• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis dilahirkan di Mandati-Buton pada tanggal 6 September 1965 sebagai anak sulung dari pasangan La Ode Haibu dan Wa Gamba. Menikah dengan Wa Ode Rosmiyani, S.Tp., dan telah dikaruniai tiga orang anak: Wa Ode Vian Damayanti, La Ode Muhammad Razil, dan Wa Ode Vidya Anisa Rahma.

Pada bulan Juli 1984, penulis diterima di Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Jurusan Budidaya Program Studi Agronomi, dan lulus pada 28 Nopember 1989. Pada bulan Juli tahun 1993, penulis diterima pada Program Studi Agronomi, Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta, dan menamatkannya pada tanggal 23 Desember 1995. Kesempatan untuk melanjutkan ke program doktor pada Program Studi Agronomi, Sekolah Pascasarjana IPB diperoleh pada bulan Agustus tahun 2002.

Penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Program Studi Agronomi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara sejak bulan Maret tahun 1991 sampai sekarang.

Karya ilmiah berjudul “Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Nenas” telah disajikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia (PRHORTI) di Jakarta pada tanggal 21 November 2006. Sebuah artikel telah diterbitkan dengan judul “Minus One Test Kesuburan Tanah Inceptiptisol, Ultisol, dan Andisol untuk Tanaman Nenas” pada Majalah Ilmah Agriplus pada bulan Juni 2006. Karya- karya tersebut merupakan bagian dari Disertasi program S3 penulis.

Andisol : Tanah yang berkembang dari bahan volkanik seperti abu volkan, batu apung, sinder, lava, dan/atau bahan volkaniklastik, yang fraksi koloidnya didominasi oleh mineral “short-range- order” (alophan, imogolit, ferihidrit) atau kompleks Al-humus.

Daun “D” : Daun muda pada tanaman nenas yang sudah mencapai ukuran maksimal, berada pada bagian tengah dari kanopi, dan merupakan daun paling panjang.

Ekstraktan : Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam kegiatan uji tanah.

Inceptisol : Tanah-tanah yang kecuali dapat memiliki epipedon okrik dan horizon albik seperti yang dimiliki tanah Entisol juga mempunyai beberapa sifat penciri lain (misalnya horizon kambik) tetapi belum memenuhi syarat bagi ordo tanah yang lain. Tanah Inceptisol juga biasa disebut sebagai tanah yang belum matang (immature) dengan perkembangan profil yang lebih lemah dibanding tanah matang, dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya. Kalibrasi uji tanah : Tahapan kegiatan program uji tanah untuk

menentukan hubungan antara nilai uji tanah dengan respon tanaman di lapangan sehingga diperoleh nilai harkat uji tanah rendah, sedang dan tinggi atau cukup dan tidak cukup, juga menentukan kebutuhan pupuk pada setiap status hara tanah.

Korelasi uji tanah : Suatu proses untuk menentukan apakah jumlah hara yang dapat diekstrak dengan jenis pengekstrak tertentu memiliki hubungan dengan jumlah serapan hara oleh tanaman atau hasil tanaman.

Maksimum : Sebanyak-banyaknya, setinggi tingginya, sebagus- bagusnya.

Metode Cate-Nelson : Suatu cara untuk menentukan batas kritis hara tanaman dengan membuat hubungan antara kadar hara dengan hasil relative tanaman. Dalam penentuan batas kritis, dibuat dua garis yaitu vertikal dan horizontal sehingga menghasilkan empat kuadran. Untuk menetapkan perpotongan garis vertikal dan horizontal, kedua garis tersebut digeser sehingga kuadran kiri bawah dan kudran kanan atas mengandung jumlah titik terbanyak, sedangkan kuadran kiri atas dan kuadran kanan bawah mengandung jumlah titik sedikit mungkin.

Posisi garis vertical pada sumbu X merupakan batas kritis kadar hara.

Metode ekstraksi : Prosedur ekstraksi dalam kegiatan uji tanah yang mencakup larutan ekstraksi, rasio tanah dan larutan ekstraksi, dan lama pengocokan.

Optimum : Terbaik, paling menguntungkan.

Pemupukan : Pemberian pupuk kepada tanaman ataupun kepada tanah dan substrat lainnya.

