• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI. PENUTUP

Foto 5. Rumah Makan di Daerah

Semenjak kehadiran tambang juga usaha dagang yang ada di sekitar pertambangan sangatlah berkembang, dulunya usaha masyarakat masih sepi tapi semenjak kehadiran tambang tersebut usaha dagang tersebut semakin rame dan meningkat. Seperti dalam hal bengkel yang dulunya hanya masyarakat sekitar yang dilayani oleh orang bengkel tetapi semenjak keberadaan tambang bukan Cuma masyarakat sekitar yang di layani tetapi orang atau karyawan yang bekerja di perusahaan bertambah untuk dilayani orang bengkel, contoh lain yang terlihat misalnya dalam usaha rumah makan, yang dulunya orang yang makan di tempat mereka hanyalah masyarakat sekitar tetapi semenjak kehadiran tambang rumah makan tersebut lebih ramai ketika banyak karyawan yang ada di perusahaan tambang makan di rumah makan tersebut.

Sebagaimana diketahui sebelum kehadiran tambang desa sopokomil adalah desa yang sangat terpencil dan merupakan daerah yang terisolir.Salah satu akibat dari keadaan tersebut adalah terbatasnya kesempatan kerja.Kesempatan

kerja hanya umumnya ada pada sektor pertanian saja. Menurut pendapat salah satu informan saya bahwa sebelum adanya tambang tersebut sebagian penduduk hanya bekerja dibidang pertanian saja sedangkan yang bekerja diluar pertanian hanya sedikit dabn bisa dihitung dengan jari, itupun pekerjaan honor dan pegawai negeri sipil. Tetapi setelah adanya tambang tersebut semua berubah masyarakat desa banyak yang memilih bekerja sebagai buruh di PT.DPM tersebut mereka meninggalkan tanah atau sawah mereka demi pekerjaan tersebut,Sepintas memang terlihat bahwa penduduk saat ini merasa senang, karena keberadaan perusahaan telah memberikan tambahan penghasilan jangka pendek bagi mereka.

informan J. Simbolon (50 Tahun) salah satu masyarakat setempat mengatakan:

“saya Cukup kerja mengangkut barang perusahaan sebentar, tidak perlu satu hari penuh, sudah dapat uang minimal Rp 50.000,-/hari, syukur-syukur dapat Rp. 100.000,-. Bandingkan bila bekerja sebagai buruh (gaji-gajian) di ladang tetangga seharian penuh, hanya mendapat sekitar Rp. 30.000,-/per hari itupun mungkin terlambat dibayar. Harus menunggu cabe, ayam, kopi atau hasil tani lainnya di jual di Onan Parongil pada hari pekan, setelah itu barulah gaji mereka dibayarkan.Jelas dengan memakai logika sederhana sekalipun, penduduk akan memilih pekerjaan yang memberikan gaji lebih besar yang ditawarkan perusahaan

dibandingkan gaji-gajian keladang orang”.

Ini menjadi dampak negatif bagi anak kecil yang ada di desa sopokomil. Mereka sudah disuruh bekerja ditempat itu padahal itu adalah pekerjaan orang dewasa dan hal iini juga yang membuat mereka malas sekolah karena gaji dari pekerjaan tersebut lumayan besar bagi masyarakat desa. Dan banyak juga

masyarakat setempat menjadi pekerja tetap yang digaji perbulan, meskipun perusahaan belum sah dibuka tetapi mereka sudah mendapat gaji layaknya sebagai PNS hal ini yang dikatakan oleh Bapak berutu :

“ masyarakat disini enak setelah dipanggil dan ditetapkan sebagai pekerja menetap mereka mendapat gaji 3 juta perbulan meskipun

mereka tidak bekerja atau perusahaan lagi off”.

Dengan pernyataan di atas bahwa masyarakat sudah mengalami peningkatan, apalagi semenjak masyarakat setempat ada yang di tetapkan sebagai karyawan tetap di perusahaan tersebut. Mereka bisa mendapatkan gaji perbulan layaknya sebagai pegawai negeri sipil. Tetapi tidak semua masyarakat mengalami hal demikian kebanyakan masyarakat setempat bekerja di perusahaan ini ditempatkan dilevel bawah saja misalnya seperti buruh satpamdan sejenisnya.

