• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PARIWISATA

C. Route Wisata Desa Ngablak

Route atau rangkaian perjalanan Wisata Desa Ngablak adalah:

1. Halaman Candi Prambanan

2. Melihat Taman Candi Prambanan dari luar

3. Melintasi jalan-jalan desa

4. Melihat Candi Plaosan

5. Melihat rumah warga yang terbuat dari bambu

7. Melihat proses pembuatan emping mlinjo

8. Melihat pepohonan seperti: mlinjo, papaya, pisang, nangka, rambutan 9. Melihat proses pembuatan tape ketan

10.Melihat proses pembuatan tahu

11.Melihat proses pembuatan tempe gembus

12.Melihat proses pembuatan Batu-bata 13.Keliling desa

14.Melihat kegiatan pertanian 15.Melihat kolam-kolam ikan

16.Cofee break/ lunch di kaliopak resto (Arsip Sumantri, Ketua Wisata Desa Ngablak)

Rangkaian perjalanan Wisata Desa Ngablak dimulai dari halaman depan Candi Prambanan. Berangkat dari halaman, perjalanan selanjutnya mulai masuk ke jalan-jalan desa sekitar candi. Desa-desa yang dilalui dalam wisata desa ini adalah Desa Tlogo, Desa Bugisan, Desa Pulerejo dan Desa Ngablak.

Selama perjalanan menuju desa pertama yaitu Desa Tlogo, wisatawan bisa melihat kompleks Taman Candi Prambanan dari luar dan sawah-sawah di kanan- kiri lintasan. . Dalam perjalanan ini terdapat dua kali persinggahan.

Persinggahan pertama dari wisata pedesaan ini adalah Candi Plaosan. Wisatawan dapat melihat Candi Plaosan serta mendengarkan penjelasan singkat mengenai candi tersebut dari pemandu (guide) yang mendampingi. Perjalanan dilanjutkan menuju rumah warga yang terbuat dari bambu dan juga rumah jawa kuno serta melihat proses pembuatan emping, tape ketan, tahu, tempe gembus secara

sederhana, kemudian kembali ke andong untuk menuju ke pembuatan batu-bata (Wawancara: Sumantri, Ketua Wisata Desa Ngablak: 8 Februari 2008).

Pada saat wisatawan singgah di rumah bambu dan rumah Jawa Kuno, mereka memiliki kesempatan untuk masuk dan mengamati setiap ruangan yang ada di rumah tersebut. Kebanyakan wisatawan asing tertarik dengan susunan bangunan yang hampir semuanya terbuat dari kayu dan bambu. Setelah keluar dari rumah-rumah itu, wisatawan di ajak untuk mengamati kegiatan penduduk yang membuat emping mlinjo secara sederhana.

Wisatawan bisa ikut mencoba melakukan kegiatan pembuatan emping secara sederhana tersebut dengan petunjuk dari penduduk setempat, yang kemudian dijelaskan oleh guide pendamping. Wisatawan diperbolehkan menggoreng sangrai ataupun memipihkan biji mlinjo dengan alat yang disediakan. Pertanyaan- pertanyaan yang banyak ditanyakan wisatawan adalah mengenai pohon yang menghasilkan biji mlinjo tersebut. Beberapa pohon mlinjo tertanam di pekarangan rumah penduduk yang membuat emping tersebut. Wisatawan dapat dengan bebas memetik biji-biji mlinjo dengan bantuan bambu yang telah disediakan (Arsip Sumantri, Ketua Wisata Desa Ngablak).

Pohon pepaya, rambutan, nangka dan juga bambu yang ada, juga tidak lepas dari perhatian mereka. Beberapa anak kecil biasanya memanjat pohon rambutan dan memberikan buahnya kepada para wisatawan, kemudian mereka mendapatkan permen, uang atau kadang-kadang bingkisan yang sudah disiapkan wisatawan. Wisatawan mancanegara yang mengikuti wisata desa ini melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak biasa mereka temui dan lakukan di negara mereka.

Sapi, binatang ternak yang dimiliki penduduk juga merupakan sesuatu yang menarik bagi wisatawan asing. Mereka diperbolehkan untuk memberikan makanan kepada sapi-sapi tersebut dengan rumput yang telah disediakan pemiliknya.

Kegiatan selanjutnya adalah melihat proses pembuatan tape ketan. Wisatawan boleh mencicipi tape ketan yang sudah jadi dan siap di makan. Selama mereka mengamati, guide menjelaskan cara pembuatan dan menjawab pertanyaan yang ditanyakan setiap wisatawan. Wisatawan juga dapat membeli tape ketan ini. Selain emping dan tape ketan, wisatawan juga diajak untuk mengamati proses pembuatan tahu dan tempe gembus yang letaknya berdekatan dengan tempat pembuatan emping dan tape ketan. Di sini, wisatawan juga mendapatkan penjelasan dari penduduk mengenai proses pembuatannya yang kemudian dijelaskan guide kepada wisatawan.

