Rinitis Akut (common cold)
2.7 Rinitis Medikamentosa
DEFINISI
Kelainan hidung berupa gangguan respon normal vasomotor, akibat pemakaian obat-obatan tetes hidung (vasokonstriktor/dekongestan) yang berlebihan dan dalam waktu yang lama.
ETIOLOGI
Drug abuse (pemakaian obat topikal hidung yg lama dan berlebihan) PATOFISIOLOGI
Mukosa hidung adalah organ yang peka rangsang. Pemakaian obat topikal yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya fase dilatasi berulang (rebound dilatation) dan menyebabkan obstruksi. Dengan adanya gejala ini, pasien cenderung akan menggunakan vasokonstriktor lebih banyak lagi, dan hal serupa akan timbul kembali dan semakin menjadi. Sehingga lama kelamaan akan terjadi penambahan mukosa jaringan dan rangsangan sel-sel mukoid sehingga sumbatan akan menetap dengan produksi sekret yang berlebihan.
DIAGNOSIS
Anamnesa
hidung tersumbat terus-menerus dan berair
Pemeriksaan
Rhinoskopi anterior : konka edema (hipertrofi), sekret hidung yang berlebihan
tes adrenalin : negatif (edema konka tidak berkurang) PENATALAKSANAAN
1. Hentikan pemakaian obat tetes /semprot hidung
2. Untuk mengatasi sumbatan hidung berulang (rebound congestion) berikan kortikosteroid secara tappering off dengan penurunan dosis sebanyak 5mg/hari
3. dekongestan oral : pseudoefedrine
4. operatif bila tidak ada perbaikan selama 3 minggu : cauterisasi konka inferior, conchotomi concha inferior
DEFINISI Penonjolan muko bertangkai. Polip bu ETIOLOGI Diduga beberapa fa alergi keradangan / in sumbatan meka ketidakseimban gangguan saraf perubahan poli PATOFISIOLOGI Penyebab pasti bel ulang menimbulka turut edema, peno kepadatan jaringan timbulnya polip. K padat, maka polip yang melebar, teta plasma dan eosinof MACAM POLIP Multipel, sering Soliter, umum kebelakang sam DIAGNOSIS Anamnesis Hidung buntu berlangsung ter Rinorea, pilek t kalau penderita Hiposmia/anos Rinolalia oclusa Semua gejala-gejala Pemeriksaan fisik Inspeksi : jika polip mend
Rinoskopi ante tampak sekret Polip kadang inferior, yakni dibasahi denga konka nasi ya mengecil, seda Rinoskopi poste kadang dapat d
osa kavum nasi ukan neoplasma, teta
aktor yang berperan nfeksi kronis
anik (Bernoulli pheno
ngan vasomotor. f
isakarida pada muko
um diketahui. Alerg n hambatan aliran k onjolan mukosa, pa n ikat dan pembuluh Karena konka nasi in jarang ditemui pada pi miskin (sedikit) p fil dalam jumlah berv
g dijumpai, biasanya nya berasal dari si mpai koane dan naso
/ tersumbat, bisa p rus-menerus
terus menerus, sekre a terserang rinitis aku
mia
a, akibat hidung bun a ini bertambah seca
desak tulang hidung
erior :
mukus dan polip perlu dibedakan dengan cara mem an larutan efedrin ang berisi banyak p ngkan polip tidak ak
terior :
dijumpai polip koana
yang panjang da api pseudotumor.
sbg penyebab al :
nomenon)
osa hidung
i dan radang kronik kembali cairan inter njang dan bertangk h darah menentukan nferior dan septum n a organ-organ terseb pembuluh darah dan
variasi.
berasal dari selulae inus maxillaris yang ofaring yang disebut c
parsial atau total ter et mukus. Pilek berta ut atau serangan alerg ntu.
ara lambat tetapi prog
→ dorsum nasi mele multipel atau solite dengan konka na masukkan kapas yan 1% (vasokonstrikto pembuluh darah aka kan mengecil. al.
an
yang berlangsung la rstisial dan seterusny kai, maka terbentuk
derajat edema, seh nasi mengandung ba but. Stroma mengan n saraf. Didapat tum
ethmoidalis g dapat meluas lew
choanal polyp/ anthr
rgantung besar atau ambah hebat dan sek
gi.
gresif.
ebar (frog face deform
er. asi ng or), an
ama dan berulang-ya secara berturut-lah polip. Derajat ingga menentukan anyak jaringan ikat dung jaringan ikat pukan limfosit, sel
wat ostium sinus,
hro choanal polyp.
banyaknya polip, kret menjadi encer
Pemeriksaan tambahan
Tes alergi (lihat rinitis alergi) bila diperlukan
bila diperlukan dapat dilakukan x-foto sinus posisi Waters DERAJAT POLIP
0 : tidak dijumpai polip
1 : polip hanya tampak dengan pemeriksaan endoskopi
2 : tampak polip dibawah concha media pada pemeriksaan rinoskopi anterior 3 : tampak polip masif memenuhi cavum nasi
DIAGNOSIS BANDING
Angiofibroma nasofaring juvenilis : tampak seperti polip koanal, tetapi relatif mudah berdarah
Inverted cell papilloma : tampak seperti polip multipel, tetapi biasanya unilateral dan banyak pada orang berusia lanjut.
