• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Berdasarkan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Enrekang, maka kebijakan penataan ruang wilayah di Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut:

a) Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten secara merata dan berhierarki;

b) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Enrekang;

c) Penguatan dan pemulihan fungsi kawasan lindung yang meliputi hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan cagar alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi dan kawasan lindung lainya;

d) Peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan;

e) Pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan;

III - 26 f) Pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan berbasis konservasi serta mitigasi bencana;

g) Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi sistem ekologi wilayah;

h) Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup;

i) Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya; j) Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan

daya tampung lingkungan;

k) Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan rona alam, dan melestarikan warisan ragam budaya lokal;

l) Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian Kabupaten yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional atau internasional;

m) Pemanfaatan sumberdaya alam dan atau perkembangan Iptek secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

n) Pelestarian dan peningkatan kualitas sosial dan budaya lokal yang beragam;

o) Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi budaya antar kawasan; dan

III - 27 Gambar 3.1 Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Enrekang

III - 28 Strategi penataan ruang wilayah kabupaten Enrekang merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

a) Strategi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten secara merata dan berhierarki di Kabupaten Enrekang, terdiri atas:

 Menjaga interkoneksi antar kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan, dan antarkawasan perkotaan dengan wilayah sekitarnya;

 Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensial dan belum terlayani oleh pusat pertumbuhan eksisting;

 Mengendalikan perkembangan kawasan perbukitan; dan

 Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah sekitarnya.

b) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Enrekang terdiri atas :

 Meningkatnya kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat;

 Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan yang masih terisolir;

 Meningkatkan kapasitas pembangkit dengan memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan;

 Mengembangkan jaringan transmisi tenaga listrik untuk menjangkau daerah yang belum terjangkau layanan tenaga listrik;

 Mengembangkan jaringan energi migas untuk peningkatan pemenuhan kebutuhan masyarakat dan perekonomian; dan

 Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air.

c) Strategi Penguatan dan pemulihan fungsi kawasan lindung yang meliputi hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan cagar alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi dan kawasan lindung lainya di Kabupaten Enrekang, terdiri atas :

III - 29

 Memastikan tata batas kawasan lindung dan kawasan budidaya untuk memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi;

 Menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan, terutama pemulihan hutan lindung yang berbasis masyarakat;

 Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan; dan

 Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya keanekaragaman hayati.

d) Strategi peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan di Kabupaten Enrekang, terdiri atas :

 Meningkatkan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan kehutanan melalui intensifikasi lahan;

 Memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat;

 Meningkatkan teknologi pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan sehingga terjadi peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih baik dan bernilai ekonomi tinggi; dan

 Meningkatkan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber daya manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan.

e) Strategi pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan kebijakan penataan di Kabupaten Enrekang terdiri atas

 Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar (agroindustri dan agribisnis) ; dan

 Meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana dan sarana pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta pemasaran yang lebih agresif dan efektif.

f) Strategi pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan berbasis konservasi di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi

III - 30

 Membangun prasarana dan sarana transportasi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan berimbang;

 Membangun utilitas dan fasilitas sosial secara proporsional dan memadai sesuai kebutuhan masyarakat pada setiap pusat permukiman (kawasan); dan

 Menyusunan program dan membangun berbagai perangkat keras dan lunak untuk mitigasi berbagai bencana alam, seperti tsunami, gempa, longsor, banjir, kebakaran hutan dan ancaman lainnya.

g) Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi sistem ekologi wilayah di Kabupaten Enrekang dilakukan dengan strategi meliputi:

 Menetapkan kawasan lindung di ruang darat;

 Mewujudkan RTH dalam satu wilayah perkotaan luas paling sedikit 30% dari luas kawasan perkotaan tersebut sesuai dengan kondisi ekosistemnya; dan

 Menetapkan zona kimiringan lereng ≥ 40% sebagai zona larangan kawasan

budidaya.

h) Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan sistem ekologi wilayah di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi, meliputi:

 Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi sistem ekologi wilayah;

 Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;

 Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan / atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;

 Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;

 Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;

 Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana, termasuk revitalisasi fungsi sistem ekologi lokal serta pembangunan sumber daya baru untuk penghasilan dan pelestarian lingkungan;

III - 31

 Mengelola sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya; dan

 Mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana.

