Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayah penulis bernama Suherman, dan Ibu penulis bernama Oon Darhonah. Penulis lahir di Ciamis pada tanggal 28 Juni 1990. Penulis menamatkan sekolah menengah di SMA N 2 Ciamis pada tahun 2006-2009. Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor angkatan 46 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis aktif di beberapa organisasi seperti PSM IPB Agria Swara dari tahun 2009 hingga 2011. Penulis juga aktif di kegiatan Koran Kampus pada tahun 2009-2010. Penulis juga aktif di organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia pada periode 2010-2011. Penulis juga tergabung dalam komunitas Sanggar Juara apda tahun 2011-2012. penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Dasar-dasar Komunikasi pada tahun 2011 semester ganjil, tahun 2012 semester genap, semester ganjil tahun 2012 dan asisten praktikum mata kuliah Pengantar Ilmu Kependudukan pada tahun 2012 semester genap.
ABSTRAK
JAJANG SOMANTRI. Analisis Karakteristik Lanjut Usia dengan Hubungan Antar Generasi di Desa Cihideung Ilir Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh EKAWATI SRI WAHYUNI.
Fenomena yang ada menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah lansia. Peningkatan jumlah lansia akan memunculkan berbagai permasalahan. Penelitian ini bermaksud untuk melihat karakteristik lansia dan hubungan antar generasi di Desa Cihideung Ilir, Kabupaten Bogor. Responden diambil secara acak dengan bantuan MS. Excel dengan jumlah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan umumnya lansia berumur 60-74 tahun, hanya lulusan sekolah dasar, masih berstatus kawin dengan status sosial dan status ekonomi rendah dan sudah tidak bekerja serta mayoritas berperan sebagai kepala keluarga. Umumnya karakteristik lansia berpengaruh pada keterlibatannya dalam keluarga anak dan berpengaruh pada peran anak atau menantu perempuan dalam merawat lansia.
Kata kunci: lansia, karakteristik lansia, hubungan antar generasi.
ABSTRACT
JAJANG SOMANTRI. Characteristics Analysis of Elderly and Intergenerational Relationship in Cihideung Ilir Village, Bogor Regency. Supervised by EKAWATI SRI WAHYUNI.
The phenomenon indicates that there is an increase in the number of elderly. Increasing the number of elderly will sprout the problems. This research intends to see the characteristic of senior people and the relationship between generation in Cihideung Ilir village, Bogor regency. Respondents taken at random with the help of MS. Excel to the number of 30 people. The result showed generally elder people around 60-74 years old just elementary school graduates, are still married with the status of low social and economic status and did not work either while the majorityrole as the heads of family. Generally, the characteristic elder people will influence their involvement role in children’s family and effect to their extended family in taking care of them.
PENDAHULUAN
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing bagian tersebut.
Latar Belakang
Jumlah penduduk Indonesia yang berusia lanjut mencapai 18 043 712 orang (BPS 2010). Jumlah tersebut menyumbang sekitar 7.5% dari total penduduk Indonesia. Pada koran online KOMPAS.com edisi 16 April 2012 menyebutkan usia harapan hidup (UHH) masyarakat Indonesia mencapai 70 tahun dan angka tertinggi ada di Kabupaten Sleman dengan UHH mencapai 75.6 tahun. Tingginya UHH menunjukkan semakin baiknya kualitas kesehatan. Besarnya jumlah penduduk usia lanjut perlu mendapat perhatian lebih dalam hal perawatan. Oleh karena usia yang semakin renta, kondisi fisiknya semakin menurun. Seperti halnya yang dituliskan oleh Sumarno et al. (2011) terjadi penurunan misalnya saja dari aspek ekonomi adalah hilangnya pekerjaan dan atau menurunnya penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara memadai.
