• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISET TRANSPARANSI ANGGARAN DAERAH Kota Kita

pertama kali pada 2000 dan terus berlanjut hingga saat ini. Pemerintah kota mendukung proses Musrenbang ini dan setiap tahun dana dialokasikan untuk kelurahan melalui Dana Pembangunan Kelurahan.

Riset ini berfokus pada analisis proses Musrenbang di Surakarta dan penciptaan perangkat transparansi berbasis web yang digerakkan warga untuk memungkinkan berbagi informasi mengenai proyek-proyek Musrenbang kepada publik. Riset dirancang dengan tujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai: i) Apakah prioritas-prioritas warga yang

ditetapkan melalui proses Musrenbang mencerminkan kebutuhan masyarakat yang paling mendesak;

ii) Apakah prioritas-prioritas yang ditetapkan oleh proses Musrenbang benar-benar menerima pendanaan;

iii) Apakah kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara efektif melalui proses Musrenbang seiring dengan waktu; iv) Bagaimana keberhasilan yang dicapai

beragam antar kelurahan dan mengapa; v) Apakah persepsi warga mencerminkan

temuan analitis dari riset ini;

vi) Apakah warga tertarik untuk memberikan komentar mengenai status proyek yang menggunakan perangkat transparansi berbasis web.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan riset ini, Kota Kita mengumpulkan data dari seluruh kelurahan kota yaitu sebanyak 51 kelurahan, mengenai pilihan proyek warga, bagaimana urutan proyek-proyek tersebut dalam hal priori-tas, jumlah anggaran tiap proyek, dan apakah proyek-proyek tersebut disetujui dan

dilaksanakan pada akhir proses. Informasi ini, seluruhnya lebih dari 50.000 poin data, diolah secara digital untuk membangun pangkalan data milik kota yang dapat diakses oleh publik yang dapat dipelajari untuk menganalisis kinerja Musrenbang dalam menjalankan preferensi yang dipilih warga secara demokratis. Riset lain

dilakukan melalui survei, wawancara, dan diskusi kelompok terfokus.

Untuk mulai memantau fase ketiga sekaligus fase akhir dari proses Musrenbang, Fase

Pelaksanaan (implementasi), Kota Kita mengembangkan aplikasi online yang disebut Musrenbang Tracker (Pelacak Musrenbang, atau disingkat Mus-Tracker). Perangkat web ini beroperasi dengan menghubungkan basis data kota ke peramban web (web browser) yang dapat diakses oleh siapa pun melalui internet, misalnya melalui smart phone atau laptop milik masing-masing. Warga dapat menggunakannya untuk melacak proyek yang mereka pilih dan

memantau statusnya, serta memberi komentar mengenai proyek-proyek tersebut. Hal ini memungkinkan publik untuk berpartisipasi memantau implementasi serta menjalankan pengawasan proyek.

Temuan-Temuan Penting

Satu temuan penting dari riset yang dilakukan di Surakarta adalah antusiasme masyarakat berpartisipasi dalam Musrenbang, di mana mereka menyampaikan tingkat kepuasan yang tinggi serta mempercayai proses dan pengelolaan dana hibah. Temuan lain meliputi hal-hal yang disampaikan di bawah ini.

Angka kemiskinan tidak berpengaruh besar terhadap prioritisasi proyek; oleh karenanya wilayah-wilayah di kota tersebut yang paling membutuhkan, di mana kemiskinan

terkonsentrasi dan kurang mendapatkan layanan, tidak menerima pendanaan yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lain. Pada kenyataannya, angka kemiskinan memiliki pengaruh yang berlawanan, dengan wilayah-wilayah yang menerima sebagian besar proyek memiliki tingkat kemiskinan terendah. Meski demikian, proses Musrenbang memang terlihat berlangsung secara demokratis, dengan wilayah-wilayah berpenduduk terbesar menerima lebih banyak proyek. Hal ini menyingkap potensi kebijakan dan juga peluang memperbaiki sebagai upaya mencapai pemerataan.

Riset juga mengindikasikan bahwa lebih dari 75 persen proyek prioritas tidak benar-benar menerima pendanaan, hal ini mungkin disebab-kan karena terlalu banyak daftar proyek prioritas sementara pendanaan Musrenbang hanya dapat membiayai proyek-proyek dalam peringkat teratas di daftar.

Proyek saluran drainase dan jalan merupakan jenis proyek infrastruktur yang paling populer. Hal ini barangkali merupakan reaksi terhadap lebih besarnya kemungkinan jenis proyek terse-but untuk diimplementasikan dibandingkan dengan jenis proyek lain. Selanjutnya, proses Musrenbang memberi dukungan dalam meng-atasi kebutuhan akan WC umum, namun perlu informasi tambahan untuk membuktikan dampak aktual proyek Musrenbang terhadap masyarakat terkait hal ini.

Terdapat perbedaan yang besar di antara kelurahan dalam hal kapasitas untuk

menjalankan proyek prioritas warga, yang menandakan topik penting dalam riset di masa mendatang untuk menetapkan karakteristik

kelurahan yang menyebabkan perbedaan-perbedaan ini.

