Hubungan
antara jenis perankependi-dikan seorang pendidik rakyat dan dua pen-dekatan pendidikan yang telah dikemuka-kan adalah penting. Pendidik yang
mengem-bangkan kegiatan pendidikan komprehensif berkemampuan mengerti peran-peran yang mendorong mobilisasi sosial di dalamke-lompok. Para pendidik sedemikian ini
mem-perhatikan dua hal baik proses belajarnya
maupun
kemungkinan-kemungkinan untuk perubahan sosial. Ide-ide mereka akan me-nempatkan mereka dalam kuadran kanan bawah Diagram 1. Sebaliknya, merekayang melaksanakan kegiatan tanpa memperhati-kan nilai pendidikannyaakan menempatkandiri dalam kuadran kiri atas, di
mana
pende-katan ketergantungan dan peranan si aktivis bertemu. Gerakan sosial apa pun berurusan dengan beberapa sektor masyarakat, kalau menghendaki perubahannamun
tanpame-mandang
perubahan ini sebagai bagian dari proses pendidikan, dapat ditempatkanda-lam kuadran kiri bawah.
DIAGRAM
1INTERAKSI
ANTARA PENDEKATAN DAN
JENIS KEGIATAN PENDIDIKAN
Dasar Ketergantungan
Dasar Mobilisasi Sosial
Adalah ciri suatu orientasi teknokratis mengarah pada kegiatan pendidikan yang mempunyai tujuan, rencana, dan bahkan metode partisipatoris yang khusus; tetapi
pendekatan ketergantungan tampaknya
kuat. Hal ini terdapat dalam kuadran kanan
atas.
Riset
Atas Dampak Proyek-proyek Pendidikan
Riset
merupakan
kegiatan penting proyek-proyek PIIE untuk pendidikan rakyat, dan telah terwujud dalam berbagai bentuk dan pada tahap yang berbeda-beda.Pada
umumnya
ideuntuk program-program tumbuh dari riset sebelumnya, dari kebutuh-an kelompok-kelompok yang berpartisipasi,dan dari pengalaman tim-tim profesional.
Selama fase perkembangan, para perancang proyek melakukan penaksiran kebutuhan-kebutuhan dan sistematisasi
maupun
eva-luasi kegiatan-kegiatan, yang memungkin-kanmereka melakukan perubahan berdasar-kan informasi yang mereka peroleh.Sekarang ini fokus PIIE adalah pada
dampak
sosial dari kegiatan pendidikan.Zuniga mengartikan hal ini sebagai akibat sosial yang dihasilkanoleh proyek khusus di
dalam kelompok, di luar tujuannya
semu-la.^^ Dengan kata lain, hal -hal demikian ini ikut berperan: jenis organisasi yang
dicipta-kan untuk menangani problem yang sudah ditentukan, hubungan antara organisasi ini
dan hngkungan sosial,
kemampuan
meru-muskan kepentingan-kepentingannya pada negara dan masyarakat, keterlibatan para pendidikdalam kegiatan kelompoklainsela-ma
proyek khusus, dan ciri politis proyek-proyek itu.Memeriksa
dampak
proyek pendidikan rakyat yang disponsori oleh organisasi-organisasi non-pemerintah merupakanbi-dang riset yang penting. Sebuah studi''
"^Vawancarapribadi (1986).
"Magendzodan Medina(1988).
54 ANALISIS CSIS, 1991-1
memperhatikan
dampak
tiga programpen-didikan rakyat yang terkenal di Chili: the Learning Workshops, Workshopsfor
Com-munity Leaders, danWe
Joined!''And Now?
Program yang terakhir ini dikembangkan pada tahun 1980 oleh
CIDE
(Centro de In-vestigacion y Desarrollo de la Educacion)atau Pusat Riset dan Pengembangan Pendi-dikan, dan merupakan "program pendidik-an mengenai kehidupan seksualitas me-nyangkut pasangan-pasangan lingkungan berpendapatan rendah" yang merupakan anggota kesatuan paroki.^^ Sebagai penga-laman dalam pendidikan rakyat proyek membatasi diri menitikberatkan pada hu-bungan antara suami-isteri dan hubungan
antara orangtua-anak.
