawat dalam Upaya meningkatkan akses pelayanan terhadap masyarakat
27 Dokumen Jumlah Kab/Kota yang difasilitasi
untuk pemenuhan Pelayanan Layad Rawat dalam Upaya meningkatkan akses pelayanan terhadap masyarakat
27 Dokumen
Jumlah Kab/Kota yang menerapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
27 Kab/Kota Jumlah Kab/Kota yang menerapkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) 27 Kab/Kota
Untuk UKP Rujukan, UKM dan UKM Rujukan Tingkat Daerah
Kab./Kota; Jumlah Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan secara Terintegrasi
1 Sistem 2.105.655.13
9 Penyelenggaraan
Sistem Informasi Kesehatan Secara Terintegrasi
Seluruh
Kab./Kota; Jumlah Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan secara Terintegrasi
1 Sistem 2.105.655.139
Penerbitan Izin
Kab./Kota; Jumlah Kab/ Kota yang memiliki Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lain yang terakreditasi Indikator kegiatan diisi Jumlah
23 Kab/Kota 19.705.340.6
53 Penerbitan Izin
Rumah Sakit Kelas B dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Daerah Provinsi
Seluruh
Kab./Kota; Jumlah Kab/ Kota yang memiliki Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lain yang terakreditasi
Indikator kegiatan diisi Jumlah
23 Kab/Kota 19.705.340.65 3
Provinsi
Kab./Kota; Jumlah Kabupaten/ Kota yang melaksanakan Pengembangan Mutu dan Peningkatan Kompetensi Teknis SDM Kesehatan
12 Kab/Kota 8.995.817.95
6 Pengembangan
Mutu dan
Kab./Kota; Jumlah Kabupaten/ Kota yang melaksanakan Pengembangan Mutu dan Peningkatan Kompetensi Teknis SDM Kesehatan
12 Kab/Kota 8.995.817.956
PROGRAM
Kab./Kota; Jumlah Pertimbangan Teknis Sarana Pedagang Besar Farmasi (PBF) Cabang dan sarana cabang penyalur Alat Kesehatan (PAK)
87 605.099.803 Penerbitan Pengakuan
Kab./Kota; Jumlah Pertimbangan Teknis Sarana Pedagang Besar Farmasi (PBF) Cabang dan sarana cabang penyalur Alat Kesehatan (PAK)
87 605.099.803
Penerbitan izin Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT)
Seluruh
Kab./Kota; Jumlah Pertimbangan Teknis Sarana Izin Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT)
45 238.331.226 Penerbitan izin Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT)
Seluruh
Kab./Kota; Jumlah Pertimbangan Teknis Sarana Izin Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT)
45 238.331.226
Advokasi,
Kab./Kota; Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan mengenai upaya advokasi kesehatan, pemberdayaan, penggalangan kemitraan, peran serta masyarakat dan lintas sektor Kabupaten/Kota dan Provinsi termasuk UKBM di bidang kesehatan
27 Kab/Kota 980.025.000 Advokasi, Pemberdayaan Kemitraan, Peningkatan Peran serta Masyarkat dan Lintas Sektor Tingkat Daerah Provinsi
Seluruh
Kab./Kota; Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan mengenai upaya advokasi kesehatan, pemberdayaan, penggalangan kemitraan, peran serta masyarakat dan lintas sektor Kabupaten/Kota dan Provinsi termasuk UKBM di bidang kesehatan
27 Kab/Kota 980.025.000
Pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Rangka Promotif Preventif Tingkat Daerah Provinsi
Seluruh
Kab./Kota; Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan mengenai Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan Germas termasuk di dalamnya pembinaan PHBS di sekolah, PHBS di Poskestren dan Kampanye Kesehatan di berbagai media
27 Kab/Kota 2.801.648.00
0 Pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Rangka Promotif Preventif Tingkat Daerah Provinsi
Seluruh
Kab./Kota; Jumlah Kab/Kota yang dilakukan pembinaan mengenai Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan Germas termasuk di dalamnya pembinaan PHBS di sekolah, PHBS di Poskestren dan Kampanye Kesehatan di berbagai media
27 Kab/Kota 2.801.648.000
top-down dilakukan secara berjenjang dari tingkat kelurahan, kecamatan, hingga tingkat kabupaten melalui media musyawarah rencana pembangunan. Usulan yang diperoleh dari para pemangku kepentingan didapatkan pada proses Musrenbang, dimana usulan-usulan tersebut kemudian diinventarisasi berdasarkan program yang ada pada tingkat Dinas Kesehatan. Selain itu usulan program dan kegiatan masyarakat didapatkan baik dari masyarakat langsung yang terkait dengan pelayanan kesehatan seperti PMI, Komisi penanggulangan AIDS, Rumah Sakit vertikal maupun swasta di Jawa Barat sebagai berikut :
Tabel 2.5.1
Usulan Program dan Kegiatan Hibah Tahun 2021 Melalui RKPD Jabaronline
No Kegiatan Lokasi Indikator Kinerja Besaran /
Volume Anggaran Ket (PMI) Jawa Barat
Kota HIV bagi pelajar se-Bandung
6 Pembangunan Gedung Rumah
