• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkungan Kabupaten Pemalang 9. Pemenuhan pakaian dinas, PNS di lingkungan dan KDH/ WKDH dan perlengkapannya Paket 22 22 24 24 24 10. Persentase sumber daya aparatur dibidang ketatausahaan/ persuratan dinas yang mengikuti sosialisasi % 100 100 100 100 100 11. Terupdatenya data aset dilingkungan Sekretariat Daerah setiap tahun Kali 10 10 10 15 15 12. Pemenuhan jaringan komunikasi dan persandian (central PABX, jaringan PABX, mesin

fotocopy) yang dapat berfungsi dengan baik

Bulan 12 12 12 12 12

Sumber: Sekretariat Daerah Bag. Umum Kabupaten Pemalang, 2015.

2. Pengawasan

Pengawasan internal dilaksanakan secara rutin oleh Inspektorat agar kinerja pembangunan lebih berdaya guna dan berhasil guna tanpa ada penyalahgunaan dalam pemanfaatan keuangan daerah. Jumah laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh inspektorat mencapai 224 temuan pada tahun 2014 dan kesemuanya telah ditindaklanjuti.

II-130

Tabel 2.70

Capaian Kinerja Urusan Penunjang Pengawasan Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2015

No Indikator Satuan Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan

LHP 192 216 224 224 224 2 Persentaselaporan

hasil tindak lanjut temuan hasil pengawasan yang telah disusun

% 100 100 100 100 100

3 Maturitas SPIP Level - - Level 1 Level 1 Level 1 4 Tingkat Kapabilits

APIP

Level - - Level 1 Level 1 Level 1 Sumber:Inspektorat Kabupaten Pemalang, 2015.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 2.4.1.1.Pengeluaran Konsumsi Perkapita

Pengeluaran rata-rata per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan baik yang berasal dari pembelian, pemberian maupun produksi sendiri dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah tangga tersebut. Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan maupun bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga saja, tidak termasuk konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak lain.

Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama seminggu yang lalu,sedangkan untuk bukan makanan dihitung selama sebulan dan 12 bulan yang lalu. Baik konsumsi makanan maupun bukan makanan selanjutnya dikonversikan ke dalam pengeluaran rata-rata sebulan. Angka-angka konsumsi/pengeluaran rata-rata per kapita yang disajikan dalam publikasi ini diperoleh dari hasil bagi jumlah konsumsi seluruh rumah tangga (baik mengkonsumsi makanan maupun tidak) terhadap jumlah penduduk.

Pengeluaran perkapita masyarakat Kabupaten Pemalang menunjukkan perkembangan setiap tahunnya dalam kurun waktu 2011-2015. Pada tahun 2011 pengeluaran masyarakat baru mencapai

II-131 Rp 6.488.000 meningkat menjadi Rp 6.863.000 pada tahun 2013. Pada tahun 2015 pengeluaran perkapita masyarakat menjadi Rp 7.177.000.

Sumber:DPPKAD Kabupaten Pemalang, 2015.

Gambar 2.20 Grafik Perkembangan Pengeluaran Perkapita Kab. Pemalang yang Disesuaikan Tahun 2011-2015

Capaian pengeluaran perkapita masyarakat Kabupaten Pemalang berada pada posisi terakhir diantara kabupaten sekitar dan capaian Jawa Tengah. Perbandingan capaian indikator pengeluaran perkapita yang disesuaikan Kabupaten Pemalang dengan capaian kabupaten sekitar secara rinci dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Sumber: DPPKAD Kabupaten Pemalang, 2015.

Gambar 2.21 Grafik Perbandingan Capaian Pengeluaran Perkapita yang Disesuaikan Kab. Pemalang dengan Kab/Kota di Jawa Tengah Tahun 2014

6.488 6.725 6.863 6.911 7.177 6.000 6.200 6.400 6.600 6.800 7.000 7.200 7.400 2011 2012 2013 2014 2015

Pengeluaran Perkapita Kabupaten Pemalang

9.208.00 0 8.938.00 0 8.898.00 0 8.367.00 0 8.2 44 .00 0 7.930.00 0 7.177.00 0 9.930.000 - 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000

II-132

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur 2.4.2.1.Perhubungan

1. Panjang Jalan

Panjang jalan Kabupaten Pemalang sepanjang 674 km. Kondisi jalan baik di Kabupaten Pemalang pada tahun 2015 masih belum optimal yaitu sebesar 86%. Sebesar 94,36 km jalan di Kabupaten Pemalang mengalami kerusakan antara lain disebabkan kondisi tanah di Kabupaten Pemalang, khususnya terjadi di daerah Pemalang Tengah dan Selatan, yang labil dan memiliki tingkat pergerakan tanah yang cukup tinggi. Kerusakan jalan juga dipengaruhi oleh tonase kendaraan yang seringkali melebihi kapasitas jalan, sehingga mempercepat kerusakan jalan.