Gagasan di balik studi ini adalah untuk menentukan
bahwa
organisasi non-pemerin-tah seperti PIIE danCIDE
tidak hanyamen-ciptakan pendekatan pendidikan yang baru untuk
memecahkan
masalah-masalahkhusus, melainkan juga mencapai tujuan-tujuan yang berikutnya dengan
membina
para pendidik di dalam kelompok-kelomr pok:
1. Pelibatan para pendidik berbasiskan kelompok di luar bidang program yang
telah ditentukan;
2. Pemantapan kesinambungan penyiapan para pendidik baru, demikian sehingga pekerjaan mereka tidak berantakan atau hilang; dan
'^Program ini meskipun buican bagian PIIE dipilih karena CIDE dan PIIE dapat dipandang
NGO-NGO
yang paling representatif dalam bidang pendidikan di Chili. Program (We Joined! And Now?7 adalah satu dari program yang paling luas menyiapkan para pen-didik rakyat,dan keanggotaannya akanmemungkinkan
kitamemperluasanalisistentangdampakmendidikdari
NGO-NGO
dalam kerangka kegiatan pendidikan rakyat.3. Penekanan peranan mendidik dari parti-sipan dalam kerangka kegiatan pendidik-an rakyat.
Sejumlah 130 orang mengambil bagian dalam studi ini: 74 orang dari program the Learning Workshop, 24 orang dari program the Leaders Workshop, dan 32 orang dari
program
We
Joined!And Now?
Suatuin-strumen survei dirancang yang meliputi 38 pertanyaan khusus, dimaksudkan untuk
mengumpulkan
data-data berikut:1. Jumlah para pendidik berbasiskan
ma-syarakat yang terlibat dalam program atau kelompok sebelum dan sesudah
ma-sa penyiapan yang disponsori PIIE atau
CIDE;
2. Jumlah dan jenis program atau kelom-pok di
mana
para pendidik berbasiskan masyarakat terlibat sebelum dan sesudah penyiapan mereka dalam proyek yang di-sponsori PIIE atauCIDE;
3. Tingkat otonomi para pendidik
berbasis-kan masyarakat yang dicapai setelah pe-nyiapan;
4. Jenis peranan mendidik yang dimainkan para pendidik sebelum dan sesudah pe-nyiapan mereka; dan
5. Nilai yang menggerakkan kegiatan para pendidik rakyat itu sebagai pendidik.
Pada
umumnya
studi ini mendapatibahwa
organisasi non-pemerintah bekerja dikuadran kanan bawah dalam Diagram 1
(yaitu, mereka
mempromosikan
kegiatan yang lebih mendidik dan menggunakanalasan mobilisasi sosial) dan mempunyai pe-ranan mendidik yang sungguh-sungguh da-lam kelompok. Hasil riset menunjukkan
bahwa
upaya pendidikan yang dibawakan oleh tiga proyek khusus itu tidak mengung-kapkan keterlibatan para partisipan dalam kegiatan-kegiatan kelompok. Datamenun-PENDIDIKAN
RAKYAT
55jukkan bahwa sebagian besar dari yang
di-wawancarai (60%) sudah aktif dalam
pro-gram dan kelompok masyarakat sebelum mereka ikut serta dalam kegiatan-kegiatan penyiapan. Hasil ini sesuai dengan temuan
dari studi kasus sebelumnya di
mana
masing-masing partisipan sudah terlibatdalam kelompokatau organisasi masyarakat sebelum mengikuti proyek yang disponsori oleh PIIE atau CIDE.'^
Komitmen
kerja dalam proyek sosial tampaknya bukan me-rupakan hasil dari keikutsertaan orang-orang ini dalam program pendidikan, me-lainkan lebih berasal dari pengalamanpribadi dan penghayatan hidup dalam
ke-lompok.
Meskipun demikian, jumlah dan keane-karagaman program dan kelompok di
mana
mereka yang diwawancarai telah terlibat,tampaknya dipengaruhi oleh masa pendidik-an dan keikutsertaan dalam program yang
telah disebutkan di atas. Sebelum diikut-sertakan dalam masapendidikan ini, 86 dari 130 orang yang diwawancarai telah aktif
dalam 160 kelompok. Setelah menjalani pendidikan, mereka meningkatkan partisi-pasinya dalam 190 kelompok. Di samping
itu, sebagian terbesar program dan kelom-pok yang mereka pilih sebelum masa pendi-dikan ini bersifat keagamaan (42%). Setelah
masa pendidikan,
31%
program yang diikutipara pendidik rakyat ini berhubungan
de-ngan pengembangan pribadi. Juga kelom-pok politik bertambah dari
4%
menjadi7%
dari seluruh kelompok.
Akan
tetapi, para pendidik rakyat dalam programWe
Joined!And Now?
ydixxg lebih erat berkaitan dengan Gereja, hanya menunjukkan perubahankecil dalam jenis program.