5.3. Perubahan Dan Konflik Pertanahan

Dalam Desa Sopokomil salah satu yang perlu dilihat adalah tentang kepemilikan tanah saat PT.DPM dibuka. Setelah di bukanya PT.DPM kepemilikan tanah sudah berubah, dulu yang menguasai tanah di desa sopokomil ini adalah kebanyakan marga cibro dan juga marga boang manalu tetapi sekarang kebanyakan sudah berpindah tangan, ini terlihat ketika banyak masayarakat yang ber etnis batak toba seperti marga sinaga, sihite, sitorus dan juga banyak marga batak toba lainnya yang mengelola tanah sebagai lahan pertanian.

Saya bertanya kepada salah satu pendatang yang Etnis Batak Toba yaitu ibu sihite beliau mengatakan :

“ mereka membelinya semenjak harga tanah masih cukup murah sehingga banyak masyarakat batak toba membeli tanah disini dan juga bertempat tinggal disini apalagi dibandingkan dengan sekarang setelah dibuka nya tambang ini mungkin semua yang menjual tanahnya dulu pasti merasa menyesal, kan harga tanahnya mungkin sekarang miliaran”.

Sebelum keberadaan tambang kepemilikan tanah sudah mulai bertukar, yang dulunya di miliki marga-marga tertentu sekarang sudah di miliki oleh marga lain bahkan etnis lain. Dulu masyarakat lokal tidak mengetahui adanya rencana tambang di daerah tersebut sehingga mereka menjual tanahnya begitu saja. Akibat dari adanya tambang ini juga yang membuat perubahan kepemilikan tanah berubah, perusahaan membeli banyak tanah dengan harga yang mahal untuk dijadikan jalan menuju tambang. Sehingga kebanyakan masyarakat desa kehilangan hasil pertanian mereka. Dan ada juga masyarakat yang merasa menyesal karena menjual tanah mereka dulu.

Keberadaan perusahaan tambang juga menimbulkan masalah area pertanaan antara perusahaan dan masyarakat sekitar terjadi konflik. Ini di temui pada lokasi gereja yang ada di dekat pertambangan. Perusahaan akan menggunakan lahan yang ada hubungannya dengan gereja untuk dijadikan jalan menuju perusahaan tambang, sehingga masyarakat jemaat gereja menantang haltersebut dan melakukan aksi demo dengan mengumpulkan jemaat dan masyarakat setempat. Aksi demo ini dilakukan masyarakat sekitar tahun 2009 tepatnya di kantor perusahaan DPM yang ada di parongil. Dan mereka juga menutup jalan yang ada di daerah Sopokomil supaya mobil yang keluar masuk dari pertambangan tersebut tidak bisa lewat lagi.

5.4. Dampak PT.DPM Terhadap Sektor Pertanian Desa Sopokomil

5.4.1. Pertanian Di Desa Sopokomil Sebelum Adanya PT.DPM

Kalau dilihat dalam kualitas tanah daerah Sopokomil merupakan daerah yang subur sehingga dalam pertanian msyarakat desa sopokomil cukup memuaskan. Yang membuat mereka adalah ketika mengantar atau menjual hasil pertaniannya tersebut. Karena jarak ke pajak yang disebut onan cukup jauh. Dalam pertanian masyarakat desa sopokomil salah satu aktifitas yang yang dilakukan adalah diawali dari proses pembabatan atau membersihkan area yang mau diolah. Setelah itu proses pengolahan sampe dengan pemanenan.

Pada masa dulu biasanya selama proses produksi sendiri oleh petani/pemilik tanah atau sawah yang dibantu oleh keluarga dan beberapa tetangga dekat tanpa diberi upah hamya makanan dan minuman saja yang tersedia dan ini juga akan melakukan pergantian tenaga bila suatu hari juga membutuhkan. Jadi sebelum proses produksi para petani akan mencari tenaga tambahan dari paratetangga untuk dimintai bantuannya. Sebagai imbalan cukup disediakan makanan dan minuman selama perkerjaan berlangsung. Proses produksi ini dimulai dari pengolahan tanah atau sawah, menanam padi, membersihkan tanaman/menyiangi padi sampai pada memanen padi, begitu juga dalam usaha pertanian jagung kopi dan lain-lain.dalam masa produksi ini mereka biasanya melakukan suatu pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan, untuk perkerjaan yang dianggap berat seperti mengolah tanah ini dilakukan oleh laki- laki.perkerjaan ini dimulai dengan meratakan tanah mempebaiki dan membajak