Temuan-temuan lain meliputi penemuan peluang untuk menjangkau kaum elit (mengacu pada wilayah-wilayah yang bukan wilayah miskin) selama Fase Publik, saat warga mendiskusikan dan memprioritaskan kebutuhan mereka. Sementara riset tidak dapat menyatakan dengan pasti bagaimana ini bisa terjadi, kemungkinan kecilnya kehadiran masyarakat miskin merupa-kan faktor penting; terdapat kebutuhan amerupa-kan pengumpulan data tambahan untuk mengklari-fikasi ketidakkonsistenan pada proses. Riset juga menemukan bahwa sejumlah besar proyek yang dialokasikan untuk implementasi berasal dari luar proses pemungutan suara (yaitu tidak tampak dalam daftar prioritas kelurahan); proyek-proyek ini disebut sebagai “proyek hantu” dalam laporan.

Terkait perangkat web Mus-Tracker, percobaan awal mendapatkan respon yang antusias, dan menunjukkan kemungkinan bagi penduduk yang lebih muda dan lebih paham

Gambar 1: Salah satu tampilan perangkat Mus-Tracker yang diambil dari website.

http://www.solokotakita.org/musrenbangtracker/

MENuJU pERENCANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PRO RAKYAT MISKIN DAn AKUNTABEL: RISET TRANSPARANSI ANGGARAN DAERAH Kota Kita

teknologi untuk terlibat dalam pembangunan kelurahan. Percobaan-percobaan ini juga menun-jukkan bahwa transparansi dapat ditingkatkan dengan mengembangkan perangkat teknologi yang memungkinkan warga untuk lebih mudah memantau dan terlibat dalam implementasi proyek yang dipilih oleh Musrenbang. Meski demikian, promosi dan pengembangan lebih lanjut dari Mus-Tracker mungkin diperlukan.

Kesimpulan

Riset menyimpulkan bahwa reformasi proses Musrenbang di Surakarta, dan menambahkan strategi penargetan dan promosi merupakan sesuatu yang diperlukan untuk secara efektif mengatasi ketidakmerataan dan pemenuhan kebutuhan wilayah miskin di kota tersebut. Hal ini dapat dicapai melalui penargetan wilayah miskin yang lebih baik, dan promosi proses penganggaran yang lebih luas kepada masyarakat terpencil. Meski demikian, proses Musrenbang secara efektif menjawab kebutuhan dari wilayah-wilayah tempat tinggal sebagian besar masya-rakat. Kesimpulan lain adalah bahwa data

Tentang para penulis:

• John Taylor adalah seorang ahli tata kota serta pendiri

dan penasihat strategis LSM lokal Indonesia Yayasan Kota Kita. Misi Kota Kita adalah untuk memberi dukungan kepada masyarakat dalam mengambil keputusan yang bijaksana dan inklusif untuk kota mereka dengan memfasilitasi partisipasi dan aksi kolektif warga. Kota Kita menangani berbagai isu perkotaan termasuk perencanaan dan penganggaran partisipatif, serta mempromosikan ketersediaan informasi perkotaan bagi publik.

• Dr. Peter McCawley adalah seorang Dosen Tamu

(Visiting Fellow) di Crawford School of Public Policy, Australian National University, Australia, dan seorang ahli infrastruktur di Indonesia. Kota Kita bersama dengan Dr. McCawley telah berupaya untuk mengeksplorasi bagaimana partisipasi warga dan akses terhadap informasi yang lebih baik dapat meningkatkan penyelenggaraan proyek infrastruktur tingkat kelurahan.

perkotaan merupakan perangkat yang berguna untuk menunjukkan terjadinya permasalahan kebijakan yang ada, serta memberikan gagasan mengenai cara untuk meningkatkannya. Dengan data yang akurat, solusi dapat ditargetkan dengan lebih cermat, misalnya, dengan mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kapasitas lebih lanjut dan memantau

pengawasan di kelurahan berkinerja rendah. Pada akhirnya, promosi perangkat pemantauan warga yang berkelanjutan dapat memberikan peluang bagi publik untuk mengawasi

implementasi proyek dan meningkatkan transparansi serta akuntabilitas.

Riset ini dapat mendorong peningkatan pemahaman yang lebih baik di antara pembuat kebijakan mengenai batasan dan potensi proses Musrenbang dalam mengatasi kebutuhan infrastruktur; riset ini juga dapat menunjukkan bagaimana data dapat digunakan untuk

mengikuti dan mengevaluasi kebijakan perkotaan dengan lebih baik. Rekomendasi riset dapat digunakan pemerintah Kota Surakarta untuk memberi dukungan dalam melakukan evaluasi dan peningkatan proses yang berlangsung saat ini, serta mengimplementasikan pelatihan dan mempromosikan perangkat pemantauan yang baru. Pada akhirnya, pengembangan dan pengujian perangkat Mus-Tracker menunjukkan minat awal di antara warga dan berpotensi untuk memberdayakan kelompok penduduk yang lebih muda melalui penggunaan mekanisme