BAB II KONSEP KEWARISAN ISLAM
D. Rukun dan Syarat Kewarisan Islam …
fO R$% ?*+
NO5G01 ? ?
A
"- zQ 4
J
7r PE(‹
€% r
.
ﺡ*
:
;
7
<<
-=
Artinya : “Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar24 itu sebagai ibumu, dan dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. dan Allah mengatakan yang Sebenarnya dan dia menunjukkan jalan (yang benar).{5} Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, Maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maula25mu dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Keistimewaan yang terdapat dalam kewarisan pada masa kesempurnaan Islam, antara lain :26
a. Menyerahkan harta warisan kepada kerabat-kerabat yang berhak; b. Tidak melarang kepada bapak, seterusnya ke atas (leluhurnya) dan istri;
c. Memberikan harta warisan kepada anak-anak baik laki-laki maupun perempuan.
D. Rukun dan Syarat Kewarisan Islam
24
zhihar ialah perkataan seorang suami kepada istrinya: punggungmu Haram bagiku seperti punggung ibuku atau perkataan lain yang sama maksudnya. adalah menjadi adat kebiasaan bagi orang Arab Jahiliyah bahwa bila dia Berkata demikian kepada Istrinya Maka Istrinya itu haramnya baginya untuk selama-lamanya. tetapi setelah Islam datang, Maka yang Haram untuk selama-lamanya itu dihapuskan dan istri-istri itu kembali halal baginya dengan membayar kaffarat (denda).
25
Maula-maula ialah seorang hamba sahaya yang sudah dimerdekakan atau seorang yang Telah dijadikan anak angkat, seperti Salim anak angkat Huzaifah, dipanggil maula Huzaifah.
26
Dalam masalah pembagian harta waris ini terdapat rukun dan syarat yang harus dipenuhi, diantaranya yaitu :
1. Rukun kewarisan
a. Muwarits yaitu orang yang meninggal dunia memiliki harta yang dapat diwarisi kepada ahli waris (pewaris);
b. Warits yaitu orang yang memiliki hubungan dengan muwarits (pewaris), seperti: hubungan kekerabatan dan perkawinan;
c. Mauruts yaitu harta benda yang ditinggalkan oleh muwarits (pewaris) yang diwarisi kepada warits (ahli waris).
2. Syarat kewarisan
a. Dalam masalah muwarits para ulama membedakan atas 3 macam yaitu:
1) Mati haqiqi yaitu kematian yang nyata disaksikan oleh panca indera (mati sejati);
2) Mati hukmy yaitu kematian atas dasar keputusan atau vonis hakim atas dasar beberapa sebab, seperti: orang yang hilang;
3) Mati taqdiri yaitu kematian berdasarkan dugaan keras, seperti: kematian bayi dalam perut ibunya karena ibunya minum racun atau terjadi pemukulan atas ibunya.
b. Hidupnya ahli waris di saat kematian muwarits (pewaris) c. Tidak ada pengahalang untuk mewarisi.27
27
E. Sebab-sebab Mewarisi
Adapun sebab-sebab seseorang menerima harta warisan yaitu :28 1. Perkawinan
2. Kekerabatan yaitu hubungan kekeluargaan antara ahli waris dengan muwarits (nashobah hakiki), kekerabatan ini terdiri atas :
a. Ashabul furud yaitu ahli waris yang menerima bagian tertentu dari harta warisan;
b. Ashobah ushubah nasabiyah yaitu ahli waris yang menerima bagian yang tidak tertentu;
c. Dzawil arham yaitu ahli waris yang tidak termasuk ke dalam dua kelompok tersebut di atas;
d. Ashobah ‘ushubah sababiyah yaitu ahli waris yang terikat oleh ushubah sababiyah (kekerabatan yang ditentukan berdasar hukum). Kekerabatan yang berdasar hukum diantaranya :
1) Seseorang membebaskan budak;
2) Adanya perjanjian untuk tolong-menolong saling setia antara seseorang dengan yang lain.
