• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran yang dipersamakan diterima Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), segera mengambil langkah-langkah persiapan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan antara lain memeriksa MAK, dan angka-angka jumlah anggaran yang tercantum dalam DIPA dan POK apakah Sub MAK sudah sesuai dengan usulan atau masih terdapat kesalahan, meneliti uraian kegiatan dalam DIPA dan POK apakah sudah cukup lengkap dan jelas, meniliti kembali DIPA dan POK yang telah diterima,

38 apakah nama, NIP dan jabatan Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara Pengeluaran sudah sesuai dan benar. Apabila DIPA Satker terdapat kesalahan maka Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen segera mengajukan usul ralat atau revisi.

Revisi Anggaran adalah perubahan rincian anggaran belanja Pemerintah Pusat yang telah ditetapkan berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/APBN Perubahan tahun anggaran berjalan dan ditetapkan dalam Satuan Anggaran Per Satuan Kerja (SAPSK) dan / atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

2.1. Ruang Lingkup Revisi Anggaran Revisi Anggaran terdiri atas :

a. Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan pagu anggaran belanja termasuk pergeseran rincian anggaran belanja;dan

b. Perubahan atau pergeseran rincian anggaran belanja dalam hal pagu anggaran tetap.

Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan pengurangan alokasi anggaran terhadap:

a. Kebutuhan Biaya Operasional satuan kerja (Kegiatan 0001 dan Kegiatan 0002) kecuali untuk memenuhi biaya operasional pada satuan kerja lain;

b. Pembayaran berbagai tunggakan;

c. Kebutuhan pengadaan bahan makanan untuk tahanan/narapidana kecuali untuk memenuhi kebutuhan pengadaan bahan makanan untuk tahanan/narapidana pada satuan kerja lain;

d. Rupiah Murni Pendamping PHLN;

e. Kegiatan yang bersifat multi years

f. Kelompok pengeluaran/subkegiatan/kegiatan yang telah dikontrakkan dan/ atau direalisasikan dananya sehingga menjadi minus; dan

g. Alokasi tunjangan profesi dan tunjangan kehormatan kecuali untuk memenuhi tunjangan profesi dan tunjangan kehormatan pada satuan kerja lain.

Revisi Anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah Target Kinerja dengan ketentuan sebagai berikut:

a. tidak mengubah sasaran program;

b. tidak mengubah jenis dan satuan Keluaran (output) kegiatan; atau

c. tidak mengurangi volume Keluaran (output) Kegiatan prioritas Nasional atau Prioritas Kementerian Negara/Lembaga.

2.2. Tata Cara Revisi Anggaran Dan Pengesahan Revisi DIPA

a. Revisi anggaran yang dilaksanakan pada Kantor Pusat/Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan meliputi :

1) perubahan ralat karena kesalahan administrasi termasuk ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam peruntukan dan sasaran yang sama termasuk yang mengakibatkan perubahan jenis belanja dan sudah direalisasikan;

2) perubahan kantor bayar (KPPN);

3) perubahan nomenklatur satuan kerja sepanjang kode satuan kerja tetap;

4) pergeseran antarjenis belanja dalam satu kegiatan sepanjang tidak mengubah Target Kinerja;

5) pergeseran dalam satu provinsi/kabupaten/kota untuk kegiatan dalam rangka tugas pembantuan dan urusan bersama, atau dalam satu provinsi untuk kegiatan dalam rangka dekonsentrasi sepanjang tidak mengubah Target Kinerja;

6) pergeseran antar provinsi/kabupaten/kota untuk kegiatan operasional termasuk pengadaan bahan makanan untuk tahanan/narapidana yang dilaksanakan oleh unit organisasi di tingkat pusat maupun oleh instansi vertikalnya di daerah sepanjang tidak mengubah Target Kinerja;

39 7) pencairan dana yang diblokir/bertanda bintang (*) sepanjang dicantumkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, apabila persyaratan telah dipenuhi;

