• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

3. Rukun dan Syarat-syarat Zakat

Rukun zakat adalah mengeluarkan sebagian dari harta yag telah mencapai nishab dengan melepaskan kepemilikan sebagai milik orang yang berhak menerimanya (mustahik) dan menyerahkan harta tersebut kepada wakinya, yakni imam atau orang yang bertugas untuk mengumpulkannya (Badan/Lembaga Amil Zakat). Dapat disimpulkan bahwa rukun zakat adalah: orang yang berzakat (Muzakki), harta yang dizakatkan, orang yang berhak menerima zakat (Mustahiq) atau bisa juga diwakilkan oleh badan/lembaga amil zakat untuk dikelola terlebih dahulu sebelum diberikan kepada mustahiq.

Syarat-syarat harta yang sudah memenuhi nishab maka zakat wajib dikeluarkandengan ketentuan sebagai berikut:26

1)Harta tersebut milik penuh

Artinya, harta itu dibawah kontrol dan kekuasaan orang yang wajib zakat atau berada di tangannya, tidak tesangkut di dalamnya hak orang lain, secara penuh ia dapat bertindak hukum dan menikmati manfaat harta tersebut. Berdasarkan syarat ini, jumhur ulama fiqh menyatakan bahwa harta yng diperoleh melalui cara yang haram, melalui pencurian, perampasan harta seseorang, memanipulasi uang Negara, harta yang diperoleh melalui cara-cara riba‟ dan uang korupsi, tidak boleh dizakati,

25

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan, 1994), h.223.

26

karena harta tersebut semestinya dikembalikan kepada pemiliknya. Oleh karena itu, belum memenuhi syarat pemiliknya secara penuh atau sempurna 2)Harta tersebut berkembang

Artinya harta benda tersebut memiliki potensi mendapat keuntungan atau bertambah dari nilai semula.

3)Telah mencukupi nishab

Yang dimakusd dengan satu nisab adalah kadar minimal jumlah harta yang wajib dizakati berdasarkan ketetapan syara‟. Nisab yang

ditetapkan syara‟ untuk setiap jenis harta berbeda-beda, misalnya, untuk emas ditetapkan 20 dirham berdasarkan hadist riwayat imam Abu Dawud dari Ali bin Abi Thalib.

4)Melebihi kebutuhan pokok.

Hal ini berarti harta benda tersebut telah melebihi kebutuhan pokok yang layak pada umumnya.

5)Bebas dari hutang

Maksud dari syarat ini dalah bahwa yang sudah cukup satu nisab itu terbebas dari hutang. Apabila hutang tersebut tidak mengurangi nisab harta yang wajib dizakatkan, maka zakat tetap wajib di bayarkan. Syarat ini disepakati oleh ulama mazhab Hanafi, Maliki, dan Hambali dengan beberapa pengecualian. Menurut meraka, apabila hutang itu merupakan hak pribadi seseorang, bukan hak Allah swt, maka keberadaan hutang itu membuat orang yang berhutang itu tidak dikenai zakat, sekalipun syarat-syarat lainnya telah terpenuhi. Akan tetapi, hutang yang bukan hak pribadi

seperti hutang nazar, kafarat, atau haji, tidak menghalangi kewajiban zakar seseorang.

Menurut Imam Syafi‟i, hutang yang meliputi seluruh atau sebagian harta seseorang yang di kenai kewajiban zakat tidak menghalangi kewajiban untuk mengeluarkan zakat. Alasannya, hutang tersebut merupakan suatu tanggung jawab yang harus dibayar dan zakat juga wajib dibayar.

6)Berlalu satu tahun (haul)

Pemilik harta itu di tangan seseorang telah melalui masa satu tahun, atau 12 bulan. Landasan syarat ini dalah sabda Rasulullah Saw :

“tidak ada zakat atas suatu kekayaan sampai berlalu satu tahun”. (HR. Abu

Dawud, Daruqutni, Ibnu Majah, dan Al-Baihaqi).27 Akan tetapi, ulama fiqih berbeda pendapat tentang harta yang wajib dizakatkan disyaratkan berlalu satu tahun, kecuali barang tambang, harta terpendam, dan hasil pertanian, karena jenis harta ini wajib dikeluarkan zakatnya pada saat ditemukan dan disetiap panen, apabila telah memenuhi syarat-syarat lain. Adapun syarat-syarat orang-orang yang wajib membayar zakat (muzakki) yaitu:

a) Islam

Menurut Ijma‟, zakat tidak wajib atas orang kafir karena zakat

merupakan ibadah yang suci sedangkan orang kafir bukan orang yang suci. Mazhab Syafi‟i berbeda pendapat dengan mazhab-mazhab lainnya,

27

Ibnu Qudamah, Al-Mughuni, H.560 (Dikutip Dari Buku Pedoman Zakat, Tgk.M. Hasby Ash-Shiddiqiy, h.34)

mewajibkan orang murtad untuk mengeluarkan zakat hartanya sebelum Riddahnya terjadi, yakni harta yang dimilikinya ketika dia masih menjadi seorang muslim. Riddah menurut mazhab ini tidak menggugurkan kewajiban zakat. Berbeda dengan Abu Hanifah, dia berpendapat bahwa Riddah menggugurkan kewajiban zakat sebab orang murtad sama denga orang kafir.28