Pupuk : Bahan untuk diberikan kepada tanaman baik langsung maupun tidak langsung, guna mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau memperbaiki kualitasnya, sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman.

Rekomendasi : Saran yang menganjurkan dan menguatkan.

Smoth cayenne : Salah satu kultivar tanaman nenas, kultivar ini merupakan kelompok yang heterozigot, ukuran daunnya 100 cm x 6.5 cm, sebelah atasnya berbintik kemerah-merahan, sebelah bawahnya kelabu keperak-perakan, pinggirannya rata, hanya memiliki beberapa duri di pangkal dan ujungnya, , buahnya kurang lebih berbentuk silinder, dengan berat sekitar 2.5 kg, daging buahnya kuning pucat sampai kuning.

Uji Minus One Test : Salah satu metode uji biologi dalam melakukan evaluasi status hara tanah dengan cara membadingkan pertumbuhan tanaman pada perlakuan kurang satu unsur hara dengan perlakuan lengkap.

Uji tanah : Analisis kimia tanah secara cepat untuk menduga tingkat ketersediaan unsur hara dalam.

Ultisol : Tanah dengan horizon argilik bersifat masam dengan kejenuhan basa rendah. Tanah ini umumnya berkembang dari bahan induk tua.

Unsur hara esensil : Unsur hara yang apabila tidak ada maka tanaman tersebut tidak dapat menyelesaikan daur hidupnya, dan hara tersebut tidak dapat digantikan fungsinya oleh hara yang lain.

Halaman

DAFTAR TABEL ……… xvii

DAFTAR GAMBAR ……… xx

DAFTAR LAMPIRAN ……… xxi

PENDAHULUAN ……….. 1 Latar Belakang ……… 1 Rumusan Masalah……… 3 Tujuan Penelitian ……… 3 Kerangka Pemikiran ……… 4 Hipotesis……… 6 Manfaat Penelitian ……… 6

Ruang Lingkup Penelitian ……… 6

TINJAUAN PUSTAKA ……… 9

Karakteristik Tanaman Nenas ……… 9

Penanaman Nenas ……….……… 11

Pemupukan pada Tanaman Nenas ……… 12

Nitrogen dalam Tanah ……… 13

Peranan Nitrogen bagi Tanaman ……… 14

Fosfor dalam Tanah ……… 16

Peranan Fosfor bagi Tanaman ……… 17

Kalium dalam Tanah ………...……… 18

Peranan Kalium bagi Tanaman ………...……… 20

Minus One Test ……… 21

Kalibrasi dan Korelasi Uji Tanah ……… 22

Korelasi uji tanah ……… 23

Kalibrasi uji tanah ………. 25

Rekomendasi Pemupukan ……… 27

Batas Kritis ……… 29

EVALUASI KESUBURAN TANAH INCEPTISOL, ULTISOL, DAN ANDISOL UNTUK TANAMAN NENAS DENGAN MINUS ONE TEST 30 ABSTRAK………... 30 ABSRACT……… 30 PENDAHULUN……….. 31 Latar Belakang………. 31

BAHAN DAN METODE ……… 32

Waktu dan Tempat ……… 32

Rancangan percobaan……… 32

Persiapan Media Tanam dan Penanaman……… 33

Pengamatan ……….. 33

Analisis Data ……… 34

xv

Sifat Fisik dan Kimia Tanah Ultisol, Andisol, dan Inceptisol………... 34

Pertumbuhan Nenas pada Tanah Ultisol, Andisol, dan Inceptisol…… 36

Status Hara N, P dan K Tanah Ultisol, Andisol, dan Inceptisol……… 40

SIMPULAN………... 42

PENGARUH PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN NENAS ………

43 ABSTRAK ………. 43

ABSTRACT ……… 43

PENDAHULUAN ……….. 44

Latar Belakang ……… 44

BAHAN DAN METODE ………... 45

Waktu dan Tempat ……….. 45

Rancangan Percobaan ……….. 45

Pengolahan Tanah ………... 46

Pengapuran dan Pemupukan ………... 47

Penanaman dan Pemeliharaan ……… 47

Pengamatan ………. 47

Analisis Data ………... 48

HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 48

Jumlah Daun dan Tinggi Tanaman ………. 48

Umur Tanaman ……… 51

Kadar Hara dan Serapan Hara N, P dan K ………. 52

Produksi Tanaman Nenas ……… 54

Batas Kritis Hara N Daun Tanaman Nenas ………. 55

SIMPULAN ………. 57

KORELASI DAN KALIBRASI UJI TANAH HARA FOSFOR UNTUK TANAMAN NENAS ……….. 58 ABSTRAK ……….. 58 ABSTRACT ……… 58 PENDAHULUAN ……….. 59 Latar Belakang ……… 59

