• Tidak ada hasil yang ditemukan

Roger’s Interpersonal Relations Model

Dalam dokumen MODUL KAKUBUTEKS EKONOMI (Halaman 63-68)

WAWASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

B. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

6. Roger’s Interpersonal Relations Model

a. Ahli psikologi/psikoterapi

b. Rangkaian Keg. Kelompok (aktivitas & interaksi) dan tidak ada perencanaan tertulis

c. Manusia dalam proses perubahan (becoming, developing, changing) d. Metode pendidikan: sensitivity training, encounter group, training group e. Pertama: pilih target dari sistem pendidikan

f. Kedua: partisipasi guru dlm pengalaman kelompok yg intensif g. Ketiga: pengemb. Pengalaman untuk satu kelas/unit pelajaran

67

h. Keempat: partisipasi ortu dlm keg. Kelompok

Carl Rogers adalah seorang ahli psikologi yang memiliki ide-ide yang penting perannya dalam teori dan praktek para spesialis kurikulum. Dia sangat terkenal dengan pendekatan "nondirectve" dan "humanistic" dalam pengajaran dan perencanaan kurikulum.

Rogers memperluas tentang terapi sebagai suatu model belajar untuk pendidikan : ia percaya bahwa hubungan antar insani yang positif memungkinkan orang tumbuh dan oleh karenanya pengajaran harus berdasarkan konsep human relation bukan pada mata pelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator yang memiliki personal relationship dengan siswa dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan mereka (Bruce Joyce, 1980 h. 149)

Perkembangan Kurikulum Model" Rogers Interpersonal Relation "

Muriel Crosby dalam bukunya yang berjudul "Who changes the Curriculum and?" dan diterbitkan oleh Allyn & Bacon Publishers pada tahun 1970 mengungkapkan : "perubahan kurikulum adalah perubahan manusia" (Curriculum change is people change) sangat berkait erat dengan konsep yang dikemukakan Carl Rogers melalui model pengembangan kurikulum yang berpusat pada perubahan manusia (people change).

Menurut Carl Rogers, bahwa manusia berada dalam proses perubahan (becoming, developing, changing) dan sesungguhnya ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk berkembang sendiri, tetapi berhubung ada hambatan-hambatan, maka ia membutuhkan orang lain untuk membantu memperlancar atau mempercepat perubahan tersebut.

Salah satu cara untuk proses itu adalah melalui proses pendidikan, sebab pendidikan merupakan upaya untuk memperlancar dan mempercepat perubahan pada diri manusia, Guru serta unsur-unsur pendidik lainnya bukan sebagai pemberi informasi atau penentu perkembangan anak, tetapi mereka hanya pendorong dan yang memperlancar perkembangan individu yang belajar.

Dengan model pengembangan kurikulum interpersonal relation ini, Carl Rogers berpendapat, bahwa kurikulum diperlakukan dalam rangka mengembangkan individu yang terbuka, luwes dan adaptif terhadap situasi perubahan.

Kurikulum tersebut hanya dapat disusun dan diterapkan oleh unsur-unsur pendidikan serta yang lainnya yang terbuka, luwes dan berorientasi pada proses.

68

Untuk itu diperiukan pengalaman kelompok dalam latihan sensitif (sensitivity traming).

Ada empat tahap dalam pengembangan kurikulum model "Rogers Interpersonal Relation", yaitu:

1. Pemilihan suatu target sistem pendidikan

Penentuan target ini berdasarkan kriteria yang menjadi pegangan yakni adanya kesediaan dari administrator / pejabat pendidikan untuk turut serta dalam kegiatan kelompok intensif

Selama satu minggu para administrator / pejabat pendidikan melakukan kegiatan kelompok dalam suasana yang rileks / tidak formal, untuk itu diperlukan suatu tempat khusus yang agak terpisahjauh dari kehidupan kerja.

Melalui kegiatan kelompok itu, mereka akan mengalami perubahan- perubahan sebagai berikut:

a. Tidak terlalu mempertahankan pendiriannya, sehingga dapat menerima saran orang lain.

b. Lebih mudah untuk menerima ide-ide pembaharuan. c. Mampu mengurangi kekuasaan birokratis.

d. Komunikasinya lebih jelas serta realistis terhadap atasan, teman sebaya dan bawahan

e. Lebih berorientasi pada sifat kemanusiaan dan demokratis

f. Lebih terbuka untuk menyelesaikan perselisihan antar sesama anggota kelompok.

g. Lebih mampu untuk menerima saran dan kritik demi perbaikan. 2. Pengalaman kelompok yang intensif bagi guru

Pertemuan selama seminggu atau pertemuan yang diadakan dalam minggu akhir yang panjang perlu diadakan untuk saling mengenal antar sesama peserta. Dalam pertemuan tersebut diharapkan terjadi pertukaran informasi. Demikian pula guru yang skeptis dan menentang mungkin akan melihat pembaharuan dari sisi lain, sehingga kemungkinan besar terjadi perubahan sikap menerima.