 Strategi untuk perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi, meliputi:

 Menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis kabupaten untuk memanfaatkan sumber daya alam di ruang darat dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah;

 Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan;

 Mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik, pertahanan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

 Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan Kabupaten.

i) Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi, meliputi:

 Membatasi perkembangan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana.

 Menumbuhkembangkan fisik pusat kota dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang secara vertikal dan kompak, asri dan lestari seperti kota taman;

 Menumbuhkembangkan agropolitan yang memadukan agroindustri, agrobisnis, agroedukasi serta model rumah kebun di klaster sentra-sentra produksi komoditas pertanian unggulan;

 Mengembangkan ruang terbuka hijau seluas paling sedikit 30% dari luas kawasan perkotaan; dan

 Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya.

III - 32 j) Strategi untuk pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi, meliputi:

 Menetapkan kawasan strategis kabupaten berfungsi lindung;

 Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis provinsi dan kabupaten yang berpotensi mengurangi daya lindung kawasan;

 Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis provinsi dan kabupaten yang dapat memicu perkembangan kegiatan budidaya;

 Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis provinsi dan kabupaten yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya terbangun; dan

 Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis provinsi dan kabupaten.

k) Strategi untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi, meliputi:

 Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;

 Menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan;

 Mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung kawasan;

 Mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas sosekbud masyarakat dan lingkungan hidup kawasan;

 Mengintensifkan promosi peluang investasi bagi kegiatan ramah lingkungan dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, dan

 Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.

l) Strategi untuk pemanfaatan sumber daya alam dan atau perkembangan iptek secara optimal di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi, meliputi :

 Mengembangkan kegiatan penunjang dan atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber daya dan atau teknologi tinggi;

 Meningkatkan keterkaitan pemanfaatan sumber daya dan atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan / turunannya; dan

III - 33

 Mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat.

m) Strategi untuk pelestarian dan peningkatan kualitas sosial dan budaya bangsa di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi, meliputi :

 Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap nilai budaya lokal yang mencerminkan jati diri komunitas lokal yang berbudi luhur;

 Mengembangkan penerapan ragam nilai budaya lokal dalam kehidupan masyarakat; dan

 Melestarikan situs warisan budaya komunitas lokal yang beragam.

n) Strategi untuk pengembangan kawasan tertinggal di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi, meliputi :

 Memanfaatkan sumber daya alam lokal secara optimal dan berkelanjutan;

 Membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal dengan pusat pertumbuhan wilayah;

 Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi rakyat;

 Meningkatkan akses rakyat ke sumber pendanaan; dan

 Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan kegiatan ekonomi.

o) Strategi untuk meningkatkan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara di Kabupaten Enrekang, meliputi:

 Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;

 Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan sebagai zona penyangga; dan

III - 34 Gambar 3.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Enrekang

III - 35 Adapun rencana Pembagian Pusat Pusat pengembangan di Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut:

 Wilayah Pengembangan Tengah, di Kecamatan Enrekang yang juga merupakan pusat wilayah pengembangan Kabupaten Enrekang secara keseluruhan.

 Wilayah Pengembangan Selatan, dengan cakupan wilayah meliputi; Kecamatan Maiwa, Kecamatan Bungin dan kecamatan Cendana

 Wilayah Pengembangan Utara, dengan cakupan wilayah meliputi; Kecamatan Alla, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Curio, Kecamatan Masalle dan Kecamatan Baroko.

 Wilayah Pengembangan Bagian Timur, dengan cakupan wilayah meliputi; Kecamatan Baraka, Kecamatan Malua dan Kecamatan Buntu Batu.

Dalam penentuan keempat Wilayah Pengembangan (WP) tersebut, didasari oleh beberapa pertimbangan yang menjadi rujukan antara lain :

 Kondisi geografis wilayah

 Aksesibilitas terhadap pusat pelayanan

 Keterkaitan antar simpul pelayanan dengan wilayah pelayanannya

 Karakteristik potensi dan permasalahan

 Prioritas pengembangan

Kriteria pembentukan sistem pusat-pusat pengembangan di Kabupaten Enrekang adalah Wilayah Pengembangan (WP) terdiri atas beberapa wilayah administrasi yang memiliki keterkaitan fungsional yang kuat dalam pembentukan struktur ruang wilayah. Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten, yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:

a) Sektor Perkebunan dan Holtikultura

Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Enrekang. Berdasarkan potensi dan kesesuaian lahan dan teknokultur masyarakat lokal, maka komuditas budidaya pertanian yang diarahkan menjadi sektor unggulan dalam mendukung kawasan strategis pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Enrekang adalah perkebunan kopi, kakao, vanili dan tanaman palawija. Kesesuaian untuk varitas sektor perkebunan ini tersebar di seluruh wilayah kecamatan di