BAHAN DAN METODE ……….. 60

Waktu dan Tempat ………. 60

Rancangan Percobaan ………. 61

Pengolahan Tanah ………... 61

Pembuatan Status Hara P ……… 61

Aplikasi Pupuk P pada Setiap Status Hara P……….. 62

Pengapuran dan Penanaman ……….. 62

Pemeliharaan Tanaman ……….. 62

Pengamatan ………. 63

Analisis Data ………... 63

Analisis Korelasi ………. 64

Penentuan Kelas Ketersediaan Hara P ……..………. 64

Penentuan Batas Kritis Hara P Tanaman Nenas ………. 64

Penyusunan Rekomendasi Pemupukan P ……… 65

xvi

Jumlah Daun dan Tinggi Tanaman ………... 68

Umur Berbunga dan Saat Panen ………. 70

Kadar Hara dan Serapan Hara N, P , K ……….. 71

Produksi Tanaman Nenas ……… 75

Penentuan Kelas Ketersediaan Hara P …….……….. 77

Rekomendasi Pemupukan P ……… 77

Batas Kritis Hara P Tanaman Nenas ………... 79

SIMPULAN ………. 80

KORELASI DAN KALIBRASI UJI TANAH HARA KALIUM UNTUK TANAMAN NENAS ……….. 81 ABSTRAK ……….. 81 ABSTRACT ……… 81 PENDAHULUAN ……….. 82 Latar Belakang ………... 82

BAHAN DAN METODE ………... 84

Waktu dan Tempat ……….. 84

Rancangan Percobaan ………. 84

Pengolahan Tanah ………... 84

Pembuatan Status Hara K ………..……….. 84

Aplikasi Pupuk K pada Setiap Status Hara K……….. 85

Pengapuran dan Penanaman ……… 85

Pemeliharaan Tanaman ………... 86

Pengamatan ………. 86

Analisis Data ………... 87

Analisis Korelasi………. 87

Penentuan Kelas Ketersediaan Hara K ……….. 87

Penentuan Batas Kritis Hara K Tanaman Nenas ……… 88

Penyusunan Rekomendasi Pemupukan K ………... 88

HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 88

Nilai K Terekstrak pada Berbagai Status Hara K Tanah ……… 88

Pemilihan Metode Ekstraksi Hara K……….………... 90

Jumlah Daun dan Tinggi Tanaman ………... 92

Umur Berbunga dan Saat Panen ……… 94

Kadar Hara dan Serapan Hara N, P dan K ………. 96

Produksi Tanaman Nenas ……… 100

Penentuan Kelas Ketersediaan Hara K …….……….. 102

Rekomendasi Pemupukan K …….……….. 103

Batas Kritis Kadar Hara K Tanaman Nenas ……….. 105

SIMPULAN………. 106

PEMBAHASAN UMUM ………... 107

SIMPULAN DAN SARAN ……… 117

DAFTAR PUSTAKA ………. 119

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Hara yang diimobilisasi atau yang diangkut oleh tanaman nenas pada

kepadatan 54 340 tanaman per hektar (Nakasone dan Paull 1999)….. 13

2. Hasil analisa beberapa sifat fisik dan kimia tanah Ultisol Jasinga, Andisol Ciapus, Inceptisol Darmaga, dan Inceptisol Ciawi …………

35

3. Rata-rata tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), bobot kering akar (g), bobot kering tajuk (g), bobot kering total tanaman (g), dan nisbah tajuk akar (g/g) pada tanah Ultisol Jasinga, Andisol Ciapus, Inceptisol Darmaga, dan Inceptisol Ciawi ……….

36

4. Rata-rata tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), bobot kering akar (g), bobot kering tajuk (g), bobot kering total tanaman (g), dan nisbah tajuk akar (g/g) pada perlakuan minus one test hara N, P dan K ………..

