• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

B. RIWAYAT KASUS DAN ANALISA KASUS

a. Kasus Mubarok

Mubarok di lahirkan pada tahun 1978 sedang menjalankan kuliah di Universitas Bungkarno jakarta . Masa remajanyan di habiskan di jakarta dengan 11 adiknya yang masih kecil-kecil. Mubarok berasal dari keluarga yang taat beagama. kedua oarang tuanya tergolong orang yang suka menjalankan rutinitas keagamaan secar baik. Disamping itu budaya membaca di kelurganyapun amat baik tidak jarang adik-adiknya mendapatkan prestasi yang baik di sekolah Begitu pula dengan dirinya hobi membaca membuat ia di tunjuk oleh rekan-rekannya di HMI untuk menjadi Instruktur dalam setiap materi yang harus di berikan pada Traning LK.

” Saya tahu banyak tentang Syiah setelah saya bergabung di HMI dan banyak membaca literarur tentang Ali Sariati serta dari sana saya mulai tertarik dengan aliran tersebut yang mana menurut saya aliran ini penuh keterbukaan”

menurut dia proses internalisasai yang terjadi tentang pemahaan keagaam di syiah ini banyak dia dapatkan dari buku-buku dan teman-teman di HMII. Dari situlah kemudian akhirnya di menyatakan untuk bisa menikuti ajaran yang diayakini benar itu.

Selama ini Mubarok lebih sering berbincang-bincang dengan rekan-rekan

seajaranya di lembaga islamic Cultural Center dimana setiap satu minggu sekali ada kajian yang selalu dia ikuti dalam rangka pendalamnya terhadap aliran tersebut tidak hanya itu di juga melakukan kursus bahasa persi dengan harapan dia bisa mempelajari syiah langsung dari sumbernya.

”Saya selama di ICC ini seduh hampir menguasai bahasa persi hal itu saya lakukan karena saya ingin mempelajari syiah dari sumbernya langsung ”

di aliran ini di selalu mengikuti sholat berjamaa Rutin dan itupun harus di laksakana dengan Imam yang memang sudah di tunjuk dari semua ummat.

”Saya merasa bahwa aliran ini penuh dengan keterbukaan dan mau menerima kritikan ”

dalam menjalani aktifitas dan kewajiab-kewajiban sebagai syiahisme ia pernah mendapat teguran dari orang tuanya Namun karena kemampuanya untuk menjelaskan dan keyakinannya bahwa apa yang ia jalani saat ini adalah benar pada khirnya Orang tuanya tersebut menerima dengan baik dan

menyerahkansepenuhnya kepada yang bersangkutan.

Menurut dia adab dalam berhubungan dengan pengikut wahabi adalah dengan cara baik sebab masing-masing aliran menurut dia memiliki pegangan

Selama ini dia belum menunjukan kepada lingkungganya tentang

keikutsertaanya dalam menjalakan ritual sebagi syiah, sebab ia tergolong orang yang tidak mudah bergaul dengan orang sekitar.

Mubarok pernah bersinggungan langsung dengan teman-temannya yang beraliran Wahabi dimana ada teman sekolahnya yang beberapa tahun terakhir mendali ilmu di lembaga Ilmu dan bahasa LIPIA saudi arabia. Dia merasa bahwa memang banyak terdapat perbedaan antara syiah dan Wahabi tapi baginya Selama Al Quran bisa di jadikan pegangan maka tidak akan menjadi masalah jika kita berbeda aliaran.

Di lingkungan kerja pun ia berhubungan dengan baik tidak ada rasa saling mencurigai antar meraka bahkan banyak teman-temannya yang menanyakan tentang bagaimana syiah itu sebenrnya dan dia berusaha untuk menjelaskanya.

” baik itu Syaih atau bukan kita tidak bisa memaksakan menyatakan ia sesat atau tidak sesat akan tetapi kita harus melihanya dari sisi sejauhmana pengikut wahabi tersebut mau berprilaku baik dengan sesama muslim bahkan jika perlu dengan sesama manusia walau ia berbeda pendapat. ”

mubarok merasa bahwa selama ini dia tidak pernah membatasi diri dengan setiap orang, dia selalu bersikap terbuka terlebih dalam hal perbedan pendapat baginya beda pendapat itu biasa yang penting bagaimana dia mensikapinya dengan bijaksana.