III - 36 Kabupaten Enrekang khususnya di kecamatan-kecamatan Baroko, Masalle, Curio, Bungin, Buntu batu, Cendana dan Malua.

b) PKL Kota Enrekang sebagai Ibukota Kabupaten Enrekang

Kota Enrekang sebagai ibukota Kabupaten Enrekang disamping mengemban fungsi sebagai pusat pemerintah tingkat kabupaten juga akan berkembang sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa dalam skala kabupaten bahkan melayani daerah hinterlandnya. Berdasarkan hal tersebut, maka Kota Enrekang diarahkan sebagai salah satu kawasan strategis untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Enrekang.

c) Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kota Baraka

Kota Baraka merupakan memiliki potensi yang tinggi untuk tumbuh dan berkembang, namun pada saat ini belum mampu untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, Kota Baraka dipromosikan sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKLp). PKLp Baraka yang merupakan kawasan potensi tumbuh tumbuh cepat sehingga memerlukan pengelolaan yang bersifat menerus tidak hanya ditujukan pada upaya untuk mengoptimalkan kinerja pertumbuhan sektor-sektor produktif di kawasan, namun juga pada upaya pengendalian perkembangan fisik kawasan agar tidak melampaui daya dukung lingkungan. Kota Baraka merupakan kota kecil di Kabupaten Enrekang akan dibangun dan dikembangkan menjadi suatu kota yang lengkap dan ditingkatkan kemampuannya berhubung peningkatan fungsinya menjadi suatu kota fungsional tertentu.

Berdasarkan pertimbangan di atas serta bagian dari upaya untuk mendorong percepatan pembangunan PKLp Baraka, maka Kota Baraka akan diarahkan menjadi salah satu kawasan strategis untuk pengembangan ekonomi di Kabupaten Enrekang.

d) Kawasan Industri Maiwa (KIWA)

Rencana Kawasan Industri Maiwa (KIWA) yang berlokasi di Kecamatan Maiwa akan memberikan nilai strategis khususnya di sektor perekonomian bagi masyarakat Kota Maiwa dan masyarakat Kabupaten Enrekang pada umunya di masa mendatang. Disamping itu, rencana KIWA nantinya akan mendorong percepatan pembangunan ruang di daerah sekitarnya, sehingga perlu diantisifasi penataan ruang kawasan sekitarnya yang sinkron dengan rencana KIWA tersebut. Pada kawasan tersebut juga akan berkembang kegiatan transportasi khususnya terminal yang akan mendukung aktifitas KIWA di masa mendatang.

III - 37 Berdasarkan hal tersebut di atas, serta kemungkinan berkembang fasilitas fungsional perkotaan di sektor ekonomi, maka rencana pengembangan KIWA di Kecamatan Maiwa akan diarahkan menjadi salah satu kawasan strategis untuk pengembangan ekonomi di Kabupaten Enrekang, yang pada akhirnya KIWA dan daerah sekitarnya akan berkembangan sebagai suatu kawasan perkotaan yang dapat memenuhi kriteria suatu PKL.

e) Kawasan Perkotaan Maiwa

Pengembangan Kota Maiwa merupakan salah satu alternatif untuk memecahkan dan mengatasi masalah perkotaan di Kabupaten Enrekang, Kota Maiwa yang direncanakan dibangun dan dikembangkan sebagai kota penyangga ibukota Kabupaten Enrekang khususnya dari arah selatan merupakan kota kecil di Kabupaten Enrekang, akan dikembangkan menjadi suatu kota yang lengkap dan ditingkatkan kemampuannya berhubung peningkatan fungsinya menjadi suatu kota fungsional tertentu.

Kota penyangga Maiwa dalam tipologinya merupakan kota baru penunjang (supporting new town) yaitu kota penyangga yang merupakan penunjang pertumbuhan Kota Enrekang sebagai kota induk, sehingga secara fungsional dan identitasnya masih tetap besar tergantung kepada kota induknya.