39

5. Rata-rata persen hasil relatif (%) bobot kering total tanaman nenas pada perlakuan minus one test hara N, P dan K pada tanah Ultisol Jasinga, Andisol Ciapus, Inceptisol Darmaga, dan Inceptisol Ciawi ..

41

6. Hasil analisis beberapa sifat fisik dan kimia tanah Inceptisol Darmaga Kebun Percobaan Sawah Baru Fakultas Pertanian IPB Bogor ………..

46

7. Pengaruh pupuk N terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman nenas pada saat 6 dan 9 bulan sesudah tanam serta pada saat tanaman berbunga ………

49

8. Pengaruh pupuk N terhadap umur tanaman nenas pada saat berbunga dan saat panen ………

51

9. Pengaruh pupuk N terhadap kadar hara dan serapan hara N, P dan K daun ”D” tanaman nenas ……….

53

10. Pengaruh pupuk N terhadap berat buah, mahkota, panjang buah, padatan terlarut total, dan produksi buah tanaman nenas …………....

54

11. Nilai uji hara P tanah Inceptisol Darmaga yang terekstrak oleh berbagai metode ekstraksi pada berbagai kondisi status hara P tanah

66

12. Hasil anlisis korelasi antara kadar hara fosfor tanah yang terekstrak oleh berbagai metode ekstraksi dengan kadar hara P daun ”D”, serapan hara P daun ”D”, dan produksi tanaman nenas ………..

67

xviii

14. Pengaruh pupuk P terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada saat 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanam serta pada saat tanaman berbunga ………..

69

15. Pengaruh kadar hara P tanah dan pupuk P terhadap umur tanaman nenas pada saat berbunga dan saat panen ………...

71

16. Pengaruh pupuk P pada berbagai kadar hara P tanah terhadap kadar dan serapan hara P daun ”D” pada saat tanaman berbunga …………

72

17. Pengaruh pupuk P pada berbagai kadar hara P tanah terhadap kadar dan serapan hara N daun ”D” pada saat tanaman berbunga …………

73

18. Pengaruh pupuk P pada berbagai kadar hara P tanah terhadap kadar dan serapan hara K daun ”D” pada saat tanaman berbunga …………

74

19. Pengaruh kadar hara P tanah terhadap berat buah, berat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah, dan padatan terlarut total ……….

75

20. Pengaruh pupuk P terhadap berat buah, berat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah, dan padatan terlarut total …...

76

21. Pengaruh pupuk P pada berbagai kadar hara P tanah terhadap produksi buah (ton ha-1) ………..

78

22. Nilai uji hara K tanah Inceptisol Darmaga yang terekstrak oleh berbagai metode ekstraksi pada berbagai kondisi status hara K tanah.

89

23. Hasil analisis korelasi antara kadar hara K tanah yang terekstrak oleh berbagai metode ekstraksi dengan kadar hara K daun ”D”, serapan hara K daun ”D”, dan produksi tanaman nenas ………...

90

24. Pengaruh kadar hara K tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada saat 6 dan 9 bulan sesudah tanam dan pada saat tanaman berbunga ………..

93

25. Pengaruh pupuk K terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada saat 6 dan 9 bulan sesudah tanam dan pada saat tanaman berbunga ...

94

26. Pengaruh pupuk K terhadap umur tanaman nenas pada saat berbunga dan saat panen ……….

95

27. Pengaruh pupuk K pada berbagai kadar hara K tanah terhadap kadar hara N, P dan K daun ”D” pada saat tanaman berbunga ……….

xix

28. Pengaruh kadar hara K tanah dan pupuk K terhadap serapan hara N dan P daun ”D” tanaman nenas ………

98

29. Pengaruh pupuk K pada berbagai kadar hara K tanah terhadap serapan hara K daun ”D” tanaman nenas pada saat tanaman berbunga………

99

30. Pengaruh kadar hara K tanah terhadap berat buah, berat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total ………..