Persinggahan kedua adalah tempat pembuatan batu-bata. Wisatawan kembali naik andong dan menuju tempat tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju pembuatan batu-bata ±10 menit dari tempat persinggahan pertama. Pembuatan batu-bata secara sederhana ini menarik perhatian wisatawan sehingga mereka mencermati penjelasan guide mengenai setiap kegiatan yang ada dalam proses pembuatannya. Kegiatan yang sering dicoba oleh wisatawan adalah kegiatan pencetakan. Hal lain yang menarik bagi wisatawan adalah gubuk jerami untuk penyimpanan bata dan tempat pengasapan batu-bata. Mereka merasa asing dan terkesan dengan apa yang mereka lihat dalam pembuatan batu-bata ini karena di negara mereka hampir semuanya bermesin

Perjalanan dilanjutkan kembali untuk berkeliling desa dengan pemandangan persawahan serta tanaman-tanaman seperti jagung, tembakau, tebu, ketela, kacang tanah, kacang panjang dan lainnya. Wisatawan dapat menyaksikan kegiatan pertanian penduduk desa. Kegiatan pertanian yang dapat dilihat wisatawan tergantung dari musim dalam pertanian. Musim tanam, Pengolahan tanah ataupun musim panen. Pengolahan lahan sawah yang masih memanfaatkan binatang kerbau sebagai penarik bajaknya, membuat wisatawan asing terkesan.

Lintasan Wisata Desa Ngablak dikelilingi bukit yang menambah keindahan panorama selama perjalanan. Hewan seperti kambing dan sapi yang sering dijumpai dalam perjalanan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Hal ini terlihat dari seringnya wisatawan tersebut mengambil gambar setiap hewan yang ditemuinya. Capung atau kupu-kupu yang beterbangan di atas padi-padi di sawah juga menarik perhatian mereka.

Perjalanan dari keliling desa adalah menuju kaliopak resto, namun sebelum masuk ke restoran tersebut wisatawan dapat melihat kolam-kolam ikan gurami, nila dan bawal di dekat kaliopak resto. Kolam-kolam tersebut direncanakan untuk menjadi arena pemancingan bagi wisatawan, namun untuk saat ini wisatawan hanya bisa melihat ikan-ikan di kolam tersebut dan memberinya makan. Dari kolam ikan, wisatawan masuk ke Kaliopak resto.

Perjalanan Wisata Desa berakhir di Desa Ngablak tepatnya di Kali Opak Resto tersebut. Restoran ini didirikan pada tanggal 30 maret 2003. Restoran ini memiliki daya tarik tersendiri karena restoran ini menyajikan nuansa alam yang asli seperti pepohonan yang rindang dan juga aliran sungai opak, di sini

wisatawan dapat merasakan seperti makan di tengah taman. Kursi dan meja yang ada terbuat dari kayu dan bambu, hal ini menambah kesan kesederhanaan restoran ini. Di tengah dan di dataran paling bawah restoran ini terdapat kolam ikan sehingga menambah daya tarik yang dapat dinikmati pengunjung pada saat makan siang atau coffee break di kaliopak resto.

Kali Opak resto menyajikan beberapa makanan seperti capcay, vegetable soup, soup jagung dan tomat, mie goreng dan mie rebus, mun tahu, dan beberapa makanan lain, namun menu spesial yang paling diminati para pengunjung adalah ikan gurami bakar. Gurami bakar merupakan menu andalan di restoran ini.

Kali Opak resto melayani wisatawan pengunjung dalam bentuk ala carte

(wisatawan bebas memilih menu) dan set menu yang berisi appetizer (hidangan pembuka, biasanya soup), main course (gurami bakar, nasi putih, capcay dan mie goreng) serta dessert (kopi, teh atau juice). Pelayanan terhadap wisatawan dari wisata desa biasanya adalah menu buffe atau prasmanan (Wawancara: Suryadi, Pengelola Wisata Desa Ngablak bagian Restoran: 4 Maret 2008)

Kaliopak resto merupakan tempat terakhir dari rangkaian Wisata Desa Ngablak, sehingga setelah selesai lunch di kaliopak resto, guide mengantar wisatawan kembali ke bus yang menunggu di jembatan belakang Candi Prambanan.

Durasi waktu dalam Wisata Desa Ngablak ± 2 jam dengan jarak tempuh ± 5 km (Wawancara: Sumantri, Ketua Wisata Desa Ngablak: 8 Februari 2008).

Dokumen terkait