• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku wirausaha dan tingkat kemandirian usaha berpengaruh secara positif dan nyata terhadap kemajuan usaha, masing-masing sebesar 0,35 dan 0,34. Rendahnya perilaku wirausaha dan tingkat kemandirian usaha menyebabkan rendahnya tingkat kemajuan usaha. Hubungan langsung antara faktor perilaku wirausaha dan tingkat kemandirian usaha terhadap kemajuan usaha terlihat pada Gambar 31.

Pengaruh Faktor Perilaku Wirausaha terhadap Kemajuan Usaha

Berdasarkan Tabel 40 terlihat bahwa perilaku wirausaha berpengaruh secara positif dan nyata terhadap kemajuan usaha. Perilaku wirausaha sangat penting bagi peningkatan kemajuan usaha, aspek keinovatifan, inisiatif,

pengelolaan resiko, dan daya saing memiliki kontribusi yang besar bagi kemajuan usaha. Stewart JR et al (1998) menilai kemajuan usaha seorang wirausahwan berdasarkan kecemerlangan aspirasi wirausahawan dalam memandang peluang di masa depan yang penuh resiko, hal ini dapat meningkatkan keberhasilan usaha.

Gambar 31 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemajuan Usaha

Gambar 31. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemajuan Usaha

Rendahnya tingkat kemajuan usaha disebabkan oleh rendahnya kemampuan pengrajin untuk menghasilkan inovasi dan menerapkan inovasi tersebut dalam usaha kerajinan kerajinannya masih rendah (rata-rata skor 32,5). Kecenderungan menerapkan cara-cara yang sudah lama mereka terapkan, menyebabkan kejenuhan pada model yang dihasilkan sehingga tidak sesuai lagi dengan mode yang disukai konsumen terutama untuk produk yang berorientasi ekspor. Lebih dari seperempat pengrajin di Kabupaten Magetan memiliki keinovatifan rendah yang berakibat produk sepatu yang dihasilkan tidak mampu diserap pasar secara optimal dari segi kuantitas dan jangkauan pemasaran. Pengrajin Magetan sebagian besar memasarkan produknya untuk kebutuhan lokal (55,3 persen). Rendahnya keinovatifan menyebabkan seperempat pengrajin memiliki tingkat pertumbuhan usaha (penjualan, jenis produk, aktiva, volume produksi, dan pangsa pasar) sangat rendah.

Keinovatifan (pemahaman tentang penciptaan inovasi produk, ketertarikan untuk menciptakan inovasi, dan kecermatan menghasilkan inovasi dengan peralatan produksi atau teknik produksi terbaru kondusif) akan meningkatkan pertumbuhan produksi. Pengetahuan sumber informasi tentang teknik pemasaran

Perilaku Wirausaha R2= 0,49 ζ=0,51 Kemandirian Usaha Kemajuan Usaha 0,34 0,35

dan pelayanan kepada pelanggan yang inovatif akan mendorong pengrajin untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan.

Faktor inisiatif juga memiliki pengaruh besar terhadap tingkat kemajuan usaha. Ketidakmampuan sebagian besar pengrajin menjangkau pasar ekspor disamping karena rendahnya keinovatifan juga karena kemampuan untuk memasuki pasar baru yang masih rendah yang ditunjukkan dari inisiatif pengrajin untuk memprakarsai atau memulai usaha pada pangsa pasar dan jangkauan pasar baru yang masih rendah (rata-rata 34,4). Upaya mendorong pengrajin meningkatkan inisiatif sangat penting untuk meningkatkan kemampuan pengrajin menjangkau pasar yang lebih luas terutama pasar ekspor yang baru 5 persen dijangkau pengrajin. Kecermatan dalam memanfaatkan peluang usaha dengan perencanaan yang matang kondusif untuk mengembangkan kecermatan dan ketepatan mengelola usaha ecara efisien. Ketertarikan dan ketelitian dalam mengidentifikasi peluang usaha yang didukung dengan kemampuan pengrajin dalam mencari sumber informasi inovatif dan kecermatan dalam menghasilkan inovasi usaha akan menjadikan usaha lebih dinamis dan produk menjadi lebih bervariasi.

Daya saing yang dimiliki pengrajin juga berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kemandirian usaha. Rendahnya daya saing produk kerajinan menyebabkan rendahnya tingkat kemandirian usaha. Pengrajin masih menggunakan standar lokal pada produk yang dihasilkan. Secara logika, dengan jangkauan pasar yang lebih luas akan menuntut standar mutu produk yang lebih tinggi karena persaingan semakin luas. Produk yang menjadi pesaing tidak hanya produk lokal tapi produk nasional bahkan internasional. Sebagai salah satu contoh, pengrajin tidak dapat menggunakan standar ukuran sepatu untuk orang Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar Eropa atau Timur Tengah.