28
Asymuni A. Rahman dkk. Ilmu Fiqh 3 (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana IAIN Departemen Agama, 1986), h. 34-35
BAB III
DESKRIPSI UMUM TENTANG JAKARTA SELATAN (KELURAHAN LEBAK BULUS KECAMATAN CILANDAK)
A. Kondisi Geografis dan Letak Wilayah
Wilayah lebak bulus merupakan salah satu daerah yang berada di kecamatan Cilandak Jakarta selatan yang memiliki luas wilayah 411,40 ha. Batasan maksimal suhu volume udara wilayah ini adalah 21ºC dan batasan minimal 24ºC. Wilayah yang memiliki bentuk wilayah tanah datar berombak 15-20 m dengan curah hujan 16mm/tahun ini memiliki batasan-batasan wilayah yaitu:29
1. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Pondok pinang; 3. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Cilandak barat;
4. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Pondok labu/desa Pangkalan jati; 5. Sebelah barat berbatasan dengan kali pesanggrahan, desa Cirendeu.
Jarak kelurahan ke ibu kota kecamatan, kotamadya dan propinsi adalah sebagai berikut :30
1. Jarak dari pusat pemerintahan provinsi DKI Jakarta 22 km; 2. Jarak dari pusat pemerintahan kotamadya 12 km;
3. Jarak dari kecamatan 3 km.
29
Sumber : Data monografi Kelurahan Lebak Bulus Jakarta Selatan tahun 2009
30
B. Keadaan Demogafis
1. Penduduk
Kelurahan lebak bulus memiliki Jumlah penduduk di wilayah ini mencapai 21.793 jiwa dengan jumlah kepala keluarga (KK) 6811 KK dengan perincian data sebagai berikut :31
Tabel 1
Jumlah jiwa berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jiwa Persentase (%)
Laki-laki 9.040 41.4%
Perempuan 12.759 58.6%
Jumlah 21.793 100%
Sumber : monografi 2009
Tabel 2
Jumlah jiwa berdasarkan jenis usia32
Jenis Usia Jiwa Persentase (%)
0-5 2.258 10.3% 6-10 2.381 11% 11-17 2.394 11% 18-24 3.472 16% 25-30 3.965 18% 31 Ibid. 32 Ibid.
31-40 3.302 15% 41-50 2.482 12% 51-60 775 3.5% 61-70 361 1.6% 71-keatas 332 1.5% Jumlah 21.793 100% Sumber : monografi 2009 Tabel 3
Jumlah jiwa berdasarkan kewarganegaraan33
Kewarganegaraan Jiwa Presentase (%)
WNI 21.732 99.7%
WNA 7 0.03%
Jumlah 21.793 100%
Sumber : monografi 2009
2. Pendidikan
Jika dilihat dari pendidikannya, terlihat tabel dibawah ini ternyata mayoritas masyarakat kelurahan Lebak bulus berpendidikan SLTA/sederajat, dengan perincian data sebagai berikut :34
33
Ibid.
34
Tabel 4
Jumlah jiwa berdasarkan tingkat pendidikan35
Tingkat Pendidikan Jiwa
Tamat SD/sederajat 274 SD/sederajat 883 Tamat SLTP/sederajat 824 SLTP/sederajat 5652 Tamat SLTA/sederajat 373 SLTA/sederajat 5567 Tamat Akademi 538 Akademi 786 Tamat Universitas 964 S1 371 S2 284 Sumber : monografi 2009
Guna untuk mendukung pendidikan formal pemerintah membangun sarana pendidikan dari taman bermain (playgroup) sampai dengan tingkat akademi, dari
35
Ibid.
sekolah negeri sampai dengan sekolah swasta. Diantara sekolahan-sekolahan tersebut yaitu :36
Tabel 5
Jumlah sarana pendidikan negeri Sarana Pendidikan SD 7 SLTA 1 Jumlah 8 Sumber : monografi 2009 Tabel 6
Jumlah sarana pendidikan swasta37 Sarana Pendidikan Taman bermain(playgroup) 1 Taman Kanak-kanak (TK) 9 SLTP 2 SLTA 4 Akademi 3 Jumlah 19 Sumber : monografi 2009 36 Ibid. 37 Ibid.
Di samping pendidikan formal di wilayah lebak bulus juga telah ada sarana pendidikan non formal yang bergerak di bidang keagamaan, seperti: taman pendidikan al-Qur’an (TPA) untuk anak-anak dan majlis ta’lim dari tingkat remaja sampai dengan tingkat orang tua. Manfaat TPA dan majlis ta’lim selain tempat forum silaturrahim juga bermanfaat untuk menunaikan kewajiban tholabul ilmi38
yang berguna sebagai solusi bagi hukum yang tidak diketahui oleh warga masyarakat. Jumalah majlis ta’lim di lebak bulus ini sebanyak 22 buah majlis ta’lim.