101

31. Pengaruh pupuk K terhadap berat buah, berat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total ..……

102

xx Halaman 1. Bagan alir pelaksanaan kegiatan penelitian ………. 8

2. Kurva respons pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk N terhadap produksi buah……….

55

3. Hubungan antara kadar hara N daun ”D” dengan persen hasil relatif ……….

56

4. Kurva respons hubungan antara kadar hara P tanah yang terekstrak oleh pengekstrak Bray-1 dengan hasil relatif .………...

77

5. Hubungan antara kadar hara P daun ”D” dengan hasil relatif………..

79

6. Kurva respons hubungan antara kadar hara K tanah yang terekstrak oleh pengekstrak Bray-1 dengan hasil relatif...

103

7. Kurva respons hubungan antara pemberian berbagai dosis pupuk K pada kadar hara K rendah, sedang, dan tinggi dengan produksi buah………..………..

104

10. Kurva respons hubungan antara kadar hara K daun ”D” dengan hasil relatif……….

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Denah penelitian evaluasi kesuburan tanah Inceptisol, Ultisol, dan

Andisol untuk tanaman nenas dengan Minus One Test ………

128

2. Denah penelitian pengaruh pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman nenas ………

128

3. Denah penelitian korelasi dan kalibrasi uji tanah hara fosfor untuk tanaman nenas ………

129

4. Denah penelitian korelasi dan kalibrasi uji tanah hara kalium untuk tanaman nenas ………

130

5. Metode analisis nitrogen total dengan metode Kjeldahl ………. 131

6. Pengekstrak Morgan-Wolf untuk hara fosfor ……… 132

7. Ekstrat HCl 25% untuk hara fosfor dan kalium ……… 133

8. Ekstrat Olsen untuk hara fosfor dan kalium ……….. 135

9. Penetapan fosfor dan kalium tersedia cara Bray-1 ………. 136

10. Penetapan fosfor dan kalium tersedia cara Bray-2 ………. 138

11. Penetapan fosfor dan kalium tersedia dengan metode Mehlich-1….. 139

12. Pengekstrak Truog untuk hara fosfor ……… 140

13. Penetapan kalium tersedia dengan pengekstrak NH4OAc pH 7.0…. 141

14. Penetapan kalium tersedia dengan pengekstrak NH4OAc pH 4.8. (Morgan-Venema) …..………

142

15. Erapan P dalam CaCl2 0.01 M (Metode Fox dan Kamprath)………. 143

Latar Belakang

Nenas (Ananas comosus (L) Merr.) merupakan tanaman buah tropika yang mempunyai prospek untuk dikembangkan di Indonesia, karena mempunyai pangsa pasar yang luas baik di dalam maupun di luar negeri. Pada tahun 2000 produksi nenas Indonesia adalah 360 ribu ton atau 2.68% dari total produksi nenas dunia sebesar 13 449 ribu ton. Pada tahun tersebut, Indonesia mengekspor nenas dalam kaleng 132 ribu ton. Volume ekspor ini mengisi 12.34% volume ekspor nenas dunia sebanyak 1 070 ribu ton (Poerwanto 2003). Pada tahun 2003 Indonesia mengekspor nenas kaleng 177 ribu ton dan nenas segar 2 ribu ton dengan nilai jual sebesar 87 juta dolar Amerika (Deptan 2004), dan pada tahun tersebut komoditas ini menduduki urutan pertama komditas buah-buahan yang diekspor oleh Indonesia. Pada tahun 2005 produksi nenas Indonesia mencapai 673.07 ribu ton dengan produksi rata-rata 8.4 ton per hektar, produktifitas tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil rata-rata produksi per hektar yang dicapai oleh Malaysia sebesar 32.08 ton per hektar , Thailand sebesar 22.23 ton per hektar dan Philipina sebesar 36.33 ton per hektar (FAO 2007).

Prospek pengembangan tanaman nenas di Indonesia menjadi strategis, karena disamping dapat menopang sektor pertanian untuk memberikan perannya yang lebih besar dalam mendukung perekonomian negara, tanaman ini cocok dikembangkan pada lahan kering, dan mudah dibudidayakan serta mempunyai daya adaptasi yang luas jika dibandingkan dengan komoditas lainnya. Dengan demikian maka peluang pengembangannya dalam rangka meningkatkan pemanfaatan lahan kering di Indonesia masih sangat luas.