8) penerimaan Hibah LN/DN termasuk hibah yang diterushibahkan setelah APBN Tahun Anggaran 2013 dan atau APBN-Perubahan Tahun Anggaran 2013 ditetapkan khusus untuk Hibah -LN/DN yang dilaksanakan secara langsung oleh Pemberi Hibah atau Hibah LN/DN yang diterima langsung oleh Kementerian Negara/ Lembaga;

9) perubahan anggaran belanja sebagai akibat penggunaan kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakin aalam APBN untuk Satuan Kerja PT Bukan BHMN dan Satuan Keria BLU; dan/atau

10) perubahan rincian belanja sebagai akibat dari penyelesaian tunggakan tahun yang lalu sepanjang dalam kegiatan yang sama, dananya masih tersedia dan tidak mengubah target kinerja.

Usulan Revisi Anggaran yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kanior wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan paling sedikit dilampiri d-engan dokumen sebagai berikut:

1) Naskah Perjanjian Hibah atau dokumen lain yang dipersamakan dan nomor register dalam hal penerimaan hibah selelah APBN Tahun Anggaran berjalan dan atau APBN-perubahan Tahun Anggaran berjalan ditetapkan;

2) Konsep Revisi DIPA yang telah ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran.

b. Revisi Anggaran dapat dilaksanakan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dengan ketentuan sebagai berikut :

1) tidak mengurangi belanja gaji dan tunjangan lainnya yang melekat pada gaji;

2) tidak mengurangi/ merelokasi anggaran belanja mengikat

3) pergeseran Komponen lnput untuk kebutuhan Biaya Operasional;

4) pergeseran Komponen Input dalam satu Keluaran (output) sepanjang tidak menambah komponen honorarium dan dalam jenis belanja yang sama; dan/atau 5) pergeseran komponen Input antar Keluaran (output) dalam satu kegiatan

sepanjang dalam jenis belanja yang sama.

Revisi Anggaran sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan mengubah Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dan ditetapkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan mengubah ADK RKA-KL berkenaan dengan menggunakan aplikasi RKA-KL.

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran wajib menyampaikan setiap perubahan ADK RKA-KL kepada Direktur Jenderal Anggaran c.q. Direktur Sistem Penganggaran.

ADK Revisi POK sebagaimana dimaksud dikirimkan kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk dilakukan pemutakhiran data DIPA

c. Pengajuan Pengesahan DIPA

1). Pengajuan Pengesahan Revisi DIPA berdasarkan Perubahan SAPSK PA/Kuasa PA mengajukan usul pengesahan Revisi DIPA berdasarkan perubahan SAPSK kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dilampiri konsep revisi DIPA yang telah ditandatangani Kuasa PA dan ADK.

2). Pengajuan Pengesahan Revisi DIPA Tanpa Perubahan SAPSK

a). PA/Kuasa PA mengajukan usul pengesahan Revisi DIPA tanpa perubahan SAPSK/DNA kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan selain melampirkan konsep Revisi DIPA yang telah ditandatangani Kuasa PA dan ADK, dilampiri :

(1) surat pernyataan bahwa sasaran program dan volume keluaran kegiatan/subkegiatan telah dicapai/dikontrakkan dalam hal pengesahan

40 Revisi DIPA berupa perubahan alokasi dana antar subkegiatan atau perubahan volume keluaran pada subkegiatan;

(2) Surat Pernyataan PA/Kuasa PA bahwa usul pengesahan Revisi DIPA tidak mengubah/mengganggu target kinerja khusus untuk usulan revisi anggaran berupa pergeseran antar jenis belanja dalam satu kegiatan,

Revisi DIPA DK, DIPA TP, dan DIPA UB, dan perubahan alokasi anggaran antar provinsi/kabupaten/kota.

b) Pengajuan Usul pengesahan Revisi DIPA dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun yang lalu dilampiri :

(1) konsep Revisi DIPA dengan mencantumkan catatan pada halaman IV DIPA mengenai jumlah pagu dan uraian pembayaran tagihan;

(2) ADK;

(3) Surat Pernyataan PA/Kuasa PA bahwa usul pengesahan Revisi DIPA tidak mengubah target kinerja dan volume keluaran kegiatan/subkegiatan dan tanggungjawab kebenaran tagihan;