3. Keagamaan
Mayoritas agama di kelurahan Lebak bulus adalah agama Islam mencapai 82% dengan jumlah jiwa 17.893 jiwa dan agama lain yang ada di kelurahan Lebak bulus diantaranya Kristen mencapai 14%, agama Budha dan Hindu masing-masing berjumlah 2%.39 Tabel 7 Jumlah keagamaan40 Agama Jiwa Islam 17.893 Kristen 2.995 38
Tholabul ilmi adalah menuntut ilmu
39
Sumber : Data monografi Kelurahan Lebak Bulus Jakarta Selatan tahun 2009
40
Hindu 523 Budha 328 Aliran kepercayaan lainnya - Jumlah 21.739 Sumber : monografi 2009 4. Ekonomi
Mata pencaharian warga masyarakat di wilayah lebak bulus lebih dominan warga bermata pencaharian sebagai karyawan swasta dan pegawai negri sipil (PNS). Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan warga lebak bulus dapat dikatakan cukup tinggi yakni antara SLTA, akademi hingga universitas. Perincian datanya sebagai berikut :41
Tabel 8
Jumlah Mata Pencaharian Mata Pencaharian Petani 82 Buruh 485 Pedagang 1251 Karyawan Swasta 4847 PNS 2238 41 Ibid.
ABRI 1072
Pensiun 2166
Swasta lainnya 354
Sumber : monografi 2009
C. Karakteristik Responden
Populasi responden yang dijadikan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang responden. Dalam bab karakteristik responden ini memuat tentang karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status pernikahan responden. Penggambaran secara rinci adalah sebagai berikut :
Tabel 9
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin42
53%
47% Laki-laki
Perem puan
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Seperti terlihat data di atas, bahwa responden berjenis kelamin laki-laki jumlahnya yaitu 53%. Sedangkan untuk responden berjenis kelamin perempuan
42
berjumlah 47%. Walaupun terjadi perbedaan tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan. Jika dilihat dari jumlah keseluruhan maka terjadi perbedaan. Jumlah responden laki-laki lebih banyak dibanding jumlah responden perempuan. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah keseluruhan warga masyarakat kelurahan Lebak bulus yang jumlah perempuannya lebih banyak dari laki-laki.
Sedangkan gambaran karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan adalah sebagai berikut :43
Tabel 10
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan44
4% 20% 57% 19% SD/MI SMP/MTs SMA/MA PT
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Gambaran tabel di atas adalah gambaran karakteristik responden dilihat dari jenjang pendidikannya. Bahwa SMA/MA menempati posisi paling atas yaitu 57%, responden yang berpendidikan SMP/MTs 20%, responden berpendidikan PT
43
Ibid.
44
(perguruan tinggi) 19% dan responden yang berpendidikan SD/MI sebanyak 4 %. Jika dikaitkan dengan standar pendidikan maka pendidikan responden cukup tinggi yakni hampir 57% berpendidikan SMA/MA Banyaknya responden yang berpendidikan SMA/MA menunjukan bahwa pendidikan responden cukup tinggi. Jika dikaitkan dengan pendidikan masyarakat kelurahan Lebak bulus, hal ini sebanding atau hampir sama dengan jenjang pendidikan responden yakni sama-sama berpendidikan SMA/MA.
Gambaran karakteristik responden dilihat dari jenis pekerjaannya yaitu :45
Tabel 11
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan46
6% 41% 5% 48% PNS Wirasw asta Dagang Lainnya
Sumber : Data lapangan tahun 2009
45
Ibid.
46
Sebagaimana tabel yang terlihat di atas, bahwa responden yang bekerja sebagai dagang yaitu 5%, PNS sebanyak 6%, wiraswasta 41% dan posisi yang paling banyak adalah lainnya menempati posisi paling banyak yakni 48%. Hal ini dikarenakan buruh, ibu rumah tangga dan pekerjaan lainnya yang tidak termasuk pada daftar diatas masuk pada kolom lainnya.
Karakteristik responden yang terakhir yaitu dilihat dari gambaran responden berdasarkan status pernikahan. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :47
Tabel 12
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan48
70% 27% 3% Menikah Belum Menikah Duda/Janda
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Seperti terlihat tabel di atas, ternyata responden yang sudah memiliki status menikah menunjukkan jumlah yang paling banyak yaitu 70% . Sedangkan yang
47
Ibid.
48
belum menikah sebanyak 27%. Responden yang memiliki status duda/janda hanya sedikit yaitu 3%.