2. Ketersediaan Terminal Angkutan

Kabupaten Pemalang memiliki 1 terminal induk dan 7 sub- terminal, yang melayani transportasi massal baik dalam kota maupun luar kota. Ketersediaan terminal penumpang sudah memenuhi kebutuhan pelayanan angkutan umum. Selain angkutan yang melayani jalur utama, telah tersedia juga angkutan umum yang melayani jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang sebanyak 33 jaringan trayek. Kendati telah mencapai sebayak 33 jaringan trayek, persentase ketersediaan sarana angkutan kota di Kabupaten Pemalang masih cukup rendah, yaitu sebesar 18,5% pada tahun 2015. Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak seluruh masyarakat yang membutuhkan angkutan kota bisa mendapatkan fasilitas tersebut. Kondisi ini disebabkan oleh semakin berkurangnya jumlah angkutan umum akibat dari pergeseran model penggunaan transportasi oleh masyarakat.

2.4.2.2.Penataan Ruang

1. Kawasan Peruntukan Industri di Kabupaten Pemalang memiliki luas wilayah kurang lebih 1.909 hektar. Kawasan tersebut tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Pemalang. Jenis industri yang dikembangkan pada kawasan tersebut antara lain: 1) industri pangan; 2) industri farmasi, kosmetik dan alat kesehatan; 3)industri tekstil, kulit, alas kaki dan aneka; 4) industri alat

II-133 transportasi; 5) industri elektronika dan telematika; 6) industri pembangkit energi; 7) industri barang modal, komponen, bahan penolong dan jasa industri; 8) industri agro; 9) industri logam dasar dan bahan galian bukan logam; dan 10) industri kimia dasar. 2. Kawasan Rawan Banjir di Kabupaten Pemalang terdiri dari dua jenis

kerawanan, yaitu kerawanan terhadap kondisi banjir dan kerawanan terhadap kondisi genangan. Kecamatan yang memiliki kerawanan terhadap banjir di Kabupaten Pemalang terdapat di Kecamatan Bodeh, Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Comal, Kecamatan Ulujami, Kecamatan Petarukan, Kecamatan Taman, Kecamatan Pemalang;Kecamatan Watukumpul, Kecamatan Belik, dan Kecamatan Bantarbolang. Adapun wilayah yang memiliki kerawanan terhadap genangan terdapat di Kecamatan Kecamatan Pemalang; Kecamatan Taman, Kecamatan Petarukan, Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Comal, dan Kecamatan Ulujami.

3. Kawasan Rawan Kekeringan di Kabupaten Pemalang terbagi kedalam dua kategori, yaitu kawasan rawan kekeringan air bersih dan kawasan rawan kekeringan pertanian. Kawasan rawan kekeringan air bersih terdapat di Kecamatan Kecamatan Pulosari dan Kecamatan Belik sedangkan kawasan rawan kekeringan pertanian terdapat di Kecamatan Pemalang, Kecamatan Taman, Kecamatan Petarukan, Kecamatan Comal, Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Ulujami, dan Kecamatan Bodeh.

4. Kawasan Rawan Longsor di Kabupaten Pemalang terdapat pada dua jenis topografi, yaitu daerah pegunungan dan daerah alur sungai. Daerah rawan longsor di wilayah pegunungan terdapat Kecamatan Watukumpul; Kecamatan Belik, Kecamatan Pulosari; Kecamatan Moga, dan Kecamatan Randudongkal. Adapun wilayah rawan longsor di sepanjang alur sungai terdapat pada aliran Sungai Comal, Sungai Waluh, Sungai Polaga, Sungai Lumeneng, Sungai Layangan, dan Sungai Rambut.

2.4.3. Fokus Iklim Investasi

Investasi merupakan salah satu variabel yang penting dalam sebuah perekonomian. Ada beberapa hal yang memengaruhi investasi, yaitu kondusifitas daerah, mekanisme pengajuan perijinan usaha, daya

II-134 dukung kebijakan pemerintah dalam memajukan iklim perekonomian di Kabupaten Pemalang.

Angka kriminalitas di Kabupaten Pemalang –kendati menunjukkan kondisi menurun- masih cukup tinggi di Kabupaten Pemalang. Pada tahun 2015, jumlah kasus kriminalitas yang terjadi sebanyak 216 kasus; terdiri dari kasus pencurian, perampasan, dan beberapa tindak pidana lainnya.

Usaha promotif yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari sisi investasi adalah melalui inovasi pemotongan jalur birokrasi pengurusan ijin usaha serta penyusunan perda yang mempermudah proses investasi. Hingga tahun 2015, tercatat sebanyak 5 perda yang mendukung terhadap pencapaian iklim investasi kondusif. Perkembangan capaian kinerja pemerintah dalam mendukung iklim investasi yang memadai dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.71

Capaian Kinerja Urusan Penunjang Pengawasan Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2015

No Indikator Satuan Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014 2015

1 Angka kriminalitas Kasus 280 309 225 307 216 2 Jumlah demonstrasi Kali 19 15 19 11 4 3 Lama proses

perijinan (hari)

Hari 5 5 4 4 3

4 Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah

Buah 8 11 12 12 11

5 Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha

Perda 6 7 6 6 5

Dokumen terkait