• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 PEMBAHASAN

6.5. Tanpa Risiko Tinggi

Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Pada Jemaah Haji Kota Medan Berdasarkan Tanpa Risiko Tinggi lain di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010.

Gambar 6.9.Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Pada Jemaah Haji Kota Medan Berdasarkan Tanpa Risiko Tinggi Lain di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010

Dari gambar 6.9. dapat dilihat bahwa penderita hipertensi pada jemaah haji asal kota Medan berdasarkan tanpa risiko tinggi lain yang diderita yang tertinggi adalah Tanpa risti sebanyak 173 orang (95,1%) dan yang terendah adalah Rheumathoid arthritis sebanyak 4 orang (2,2%) .

Penyakit lain yang diidap jemaah haji antara lain penyakit tulang dan sendi (Rheumatoid Athritis ), gangguan lambung dan pencernaan (Dispepsia). Penyakit ini bukan merupakan faktor risiko hipertensi. Yang merupakan faktor risiko hipertensi adalah umur ≥ 60 tahun (Senility) dan DM.11,19

6.5. Keadaan Pulang

Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Pada Jemaah Haji Kota Medan Berdasarkan Keadaan Pulang di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010.

Gambar 6.10. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Pada Jemaah Haji Kota Medan Berdasarkan Keadaan Pulang di Debarkasi Polonia Medan Tahun 2010

Dari gambar 6.10. dapat dilihat bahwa penderita hipertensi pada jemaah haji asal Kota Medan di Debarkasi Polonia Medan Tahun 2010 berdasarkan keadaan pulang yang tertinggi adalah tidak dipantau sebanyak 354 orang (98,9%) dan paling sedikit adalah rujuk ke rumah sakit sebanyak 1 orang (0,3%).

Pada saat jemaah haji tiba di Embarkasi Polonia Medan tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan ulang, sehingga jemaah haji yang pada waktu pemeriksaan kesehatan ulang sebelum keberangkatan haji menderita hipertensi pada saat pemulangan (debarkasi) tidak terpantau. Hanya jemaah haji yang sakit dan membutuhkan perawatan saja yang dipantau pada saat pemulangan. Sedangkan jemaah yang meninggal menurut data yang diperoleh dari SISKOHAT Asrama Haji Medan tahun 2010 diketahui bahwa dari 3 jemaah haji yang wafat memiliki status risiko tinggi lain, 2 orang merupakan jemaah haji berusia ≥ 60 tahun (usila) dan 1 orang jemaah menderita DM. Sedangkan jemaah haji yang dirujuk ke RS Haji Mina Medan merupakan jemaah haji usia lanjut dengan keluhan sesak dan hipertensi 16 6.6. Kematian Jemaah Haji Hipertensi Berdasarkan Jenis Penyakit

Kematian jemaah haji hipertensi Kota Medan berdasarkan jenis penyakit di Debarkasi Polonia Medan Tahun 2010 adalah Cardiac Arrest/ henti jantung sebanyak 2 orang dan Heart Failure /gagal jantung sebanyak 1 orang.

Kondisi klinis yang berhubungan dengan hipertensi adalah stroke iskhemik,

Infark miokardial, Angina Pektoris, Gagal Jantung Kongestif, Nefropati diabetik.24 Penelitian Barus S (2008) memperoleh bahwa kematian jemaah haji risti kota Medan yang paling banyak adalah penyakit kardiovaskuler (75,0%).34 Hal ini berhubungan dengan kondisi di Arab Saudi dengan kelembaban udara rendah

mengakibatkan terjadinya gangguan aliran darah (penyempitan pembuluh darah) sehingga terhambatnya proses pembekuan darah pada organ tubuh. Selain itu kegiatan fisik ibadah haji semakin memperberat kerja jantung dan pembuluh darah dengan jumlah manusia yang begitu banyak dari seluruh dunia.19

6.7. Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi

Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi Pada Jemaah Haji Hipertensi Asal Kota Medan di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010.

Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Derajat Hipertensi Pada Jemaah Haji Hipertensi Asal Kota Medan di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010

Dari gambar 6.11. dapat dilihat bahwa dari 58 jemaah haji penderita hipertensi derajat 1 yang tertinggi pada kelompok umur ≥ 40 tahun sebanyak 58 orang (100%) dan tidak ada yang mengalami hipertensi derajat 1 pada kelompok umur < 40 tahun (0%). Dari 155 penderita hipertensi derajat 2 yang tertinggi pada kelompok umur 40 tahun sebanyak 148 orang (95,5%) dan yang terendah pada

kelompok umur < 40 tahun sebanyak 7 orang (4,5%). Sedangkan dari 145 penderita hipertensi derajat 3 yang tertinggi pada kelompok umur 40 tahun sebanyak 143 orang (98,6%) dan yang terendah pada kelompok umur < 40 tahun sebanyak 2 orang (1,4%).

Menurut penelitian Sigarlaki (2006) dengan desain cross sectional di Desa Bocor Kecamatan Bulus Pesantren Kabupaten Kebumen Jawa Tengah Tahun 2006 didapat bahwa responden yang menderita pre-hipertensi yang tertinggi pada kelompok umur ≥ 40 tahun (84,6%), hipertensi derajat 1 pada kelompok umur ≥ 40 tahun (85,4%) dan hipertensi derajat 2 pada kelompok umur ≥ 40 tahun (100%).35

Analisa dengan uji statistik Chi Square tidak dapat dilakukan karena ada 3 sel (50%) expected count kurang dari 5.

6.8. Jenis Kelamin Berdasarkan Derajat Hipertensi

Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Derajat Hipertensi Pada Jemaah Haji Hipertensi Asal Kota Medan di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010.

Gambar 6.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Derajat Hipertensi Pada Jemaah Haji Hipertensi Asal Kota Medan di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010

Dari gambar 6.12. dapat dilihat bahwa dari 58 jemaah haji penderita hipertensi derajat 1 terbanyak pada jenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang (60,3%), dan pada laki-laki sebanyak 23 orang (39,7%). Dari 155 jemaah haji penderita hipertensi derajat 2 terbanyak pada jenis kelamin perempuan sebanyak 89 orang (57,4%), dan pada laki-laki sebanyak 66 orang (42,6%). Sedangkan dari 145 jemaah haji penderita hipertensi derajat 3 terbanyak pada jenis kelamin perempuan sebanyak 98 orang (67,6%), dan pada laki-laki sebanyak 47 orang (32,4%).

Menurut penelitian Sigarlaki (2006) dengan desain cross sectional di Desa Bocor Kecamatan Bulus Pesantren Kabupaten Kebumen Jawa Tengah Tahun 2006

didapat bahwa responden yang menderita pre-hipertensi terbanyak pada jenis kelamin laki – laki (53,8%) dan perempuan (46,2%), hipertensi derajat 1 terbanyak pada jenis kelamin perempuan (56,4%) dan laki-laki (43,6%) dan hipertensi derajat 2 terbanyak pada jenis kelamin perempuan (58,8%) dan laki-laki (41,2%).35

Dari hasil uji statistik Chi Square diperoleh p=0,189(p>0,05) artinya tidak ada perbedaan antara jenis kelamin berdasarkan derajat hipertensi.

6.10. Pekerjaan Berdasarkan Derajat Hipertensi

Distribusi Proporsi Jenis Pekerjaan Berdasarkan Derajat Hipertensi Pada Jemaah Haji Hipertensi Asal Kota Medan di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010.

