• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Penatagunaan Tanah Perkotaan 1. Pengertian Penatagunaan Tanah

4. Ruang Terbuka Hijau

Menurut Hammar ruang diartikan sebagai seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer tempat hidup tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia.14 Ruang merupakan suatu wilayah yang mempunyai batas geografi yaitu menurut keadaan fisik, social, atau pemerintahan yang

terjadi sebagian permukaan bumi dan lapisan tanah di bawahnya serta lapisan udara di atasnya.

Dalam pasal 1 ayat (1) Undang-undang No 26 Tahun 2007, Ruang adalah:

“Wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya”.

Ruang yang di atur dalam undang-undang ini adalah ruang dimana Republik Indonesia mempunyai hak yurisdiksi yang meliputi hak berdaulat di wilayah territorial maupun kewenangan hukum di luar wilayah territorial berdasarkan ketentuan konvensi yang bersangkutan yang berkaitan dengan ruang daratan, ruang lautan, dan ruang angkasa.

Ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara merupakan satu kesatuan ruang yang tidak dapat di pisah-pisahkan. Ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara mempunyai potensi yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan tingkat intensitas yang berbeda untuk kehidupan manusia dan mahluk lainnya. Potensi ini di antaranya sebagai tempat melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan pangan, industri, pertambangan, sebagai sumber energi, atau sebagai tempat penelitian dan percobaan.

Namun disadari bahwa ketersediaan ruang itu sendiri tidak terbatas. Bila pemanfaatan ruang tidak teratur dengan baik, kemungkinan besar terdapat pemborosan manfaat ruang dan penurunan kualitas ruang.

Lebih lanjut parlindungan15 mengatakan bahwa:

“Diperlukan penataan ruang untuk mengatur pemanfaatannya berdasarkan besaran kegiatan, jenis kegiatan , fungsi lokasi , kualitas ruang, dan estetika lingkungan.

Ruang Terbuka Hijau merupakan bagian dari pemanfaatan ruang.

Dalam pasal 1 butir 31 Undang-Undang No.26 Tahun 2007 dijabarkan tentang pengertian ruang terbuka hijau, yakni16:

“Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam”.

Ruang terbuka hijau dalam tata ruang perkotaan kini menjadi suatu hal yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak mengingat aspek ekologis merupakan salah satu hal yang utama dalam menunjang konsep perkotaan masa kini yaitu kota berkelanjutan. Dalam konsep penataan kota berkelanjutan aspek ekologis merupakan salah satu syarat utama yang harus diperhatikan eksistensinya bukan hanya aspek ekonomi semata, mengingat kondisi lingkungan perkotaan saat ini menurun drastis.

Tidak dapat di pungkiri, keberadaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan merupakan sesuatu yang mutlak ada mengingat fungsi ruang terbuka hijau tersebut yakni selain sebagai penyeimbang ekosistem juga berfungsi meningkatkan daya dukung lingkungan terhadap masyarakat.

15Parlindungan dalam safri.2006.Penatagunaan Tanah Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Watampone.Universitas Hasanuddin.Makassar.Hal 26.

Berbagai macam upaya sosialisasi akan pentingnya ruang terbuka hijau dalam tata ruang perkotaan telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga swadaya yang bergerak dibidang lingkungan, yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mendorong serta mendukung eksistensi ruang terbuka hijau.

Ruang terbuka hijau terdiri atas dua macam, yakni ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Ruang terbuka hijau publik adalah ruang terbuka hijau yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Yang termasuk ruang terbuka hijau publik, antara lain, adalah hutan kota, taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai. Sedangkan yang termasuk ruang terbuka hijau privat, antara lain, adalah kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.

Dari segi fisik, struktur, dan penggunaan lahannya ruang terbuka hijau dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan fisik kealamiaannya diklasifikasikan menjadi ;

a. Ruang terbuka hijau alami yang berupa habitat liar alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional.

b. Ruang terbuka hijau non alami yang berupa ruang terbuka hijau binaan seperti taman kota dan lapangan olahraga.

2. Berdasarkan strukturnya diklasifikasikan menjadi :

a. Ruang terbuka hijau dengan konfigurasi ekologis, merupakan ruang terbuka hijau yang berbasis bentang alam seperti, kawasan lindung, perbukitan, sempadan sungai, sempadan danau, pesisir dan sebagainya.

b. Ruang terbuka hijau dengan konfigurasi planologis, dapat berupa ruang yang dibentuk mengikuti pola struktur kota seperti ruang terbuka hijau perumahan, ruang terbuka hijau kelurahan, ruang terbuka hijau kecamatan, ruang terbuka hijau kota maupun taman-taman regional/ nasional.

3. Berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya diklasifikasikan menjadi:

a. Ruang terbuka hijau kawasan perdagangan b. Ruang terbuka hijau kawasan perindustrian c. Ruang terbuka hijau kawasan permukiman d. Ruang terbuka hijau kawasan pertanian

e. Ruang terbuka hijau kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olah raga, alamiah.

Ruang terbuka hijau dapat pula dikelompokkan kedalam tiga tinjauan yang berbeda sebagai berikut :

a. Ruang terbuka ditinjau dari kegiatannya

Dibagi atas dua jenis ruang terbuka, yaitu ruang terbuka aktif dan ruang terbuka pasif. Ruang terbuka aktif adalah ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur kegiatan di dalamnya, sedangkan ruang terbuka pasif adalah ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengandung kegiatan manusia misalnya ruang sebagai jarak antara rumah.

b. Ruang terbuka ditinjau dari bentuknya

Ditinjau dari bentuknya ruang terbuka secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, yaitu berbentuk memanjang dan berbentuk mencuat.

Ruang terbuka berbentuk memanjang mempunyai batas-batas pada sisi-sisinya, misalnya jalan, sungai dan lain-lain. Ruang terbuka mencuat mempunyai batas-batas di sekelilingnya, misalnya lapangan, bundaran dan lain-lain.

c. Ruang terbuka ditinjau dari sifatnya

Berdasarkan sifatnya ada dua jenis ruang terbuka, yaitu ruang terbuka lingkungan dan ruang terbuka bangunan. Ruang terbuka lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu lingkungan dan sifatnya umum. Sedangkan ruang terbuka bangunan adalah ruang terbuka yang dibatasi oleh dinding bangunan dan lantai halaman bangunan.

Menurunnya kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau di perkotaan telah menurunkan kualitas perkotaan, seperti seringnya terjadi banjir, polusi udara, dan meningkatnya kerawanan sosial, menurunnya produktifitas masyarakat akibat stress karena terbatasnya ruang publik yang tersedia untuk interaksi sosial. Kecenderungan terjadinya penurunan kuantitas ruang terbuka hijau publik. Sebagian kota besar di Indonesia luasan ruang terbuka hijau telah terjadi penurunan yang awal mulanya pada tahun 1970-an kurang dari 35% kini telah menurun drastis yakni kurang dari 10%. Berbagai kondisi lingkungan negatif tersebut memacu terjadinya kerusakan lingkungan berantai dan saling berkaitan sehingga suasana tata ruang menjadi tidak stabil dan teratur lagi. Oleh karena itu, keberadaan ruang terbuka hijau saat ini adalah hal yang terpenting dalam penataan ruang perkotaan.

Dokumen terkait