tahun 2019 bahwa Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi melalui strategi pembangunan bidang kesehatan, meliputi:
1. Peningkatan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi, mencakup: a) peningkatan pelayanan maternal dan neonatal berkesinambungan di fasilitas publik dan swasta dengan mendorong seluruh persalinan di fasilitas kesehatan, peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal dan neonatal, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan terutama bidan, perbaikan sistem rujukan maternal, penyediaan sarana prasarana dan farmasi, jaminan ketersediaan darah setiap saat, dan pengembangan pencatatan kematian ibu di fasilitas pelayanan kesehatan; b) perluasan imunisasi dasar lengkap terutama pada daerah dengan cakupan rendah dan pengembangan imunisasi untuk menurunkan kematian bayi; c) peningkatan perilaku higiene; d) peningkatan gizi remaja putri dan ibu hamil; e) peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga khususnya pengasuhan, tumbuh kembang anak dan gizi; f) peningkatan pelayanan kesehatan bayi dan balita termasuk inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif; g) perluasan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi sesuai karakteristik wilayah dengan optimalisasi peran sektor swasta dan pemerintah daerah melalui advokasi, komunikasi, informasi, edukasi (KIE) dan konseling tentang pengendalian penduduk, KB dan kesehatan reproduksi, peningkatan kompetensi Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) serta kapasitas tenaga lini lapangan serta penguatan fasilitas kesehatan, jaringan dan jejaring fasilitas kesehatan dalam pelayanan KB dan kesehatan reproduksi serta usaha kesehatan bersumber daya masyarakat; serta h) peningkatan pengetahuan dan akses layanan kesehatan reproduksi remaja secara lintas sektor yang responsif gender.
2. Percepatan perbaikan gizi masyarakat untuk pencegahan dan penanggulangan permasalahan gizi ganda, mencakup: a) percepatan penurunan stunting dengan peningkatan efektivitas intervensi spesifik, perluasan dan penajaman
terutama mendorong pemenuhan gizi seimbang berbasis konsumsi pangan (food based approach); d) penguatan sistem surveilans gizi termasuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak; e) peningkatan komitmen dan pendampingan bagi daerah dalam intervensi perbaikan gizi dengan strategi sesuai kondisi setempat; f) respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat; g) Pelibatan aktif aktor non pemerintah (swasta, lembaga masyaraka madani, perguruan tinggi dan organisasi profesi dan mitra pembangunan lainnya; serta h) penyediaan tenaga gizi yang berkualitas.
3. Peningkatan pengendalian penyakit, dengan perhatian khusus pada HIV/AIDS, TB, malaria, jantung, stroke, hipertensi, diabetes, kanker, emerging diseases, penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, penyakit tropis terabaikan (kusta, filariasis, schistosomiasis), penyakit jiwa, cedera, gangguan penglihatan, dan penyakit gigi dan mulut, mencakup: a) pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit melalui edukasi, pemberdayaan masyarakat dan kolaborasi multisektor termasuk perluasan cakupan deteksi dini, pengembangan real time surveilans dan pengendalian vektor; b) penguatan health security terutama peningkatan kapasitas untuk pencegahan, deteksi, dan respon cepat terhadap ancaman penyakit termasuk penguatan alert system kejadian luar biasa dan karantina kesehatan; c) penguatan tata laksana penanganan penyakit dan cedera; serta d) penguatan sanitasi total berbasis masyarakat.
4. Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), mencakup: a) pengembangan kawasan sehat antara lain kabupaten/kota sehat, pasar sehat, upaya kesehatan sekolah (UKS) dan lingkungan kerja sehat; b) penyediaan ruang terbuka publik, transportasi massal dan konektivitas untuk mendorong aktivitas fisik masyarakat dan lingkungan sehat serta penurunan polusi udara;
c) regulasi yang mendorong pemerintah pusat dan daerah serta swasta untuk menerapkan pembangunan berwawasan kesehatan dan mendorong hidup sehat termasuk pengembangan standar dan pedoman untuk sektor non kesehatan, peningkatan cukai rokok, pelarangan iklan rokok, dan penerapan cukai pada produk pangan yang berisiko tinggi terhadap kesehatan, dan pengaturan produk makanan dengan kandungan gula, garam dan lemak; d)
akses, kualitas, advokasi dan tata kelola implementasi gerakan masyarakat hidup sehat di semua tatanan; serta g) penguatan kolaborasi multisektor untuk mendukung upaya promotif dan preventif dengan pendekatan kebijakan berwawasan kesehatan (Health in All Policies).
5. Penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan, mencakup:
a. Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang difokuskan pada peningkatan upaya kesehatan masyarakat sebagai elemen pokok dari pelayanan kesehatan dasar; penyempurnaan sistem akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta yang digunakan sebagai acuan pemenuhan standar fasilitas pelayanan kesehatan; pengembangan dan pelaksanaan rencana induk nasional penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan; pemanfaatan inovasi teknologi dalam pelayanan kesehatan meliputi perluasan sistem rujukan online termasuk integrasi fasilitas kesehatan swasta dalam sistem rujukan, sistem rujukan khusus untuk daerah dengan karakteristik geografis tertentu (kepulauan dan pegunungan), perluasan cakupan dan pengembangan jenis layanan telemedicine, digitalisasi rekam medis dan rekam medis online; perluasan pelayanan kesehatan bergerak (flying health care) dan gugus pulau; optimalisasi penguatan pelayanan kesehatan dasar melalui pendekatan keluarga; pengembangan dan peningkatan kualitas RS khusus;
serta perbaikan pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan dan pengendalian bahan berbahaya dan beracun (B3)
b. Pemenuhan dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan yang difokuskan pada pengembangan paket pelayanan kesehatan (tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, farmasi dan alat kesehatan), afirmasi pemenuhan tenaga kesehatan strategis, dan afirmasi pendidikan (beasiswa dan tugas belajar) tenaga kesehatan untuk ditempatkan di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) dan daerah kurang diminati; pengembangan kebijakan re- distribusi tenaga kesehatan yang ditempatkan di fasilitas pelayanan kesehatan; pengembangan mekanisme kerjasama pemenuhan tenaga kesehatan melalui kontrak pelayanan; perluasan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan fokus pada pelayanan kesehatan dasar;
pembatasan program studi bidang kesehatan yang tidak memenuhi standar kualitas;
serta pemenuhan tenaga kesehatan sesuai standar dan tenaga non-kesehatan
berbasis elektronik; peningkatan promosi dan pengawasan penggunaan obat rasional; pengembangan obat, produk biologi, reagen, dan vaksin bersertifikat halal yang didukung oleh penelitian dan pengembangan life sciences; serta pengembangan produksi dan sertifikasi alat kesehatan untuk mendorong kemandirian produksi dalam negeri;
d. Peningkatan efektivitas pengawasan obat dan makanan yang difokuskan pada perluasan cakupan dan kualitas pengawasan pre dan post market obat dan pangan berisiko yang didukung oleh peningkatan kompetensi SDM pengawas dan penguji serta pemenuhan sarana prasarana laboratorium; peningkatan kemampuan riset;
percepatan dan perluasan proses layanan publik termasuk registrasi; peningkatan kepatuhan dan kemandirian pelaku usaha dalam penerapan sistem manajemen mutu dan pengawasan produk; peningkatan peran serta masyarakat dalam pengawasan; serta pemanfaatan teknologi informasi dalam pengawasan obat dan makanan;
e. Penguatan tata kelola, pembiayaan kesehatan, penelitian dan pengembangan yang difokuskan pada pengembangan kebijakan untuk peningkatan kapasitas pemerintah provinsi dan kabupaten/kota; pendampingan perbaikan tata kelola pada daerah yang memiliki masalah kesehatan untuk pencapaian target nasional dan mendorong pemenuhan SPM kesehatan; integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi sistem informasi kesehatan pusat dan daerah termasuk penerapan sistem single entry; inovasi dan pemanfaatan teknologi digital termasuk big data untuk pengumpulan data, media promosi, komunikasi, dan edukasi kesehatan; peningkatan pemanfaatan anggaran untuk penguatan promotif dan preventif berbasis bukti;
pengembangan sumber pembiayaan baru seperti penerapan earmark cukai dan pajak, kerjasama pemerintah dan swasta; peningkatan kapasitas dan kemandirian pembiayaan fasilitas kesehatan milik pemerintah; serta penguatan penelitian dan pengembangan untuk efektivitas dan inovasi intervensi kesehatan, dan evaluasi sistem kesehatan untuk mendukung pencapaian prioritas nasional
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja Dinas Kesehatan