Semua
hasil survei dinyatakan sebagai positif, sejauh memperlihatkan tingkatpar-'^Magendzo (1987).
tisipasi yang lebih tinggi dari mereka yang diwawancarai dalam kegiatan kelompok yang berbeda. Tetapijenis temuan ini ditun-jukkan kepada mereka sendiri, mereka membaik-baikkan jawaban mereka. Pada
umumnya
mereka berkatabahwa
keanggo-taan dalam sejumlah kelompok yang lebih besar dan beraneka ragam telah mempunyaiakibat yang berlawanan pada diri mereka.
Mereka merasa telah tumbuh sebagai
manu-sia dan telah memperkaya hidup mereka dengan mengambil bagian dalam sejumlah program yang lebih besar, tetapi mereka juga mengalami banyak kepenatan fisik
se-hingga biasanya menyebabkan lebih rendah-nya tingkat efisiensi. Orang-orang yang
di-wawancarai ini menunjukkan kekecewaan mereka atas sejumlah kecil orang yang ingin
menyumbangkan
tenaganya untuk kegiatan kelompok,namun
pada gilirannya menye-babkan mereka mencoba memperhatikanlebih banyak bidang sehingga mungkin lupa mempelajari beberapa masalah secara lebih
mendalam.
Pentinglah disebutkan bahwa setelah
masa persiapan, 21 dari seluruh 130 pendi-dik rakyat yang diwawancarai (21%) melan-jutkan bekerja hanya dengan program yang
telah mendidik mereka. Duapuluh dua orang dari keseluruhannya itu (17%) juga berpartisipasi dalam program lain. Sedang-kan sisanya, 38 orang (29%) tidak turut ser-ta dalam kegiatan apa pun sesudahnya, dan 43 orang (33%) ikut serta dalam kegiatan dengan kelompok lain daripada dengan
ke-lompok di
mana
merekatelah berpartisipasi.Pada
umumnya
-aktifnya berpartisipasi ber-sifat sebentar-sebentar, di saat-saat ketika para pendidik rakyat aktif dalam program pendidikan dan pada saat lain tatkala tidak ada aktivitas demikian.Pada saat studi ini dilakukan
-
yaituse-56 ANALISISCSIS, 1991-1
panjang tahun 1987 -- tujuan menciptakan sumber daya pendidikan yang permanen padatingkat kelompok tidak tercapai.
Sum-ber daya pendidikan yang bersifat permanen dapat dimengerti sebagai organisasi para pendidik rakyat yang mengorganisasikan program berlainan dalam kelompok-kelom-pok dengan maksud mengintegrasikan dan merencanakan usaha perorangan lebih efi-sien padasaat tim profesionalmeninggalkan program. Alasan untuk kurangnya koordi-nasi demikian adalah bermacam-macam: (1)
kurangnya imbalan uang yang
memaksa
para pendidik mencari pekerjaan alternatif;
(2) ide kerja sukarela yangbiasanya melekat pada pekerjaan kelompok; (3) kelelahan orang karena para pendidik rakyat harus melaksanakan terlalu banyak hal sekaligus;
dan (4) kenyataan
bahwa
proyek yang di-biayai oleh pihak luar cenderung menentu;kan tujuan melampaui tujuan yang muncul
didalam kelompok, yang
memang
lebihber-makna
untuk mobilisasi sosial.Meskipun demikian, peranan yang
diba-wakan oleh mereka yang diwawancarai itu berarti. Yaitu,
74%
dari mereka yang diwa-wancarai berpartisipasi dalam kelompok dan program setelah training, pertama-tama merasadiri mereka sebagai pendidik, bukansebagai aktivis atau organisator kelompok.
Hal ini lebih nyata lagi kalau kita memper-hatikanprogram khusus, di mana,
90%
darimereka yang diwawancarai berpartisipasi
dalam theLeadership Workshop dan
87%
dari mereka yang berpartisipasi dalam the Learning Workshops pertama-tama merasa
diri sebagai pendidik.
Temuan
riset juga menunjukkanbahwa
para partisipan telah mencapai tingkat sum-ber daya yang tinggi untuk beberapa kelom-pok di
mana
mereka berpartisipasi dalam menyusun acara penyiapan; sekitar89%
melaporkan
bahwa
merekatelah mendorongpartisipasi orang-orang lain; dan
80%
telah berpartisipasi dalam merencanakan tahap-tahap proyek yang lain; serta kira-kira27%
darimereka yang diwawancarai itu melapor-kan
bahwa
mereka secara independen telahmembentuk
kelompok. Hasil ini karenanya memperlihatkanbahwa
masa pendidikan dan keterlibatan dengan program yang ber-lainanmempunyai
pengaruh positif padatingkat kemandirian para partisipan dan menggalakkan mobihsasi sosial.
