• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Penyediaan ruang terbuka non hijau Berdasarkan Fungsinya di Kota Batu, meliputi:

1) Alun-alun kawasan pemerintahan 2) Plasa Bangunan Ibadah

3) Plasa Monumen

4) Penyediaan Lahan Parkir 5) Lapangan Olahraga

I. Pelayanan umum

Rencana kawasan pengembangan fasilitas pelayanan umum secara terpusat yang terdapat di wilayah Kota Batu meliputi :

฀ Kawasan pendidikan meliputi pendidikan gratis di Desa Bumiaji dan pendidikan tinggi di Desa Junrejo;

฀ Kawasan pelayanan kesehatan meliputi fasilitas kesehatan skala internasional di Desa Tlengkung.

฀ Penyediaan fasilitas peribadatan pada pusat-pusat lingkungan

฀ Penyediaan fasilitas balai pertemuan dan gedung serbaguna terdapat dalam lingkungan permukiman Rencana pelayanan umum dan perkantoran yang terdapat

di Kota Batu mencapai 129,70 Ha.

J. Kawasan Pertahanan Dan Keamanan

Kawasan pertahanan dan keamanan peruntukan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional. Kawasan peruntukan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah ujicoba sistem persenjataan di Desa Pendem. Luas kawasan pertahanan dan keamanan adalah 46 Ha.

Kawasan ini perlu dilakukan pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta ruang di sekitarnya dengan membuat pembatasan pengembangan yang menarik bangkitan lalu-lintas tinggi.

Khusus untuk kompleks pertahanan dan keamanan, pengembangan kawasan sekitar perlu ada pembatasan, salah satunya dengan pelarangan penggunaan tanah yang memiliki intensitas kegiatan tinggi dan menimbulkan multiplier effect. Intensitas kegiatan pada kawasan terbangun harus dikendalikan dan dibatasi secara ketat, yang meliputi ruang utama (kawasan pertahanan dan keamanan), ruang bebas hambatan dan ruang radius pengaman (ruang transisi).

Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan sempadan 2 km. Mengembangkan kawasan lindung dan kawasan budidaya tidak terbangun sebagai zona penyangga dengan sempadan 150 meter.

Perlunya pembatasan ruang pada kawasan ini, dimaksudkan untuk menghindari dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan di dalam kawasan pertahanan dan keamanan dimaksud.

3.1.3.3 Rencana Kependudukan

Proyeksi jumlah penduduk merupakan salah satu faktor penentu perkembangan kota yang digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan fasilitas dan utilitas perkotaan. Berdasarkan proyeksi penduduk sampai akhir tahun perencanaan dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Batu pada 5 (lima) tahun kedepan sebesar 187.753 orang dan 10 (sepuluh) tahun kedepan mencapai jumlah 213.261 jiwa. Rencana kepadatan penduduk

secara keseluruhan pada tahun 2008 sebanyak 82 jiwa/Ha dan pada tahun 2013 kepadatannya mencapai 92 jiwa/Ha. Untuk mengetahui lebih jelas tentang rencana jumlah dan kepadatan penduduk di Kota Batu sampai akhir tahun perencanaan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Tahun 2008 – 2013 2001 2003 2008 2013 2003 2008 2013 A BW K I (BAT U)

1 UL I (Kelurahan Sisir) 263,40 18.593 19.344 21.358 23.580 73 81 90 2 UL II (Kelurahan Tem as) 461,05 12.493 12.998 14.351 15.844 28 31 34 3 UL III (Kelurahan Songgokerto) 566,86 5.765 5.998 6.622 7.311 11 12 13 4 UL IV (Kelurahan Ngaglik) 320,27 10.285 10.701 11.814 13.044 33 37 41 5 UL V (D esa Pesangrahan) 699,40 10.197 10.609 11.713 12.932 15 17 18 6 UL VI (Desa O ro-oro O m bo) 1.691,63 6.914 7.193 7.942 8.769 4 5 5

4.002,61

64.247 66.843 73.800 81.481 28 30 34 B BW K II (JUN REJO )

1 UL I (Desa Junrejo) 352,04 7.352 7.649 8.445 9.324 22 24 26 2 UL II (Desa T lekung) 872,70 3.581 3.726 4.113 4.542 4 5 5 3 ULIII ( Desa Dadaprejo) 206,38 4.381 4.558 5.032 5.556 22 24 27 4 UL IV (Desa M ojorejo) 193,17 3.698 3.847 4.248 4.690 20 22 24 5 UL V (D esa Beji) 241,24 6.482 6.744 7.446 8.221 28 31 34 6 UL VI (Desa T orongrejo) 339,40 4.921 5.120 5.653 6.241 15 17 18 7 UL VII ( Desa Pendem ) 360,09 9.588 9.975 11.014 12.160 28 31 34

2.565,02

40.003 41.619 45.951 50.733 20 22 24 C BW K I III (PUNT EN)

1 UL I (Desa Punten) 245,72 4.705 4.895 5.405 5.967 20 22 24 2 UL II (Desa Sidom ulyo) 251,36 7.098 7.385 8.153 9.002 29 32 36 3 ULIII ( Desa Bulukerto) 1.007,05 5.648 5.876 6.488 7.163 6 6 7 4 UL IV (Desa G unungsari) 688,43 6.037 6.281 6.935 7.656 9 10 11 5 UL V (D esa Sum berejo) 291,84 6.147 6.395 7.061 7.796 22 24 27

2.484,40

29.635 30.832 28.637 37.584 17 19 21 D BW K IV (G IRIPU RNO )

