• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Pelaksanaan Program UKS (Umur)

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.2 Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

5.1.2.1 Kegiatan Pendidikan Kesehatan di Sekolah

Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan program UKS pada sekolah

dasar negeri yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian Kecamatan

Barangin Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat berupa kegiatan pendidikan

kesehatan di sekolah menunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan

pendidikan kesehatan telaksana dengan baik sebanyak 47 orang (94%).

Tabel 5.3 Distribusi frekunsi dan persentase pelaksanaan program UKS dalam kegiatan pendidikan kesehatan (n=50)

Program pendidikan kesehatan Frekuensi Persentase (%)

Baik Cukup Kurang 47 3 0 94 6 0

5.1.2.2 Kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah

Hasil penelitian menunjukkan pelasksanaan program UKS pada sekolah

dasar negeri yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian Kecamatan

Barangin Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat berupa kegiatan pelayanan

kesehatan di sekolah menunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan

pelayanan kesehatan terlaksana dengan baik sebanyak 38 orang (76%).

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan program UKS dalam kegiatan pelayanan kesehatan (n=50)

Program pelayanan kesehatan Frekuensi Persentase (%)

Baik Cukup Kurang 38 12 0 76 24 0

5.1.2.3 Kegiatan pembinaan lingkungan sekolah sehat

Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan program UKS berupa pembinaan

lingkungan sekolah sehat pada sekolah dasar negeri yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Sungai Durian Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto Provinsi

Sumatera Barat menunjukan bahwa mayoritas responden menyatakan pembinaan

lingkungan sekolah sehat telaksana dengan baik sebanyak 48 orang (96%).

Tabel 5.5 Distribusi frekunsi dan persentase pelaksanaan program UKS dalam kegiatan pembinaan lingkungan sekolah sehat (n=50)

Program pembinaan lingkungan sekolah sehat Frekuensi Persentase (%) Baik Cukup Kurang 48 2 0 96 4 0 5.2 Pembahasan

Pelaksanaan program UKS pada sekolah dasar negeri (SDN) di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat.

Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan program UKS yang meliputi

kegiatan Trias UKS yang diantaranya tentang pendidikan kesehatan, pelayanan

kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat pada sekolah dasar negeri di

wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto

Provinsi Sumatera Barat secara umum sudah terlaksana dengan baik. Hasil ini

dengan baik sebanyak 46 responden (92%). Pelaksanaan UKS yang baik tersebut

dipengaruhi oleh 3 indikator yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan

pembinaan lingkungan sekolah sehat. Dari hasil ini dapat diartikan bahwa seluruh

sekolah dasar negeri yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian

sudah berupaya meningkatkan kesehatannya yang mana dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari melalui program UKS.

Hasil ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Kemendikbud (2012),

untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik

dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui

pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah

sehat (Trias UKS).

Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2013)

tentang pelaksanaan usaha kesehatan sekolah (UKS) di sekolah dasar negeri se

Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yang menyatakan bahwa

Pelaksanaan UKS di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Sumberlawang

Kabupaten Sragen telah berjalan dengan baik. Pelaksanaan usaha kesehatan

sekolah itu dipengaruhi 3 indikator yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan

kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.

Hasil penelitian lain yang dilakukan dilakukan oleh Departemen Pendidikan

Nasional, Departemen Kesehatan, Departemen Agama dan Departemen Dalam

Negeri dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan UKS sampai saaat ini dirasakan

masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Belum semua sekolah

pelaksanaan UKS. Oleh karena itu intensitas pengembangan dan pembinaan UKS

perlu lebih ditingkatkan (Dinkes, 2010).

Pelaksanaan program UKS berupa pendidikan kesehatan dinyatakan bahwa

guru dan petugas kesehatan telah menyelenggarakan kegiatan pendidikan

kesehatan melalui pemberian informasi yang dilakukan secara kurikuler dan

exstrakurikuler. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan kegiatan pendidikan

kesehatan yang dinyatakan 50 responden bahwa pendidikan kesehatan sudah

terlaksana dengan baik sebanyak 47 responden (94%). Hal ini dapat diartikan

bahwa pendidikan kesehatan sudah terlaksana dengan baik melalui kegiatan

kurikuler di sekolah yaitu dengan adanya mata pelajaran olahraga selain itu

pendidikan kesehatan juga diberikan dalam mata pelajaran ekstrakurikuler,

dimana guru dan petugas puskesmas berperan aktif didalamnya dengan

memberikan pendidikan berupa cara menjaga kebersihan diri, imunisasi, menjaga

kesehatan diri dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, bahaya

penyakit diare, influenza dan demam berdarah, bahaya merokok, makanan yang

sehat seperti sayur dan buah-buahan, manfaat sarapan pagi, air minum yang layak

diminum adalah air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan jernih, membuang sampah pada tempatnya, pertolongan pertama pada keadaan darurat seperti

kecelakaan, dan pencegahan tindakan kekerasan seperti berkelahi.

Hasil ini sejalan dengan teori dari Natoatmodjo (2012) tentang pendidikan

kesehatan. Pendidikan kesehatan: guna memberikan pengertian, pemahaman dan

kemampuan tentang cara-cara memelihara dan meningkatkan kesehatan yang

Penelitian lainnya, yaitu Oktaferani (2013) dengan judul pelaksanaan UKS

se-Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus menyatakan bahwa program UKS yang

berupa pendidikan kesehatan terlaksana dengan kategori cukup dengan persentase

87,8%. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian pengetahuan tentang cara

pemeliharaan kesehatan dan kebersihan belum terlaksana dengan baik.