sawah dengan menggunakan kerbau. Sedangkan dalam hal pekerjaan yang ringan dilakukan oleh perempuan misalnya pada saat menanam padi kemudian membersihkan tanah dari rumput-rumput yang ada di area sawah atau mereka menyebutnya dengan kata ‘marbabo’ . akan tetapi pada saat panen tiba pekerjaan menuai ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa terkecuali mereka menggunakan sabit yang mereka sebut dengan ‘sasabi’ untuk memotong padi tersebut. Dan untuk merontokkan padi mereka menggunakan alat perontok yang terbuat dari kayu dan bambu, mereka menyebutnya dengan kata ‘membanting’ setelah itu selesai mereka membersihkan padi dari sela-sela daun padi dengan menggunakan tangan maupun kaki dan ini mereka sebut dengan kata

manghurapoki’ setelah selesai giliran laki-laki yang mengangkat padi tersebut

yang sudah siap diangkut. Dan setelah selesai pihak yang panen mengajak makan malam semua pekerja yang membantunya tadi.

5.4.2. Pertanian di Desa Sopokomil setelah adanya PT.DPM

Sudah menjadi penyakit umum dimana-manapun bahwa sektor pertanian tidak berkembang terutama bila ada alternatif pekerjaan lain yang lebih gampang untuk mendapatkan uang. Generasi muda tidak punya minat bertani, lebih suka bekerja pada perusahaan atau pekerjaan yang memberikan gaji yang bisa langsung dinikmati. Akan tetapi bahaya jangka panjang yang tidak kasat mata disini adalah masyarakat lama kelamaan akan sangat tergantung kepada perusahaan bahkan tidak bisa hidup tanpa perusahaan. Pertanian hancur, masyarakat menjadi pekerja kasar di pertambangan, tanpa ada jaminan hak-haknya sebagai pekerja.Hidup mati

masyarakat dikendalikan perusahaan.Pada situasi seperti itulah sebenarnya perusahaan sudah mengikat masyarakat dan mengendalikannya sesuai dengan keinginan perusahaan.

Sektor pertanian merupakan salah satu yang mempunyai peranan penting dalam masyarakat desa sopokomil antara lain dalam penyerapan tenaga kerja. Sektor ini diharapkan dapat menampung tambahan kerja.

Semenjak keberadaan tambang PT.DPM ini penduduk di desa lokkotan sopokomil tidak hanya lagi mengandalkan hidupnya dibidang pertanian saja, tetapi sudah bergeser. Hal ini mengganggu konsentrasi kerja mereka tidak hanya dibidang pertanian saja,namun meluas kebidang lain, sehingga waktu mereka dibidang pertanian sudah kurang. Saat ini masyarakat desa sopokomil tidak selalu mengandalkan hasil pertanian saja mereka lebih memilih bekerja sebagai buruh untukmengangkat bahan-bahan yang berat di daerah tambang hal ini mereka pilih karena mereka cepat mendapatkan uang. Dalam satu hari mereka bisa mendapatkan rp 100.000 –rp 150.000 perhari minumal mereka mendapatkan rp 50.000 hal inilah yang membuat mereka meninggalkan pertanian mereka dan lebih memilih bekerja sebagai pengangkut bahan berat. Sehingga pertanian dalam masyarakat setempat menurun tidak seperti dulu. Salah satu menurunnya hasil pertanian adalah ketika mereka memilih untuk menjual tanahnya kepada perusahaan tambang untuk dijdikan area pertambangan. Sehingga lahan pertanian berkurang apalagi yang dijual mereka adalah tanah yang subur untuk pertanian. Saat ini masyarakat mengandalkan produksi padi jagung coklat dan kopi dan ada musim untuk hasil pertanian didesa sopokomil yaitu musim durian. Ini biasanya

dua kali setahun mereka akan senang ketika musim itu telah tiba. Ini salah satu hasil pertanian yang membuat mereka tetap berkembang selain hasil pertanian lainnya.