1 UL I (Desa G iripurno) 980,56 8.554 8.900 9.826 10.849 9 10 11 2 UL II (Desa Bum iaji) 844,82 6.019 6.262 6.914 7.634 7 8 9 3 ULIII ( Desa Pandanrejo) 628,16 4.805 4.999 5.519 6.094 8 9 10

2.453,54

19.378 20.161 22.259 24.576 8 9 10 E BW K V (T U LUN G REJO )

1 UL I (Desa T ulungrejo T engah) 2.809,57 4.584 4.769 5.266 5.814 2 2 2 2 UL II (Desa T ulungrejo Utara) 1.755,98 2.865 2.981 3.291 3.634 2 2 2 3 UL III (Desa T ulungrejo Selatan) 2.458,37 4.011 4.173 4.607 5.087 2 2 2 4 UL IV (Desa Sum bergondo) 1.379,23 3.432 3.571 3.942 4.353 3 3 3

8.403,15

14.892 15.494 17.106 18.887 2 2 2 19.908,72 168.155 174.948 187.753 213.261 75 82 91 : H asil Ren can a

S u b T o tal

S u b T o tal

S u b T o tal

T O T AL

KEPAD AT AN (Jiw a/H a) JUM LAH PEND UDUK (Jiw a)

S u b T o tal

L UAS (HA) No . BW K/UL

S u b to tal

3.2. Skenario Pengembangan Sektor/Bidang PU Cipta Karya

3.2.1.Skenario Pengembangan Sektor/Bidang PU Cipta Karya

Sarana utilitas merupakan salah satu faktor yang menunjang perkembangan suatu kota. Rencana kebutuhan dan pelayanan utilitas di wilayah perencanaan Kota Batu meliputi: air bersih, irigasi, air limbah, dan persampahan. Masing-masing akan dijabarkan sebagai berikut.

A. Air Bersih

Pengembangan kebutuhan air bersih untuk kegiatan konsumsi di Kota Batu sampai tahun 2030 perlu dilakukan rencana pengembangan

sebagai upaya pemerataan pelayanan kebutuhan air bersih dan penyehatan kehidupan masyarakat. Beberapa lokasi instalasi pengolahan air minum yang berada di Kota Batu perlu meningkatkan kapasitas produksinya, perluasan jaringan-jaringan yang ada sehingga dapat menjangkau daerah-daerah yang membutuhkan air bersih, memaksimalkan sumber-sumber mata air yang ada dan memiliki debit air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih khususnya di daerah rawan air bersih, mengoptimalkan keberadaan sumur gali/bor sebagai satu-satunya fasilitas penyediaan air bersih di desa- desa rawan air bersih.

Sampai saat ini di wilayah Kota Batu telah diinventarisasi sebanyak 83 sumber mata air yang produktif dan selama ini telah digunakan oleh PDAM Unit Batu, PDAM Kabupaten Malang, PDAM Kota Malang maupun digunakan oleh swasta dan masyarakat untuk berbagai keperluan. Mata air yang ada di Kota Batu dan beberapa potensi sumber mata air tersebut dimanfaatkan untuk PDAM, dimana masing-masing mata air tersebut melayani desa/ kelurahan tertentu dengan sistem gravitasi, antara lain :

a. Mata air Darmi melayani Desa Oro – oro Ombo, Ngaglik dan Temas

b. Mata Air Banyuning melayani Desa Beji, Ngaglik, Sisir dan Temas

c. Mata air Gemulo melayani 3 desa Desa Sidomulyo, Desa Pandanrejo dan Desa Torongrejo serta melayani sebagian Desa Beji dan Desa Mojorejo

d. Mata air Torong Belok melayani Desa Songgokerto dan Pesanggrahan

e. Sumber Cemoro Kandang melayani Panderman Hill

f. Mata air Ngesong 1 dan 2 melayani Desa Sumberejo, Sabtean dan Jl.Panglima Sudirman

B.Irigasi

Jaringan irigasi yang terdapat di wilayah Kota Batu yakni jaringan irigasi non teknis, ½ teknis, dan teknis, dimanfaatkan seluruhnya untuk kepentingan pengairan lahan-lahan pertanian. Lahan pertanian hortikultura dan tanaman pangan sangat bergantung terhadap sistem pengairan lahan pertanian yang baik. Kota Batu yang merupakan penghasil tanaman pertanian, perlu di kembangkan sistem irigasi yang baik pada lahan produktif pertanian yang tetap dipertahankan. Sumber–sumber air untuk sistem irigasi dapat dilakukan dengan

mengalirkan air dari sumber mata air dan aliran sungai yang ada di wilayah Kota Batu. Jaringan irigasi ini dapat dibedakan menjadi saluran primer dan sekunder. Saluran primer dialirkan untuk pemerataan distribusi untuk kebutuhan dalam areal yang lebih luas, sedangkan pendistribusian air untuk wilayah yang lebih kecil dapat menggunakan saluran sekunder yang merupakan percabangan dari saluran primer. Pengembangan saluran irigasi (primer dan sekunder) ini mengikuti perkembangan luasan lahan pertanian yang harus dialiri air. Beberapa lahan pertanian /sawah tadah hujan dapat dialihkan menjadi sawah irigasi untuk meningkatkan hasil produksinya.

Status daerah irigasi yang terdapat di Kota Batu menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah, meliputi:

a. Daerah irigasi yang melintasi Kabupaten/Kota yang merupakan tanggung jawab pemerintah provinsi, yang terdapat di Kota Batu meliputi :

฀ D.I Kalilanang yang melintasi Kabupaten Malang dan Kota Batu, dengan luas daerah irgasi di Kota Batu 243 Ha.

฀ D.I Ngukir yang melintasi Kabupaten Malang dan Kota Batu, dengan luas daerah irgasi di Kota Batu 168 Ha

Dokumen terkait