(4) Hasil verifikasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) setempat untuk jumlah seluruh tunggakan Rp. 500.000.000,-00 (lima ratus juta rupiah) keatas.

c) Pengajuan usul pengesahan Revisi DIPA kepada Direktorat Jenderal Anggaran/Kantor Pusat DirektoratJenderal Perbendaharaan/Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan ditembuskan kepada KPPN pembayar.

d) Berdasarkan usulan pengesahan Revisi DIPA sebagaimana dimaksud di bagian c), KPPN memblokir pada kelompok akun yang bergeser/berkurang sebesar usulan Revisi DIPA sampai dengan adanya keputusan atas usulan pengesahan Revisi DIPA tersebut.

e) Apabila usulan Revisi DIPA tersebut akan mengakibatkan pagu minus, maka KPPN segera menginformasikan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan/Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai dasar pembatalan Revisi DIPA.

d. Pengesahan Revisi DIPA:

1). Pengesahan Revisi DIPA Berdasarkan Perubahan SAPSK Pengesahan diatur sebagai berikut

a) Direktur Jenderal Perbendaharaan mengesahkan Revisi DIPA berdasarkan perubahan SAPSK untuk revisi DIPA Satker Pusat (KP), DIPA TP dan/atau DIPA UB yang disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.

b) Kepala Kantor Wilayah Direktorat jenderal Perbendaharaan mengesahkan Revisi DIPA berdasarkan perubahan DNA yang diterbitkan oleh Direktur Perbendaharaan untuk Revisi DIPA Satuan Kerja Vertikal, DIPA Dekonsentrasi, DIPA Tugas Pembantuan dan DIPA Urusan Bersama.

2). Pengesahan Revisi DIPA Tanpa Perubahan SAPSK Pengesahan diatur sebagai berikut

a). Revisi DIPA KP yang beralokasi di DKI Jakarta, disahkan oleh Direktur Perbendaharaan

b). Revisi DIPA KP yang beralokasi di daerah (diluar DKI Jakarta), DIPA KD, DIPA Dekonsentrasi; DIPA Tugas Pembantuan dan DIPA Urusan Bersama disahkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

e. Penyampaian dan Pelaporan Revisi DIPA

1). Penyampaian Revisi DIPA yang telah disahkan diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Revisi DIPA yang disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan sebagaimana dimaksud diatas, disampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran yang bersangkutan dan KPPN terkait beserta ADK, dengan tembusan kepada:

41 (1) Menteri/Ketua Lembaga;

(2) Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;

(3) Gubernur Propinsi;

(4) Direktur Jenderal Anggaran;

(5) Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Direktorat Jenderal Perbendaharaan,dan

(6) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan terkait beserta ADK.

b. Revisi DIPA yang disahkan oleh Kepala Kantor wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagaimana dimaksud diatas, disampaikan kepada Kuasa pengguna Anggaran yang bersangkutan dan KPPN terkait beserta ADK, dan tembusan kepada:

(1) Menteri/Ketua Lembaga;

(2) Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;

(3) Gubernur Propinsi;

(4) Direktur Jenderal Anggaran;

(5) Direktur Jendera Perbendaharaan beserta ADK c.q.:

(a) Direktur Pelaksanaan Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharan, dan

(b) Direktur Akuntansi dan pelaporan Keuangan, Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

2). Revisi DIPA yang disahkan oleh Kepala Kantor wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan wajib dilaporkan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q.

Direktur pelaksanaan Anggaran beserta ADK DIPA yang dilaporkan revisinya maupun yang tidak direvisi.

3). Laporan dan ADK sebagaimana dimaksud di nomor 3) disampaikan paling lambat akhir minggu pertama bulan berikutnya.

f. Batas Waktu Pengusulan Revisi DIPA

Batas akhir penerimaan usul Revisi DIPA baik dengan perubahan maupun tanpa perubahan SAPSK disesuaikan denganan Peraturan Menteri Keuangan.

g. Batas waktu penyelesaian pengesahan revisi DIPA

Penyelesaian pengesahan revisi DIPA paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah usulan pengesahan revisi serta data pendukung diterima secara lengkap.

Dokumen terkait