Berdasarkan fungsi dan peran yang akan diemban Kota Maiwa sebagai kota panyangga Ibukota Kabupaten Enrekang serta prospek berkembang fasilitas fungsional perkotaan di sektor ekonomi, maka Kota Maiwa akan diarahkan menjadi salah satu kawasan strategis untuk pengembangan ekonomi di Kabupaten Enrekang, yang pada akhirnya Kota Maiwa akan berkembangan sebagai suatu kawasan perkotaan yang dapat memenuhi kriteria suatu PKL.

f) Kawasan Perkotaan Cakke

Pengembangan Kota Cakke merupakan salah satu alternatif untuk memecahkan dan mengatasi masalah perkotaan di Kabupaten Enrekang. Kota Cakke yang direncanakan dibangun dan dikembangkan sebagai kota penyangga ibukota Kabupaten Enrekang khususnya dari arah timur merupakan kota kecil di Kabupaten Enrekang, akan dikembangkan menjadi suatu kota yang lengkap dan ditingkatkan kemampuannya serta berhubung peningkatan fungsinya menjadi suatu kota fungsional tertentu. Dengan demikian, pada akhirnya nanti Kota Cakke akan berkembangan sebagai suatu kawasan perkotaan yang dapat memenuhi kriteria suatu PKL.

III - 38 Kota penyangga Cakke dalam tipologinya merupakan kota baru penunjang (supporting new town) yaitu kota penyangga yang merupakan penunjang pertumbuhan Kota Enrekang sebagai kota induk, sehingga secara fungsional dan identitasnya masih tetap besar tergantung kepada kota induknya.

Berdasarkan fungsi dan peran yang akan diemban Kota Cakke sebagai kota panyangga Ibukota Kabupaten Enrekang serta kemungkinan berkembang fasilitas fungsional perkotaan di sektor ekonomi, maka Kota Cakke akan diarahkan menjadi salah satu kawasan strategis untuk pengembangan ekonomi di Kabupaten Enrekang.

Kawasan strategis kepentingan sosial budaya dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, antara lain kawasan yang merupakan:

 Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;

 Prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;

 Aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;

 Tempat perlindungan peninggalan budaya;

 Tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau

 Tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.

Kawasan strategis dari sududt kepentingan Sosial dan Budaya merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan social dan budaya, yang meliputi:

 Kawasan Desa Wisata "NO SMOKING VILLAGE (Kawasan Bebas Rokok)” di Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka;

 Kawasan pekuburan batu (Mandu) di Tontonan Kecamatan Anggeraja;

 Kawasan Goa Bubau di Kadingeh Kecamatan Baraka;

 Kawasan Desa Wisata Limbuang di Kecamatan Maiwa;

 Kawasan Goa Nippon di Lura Kecamatan Anggeraja;

 Kawasan Kuburan Tua Nenek Lintik/makam Tandi Jalling Mandante di Kecamatan Anggeraja;

 Kawasan Loko Malillin di Pana Kecamatan Alla; dan

 Kawasan Pendidikan di Kecamatan Maiwa.

Keberadaan berbagai peninggalan-peninggalan budaya di Kabupaten Enrekang akan tetap dijaga kelestariannya melalui upaya revitalisasi objek-objek peninggalan serta melestarikan budaya lokal masyarakat Kabupaten Enrekang. Kawasan objek-objek peninggalan serta kearifan lokal

III - 39 sebagaimana dimaksud di atas, akan diarahkan sebagai kawasan strategis Sosial Budaya di Kabupaten Enrekang.

Kawasan strategis kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup seperti:

 tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

 kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;

 kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;

 kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;

 kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;

 kawasan rawan bencana alam; atau

 kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka kawasan kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kabupaten Enrekang, akan diarahkan sebagai berikut :

 Kawasan rawan bencana alam zona patahan di Kecamatan Bungin, Kecamatan Maiwa, Kecamatan Enrekang, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Masalle, Kecamatan Baroko, Kecamatan Alla dan Kecamatan Malua;

 Kawasan DAS Saddang, DAS Bila, DAS Mata Allo dan DAS Malua;

 Kawasan, mata air Bongso di Pasui Kecamatan Buntu Batu, kawasan mata air Mata Allo di Kalosi Kecamatan Alla, dan kawasan mata air Malauwe di Kecamatan Enrekang;

 Kawasan Wisata Pemandian Lewaja di Kecamatan Enrekang;

 Kawasan wisata pemandian alam Kaluppang di Kecamatan Maiwa;

Dokumen terkait