Analisa kasus Mubarok

Analisa kasus mubarok diawali pada saat ia kuliah di Universitas Bungkarno dimana banyak rekan-rekan satu organisasinya yang tertarik dengan keterbukan aliran syiah lalu kemudia ia banyak membaca tentang literatur tentang aliran iani Mubarok sering datang ke ICC dimana is bisa bertemu dengan ulama yang bisa dijadikan rujukan dalam menjalankan ritual agama khususnya yang sesuai dengan apa yang di ajarkan oleh Imam-imam aliran tersebut.( Internalisasi Norma )

Dari sini terlihat bahwa Mubarok berusaha untuk mentaati Norma yang memang harus di jalani di Aliran islam syiah ini ( Conform ) hal ini di indikasikan dimana ia rutin untuk datang ke ICC untuk belajar bahasa persi dan diskusi rutin tengan aliran ini dan baimana mereka mensikapi masyarakat yang melihat sebelah mata.

Menurut mubarok sendiri hubungan antar sesama pengikut ajaran syiah itu layaknya kelurga dalam mensikapi aliran ialam wahabi sesama pengikut syiah haruslah bisa saling tolong menolong sepertihalnya jika dalam suatu hal ada sesuatu yang belum di ketahui dan menjadi kendala untuk bisa menjelaskanya kepada pengikut wahabi maka mereka bersedia untuk membantu untuk mecari jawabanya. Hal inilah yang kemudian memunculkan kohesivitas kelompok

yang juga dialami oleh Mubarok.

Dalam berinteraksi dengan pengikut aliran wahabi mubarok cenderung mengacu pada Al kuran dan hadits dimana dia merasa bahwa semua muslim bersaudara tergantung apakah ia mau menjalankan perintah agama atau tidak. Mubarokpun

tidak segan untuk datang ke acara yang diadakan oleh temannya yang lulusan LIPIA. Dia menghargai temanya Namun untuk beberapa hal ia melakukan demikian semata-mata karena perintah Allah dan memang di benarkan oleh ajaran yang sela ini dia anut. Hal ini dapat di pahami sebagai interaksi non

kontigen asimetris diama subjek yang melakukan interaksi berdasarkan acuan

( SOP) Standar Operating Procedure.

Mubarok merasa bahwa sesama muslim haruslah saling tolong menolong. Dengan adanya saling memberikan masukan tentunya hal tersebut membuat islam makin di lihat sebagai agama yang mulia. Dari sini peneliti melihat bahwa tidak ada rasa permusuhan yang di munculakan silaturahmipun masih di

lakukanya dengan temat satu SMA yang jelas-jelas ia beraliran mazhab Wahabi.

b. Kasus Irhamdi

Irhamdi dilahirkan pada tahun 1979. Pria kelahiran jakarta ini merupakan lulusan Universitas Indonesia jurusan Perpustakaan dan sekarang sudah

menjadi Pegawai Negeri sipil di Departemant pendidikan nasional. Bekerja sebagai liberian atau penjaga perpustakaan membuat ia mudah mendapatkan literaur tentang agama islam. Ia bercita-cita untuk mendirikan satu perpustakaan khusus tentang buku-buku islam yang nantinya buku-buku tersebut bersumber dari berbagai negara.

Irhamdi adalah anak dari seadalah anak dari seorang ustaz yang lumayan terkenal di kawasan pejaten. Di belakang langgar ada sebuah Musholah yang di

namakan Langar Kaca di sanalah ayah Irmadi mengajar setiap malam minggunya.

” Ayah saya adalah pengikut setia NU di keseharianya beliau suka

membaca kitab kuning untuk kemudian di ajarkan kepada muri-mudnya di musholah. Ayah saya tergolong ustad kampung yang suka menjalankan rutinitas agama yang cenderung dekat dengan kebiasan Ahlil bait dia juga suka mengadakan Maulidan di Rumah rumah warga yang juga di motori oleh beliau sendiri’.