Non muslim tidak wajib mengeluarkan zakat harta mereka. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah Saw yang disampaikan kepada Mu‟az

bin Jabal ketika akan diutus ke Yaman menjadi Qodhi. Rasulullah Saw

berabda: “sesungguhnya engkau berhadapan dengan ahlul kitab, Karena

tindakan pertama yang akan engkau lakukan adalah menyeru merekea agar meyakini bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah. Jika mereka menyambut seruanmu itu, maka beritahu mereka bahwa Allah mewajibkan shalat lima kali sehari dalam semalam, apabila mereka mengerjakannya, maka beritahu mereka bahwa Allah mewajibkan mereka berzakat, yang diambil dari (harta) orang-orang kaya dan diserahkan kepada para fakir mereka…” (HR.

Al-Bukhari dan Muslim dari Mu‟az bin Jabal)29

Berdasarkan hadis ini ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa yang wajib dikenai zakat adalah orang kaya muslim, sedangkan non muslim

28

Wahbah Zuhaili, Tafsir Al-Was: Muqaddumah Tafsir Al-Was, (Damsik: Dar Al-Fikr, 2006), H.1797-1798.

29

Al-tidak dikani zakat. Di samping itu, zakat adalah salah satu rukun yang haya diwajibkan bagi orang islam.

Dalam buku “Al-Wasith Fi Fiqh Al-Ibadat” disebutkan bahwa

zakat tidak diwajibkan kepada orang kafir. Namun, ia tetap akan di azab di akhirat sebab ia juga sebenarnya dituntut untuk melaksanakan syari‟at Islam.

Orang yang murtad, hartanya ditangguhkan. Jika ia kembali kepada Agama Islam, maka ia wajib mengeluarkan zakat. Jika ia telah mengeluarkan zakat ketika ia masih dalam kondisi murtad maka zakat tersebut dikembalikan kepadanya, dan jika ia meninggal dunia dalam keadaan murtad maka hartanya menjadi milik Negara dan disimpan di kas Negara (bait al-mal).

b) Baligh dan Berakal

Balikh adalah sudah benar-benar cukup umur untuk melaksanakan ketentuan hukum atau syara‟. Sedangkan berakal adalah orang tersebut

tidak gila karena orang gila walaupun hartanya melimpah tidak akan dikenai wajib zakat. Zakat wajib pada anak kecil dan orang gila.30 Kewajiban zakatnya dibebankan kepada walinya atau orang yang mengurus hartanya itu, seperti anak yatim yang mempunyai harta, sebagaimana dalam hadis Nabi Saw:

30

ُللها َِٙضَس ِشًَْع ٍِْت ِللها ِذْثَع ٍَْع ِِِذَج ٍَْع ِِّْٛتَا ٍَْع ِةَْٛعُش ٍِْتا ُْٔشًَْع ٍَْعَٔ

آًََُُْع

.

َلاَق َىَهَعَٔ َِّْٛهَع ُللها َمَص للها ُلُْٕعَس ٌََا

:

ٌلاَي َُّناًًِْٛرَٚ ِٗنَٔ ٍَْي

,

ُحَقَذَصّنا َُّهُك ْأَذ َٗرَح ُّْكُشْرَٚ َلأَ َُّنْشِجْغَْٛهَف

(

ُٙطقساذنٔ ٖزيشرنا ِأس

)

Artinya : “Dari Amr bin Syu‟aib dari ayahnya, dari kakeknya dari Abdullah bin Amr ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang mengasuh anak yatim yang memiliki harta, maka perdagangkanlah harta untuk anak yatim itu dan jangan dibiarkan sehingga dimakan oleh zakat.” (HR. Tirmidzi dan Daru Quthni).31

Selanjutnya para ulama Islam sependapat, bahwa zakat hanya diwajibkan kepada orang muslim yang dewasa dan sehat pikirannya yang memiliki harta dalam jumlah tertentu yang sepenuhnya menjadi miliknya.32

c) Merdeka

Merdeka adalah tidak dalam kondisi sebagai budak atau hamba sahaya, karena budak atau hamba sahaya tidak memiliki harta yang sempurna kecuali milik tuannya. Menurut mayoritas ulama, zakat hanya wajib atas tuannya, sebab dia adalah pemilik harta hambanya. Maka, zakatnya adalah seperti harta yang ada ditangan rekanann kerjanya dan wakilnya.33

d) Mencapai Nishab

Harta tersebut sudah mencapai batas minimal untuk mengeluarkan zakat, sebagai mana yang telah dikatakan oleh wahbah az-zuhaili bahwa

31

Ibnu Hajar Asqalany, Op.Cit,h.213. 32

M Ali Hasan, Tuntunan Puasa dab Zakat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h.117.

nishab emas adalah 20 dinar atau 85gr emas, nishab perak adalah 200 dirham atau 595 gr perak, buah-buahan dan biji-bijian yang telah dikeringkan adalah 5 wasoq atau 653 kg, nishab kambing adalah 40 ekor, nishab unta adlah 5 ekor, dan nishab sapi adalah 30 ekor.34

Dokumen terkait