Hidayat dan Mulyani (2002) melaporkan bahwa luas lahan kering untuk pertanian di Indonesia mencapai 143 945 000 hektar dan sudah digunakan seluas 55 619 030 hektar. Ini berarti bahwa masih terdapat lahan seluas 88 325 970 hektar untuk pengembangan pertanian lahan kering. Namun perlu diingat, bahwa untuk pengembangan pertanian lahan kering terutama di luar Jawa yang mempunyai potensi yang masih luas, ada persyaratan agronomi yang harus

2

terlebih dahulu dipenuhi terutama ketersedian air dan hara seperti N, P, K dan Ca (Abdurachman et al. 1999).

Tanah Inceptisol, Ultisol, dan Andisol merupakan tanah-tanah pertanian utama di Indonesia (Subagyo et al. 2000). Dengan demikian maka pengembangan tanaman nenas di Indonesia saat ini dan di masa mendatang akan dilakukan pada tanah-tanah tersebut. Ketiga jenis tanah ini mempunyai tingkat kesuburan alami yang berbeda, sehingga apabila digunakan untuk areal penanaman tanaman nenas, akan membutuhkan penanganan yang berbeda terutama dalam pemupukannya.

Tanaman nenas di Indonesia dikembangkan oleh petani maupun perusahaan besar terutama untuk tujuan ekspor, namun dalam pembudidayaannya oleh petani kecil belum dilakukan pemupukan, sehingga baik kuantitas maupun kualitas buah yang dihasilkan masih relatif rendah. Sedangkan oleh perusahaan besar atau petani komersial telah melakukan pemupukan terutama pupuk N, P dan K untuk dapat meningkatkan produksi dan kualitas buah nenas yang dihasilkan.

Dalam usaha meningkatkan produksi pertanian di Indonesia, pemupukan merupakan salah satu cara yang terus dikembangkan oleh pemerintah. Namun demikian, dalam pelaksanaannya masih banyak usaha pemupukan dilakukan secara kurang tepat, baik dalam penentuan jenis, dosis serta waktu dan cara memberikan pupuk. Hal ini jelas akan memberikan dampak yang kurang menguntungkan terhadap keadaan fisik, kimia dan biologi tanah, serta lingkungan tanah secara keseluruhan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, program pemupukan seharusnya didasarkan pada hasil uji tanah dan analisa tanaman dengan memperhatikan status hara, kebutuhan tanaman serta keadaan lingkungan (Sri Rochyati 1996; Sabiham 1996).

Pemberian pupuk yang berlebihan selain merupakan pemborosan dana juga mengganggu keseimbangan hara dalam tanah, menurunkan efisiensi pemupukan, dan menimbulkan pencemaran bagi lingkungan, sedangkan pemberian pupuk yang terlalu sedikit tidak dapat mencapai tingkat produksi yang optimal. Apabila praktek pemupukan seperti ini masih tetap dipertahankan, maka produksi pertanian Indonesia, khususnya buah-buah tropika seperti tanaman nenas akan sulit bersaing dalam pasar global.

Rumusan Masalah

Pemupukan dengan hara N, P, K merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman nenas di Indonesia. Ketiga unsur hara tersebut merupakan unsur hara makro esensial bagi tanaman yang dibutuhkan dalam jumlah banyak tetapi selalu kurang tersedia bagi tanaman, sehingga selalu menjadi faktor pembatas utama bagi pertumbuhan dan produksi tanaman.

Pemupukan yang dilakukan selama ini masih menggunakan dosis anjuran secara umum sehingga pemupukan menjadi tidak efisien. Hal ini sebabkan karena belum tersedia data penelitian untuk menyusun rekomendasi pemupukan berdasarkan status hara tanah dan kebutuhan tanaman nenas terhadap hara N, P dan K. Padahal disisi lain kadar hara N, P dan K tanah sangat bervariasi antara satu jenis tanah dengan jenis tanah lainnya, bahkan pada jenis tanah yang sama juga mempunyai tingkat ketersediaan hara N, P dan K yang bebeda.

Pemupukan yang efisien hanya bisa dilakukan apabila memperhatikan status hara tanah dan kebutuhan tanaman akan hara tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan baik apabila tersedia data hasil penelitian korelasi dan kalibrasi uji tanah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diperoleh metode ekstraksi hara tanah yang sesuai untuk tanaman nenas dan menentukan dosis pupuk yang optimal untuk tanaman nenas pada setiap kondisi status hara tanah yang berbeda.

Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menyusun rekomendasi pemupukan N, P dan K yang optimal untuk tanaman nenas berdasarkan status hara N, P, K dan kebutuhan tanaman serta melakukan evaluasi status hara N, P, K tanah Inceptisol, Ultisol dan Andisol untuk tanaman nenas. Sedangkan secara khusus penelitian bertujuan untuk:

1. Membuktikan bahwa hara N, P, K menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman nenas pada tanah Inceptisol Darmaga, Inceptisol Ciawi, Ultisol Jasinga, dan Andisol Ciapus.

2. Menetapkan metode ekstraksi hara P dan K yang sesuai untuk tanaman nenas. 3. Menentukan status hara P dan K tanah untuk tanaman nenas.

4

5. Membuktikan bahwa serapan hara N, P, K tanaman nenas dipengaruhi oleh pemberian berbagai dosis pupuk N, P, K.

6. Menentukan dosis pupuk N, P dan K yang optimal untuk tanaman nenas.

Kerangka Pemikiran

Untuk mencapai pertumbuhan dan produksi yang optimal, tanaman nenas membutuhkan hara terutama N, P dan K yang cukup dan seimbang, karena ketiga unsur tersebut merupakan unsur hara esensial utama bagi tanaman. Tanaman yang kekurangan unsur hara N, P dan K akan mengalami hambatan pertumbuhan dan produksi yang rendah baik kuantitas maupun kualitasnya (Albrigo 1966).

Nitrogen diperlukan untuk pertumbuhan tanaman nenas agar subur, tetapi bukan pada saat rangsangan bunga diperlukan, sebab pertumbuhan yang subur akan mengurangi reaksi pembungaan. Fosfor diperlukan selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan, sedangkan kalium diperlukan untuk perkembangan buah (Wee dan Thongtham 1997). Tetapi pemberian pupuk N, P dan K yang berlebihan akan menurunkan produksi dan kualitas buah tanaman nenas (Albrigo 1966).

Berbagai laporan publikasi tentang hara tanaman nenas menunjukkan bahwa jumlah nitrogen berkisar dari 225 sampai 350 kg N per hektar dan kalium dari 225 sampai 450 kg K2O per hektar dan hara fosfor antara 150 dan 225 kg P2O5 per hektar(Nakasone dan Paull 1999). Selanjutnya Hiraoka dan Umemia (2000) mengemukakan bahwa, standar rata-rata pemberian pupuk untuk tanaman nenas adalah 350 kg N per hektar, 115 kg P2O5 per hektar, dan 310 kg K2O per hektar. Dengan dosis tersebut tanaman nenas menghasilkan buah sebanyak 52 ton per hektar.

Kelly (1993) mengemukakan bahwa kebutuhan nitrogen tanaman nenas berkisar antara 400 sampai 600 kg per hektar dan fosfor merupakan unsur kara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit jika dibandingkan dengan pupuk nitrogen dan kalium. Disarankan agar pemupukan fosfor tidak lebih dari 100 kg P per hektar. Sedangkan kalium merupakan unsur hara yang paling banyak dibutuhkan. Dosis pemupukan kalium sebelum tanam bervariasi tergantung jenis tanah. Pada tanah berpasir dosis maksimum adalah 250 kg K per hektar, sedangkan pada tanah

liat berat dosis pemupukan kalium adalah 500 kg K per hektar dan dosis pemupukan kalium setelah tanam berkisar antara 400 sampai 800 kg K per hektar. Adanya variasi dosis pupuk N, P dan K yang dianjurkan tersebut di atas, menunjukkan bahwa pada setiap jenis tanah-tanaman dan iklim serta teknik budidaya yang berbeda akan membutuhkan jumlah pupuk yang berbeda. Oleh karena itu maka Nakasone dan Paull (1999) mengemukakan bahwa, total serapan hara tanaman nenas bisa dijadikan sebagai dasar acuan untuk menentukan kebutuhan pupuk tanaman nenas. Namun demikian, perlu didukung oleh hasil uji tanah sehingga dosis pupuk yang diberikan dapat disesuaikan dengan jumlah hara

Dokumen terkait