Ayah saya pernah menyuruh saya untuk mencari buku-buku tentang Revolusi islam iran, hal-hal yang terkait dengan pemikiran-pemikiran yang berkembang di republik islam iran. Oleh karena seringnya saya mencarikan buku-buku tersebut maka saya sering pula membaca buku itu sehingga akhirnya saya tertarik dengan pemikiran-pemikiran yang di lontarkan oleh beberapa tooh-tokoh islam iaran tersebut dan membuat saya mau lebih dalam lagi mempelajari islamsyiah secara mendalam.

Irhamdi tergolong anak yang cerdas di kampusnya ia menjadi Mahasiswa yang Vokal dan suka berdiskusi dngan teman-teman sekitarnya. Memiliki banyak literatur terkait dengan perkembangan dunia islam.

Sampai saat ini dia sudah menjadi anggota tetap Islamic cultural Center yang setiap bulanya dia selalu memegang jadwal rutin kegiatan yang di lakukan lembaga tesebut.

Irhamdi merupakan pengikut syiah yang bisa di katakan fanatik dan setia hal ini terungkap ketika ia bercerita teng keterlibatanya dalam membagun perpustakan yang di bua oleh Islamic Cultural Center :

” saya terlibat langusng dalam pembuatan dan pemilihan buku-buku yang di tempatkan di perpustakaan ini di perpustakaan yang ada di ICC ini

sebagian merupakan coleksi buku-buku yang saya miliki di rumah. Sengaja saya berikan ke ICC karena saya ingin ajaran ini di kenal di masyarakat dengan baik dan bersumber dari Literatur yang bernar, walaupun ICC memiliki Percetakan sendidri yakni Al Huda saya merasa bahwa penting untuk juga memberikan masukan tentang buku-buku yang di cetak oleh percetakan lain”.

Irhamdi Baru saja menikah dengan seorang Wanita yang memang sudah lama menganut Islam Syiah dengan ciri khas cadar di wajah Istri irhamdi menjadi sosok wanita yang begitu mempengaruhi kehidupan keseharianya.

Dalam lingkungan keluarga banyak belajar dari istrinya yang memang

keluarganya sudah memeluk islam syiah sejak lama. Beliau bertemu dengan istrinya tersebut ketika sedang ada sebuah kegiatan di ICC di malam bulan Ramadhan.

Pada awalnya ia mengalami kesulitan untuk memperkenalakan calon istrinya dengan keluraga karena cadar yang menurut keluarga besarnya adalah satu hal yang tidak biaa walau di benarkan.

Akhirnya dengan keyakinan yang mantap ia mencoba untuk memperkenalkan Robiah dengan kedua orang tuanya dan ternayat mereke menerima dengan baik.

Dari situlah setiap harinya ritual syiah mulai melekat dalam diri saya. Mertua saya sangat menghargai saya dan selalu memberikan banyak masukan kepada irhamdi.

Sosok mertua merupakan panutan yang selama ini dia jadikan acuan untuk menajalankan aktifitas beragama. Sebagai pengikut islam syiah Irhamdi suka bertemu dengan orang-orang yang secara jelas adalah pengikut wahabi. Kadang kala di tempat kerjanya mereka saling berdiskusi dengan cara yang amat keras dalam arti ada kecenderungan untuk memaksakan kehendak satu denganlainya

”saya pernah di cemooh karena sikap saya yang suka sholat dengan tidak berjamaah dengan teman-teman sepekerja. Walupun demikian saya merasa bahwa hal tersebut wajar karena belum banyak di Negara kita ini yang memahami pernbedaan secara baik”

bagi irhamdi pengikut islam wahabi di indonesia tidaklah sama dengan pengikut wahabi di luar negeri . irhamdi melihat bahwa di negeri asalnya wahabi sangat menghargai perbedaan dan tidak memaksakan kehendak.

Secara umum irhamdi tidak pernah minder sehingga membuat ia merasa terasingkan bahkan ia justru dominan dalam setiap kegiatan akan tetapi dalam hal menjalankan aktifitas ibadah ia cenderung suka menjalankanya hanya sendirisaja jika di bandingkan beribadah secara bersamaan dngan pengikut ajaran yang lain.