Gambar 6.13. Diagram Bar Distribusi Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Derajat Hipertensi Pada Jemaah Haji Hipertensi Asal Kota Medan di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010

Dari gambar 6.13. dapat dilihat bahwa dari 58 penderita hipertensi derajat 1 paling banyak adalah IRT sebanyak 39,7% (23 orang) dan yang terendah adalah lain- lain sebanyak 7 orang (12,1%). Dari 155 penderita hipertensi derajat 2 paling banyak

adalah IRT sebanyak 40,6% (63 orang) dan yang terendah adalah lain-lain sebanyak 16,8% (26 orang). Sedangkan dari 145 penderita hipertensi derajat 3 paling banyak adalah IRT sebanyak 50,3% (73 orang) dan yang terendah adalah Pegawai Swasta sebanyak 20 orang (13,8%).

Menurut penelitian Sigarlaki (2006) dengan desain cross sectional di Desa Bocor Kecamatan Bulus Pesantren Kabupaten Kebumen Jawa Tengah Tahun 2006 didapat bahwa responden yang menderita pre-hipertensi terbanyak bekerja sebagai petani (84,6%), hipertensi derajat 1 terbanyak bekerja sebagai petani (81,8%) dan hipertensi derajat 2 terbanyak bekerja sebagai petani (82,35%).35

Dari hasil uji statistik Chi Square diperoleh p=0,271 (p>0,05) artinya tidak ada perbedaan antara pekerjaan berdasarkan derajat hipertensi.

6.11. Status Risiko Tinggi Berdasarkan Derajat Hipertensi

Distribusi Proporsi Status Risiko Tinggi Lain Berdasarkan Derajat Hipertensi Pada Jemaah Haji Hipertensi Kota Medan di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010.

Gambar 6.14. Diagram Bar Distribusi Proporsi Status Risiko Tinggi Lain Berdasarkan Derajat Hipertensi Pada Jemaah Haji Hipertensi Asal Kota Medan di Embarkasi Polonia Medan Tahun 2010 Dari gambar 6.14. dapat dilihat bahwa dari 58 jemaah haji penderita hipertensi derajat 1 terbanyak adalah tanpa risti lain sebanyak 39 orang (67,2%) dan terendah ada risti lain sebanyak 19 orang (32,8%). Dari 155 jemaah haji penderita hipertensi derajat 2 terbanyak adalah tanpa risti lain sebanyak 96 orang (61,9%) dan terendah ada risti lain sebanyak 59 orang (38,1%). Sedangkan dari 145 jemaah haji penderita hipertensi derajat 3 terbanyak adalah ada risti lain sebanyak 98 orang (67,6%) dan terendah tanpa risti lain sebanyak 47 orang (32,4%).

Dari hasil uji statistik Chi Square diperoleh p= 0,000 (p<0,05) artinya ada perbedaan antara status risti berdasarkan derajat hipertensi.

Proporsi penderita hipertensi derajat 3 terbanyak adalah ada risti lain. Hal ini sesuai dengan teori derajat hipertensi juga tergantung dengan adanya faktor risiko yang lain (umur, obesitas, stress, dislipidemia, diabetes mellitus, dan lain-lain), penyakit yang menyertai, komplikasi organ target (gagal jantung, stroke, dan lain- lain).11,24

Pada kelompok risiko rendah termasuk pria dibawah 55 tahun dan wanita dibawah 65 tahun dengan hipertensi derajat 1 dan tidak terdapat faktor risiko lain. Pada kelompok risiko sedang tekanan darah dan faktor risiko kardiovaskuler bervariasi. Beberapa penderita mungkin tekanan darah rendah tetapi dengan faktor risiko multipel, sedangkan penderita lainnya mungkin tekanan darah lebih tinggi tetapi tidak ada atau sedikit faktor risiko. Pada kelompok risiko tinggi termasuk derajat 1 atau 2 yang mempunyai 3 atau lebih faktor risiko, diabetes atau kerusakan organ target dan penderita dengan derajat 3 tanpa faktor risiko lain. Sedangkan kelompok risiko sangat tinggi dengan hipertensi derajat 3 dan 1 atau lebih faktor risiko dan seluruh penderita dengan penyakit kardiovaskuler dan penyakit ginjal.24

Dokumen terkait