Pelaksanaan program UKS berupa pelayanan kesehatan pada sekolah dasar

negeri di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian Kecamatan Barangin Kota

Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat secara keseluruhan menunjukkan bahwa

responden menyatakan pelayanan kesehatan telaksana dengan baik sebanyak 38

responden (76%). Hal ini menunjukkan bahwa terlaksananya program UKS

berupa pelayanan kesehatan karena adanya sarana dan prasarana yang memadai.

Pada umumnya sekolah dasar negeri yang berada di wilayah kerja Puskesmas

Sungai Durian Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat

memiliki fasilitas seperti ruang UKS, alat pengukur tinggi badan, alat pengukur

berat badan, alat pengujin ketajaman mata dan kotak pertolongan pertama pada

kecelakaan (P3K). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Utomo (2013) tentang hubungan antara kesediaan sarana dan prasarana usaha

kesehatan sekolah dengan perilaku hidup sehat yang menyatakan bahwa UKS

merupakan pusat kesehatan di sekolah, dapat diartikan UKS berperan menjadi

tempat untuk pemeriksaan kesehatan, dengan demikian jika UKS mampu

dilaksanakan secara rutin dan teratur dengan sarana dan prasarana yang memadai

Hasil dari terlaksanannya pelayanan kesehatan yang baik ini juga karena

adanya kegiatan pemberian imunisasi dan obat cacing dari petugas kesehatan,

adanya dokter kecil serta adanya pemeriksaan gigi dan mulut, pemeriksaan

kebersihan kuku, mengukur tinggi badan dan berat badan. Pencapaian ini dapat

terwujud karena adanya unsur kerjasama yang baik dan terkoordinasi antara tim

kesehatan dari puskesmas, guru dan kader kesehatan sekolah berupa kegiatan

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Hasil ini sejalan dengan pendapat

Nursalam (2004) yang mengatakan penekanan utama pada pelayanan kesehatan di

sekolah atau madrasah adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan

(preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan

secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik yang pada khususnya dan warga

sekolah pada umumnya dibawah koordinasi Pembina UKS dengan bimbingan

teknis dan pengawas setempat.

Pelaksanaan program UKS berupa pembinaan lingkungan sekolah sehat

pada sekolah dasar negeri di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian Kecamatan

Barangin Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat ini menunjukkan hampir

seluruh tingkat kegiatan telah dilaksanakan dimana lingkungan sekolah terlihat

asri dan bersih dengan tidak dijumpai sampah yang berserakan dihalaman

sekolah, sumber air yang bersih tersedia, dan tersedianya tempat pembungan

sampah di sekolah. Hasil ini terlihat dari 50 responden yang menyatakan

pembinaan lingkungan sekolah sehat sudah beralan dengan baik sebanyak 48

responden (96%). Baiknya pelaksanaan pembinaan lingkungan sekolah sehat pada

Barangin Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat tidak terlepas dari dukungan

fasilitas yang memadai seperti gedung sekolah yang permanen, memiliki ruangan

belajar, memiliki perpustakaan, kamar mandi yang terpisah antara laki-laki dan

perempuan, memiliki ruang UKS (Data SDN diwilayah kerja Puskesmas Sungai

Durian, 2016).

Hasil ini sesuai dengan penelitian Utomo (2013) tentang hubungan antara

kesediaan sarana dan prasarana usaha kesehatan sekolah dengan perilaku hidup

sehat yang menyatakan sarana dan prasarana yang memadai dapat dijadikan acuan

untuk meningkatkan status kesehatan lingkungan di sekolah. Penelitian lainnya,

yaitu Afandi (2012) tentang pelaksanaan program UKS di SD Negeri

se-Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo menyatakan pembinaan

lingkungan sekolah sehat berada dalam kategori kurang. Hal ini disebabkan

karena kurangnya perawatan lingkungan sekolah yang mempunyai fasilitas yang

aman, perlengkapan, persediaan air yang bersih.

Hasil yang baik dari pembinaan lingkungan sekolah sehat ini juga didapat

karena sudah terbentuknya lingkungan psikis dan psikososial di sekolah dimana

murid telah terbiasa membersihkan ruangan kelsnya masing-masing, siswa aktif

ketika belajar di ruang kelas, ketika ada perkelahian antar siswa langsung dibina

oleh guru bimbingan penyuluhan atau guru bimbingan konseling (guru BP/BK),

setelah guru menerangkan pelajaran di kelas siswa diberikan izin untuk bertanya

tentang hal yang belum dimengerti terkait dengan pembelajaran yang telah

diberikan dan kepala sekolah serta guru selalu melakukan pengawasan kepada

siswa yang mengalami kesulitan belajar dan tingkah laku yang dilakukan siswa

selama mereka berada di sekolah.

Penelitian ini sejalan dengan pendapat Efendy (1998) yang menyatakan

lingkungan pisikis yaitu kegiatan memberikan perhatian terhadap perkembangan

peserta didik, memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak yang bermasalah,

dam membina hubungan kejiwaan antara guru dan peserta didik. Pendapat lainnya

yang dinyatakan oleh Notoatmodjo (2012) menyatakan lingkungan pisikolsosial

yang positif serta budaya yang baik dapat meningkatkan pencapaian pendidikan

BAB 6

Baca selengkapnya

Dokumen terkait