Secara umum Irhamdi merasa bahwa kita semua bersaudara baik syiah ataupun sunni namun diatidak begitu menyukai jika ada orang memaksakan kehendak untuk supaya kita ikut atas pandanganya tersebut,

Analisa kasus Irhamdi

Analisa kasus irhamdi ini di mulai dari banyaknya literatur yang ia dapatkan serta bagimana ia membatu orang tuanya yang sedang mempelajarai ajaran islam tersebut dari situ lah muncul proses internalisasi akan ajaran tersebut. Proses pentaatan yakni selalu mengedepankan Al Qur’na dan Hadits itu kemudian membuat sebuah Konformitas dalam kehidupan kesehariannya.

Interaksi yang intensif dengan sesama pengikut aliran syiah terlebih lingkungan keluargamertuanya. yang memang dari sejak lama sudah beraliran syiah.

Kohesivitas dalam keluarga ini ditandai dengan timbulnya tingkah laku yang mengutamakan kelompok dan keluarga.

Dalam kondisi seperti itu yakni dimana ia berusaha untuk membantu

terbentuknya perpustakaan khusus tentang buku-buku syiah membentuk rasa

solidaritas antar pengikut tersebut.

Hubungan kerja antara irhamdi dengan kawanya yang beraliran wahabi dan secara terus menerus mencoba menegur secara keras Namun irhamdi tetap sabar dan menjaga hunbungan silaturahim tersebut membentuk interaksi non kontigen asimetris sebuah Hubungan yang bersifat Out grup.

Irhamdi selalu berangapan bahwa agree disagrement antara syiah dan sunni membuat kedua ajaran itu baik secara silaturahim namun buruk dalam benturan pandangan dan kebudayaan. Sehingga tidak jarang hubungan silaturahim antar mereka putus.

c. Kasus Nandito

nandito merupakan sosok cendikia baru dalam dunia Syiah jakarta umurnya yang masih tergolong mudah namun sudah di beri kepercayaan oleh Islamic Cultural center sebagai humas di lembaga tersebut. Nandito sering melakukan berbagai kunjungan dimana tugas yang biasa di emban adalah bagiaman kemudian ia menjelaskan dan mensosialisasikan semua program dari islamic Cultural Center tersebut.

Nandito merupakan sosok pemuda yang dinamis suka bekerja keras dan ramah kepada siapapun yang menemuinya. Banyak tulisan-tulisan yang pernah ia buat selama ia ikut bergabung dalamsatu organisasi kemahasiswaan di jakarta. Sebagai seorang akademisi ia memperoleh pengetahuan tentang syiah yakni dari islmic Cultural center itu sendidri. Bahkan sbelum islamic cultural center itu ada dia sudah sering berhububngan dengan pengikut syiah tersebut.

Nandito memiliki kemampuan dua bahasa yang cukup baik yakni Arab dan Ingris. Sering kali penulis mendengar ketika ia harus menyapa rekan kerjanya di ICC dengan dua bahasa tersebut. Secara umum rekan kerjanya saat ini

Selama ia berada di lingkungan syiah ini ia tidak [pernah merasa bahwa lingkunganya adalah linkungan yang buruk bagi perkembangannya.

Menurut Nandito Aliran wahabi di sekitar lingkungan pejaten ini cukup banyak hal itu terlihat dengan mudah bilamana kita berjalan di sekitar lingkungan itu. Hal tersebut tentunya membuat pengikut aliran syiah dengan Wahabi mudah untuk berinteraksi.

” Selama ini memang betul bahwa wilayah pejeten barat merupakan tempat yang banyak pengikut aliran Syiahnya dan juga banyak yang beraliran Wahabi. Kebanykan pengikut syiah di sekitar sini ada karena mereka

terlibat dalam berbagai kegiatan baik yang diadakan oleh ICC maufun fitrah sebagai wadah untuk berkumpulnya syiah yang wanita”.