BAB IV
ANALISA TRADISI PEMBAGIAN WARIS MASYARAKAT BETAWI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM
A. Pengetahuan Konsep Kewarisan Dalam Hukum islam
Tabel 13
Pengetahuan Responden Tentang Hukum Waris49
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Pengetahuan responden tentang hukum waris, bahwa hampir 74% responden mengetahui tentang hukum waris, banyaknya responden yang mengetahui tentang hukum waris ini merupakan hal yang wajar, sebab masalah kewarisan ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat karena masalah ini berkaitan dengan harta kekayaan. Responden yang kurang tahu sebanyak 20%, kekurangtahuan responden mengenai masalah hukum waris mungkin hanya dikarenakan kurangnya pemahaman
49
Observasi di Kelurahan Lebak Bulus Jakarta Selatan, 20 Mei-2 Juni 2009
Tahu Kurang Tahu Tidak Tahu
responden mengenai masalah kewarisan ini. Sedangkan responden tidak tahu hanya minoritas yakni 6%.
Tabel 14
Sumber Informasi Responden Tentang Hukum Waris50
Buku Media Ustadz/kyai Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Sumber informasi mengenai masalah hukum waris yang berasal dari ustadz/kyai merupakan pengetahuan mayoritas yakni mencapai 41%, hal ini dikarenakan responden lebih memanfaatkan ustadz/kyai sebagai media pembelajaran tidak hanya mengenai masalah hukum waris tetapi masalah yang lainnya. Responden yang menjawab buku hampir seimbang dengan ustadz kyai yakni 36%, ternyata responden masih memanfaatkan buku sebagai bahan pembelajaran. Sedangkan responden yang menjawab media hanya 15%. Responden yang menjawab tidak tahu 8%.
50
Tabel 15
Arti Hukum Waris Menurut Responden51
Pembagian harta kekayaan sebelum orang tua meninggal
Pembagian harta kekayaan setelah orang tua meninggal
Pembagian harta kekayaan setelah pewaris meninggal
Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Ketidaktahuan responden mengenai arti hukum waris mencapai 9%. Sedangkan mengenai arti hukum waris lebih banyak memilih jawaban pembagian harta kekayaan setelah pewaris meninggal yakni 41%, pembagian harta kekayaan setelah orang tua meninggal sebanyak 30% dan 20% untuk jawaban pembagian harta kekayaan sebelum orang tua meninggal. Pembagian harta kekayaan sebelum orang tua meninggal dapat dikatakan sebagai hibah. Cukup banyak responden yang memilih jawaban ini hal ini disebabkan responden masih menyamakan antara waris dengan hibah.
Hibah adalah berasal dari bahasa Arab diambil dari kata-kata "hubuubur riih" artinya "nuruuruha" yang berarti perjalan angin, yang juga berarti "kebaikan atau keutamaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain berupa harta
51
atau bukan.52 Dalam kompilasi hukum Islam dikatakan hibah adalah suatu pemberian benda secara suka rela dan tanpa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki.
Tabel 16
Tanggapan Responden Tentang Aturan Hukum Waris Di dalam Islam53
Ya Tidak Tidak Tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Pada umumnya responden mengetahui tentang aturan hukum kewarisan yang terdapat di dalam ajaran agama Islam. Responden yang mengetahui aturan kewarisan di dalam agama Islam sebanyak 74%, sedangkan responden yang memilih jawaban tidak tahu 18% dan responden yang menjawab tidak hanya 8%.
52
Asymuni A. Rahman DKK "Ilmu Fiqh 3", Penerbit : Departemen Agama
53
Tabel 17
Pengetahuan Responden Tentang Dasar Hukum Waris54
70% 5% 18% 7% al-Q ur'an al-Hadi ts Lainnya Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Dasar hukum sangatlah penting untuk mengetahui suatu aturan yang akan digunakan seperti dasar hukum dalam aturan hukum waris. Pengetahuan responden mengenai dasar hukum dalam aturan kewarisan mencapai 70% yang mengetahui bahwa al-Qur’an merupakan dasar hukum dari kawarisan, responden yang menggunakan hak suaranya untuk menjawab lainnya mencapai 18%, yang termasuk dalam jawaban ini yaitu kebanyakan responden mengetahui kewarisan didasari pada fiqih. Al-Hadits sebagai dasar hukum aturan kewarisan mencapai 5%. Sedangkan responden yang tidah tahu aturan dasar hukum kewarisan yakni 7%.