Mengenai konsepsi pendidikan masyara-kat daripara pendidik rakyat, menunjukkan
bahwa
mereka yang diwawancarai cende-rungmemaparkan
usaha mereka sebagai tugas yang menuntut waktu dan tenaga mereka. Sekitar80%
dari yangdiwawanca-rai mengharapkan agar partisipasi mereka hendaknya dihargai oleh negara. Kuesioner tidak meminta keterangan tentang apa yang mereka maksudkan dengan "penghargaan oleh negara" ini, tetapi tampaknya mengacu pada pengakuan akan peranan mereka seba-gai suatu tugas. Di samping itu,
71%
darimereka yang diwawancarai
memahami
keikutsertaan mereka dalam program pendi-dikan pada dasarnya bersifat suka rela.
Merekatidak
memandangnya
"hanyaseper-ti tugas yang lain", dan karena itu tidak melihatnya sebagai alternatif untuk menun-jang nafkah.
Dalam
hal ini seharusnyadita-nyakan apakah
NGO-NGO
telahmempe-ngaruhi persepsi tersebut. Barangkali
pem-berian gaji bagi para pendidik berbasiskan masyarakat dapat merupakan alternatif di
daerah berpendapatan rendah. Bahkan mes-kipun konsep tentang pekerjaan sedang berubah karena keadaan ekonomi di Chili,
perubahan initidak meliputi pendidik berba-siskan masyarakat, yang pekerjaannya
ma-sih dimengerti sebagai lebih erat
berhubung-PENDIDIKAN
RAKYAT
57an dengan berkhotbah daripada bekerja. ^ Dalam bagian kedua wawancara, mereka yang diwawancarai secara luas mendebat
ja-waban mereka semula tentang mengajar se-bagai tugas yang potensial. Mereka
menge-mukakan
alasan berikut untuk menerangkan mengapa demikian tinggi persentase orang yang diwawancarai mendefinisikan usaha mereka sebagai komitmen sukarela:1. Jawaban diberikan tanpa banyak
menga-nalisis pokok persoalan atau implikasi-nya;
2. Karena ciri
"komitmen"
itu pekerjaan benar-benartidak dapat menuntut imbal-an;3. Hilangnya ciri kesukarelaan dalam me-ngajar akan merongrong ide pendidikan rakyat dan melalui proses seleksi akan
membuang
sejumlah orang yang berhar-ga; dan4. Ciri Kristiani dalam kegiatan para pendi-dik masyarakat itu
membuat
kegiatan itu bernilai suatu panggilan.Meskipun demikian, dari mereka yang diwawancarai dalam survei pertama menya-takan
bahwa
pekerjaan pendidik seharusnya bersifat sukarela,60%
mengubah pendapat-nyasesudah itu. Setelah mendalami persoal-annya, mereka menunjukkanbahwa
seha-'"•Rakyatdi daerah berpendapatan rendahtelah ter-geserdaripasaran kerjaselama dasawarsayanglaludan mengalami pengurangan drastis dalam pendapatan mereka. Tantangan subsistensi telah mereka jawab se-cara kreatif, yang menyebabkan suatu fenomenabaru:
organisasi ekonomi berbasiskan kelompok. Organisasi inimeliputi bengkel kerjaproduksi, kelompok pembela konsumen, persatuan penyewa, dan kelompok kesehat-an. Organisasi ini dikelola seperti bisnis (Klenner &
Vega, 1986) dan telah mengalami tingkat keuntungan maupun kapitalisasi. Dalam hal ini ada pertumbuhan dan pembiakan modal, yang terjadi karena terjadinya produksi barang danjasa.
rusnya ada tindakan positif untuk
memper-baiki (menggaji) kegiatan pendidikan rakyat.