Meningokel : biasanya pada bayi atau anak-anak. Polip jarang dijumpai pada anak-anak maupun bayi
PENATALAKSANAAN
Untuk polip yang kecil derajad 1 atau 2 dapat diobati secara konservatif dengan kortikosteroid (oral/sistemik, lokal)
Untuk polip yang besar atau gagal dengan terapi konservatif, dapat dilakukan ekstraksi polip atau polipektomi.
Bisa diikuti dengan operasi ethmoidektomi (intranasal atau ekstranasal) bila polip berasal dari selulae ethmoid → bisa dengan bantuan endoskopi dengan tehnik FESS (Functional Endoscopic Sinus Surgery)
DEFINISI Radang akut pada kompleks. ETIOLOGI Penyebab 1. Rinogen : obstruksi sinus tonsilitis akut. 2. Dentogen : penjalaran infe Faktor predisposis 1. Lokal Sumbatan m • septum • polip n • corpus • atresia • pemasa Sumbatan o Kelainan b 2. Sistemik malnutrisi steroid jang diabetes m kelainan da kemoterapi AIDS Kuman yang sering
Streptococcus pne alfa, Staphylococcu
PATOFISIOLOGI
mukosa sinus yang
s yang dapat diseba
ksi gigi di rahang ata
si mekanik m deviasi nasi alienum choane
angan tampon hidun ostiomeatal komplek awaan : Immotile ci sinusitis/po gka panjang ellitus arah i ditemukan : eumoniae, Haemoph us aureus, Streptococ
pada umumnya diaw
abkan oleh rhinitis
as (M1-3,P1-2)
ng
ks oleh karena proses
ilia syndrome/ ciliary
olip, bronkiektasis &
hilus influenze, Bra ccus pyogenes
wali dengan penyum
akut, faringitis akut,
s keradangan kronis &
ry dyskinesia. (Kartag situs inversus) anhamella catararrha mbatan ostiomeatal , adenoiditis akut, & alergi
gener’s triad yaitu :
DIAGNOSIS anamnesa Nyeri, tergantu • Sinus maxilar • Sinus ethmoi • Sinus frontali • Sinus spheno obstructio nasi sekret/ingus ken gejala sistemik Pemeriksaan Rhinoskopi ant • mukosa ko • mukopus : Rhinoskopi pos • tampak mu penunjang transiluminasi : radiologik : fo penebalan muk endoskopi (nas CT-scan PENATALAKSANA Medikamentosa Dekongestan (d lokal : • efedr • efedr • oksim • oksim oral : pseu Antibiotik (dibe lini pertama : a Lini kedua : am analgetik (bila p Operatif Irigasi sinus ma Diatermi (short wa untuk memperb
ng pada sinus yang t ris : di bawah ke paling hebat dalis : di pangkal h medius s : di dahi atau kepala, palin pagi hari oidalis : di vertex occ
belakang ma ntal
: demam & malaise
erior :
onka hiperemis dan e : di meatus medius (
di meatus superior sterior :
ukopus di nasofaring
: sinus yang terkena t oto posisi waters, P kosa, adanya air fluid
soendoscopy/sinusco AAN diberikan selama 5-7 rin 1% (dewasa) rin 0,5% (anak) metazolin hidroklorid metazolin hidroklorid doefedrin 3 x 60 mg erikan selama 10-14 amoksisilin, eritromis moksiclav perlu), mukolitik axillaris : jika gagal d
dilakukan se
ave diathermy)
baiki vaskularisasi sin terkena :
lopak mata, t pada sore hari
idung & kantus seluruh ng hebat pada cipital, ata & mastoid
edema,
(sinusitis maksilaris, f (sinusitis ethmoidali (post nasal drip)
tampak suram dan ge PA dan lateral (sinu
d level), panoramik (b opy) 7 hari) da 0,025% (tetes hid da 0,05% (semprot h (dewasa) hari) in, kotrimoksasol. engan medikamento ekali seminggu, samp
nus pada sinusitis sub
frontalis & ethmoidal s post & sphenoidali
elap
us yg terkena tampa bila curiga dentogen
ung) untuk anak-ana idung) untuk dewasa
osa atau nyeri hebat a pai pus negatif
b akut. lis anterior), s) ak perselubungan, ) ak a akibat obstruksi,