54
Tabel 18
Pengetahuan Responden Tentang
Ayat-ayat al-Qur’an yang Mengatur Hukum Waris55
34% 30% 36% Tahu Kurang tahu Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Seperti terlihat di tabel atas, bahwa persentase pengetahuan masyarakat mengenai masalah aturan ayat al-Qur’an yang mengatur hukum waris memiliki persentase yang hampir sama. Mayoritas responden tahu tentang aturan hukum waris yang terdapat di dalam ayat al-Qur’an yakni sebanyak 34%, 36% responden menjawab tidak tahu tentang ayat al-Qur’an yang mengatur masalah kewarisan. Sedangkan 30% responden menjawab kurang tahu.
Tabel 19
Pengetahuan Responden Tentang Dasar Hukum Waris Selain al-Qur’an56
76% 10% 5% 9% al-Hadits Ijma Ijtihad Tidak jawab
Sumber : Data lapangan tahun 2009
55
Ibid.
56
Dari data di atas, ternyata responden hampir menjawab al-Hadits sebagai dasar hukum waris selain al-Qur’an yakni 76%, responden yang menjawab ijma 10% dan ijtihad 5%. Responden pun juga ada yang tidak menjawab sebanyak 9%.
Tabel 20
Tanggapan Responden Tentang Aturan
Kewajiban Membagikan Harta Waris yang Tercantum Dalam al-Qur’an57
Ya Kurang tahu Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Responden yang memilih jawaban bahwa ayat-ayat al-Qur’an memiliki kewajiban membagikan kewarisan sebanyak 75%, kurang tahu 20% dan 5% untuk jawaban responden yang tidak memberi jawabannya.
57
B. Pengetahuan Masyarakat Tentang Konsep hukum Kewarisan Islam dalam Aturan Kewarisan di Indonesia
Tabel 21
Pengetahuan Responden
Tentang Aturan Hukum Waris di Indonesia58
Tahu Kurang tahu Tidak tahu
Tahu Kurang tahu Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Data di atas menunjukan bahwa 45% responden menyatakan mengetahui aturan hukum waris yang berlaku di Indonesia, 27% responden menyatakan kurang tahu mengenai aturan hukum waris ini. Hal ini menggambarkan bahwa cukup banyak responden yang mengetahui aturan hukum kewarisan ini. Dapat dikatakan ternyata sosialisasi hukum tersebut cukup baik ke masyarakat. Akan tatapi ketidaktahuan responden tentang aturan hukum waris ini juga cukup tinggi yakni mencapai 28%.
58
Tabel 22
Pengetahuan Responden
Tentang Sumber Hukum yang Mengatur Tentang Hukum Waris59
UU No.1 Tahun 1974 KHI (Kompilasi Hukum Islam) Tidak tahu UU No.1 Tahun 1974 KHI (Kompi lasi Hukum Isl am) Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Ketidaktahuan responden tentang aturan sumber hukum nasional yang ada di Indonesia mencapai 55%. Sedangkan responden yang menjawab UU No. 1 Tahun 1974 yakni 13%. Sedangkan responden yang menjawab KHI (kompilasi hukum Islam) sebagai sumber hukum nasional yang mengatur hukum waris yakni 19%. Ternyata responden cukup mengetahui aturan yang ada di dalam KHI mengenai hukum waris.
59
Tabel 23
Sumber Informasi Responden
Tentang Aturan Hukum Waris yang Berlaku60
Buku Medi a O rang l ai n Ti dak tahu
Buku Medi a O rang l ai n Ti dak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Pengetahuan responden terhadap sumber hukum yang mengatur hukum waris lebih banyak didapat dari buku yakni 45%, dibandingkan yang didapat dari media 8% atau mengetahui dari orang lain 19%. Ini menunjukkan bahwa buku mempunyai peran penting dalam penyebaran pengetahuan kepada masyarakat.
Tabel 24
Pengetahuan Responden
Tentang Syarat-syarat Mendapatkan Warisan61
Tahu Kurang tahu Tidak tahu
Tahu Kurang tahu Ti dak tahu 60 Ibid. 61 Ibid.
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Data di atas menunjukkan bahwa hampir 65% responden mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang yang ingin mendapatkan warisan, 15% responden menyatakan kurang tahu. Ternyata responden yang menyatakan tidak tahu tentang syarat-syarat mendapatkan warisan mencapai 20%.