Akhirnya didasarkan pada pendapat-pendapat yang baru kita paparkan dan mempertimbangkan
kemampuan
para pen-didik melaksanakan program mereka mau-pun jenis kegiatan pendidikan yang mereka kembangkan, dapat disimpulkan bahwake-banyakan dari mereka yang diwawancarai
bisa diletakkan di kuadran kanan bawah Diagram 1, di
mana
terjadi pertemuan an-tara pendekatan mobilisasi sosial dan kegiat-an pendidikkegiat-an yanglebih besar.Akan
tetapi,menimbang
apa yang terjadi dengan para pendidik ini pada saat ikatan mereka dengan proyek berakhir, sebagai gantinyamaka
mereka harus diletakkan pada kuadran kanan atas dimana
pendekatan ketergan-tungan dan kegiatan pendidikan yang lebih besar bertemu.Hasil-hasil penyelidikan ini memperlihat-kan
bahwa
organisasi non-pemerintah (se-perti PIIE) seharusnya menyesuaikan sum-bangan konkrit mereka dengan makin me-mobilisasi masyarakat lebih lanjut melalui pendidikan. Tak seorang pun bisamenyang-kal pentingnya
NGO-NGO
dalam kehidup-an bernegara. Hal ini pertama-tamaterbukti oleh pendirian dan perkembangan sektorke-lembagaan yang menganalisis pengalaman
sosial. Sudut pandang ini memberikan pe-rangkat kriteria alternatif untuk
mengeva-luasi program dan keputusan pemerintah.
Kedua,
NGO-NGO
telah menguatkankehi-dupan warga negara melalui pengembangan dan penggunaan sistem kerjayang partisipa-toris.
Bahwa
mereka yang terlibat dalam tigaprogram ini tidak
memadukan
kekuatan un-tuk mengembangkan badan koordinasi para pendidik rakyat dalam masyarakat, berarti58 ANALISIS CSIS, 1991-1
organisasi seperti PIIE dan
CIDE,
yang mengharapkan mobilisasi sosial, haruslahtetap melakukan proses evaluasi-diri yang sungguh-sungguh. Evaluasi ini hendaknya menjelaskan mengapa perkembangan pera-saan hargadiri para pendidik dan peningkat-an perencapeningkat-an sosial merekatidak menghasil-kan kerjasama yang diharapkan di antara proyek yang berlainan di kelompok-kelom-pok, sehingga membatasi kemungkinan
per-tumbuhan dan pelibatan rakyat dalam jumlah yang lebih besar. Untunglah, lemba-ga-lembaga non-birokratis seperti lembaga yang dikaji ini
mampu
mengadakan kritik-dirimaupun
mengambil bagian dalam ke-inginan meningkatkan praktek dan prosedurriset. Praktek pendampingan merupakan contoh bagaimana peningkatan itu dapat terjadi dan bagaimana sumber-sumber daya pendidikan sedang mulai dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bengoa, J. "La educacion para los movimientos so-ciales" [Education for social movements].
Propo-siciones. 15 (1988): 12-41.
Briones, G. Egana, L.,Magendzo, A.,
&
Jara,A. Desi-gualdadeducativa en Chile [Educational inequality in Chile]. Santiago: Programa Interdisciplinario de Investigaciones enEducacion, 1984.Klenner, A.,
&
Vega, H. El apayo a la generacion de ingresos enla economia dela pobreza [Support for generating income in the economy of poverty]. In Delmacetero alpotrero; o delamicroalmacro. El aporte de la sociedad civil alaspoUticas sociales [From thegardenerto theherdsman; or from micro to macro. Civil society's contributions tosocialpo-licies]. New York: Columbia University, 1986.
Labarca, G. "Educacion formal y movimientos so-ciales: Las personas de las organizaciones sociales sobreelsistemaescolar" [Formal educationand so-cial movements: People from social organizations speak about the school system]. Proposiciones, 15 (December, 1987).
Magendzo, S.Transferenciayapropiacidn en proyectos de educacidn popular: Identidaddeleducadorpo
pular, seisrelatos de vida[Transferenceand appro-priation in popular education projects: Identity of thecommunity-basededucator,sixHfestories]. San-tiago: PIIE Studies, 1987.
Magendzo, S.,
&
Medina, A. Transferencia yapro-piacidn dela.capacitaciony permanenciaen pro-gramasdeeducacidnpopularde\organismos no gu-bernamentales [Transference and appropriation in the preparation process andsense ofpermanencein popular education programs sponsored by NGOs).
Santiago: PIIEStudies, September 1988.
Vaccaro, L. El proceso detransferenciayapropiacidn en proyectos comunitorios: Marco de referenda para su andlisis [Transference and appropriation processes in community-based projects.
A
frame-work for analysis]. Internal Document, PIIE, San-tiago, 1988.Vaccaro, L. Transferencia y participacidn en inter
-venciones educativas comunitarias. Marco de re-ferendapara, un andlisis [Transference and parti-cipation in popular education interventions:
A
framework for analysis]. Internal Document, PIIE, Santiago, January 1989.