Mengacu pada pasal 8 UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia bahwa orang yang bertanggung jawab terhadap lansia adalah pemerintah, masyarakat dan keluarga. Hal yang perlu digarisbawahi adalah keluarga. Mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Ajaran Islam menyebutkan bahwa orang tua yang sudah lanjut adalah tanggung jawab anak. Oleh karena itu, pihak keluarga bertanggung jawab terhadap keberlangsungan hidup lansia. Lansia laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan perlakuan dalam hal perawatan. Secara umum lansia laki-laki masih dibantu oleh istrinya sendiri. Lain halnya dengan lansia perempuan yang pada umumnya lebih banyak hidup menjanda, sehingga anak perempuan atau pihak keluargalah yang turut merawat. Sebagaimana hasil penelitian Suciati (2005) yang menyebutkan bahwa lansia lebih senang dilayani oleh pasangan hidupnya dibandingkan dengan orang lain.
Kajian mengenai lansia sudah banyak dilakukan di Indonesia. Seperti halnya Demartoto (2003) yang meneliti mengenai pelayanan lansia berbasis keluarga. Penelitiannya ingin melihat beberapa bentuk pelayanan yang diberikan oleh keluarga terhadap lansia. Demartoto melihat dari aspek pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan, dan kebutuhan rekreasi. Menurutnya pelayanan berbasis keluarga dirasa lebih efektif dibandingkan dengan pelayanan berbasis lembaga seperti panti. Lain halnya lansia yang memilih tinggal di panti jompo atau panti wredha. Hijau (2002) meneliti motivasi lansia tinggal di panti khususnya di panti sosial Tresna Werdha “ABDI” kota Binjai. Alasan para lansia tinggal di panti adalah karena tidak memiliki tempat tinggal. Lebih jelas lagi Hijau (2002) menyebutkan motivasi lansia tinggal di panti atas dasar faktor pekerjaan. Usia yang sudah lanjut menyebabkan pemenuhan kebutuhan sudah tidak bisa dilakukan
secara mandiri. Motivasi lain juga karena telah mendengar informasi bahwa panti sosial merupakan tempat tinggal lansia yang miskin dan terlantar.
Fenomena yang ada menunjukkan bahwa sebagian lansia masih ada yang dianggap tumpuan bagi keluarga. Baik itu sebagai tumpuan ekonomi, ataupun sumber pengetahuan yang diwujudkan dalam bentuk nasehat. Hal inilah yang menarik peneliti untuk mengkaji lebih jauh hubungan-hubungan yang terjalin antara lansia dengan anak, cucu ataupun anggota keluarga lainnya. Apakah status sosial maupun status ekonomi turut berpengaruh terhadap bentuk hubungan yang terjalin antara lansia sebagai orang tua dengan anaknya. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai langkah atau tindakan antisipatif dalam menyiapkan berbagai perawatan terhadap lansia. Tidak dipungkiri bahwa setiap orang akan mencapai usia tua. Begitupun dengan penduduk di Indonesia yang akan mencapai penduduk tua beberapa tahun yang akan datang.
Atas gambaran yang sudah disebutkan diawal, peneliti merasa tertarik untuk mendalami mengenai lansia. Ada beberapa hal yang peneliti kaji. Selain karakteristik lansia yang menjadi titik awal penelitian ini, juga melihat karakteristik yang terbentuk dalam rumah tangga lansia itu sendiri. Lansia dalam rumah tangga tersebut dijadikan sebagai subyek penelitian utama. Penelitian ini mencoba menganalisis karakteristik lansia terhadap hubungan antar generasi dalam suatu rumah tangga lansia. Pada akhirnya memunculkan sebuah pertanyaan besar bagaimanakah hubungan antar generasi yang terjalin antara lansia yang berperan sebagai kepala keluarga atau anggota keluarga dengan anak atau cucunya.
Perumusan Masalah Masalah penelitian yang diangkat adalah:
1. Bagaimanakah karakteristik sosial-ekonomi lansia yang ada di desa penelitian?
2. Bagaimanakah hubungan antar generasi yang terjalin dalam rumah tangga lansia yang terjadi di desa penelitian?
Tujuan Penelitian
Atas dasar rumusan pertanyaan yang sudah dikemukakan sebelumnya maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan karakteristik sosial-ekonomi lansia;
2. Menganalisis hubungan antar generasi yang terjalin pada rumah tangga lansia.
Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi akademisi, sebagai bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut mengenai lansia;
2. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan mengenai perawatan untuk lansia; dan
3. Bagi masyarakat, sebagai bahan acuan dalam memberikan perawatan terhadap lansia.