Nandito mengatakan bahwa Dalam lingkungan Rt dan RW dimana ICC berada ini memang pernah ada dialog yang khusus membicarakan tenteng aliran syiah ini. Ada sebagian orang yang mempermasalahkan hal tersbut kepada kami Namun lambat laun masyakarat mulai sadar bahwa keberadaan Pengikut syiah di kawasan pejaten ini semata-mata bukan untuk merugikan meraka namun justru menguntungkan sebab dari pihak ICC sendiri rutin untuk membatu warga sekitar yang sedang membutuhkan pertolongan.

Di pejaten ini menurut nandito ada beberapa pengikut wahabi yang sering dengan sengaja datang guna mendapatkan literatur dan juga mencari informasi prihal kegiatan syiah ini dan kami menagapinya mereka menangapinya dengan terbuka.

Pada Awal keberadaan ICC di pejaten barat ini memeng hubungannya agak kurang baik Namun hal itu bukanlah hal yang kemudian membuat Hubungan silaturahim mereka terhambat.

” Seperti yang pernah saya alami beberapa tahun yang lalu ketika ICC baru ada banyak mahasiswa LIPIA dan warga sekitar tiba-tiba datang untuk mencoba berdiskusi dengan harapan ICC maupindah dari lingkungan ini karena bisa meracuni pikiran anak-anak mereka”

nadito selama ini bekerja dan berusaha agar syiah di citrakan secara baik di lingkungan pejaten ini. Dan hasilnya cukup baik sampai sekarang sudah mulai banyak kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh ICC di ikuti oleh warga sekitar. Nandito selalu mengupayakan agar seluruh pengikut syiah yang ada di pejaten barat untuk selalu berkumpul dan sholat berjamaah dengan pengikut lainnya sebab di berangapan bahwa kita sama Namun beda.

” Pada dasarnya antara suni dan syiah sama yakni sama-sama berpegang kepada kitab yang di turunkan oleh Allah SWT melalui Rosul” Namun Nandito beranggapan bahwa Al quran sarat dengan makna dan akhirnya beragam pulalah prilaku yang di munculkan.

Analisa kasus Nandito

Analisa kasus nandito berawal dari di percayanya dia sebagai humas di lembaga ICC kepemilikan negara Iran tersebut. Lembaga ini secara langsung memang mensyiarkan syiah kepada Masyarakat Indonesia dengan melalui Buku-buku yang di terbitkan dengan Publisingnaya bernama Al huda. Proses ini kemudian

memunculkan pulikasi Norma yang kuat baik kepada Nandito maupun kepada masyarakat.

Sebagai Humas dia ditugashan untuk mensosialisasikan apa-apa yang harus di lakukan oleh seluruh penghuni di lembaga tersebut maupun kepada Tamu-tamu yang datang. Menjaga agar syariat yang ada selalu di tegakan. ( Konformitas )

Namun dia juga berusaha untuk bisa melakukan berbagai kegiatan yang

melibatkan banyak pihak terutama pengikut wahabi agar mereka mampu melihat aliran syiah secara jerni ( Kohesifitas ).

Nandito sengaja membuat lembaga di bawah ICC yang di sebut Fitrah

merupakan bentuk penjagaan diriny agar tidak langsung bersentuhan dengan kaum hawa dan ini jelas merupakan bentuk Hubungan Interaksi Non kontigen .Dalam hal menaggapi tudingan miring serta berbagai macam tuduhan terhadap syiah nandito selau bersikap untuk menjaga agar hubungan silaturahim tertap terjaga namun haruslah di buat sebuah pemahaman yang sesuai dengan jaman ( Sintesis )

D. Kasus Yusuf.

Yusuf adalah penjaga atau biasa sekurity di wilayah ICC . dia di tugaskan untuk menjaga gedung tersebut dari berbagai macam ganguan. Pada dasarnya yusuf bukan merupakan pengikut islam syiah. Dia menjadi pengikut islam syiah karena segala hal yang terkait dengan syariat yang di berlakukan di sana Maka yusuflah yang menjadi penegeknya .

”Tugas saya di ICC memang bukan menjaga keamanan saja tapi saya juga punya tugas untuk menyuruh semua karyawan untuk sholat berjaman bahwan jika di perlukan tamu harus di suruh berjamah ”

dari menjalankan tugas tugas itulah maka muncul rasa kepercayan yang kuat bahwa Aliran islam syiah bukan merupakan aliran yang salah.