Kenyataan demikian ditujukkan juga dengan jawaban responden tentang syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi, perinciannya sebagai berikut :
Tabel 25
Pengetahuan Responden
Tentang Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi62
Karena adanya persetujuan dari ahli
waris
Karena nasab/keturunan
Karena perkawinan Tidak tahu
Karena adanya persetujuan dari ahli waris
Karena nasab/keturunan
Karena perkawinan
Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Responden menyatakan syarat yang harus dipenuhi yaitu karena adanya persetujuan dari ahli waris sebanyak 55%, sedangkan untuk jawaban karena
62
nasab/keturunan responden yang memberi jawaban hampir 25% dan responden yang memilih syarat mendapatkan waris itu haru berdasar karena perkawinan hanya 3%. Selain itu, ada pula responden yang tidak memberi jawaban atau tidak tahu sebanyak 17%.
Tabel 26
Tanggapan Responden
Tentang Aturan Islam Mengenai Bagian Ahli Waris63
Ya Tidak Tidak tahu
Ya Tidak Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Data di atas menggambarkan bahwa responden yang mengetahui tentang Islam mengatur bagian-bagian ahli waris sebanyak 85%, responden menyatakan bahwa Islam tidak mengatur bagian-bagian ahli waris yakni 3%. Sedangkan responden yang tidak mengetahui 12%.
63
Tabel 27
Tanggapan Responden
Tentang Perbedaan Pembagian Antara Anak laki-laki dan Perempuan64
Ada Ti dak ada Tidak tahu
Ada Ti dak ada Ti dak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Data di atas menunjukkan ternyata responden yang menyatakan bahawa ada perbedaan pembagian antara anak laki-laki dan anak perempuan hampir 90%, dan responden yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan pembagian antara anak laki-laki dan anak perempuan yakni 3%. Hal ini menyatakan ternyata responden cukup mengetahui bahwa dalam ajaran Islam terdapat perbedaan pembagian waris antara laki-laki dengan perempuan. Sedangkan 7% responden menjawab tidak tahu mengenai perbedaan pembagian tersebut.
64
Tabel 28
Pengetahuan Responden Tentang Bagian Satu Anak Laki-laki
Tanpa Anak Perempuan65
Satu pe r dua Ashobah Satu pe r ti ga Tidak tahu
Satu pe r dua Ashobah Satu pe r ti ga Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Data di atas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan bahwa bagian anak laki-laki jika tidak ada anak perempuan mendapatkan ½ bagian sebanyak 55%, sedangkan yang menyatakan mendapat bagian ashobah 20% dan 8% responden menyatakan 1/3 bagian. Sedangkan 17% responden menyatakan tidak tahu
65
Tabel 29
Pengetahuan Responden Tentang Bagian Satu Perempuan
Tanpa Anak Laki-laki66
Satu pe r dua Dua pe r tiga Satu pe r ti ga Tidak tahu
Satu pe r dua Dua pe r ti ga Satu pe r tiga Ti dak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Bagian dari satu anak perempuan tanpa anak laki-laki, responden yang menyatakan mendapat bagian 1/3 yakni 39%, 26% untuk responden yang menyatakan bahwa mendapatkan ½ bagian. Sedangkan responden yang manyatakan mendapat bagian 2/3 sebanyak 20%.
66
Tabel 30
Pengetahuan Responden
Tentang Bagian Anak Perempuan Lebih Dari Satu Orang67
Satu per dua Dua per tiga Satu per tiga Tidak tahu
Satu per dua Dua per tiga Satu per tiga Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Pengetahuan responden mengenai bagian anak perempuan lebih dari satu orang, hampir 47% responden menyatakan mendapatkan 2/3. hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki pengetahuan mengenai pembagian ini. Sebanyak 31% responden menyatakan bahwa mendapatkan bagian 1/3. 5% responden menyatakan bahwa mendapat bagian ½ .
67
C. Pengetahuan dan Pandangan Masyarakat terhadap Hukum Waris Betawi
Tabel 31
Pengetahuan Responden Tentang Hukum Waris Selain Hukum Waris Islam68
Ada Ti dak ada Ti dak tahu
Ada Tidak ada Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009
Tabel di atas menunjukkan 56% responden menyatakan bahwa ada hukum waris selain hukum waris Islam. Sedangkan hampir 29% responden menyatakan tidak tahu dan 15% responden menyatakan tidak ada hukum waris selain hukum waris Islam.
68
Tabel 32
Pengetahuan Responden
Tentang Hukum Waris yang Diketahui Selain Hukum Waris Islam69
Hukum waris barat
Hukum Wari s adat
Lainnya Tidak tahu
Hukum waris barat Hukum W ari s adat Lainnya
Tidak tahu
Sumber : Data lapangan tahun 2009