Keikutsertaan guru dalam kelompok sebaiknya bersifat sukarela. Efek yang akan diterima guru-guru sama dengan para administrator pendidikan, dengan beberapa tambahan sebagai berikut:

69

a. Lebih mampu untuk mendengarkan keluhan siswa.

b. Mau menerima pembaharuan melalu peritiwa "siswa menggangu" kelas oleh siswa tertentu dari pada siswa yang pendiam.

c. Sangat perhatian terhadap hubungannya dengan para siswa, begitu juga yang dilakukannya terhadap isi mata pelajaran.

d. Masalah yang timbul dipecahkan bersama dengan para siswa dan tidak melalui tindakan hukuman.

e. Mampu mengembangkan suasana kesamaan hak dan kewajiban sehingga timbul suasana demokratis di dalam kelas.

3. Pengembangan pengalaman kelompok vanp intensif bagi kelas

Caranya mengikutsertakan satu unit kelas dalam pertemuan lima hari. Selama lima hari penuh siswa ikut serta dalam kelompok secara aktif, den^an fasilitator para guru, administrator pendidikan, dan administrator dari luar. Dengan kegiatan itu diharapkan menumbuhkan suasana hubungan yang baik antara siswa yang satu dengan yang lain.

Perubahan yang terjadi pada diri siswa:

a. Merasa bebas mengemukakan pendapatnya didalam kelas

b. Semangat untuk belajar bertambah, karenanya timbul persaingan yang sehat untuk pandai.

c. Memiliki tenggang rasa dalam hubungan antar siswa di dalam pergaulan sehari- hari.

d. Tidak mempunyai rasa tertekan karena tidak mengenal istilah hukuman yang bersifat fisik.

e. Dia hormat dan patuh pada guru maupun admistrator karena adanya wibawa. f. Mempunyai anggapan bahwa dengan belajar akan mampu menghadapi

kehidupan masa depan.

4. Keterlibatan orang tua dalam pengalaman kelompok yang intensif

Kegiatan ini dapat dikordinasi oleh persatuan orang tua pada masing- masing sekolah. Kegiatan kelompok berlangsung selama tiga jam tiap sore selama satu minggu atau dua puluh satu jam selama tiga hari terus menerus. Jika kemungkinan, pertemuan demikian agar berbarengan dengan pertemuan unit kelas.

70

Tujuan utama kegiatan ini adalah supaya orangtua, staf pengajar dan pimpinan sekolah atau administrator pendidikan lainnya dapat saling mengenal secara pribadi sehingga memudahkan pemecahan-pemecahan persoalan- persoalan yang dihadapi dunia pendidikan, khususnya persekolahan. Carl Rogers juga menyarankan, kalau mungkin ada pengalaman kegiatan kelompok yang bersifat campuran kulminasi dari model interpersonal adalah diselenggarakannya kelompok-kelompok vertical ("vertical groups") yang diikuti oleh partisipan. Perubahan kurikulum yang berhasil dapat dicapai bila ada hubungan efektifsecara horizontal dan across status-role lines.

Saran Carl Rogers tersebut adalah perlunya diadakan pertemnan vertical yang mendobrak hierarki birokrasi dan status sosial. Peserta kegiatan tersebut terdiri dari dua orang administrator, dua orang pimpinan sekolah, dua orang

Bagan 12-1 Model Interpersonal Relation Rogers TOPIK 8 : MODEL TYLER

Dalam bukunya yang berjudul Basic Principles of Cumculum and Intruducion, Tyler merumuskan empat pertanyaan sentral yang memintajawaban secara rasional bagi perencanaan kurikulum ialah :

71

2) Apa pengalaman-pengalaman belajar yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut?

3) Bagaimana mengorganisasikan pengalaman-pengalaman tersebut?

4) Bagaiman kita dapat memutuskan apakah tujuan-tujuan tersebut tercapai?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan, bahwa perencanaan kurikulum dapat menjadi suatu proses yang dikontrol dan logis, dimana langkah pertama adalah yang paling penting

Kerangka kerja ini besar pengaruhnya di USA, karena keputusan-keputusan utama mengenai isi kurikulum dibuat oleh dewan pendidikan setempat (lokal). Dengan kerangka kerja ini, publik dapat menilai pekerjaan sekolah dengan membandingkan antara tujuan-tujuan dengan hasil yang dicapai

Pengembangan kurikulum model Tyler ini mungkin yang terbaik, dengan penekanan khusus pada fase perencanaan. Walaupun Tyler mengajukan model pengembangan kurikulum secara komprehensif tetapi bagian pertama dari modelnya (seleksi tujuan) menerima sambutan yang hangat dari para educator.

Langkah-langkah pengembangan kurikulum:

Langkah l: Tyler merekomendasikan, bahwa perencana kurikulum agar mengidentifikasikan tujuan umum (tentative general objectives) dengan mengumpulkan data dari tiga sumber, yaitu : kebutuhan peserta didik, masyarakat (fimgsi yang diperlukan) dan subject matter.

Langkah 2: Setelah mengidentifikasi beberapa buah tujuan umum, perencana

Dalam dokumen MODUL KAKUBUTEKS EKONOMI (Halaman 63-68)