Yusuf memiliki 3 anak dan istri yang sampai saat ini masih berpegang teguh pada aliran Yang dia sebut Ahli sunah waljam’ah.

Dalam menjalankan tugasnya Yusuf juga di tugaskan untuk menegur apabila ada tamu maupun pekerja yang tidak mau sholat berjamaah atau sholat bukan pada tempatnya seperti sholat di musholah perempuan.

”Saya pernah menegur tamu yang secara sengaja meninggalkan sholat dengan alasan ia sedang membaca buku di perpustakaan”

dalam hubungan dngan kelurga kebanyakan saudara-sauranya adalah pengikut aliran wahabi. Dia sering di nasehati agar keluar dari tempat kerjanya tersebut namun sikap yang ia berikan adalah menjawab dengan sopan dan membiarkan sudaranya tersebut berkomentar. Dia cenderung tidak mau berbicara banyak. Yusuf adalah sosok pengikut ajaran slam syiah yang terbuka walau tidak begitu banyak ilmu yang dia ketahui tentang aliran tersebut.

”bagi saya selama Apa yang saya lakukan ini tidak merugikan orang lain dan sesuai dngan perintah Allah SWT maka saya akan tetap

menjalankannya”

Sesama pengikut syiah dia selalu memberiakn salam ketika ada karyawan yang baru datang ataupun akan pulang atau meninggalkan lingkungan komplek ICC.

Dia selalu menjalankan solat tepat waktu dan selalu berjamaa’ah dia menjadi seorang yang taat beragama tidak hanya karena dia bertugas menegakan perintah-atau atauaran-aturan yang di tetapkan tapi ada latar bekang lain yang membuat ia menjadi orang yang ta’at pada aturan agama yakni di karenakan sebelumnya dia adalah orang yang suka mabuk-mabukan dan cenderung suka meninggalkan sholat.

Dia sering mengikuti pengajian yang diadakan di masjid ICC tersebut. Dalam kegiatansepertii itu di merasa bahwa semua yang ada di dalam kegiatan tersebut adalah dari kelompoknya. Berbeda ketiak ia melihat tamu yang dari berpakainya sudah terlihat bahwa ia wahabi biasanya ia cenderung lebih tegas dan

menanyakan maksud hal kenapa orang tesebut bertamu.

Analisa kasus Yusuf

Analisa kasus yusuf di mulai karena ia adalah seorang security yang tugasnya tidak hanya memeriksa tamu namun juga di tugaskan untuk menyuruh orang agar sholat berjamaah. Seringnya kegiatan diskusi yang di lakukan di masjid ICC tersebut membuat ia secara internal mulai mengimani Aliran islam tersebut. Dalam keluarga yususf selalu menjaga hubungan baik dngan

saudara-saudaranya dengan bersikap diam ( Konformitas )

Yusuf memiliki kecenderungan lebih ketat kepada tamu yang beraliran wahabi ketimbang karyawan-karyawan IC C dari sisni dapat di tarik kesimpulan bahwa Interaksi yang di jalankan oleh yususf termasuk kategori Interaksi Sosial Kontigen Asimetris.

Secara umum yususf tetap menjaga hubungan baik dengan pengikut aliran islam syiah, dia berusaha agar silaturahim antara dia dngan saudaranya tetap terjada dan tidak memaksakan kehendak mana yang benar dan mana yang salah.

Gambar 4.2

Tebel proses pembentukan Pola Interaksi Sosial dan Ukhuwah

Mk ID NT YS PEMBENTUKAN POLA INTERAKSI DENGAN OUT

GROUP 1. Internalisasi Norma a. nasehat b. teguran c. sanksi 2. Konformitas

a. menyelaraskan ibadah dengan Al Quran b. cara berpakaian

c. menjaga hubungan baik dengan orang sekitar.

3. kohesivitas a. muamalah X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

b. tempat tinggal c. jual beli

d. mengikuti kegiatan –kegiatan regional

4. interaksi sosial non kontigen asimetris

Dokumen terkait