Pengetahuan dan pemahaman tentang cara memprediksi resiko, sikap terhadap resiko, dan ketepatan dan kecermatan mengelola resiko masih rendah yang menyebabkan pertumbuhan usaha dan efektivitas usaha juga rendah. Pengrajin perlu berhati-hati dan teliti dalam menjalankan usaha secara efisien dan efektif. Peluang usaha baru yang berhasil diidentifikasi dan dijalankan pengrajin akan membuka kesempatan untuk meningkatkan volume penjualan dan perluasan

pangsa pasar. Kecermatan menemukan peluang usaha dan ketepatan memprediksi terjadinya resiko dalam menjalankan usaha baru yang didukung perencanaan biaya produksi yang baik akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha.

Berdasarkan hasil tersebut di atas, faktor perilaku wirausaha sangat penting diperhatikan untuk meningkatkan kemajuan usaha pengrajin. Pengrajin yang berkualitas perilaku wirausaha sangat kondusif untuk dapat meraih kemajuan usaha. Variabel tersebut penting untuk dikembangkan melalui program pemberdayaan masyarakat. Sehingga pengrajin mampu meraih pertumbuhan usahanya serta dapat bekerja secara efisien dan efektif. Hasil temuan ini relevan dengan temuan Perry et al (2001), Adnyana (2004), dan Steier (2000).

Pengaruh Faktor Tingkat Kemandirian Usaha terhadap Kemajuan Usaha

Kemandirian usaha berpengaruh secara positif dan nyata terhadap kemajuan usaha. Rendahnya kemajuan usaha (pertumbuhan usaha, efektivitas usaha, dan efisiensi usaha) dengan rata-rata skor 35,9 disebabkan oleh rendahnya tingkat kemandirian usaha (kemandirian permodalan, produksi, pemasaran, dan kerjasama) dengan rata-rata skor 37,8.

Pertumbuhan usaha yang rendah (terutama faktor pertumbuhan volume produksi) disebabkan oleh kemandirian produksi yang rendah (ketrampilan proses produksi). Pengrajin masih belum mampu mencapai tingkat pertumbuhan produksi yang tinggi karena ketepatan dalam menjalankan tahapan produksi masih rendah, pengrajin masih belum membuat perencanaan jumlah barang yang akan diproduksi sehingga tidak bisa selesai tepat waktu.

Efek kemandirian produksi yang rendah juga berpengaruh pada rendahnya efisiensi waktu. Pengrajin memiliki keterbatasan akses terhadap peralatan besar (mesin pres, pemotong, dan seset) yang tidak dimilikinya dengan menyewa pada pengrajin lain sehingga menimbulkan waktu menganggur.

Faktor kemandirian permodalan yang dimiliki pengrajin masih rendah, hal ini menyebabkan rendahnya kemajuan usaha. Pemahaman tentang pengelolaan modal, sikap hemat dalam mengelola modal, dan ketepatan mengakses sumber

permodalan alternatif masih rendah, sehingga pertumbuhan usaha menjadi rendah, terutama pertumbuhan volume produksi dan pertumbuhan aktiva.

Rendahnya pertumbuhan usaha (pertumbuhan penjualan dan perkembangan pangsa pasar) disebabkan oleh kemandirian pemasaran pengrajin yang masih rendah. Kemandirian pemasaran pengrajin masih belum kondusif untuk meningkatkan volume penjualan dan menjangkau pasar yang lebih luas terutama pasar ekspor. Pengrajin masih rendah dalam ketanggapan terhadap perkembangan teknik menjual, promosi produk kerajinan dan keluwesan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan sehingga pencapaian target penjualan dan perkembangan pangsa pasar masih rendah.

Kemandirian kerjasama yang rendah juga menyebabkan kemajuan usaha yang rendah. Kemampuan pengrajin dalam melakukan kerjasama dengan pihak yang berkaitan dengan bidang usaha kerajinan (pemodal, pemasok bahan baku, agen pemasaran, dan konsumen) masih rendah sehingga pertumbuhan usaha terutama perkembangan pangsa pasar, pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan aktiva menjadi rendah. Pengrajin belum mampu membuat perjanjian dalam kerjasama dan belum mampu memposisikan dirinya sebagai mitra yang sejajar dengan aktor terkait sehingga timbul tindakan subordinasi oleh aktor tersebut.

Sikap percaya diri pengrajin dalam menjalin kerjasama masih rendah, sehingga menghambat perkembangan jangkauan pemasaran. Pengrajin belum mampu memperluas akses jaringan kerjasama, jika pengrajin mampu maka semakin luas dan semakin banyak alternatif jaringan kerjasama yang dimiliki pengrajin akan semakin tinggi kemampuan mencapai pertumbuhan usaha dan semakin tinggi pencapaian target usaha.

Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Keberlanjutan Usaha

Kemajuan usaha yang dicapai oleh pengrajin diuji pengaruhnya terhadap tingkat keberlanjutan usaha. Ringkasan hasil uji hipotesis yang tersebut pada Tabel 41 menunjukkan bahwa hipotesis ”Keberlanjutan usaha dipengaruhi secara langsung oleh kemajuan usaha” diterima.

Tabel 41. Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Kemajuan Usaha terhadap Keberlanjutan Usaha

Variabel Bebas Variabel Terikat Koefisien Jalur (Standardized) Standar Error Nilai t hitung Hasil Uji α=0,05. R2 Keberlanjutan Usaha Kemajuan Usaha 0,76 0,09 8,46 * 0,57

Dokumen terkait