Dahulu orang akan meminta bantuan ketika mereka menanam padi dan sampai memanen kepada para tetangganya, dan kemudian mereka juga akan bersedia disaat mereka dibutuhkan atau dimintai bantuan oleh tetangganya tanpa dibayar pake uang.sekarang sistem ini sudah berganti orang tidak lagi mencari bantuan utuk bekerja disawah atau pertanian mereka. Tetapi mereka lebih baik mengerjakan sendiri atau membayar atau memberi upah kepada orang untuk mengerjakan pertaniannya.sitem ini lah yang dilakukan masyarakat desa lokkotan sopokomil sekarang.

5.5. Bentuk Pergeseran Nilai Budaya

Kebudayaan Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.

Nilai budaya yang mengalami pergeseran di desa lokkotan sopokomil adalah nilai budaya yang berkenaan dengan masalah hubungan manusia dengan sesama yaitu mengenai gotong royong/tolong menolong. Di desa lokkotan

sopokomil ini aktifitas gotong royong/tolong menolong meliputi tolong menolong dalam aktifitas pertanian/mata pencaharian, tolong menolong dalam aktifitas sekitar rumah tangga/kemasyarakatan, tolong menolong dalam aktifitas upacara pesta, dan ada juga tolongmenolong dalam peristiwa kecelakaan, bencana,dan kematian. Hal ini lah yang menunjukkan adanya suatu nilai budaya yang ada di desa lokkotan sopokomil parongil kabupaten dairi.

5.5.1.Kegiatan Tolong Menolong Dalam Aktifitas Pertanian A) Bentuk dan Pelaksanaannya

Di desa lokkotan sopokomil tolong menolong dalam aktifitas pertanian di awali dengan suatu rencana untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari. Dan dalam hal ini semua akan dimulai dari proses pengolahan tanah dan sampai pada hasil pemanenan. Pada masa dahulu biasanya selama proses produksi sendiri oleh petani/pemilik tanah atau sawah yang dibantu oleh keluarga dan beberapa tetangga dekat tanpa ada upah melainkan ada pergantian tenaga kerja bila suatu hari mereka membutuhkannya. Jadi sebelum proses produksi, petani ini akan mencaritenaga tambahan dari tetangga untuk diminta membantu mereka dalam mengerjakan atau mengolah sawah mereka. Sebagai imbalan petani tersebut harus menyediakan makanan, minuman,dan juga rokok yang membantu mereka selama pekerjaan berlangsung.

Proses produksi ini dimulai dari pengolahan tanah atau sawah, menanam padi, membersihkan tanaman/menyiangi padi sampai pada memanen padi, begitu juga dalam usaha pertanian jagung kopi dan lain-lain.dalam masa produksi ini

mereka biasanya melakukan suatu pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan,untuk perkerjaan yang dianggap berat seperti mengolah tanah ini dilakukan oleh laki-laki.perkerjaan ini dimulai dengan meratakan tanah mempebaiki dan membajak sawah dengan menggunakan kerbau. Sedangkan dalam hal pekerjaan yang ringan dilakukan oleh perempuan misalnya pada saat menanam padi kemudian membersihkan tanah dari rumput-rumput yang ada di area sawah atau mereka menyebutnya dengan kata ‘marbabo’ . akan tetapi pada saat panen tiba pekerjaan menuai ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa terkecuali mereka menggunakan sabit yang mereka sebut dengan

sasabi’untuk memotong padi tersebut. Dan untuk merontokkan padi mereka

menggunakan alat perontok yang terbuat dari kayu dan bambu, mereka menyebutnya dengan kata ‘membanting’ setelah itu selesai mereka membersihkan padi dari sela-sela daun padi dengan menggunakan tangan maupun kaki dan ini mereka sebut dengan kata ‘manghurapoki’.setelah selesai giliran laki-laki yang mengangkat padi tersebut yang sudah siap diangkut. Dan setelah selesai pihak yang panen mengajak makan malam semua pekerja yang membantunya tadi.

B) Bentuk Pergeseran

Pada zaman dahulu apabila ada masyarakat petani yang melakukan proses produksi dibidang pertanian , maka ia tinggal meminta bantuan pada para tetangga dekatnya dan dengan segera atau dengan senang hati tetangganya itu akan sedia membantunya. Sebagai konsekuensinya apabila suatu saat ia dimintai bantuannya oleh tetangganya teersebut , maka iya juga harus bersedia membantu tetangganya. Dahulu masalah ini tidak menjadi suatu maslah, karena hal ini merupakan

kebiasaan yang harus dilakukan sebagai kewajiban penduduk desa untuk menolong sesamanya. Akan tetapi gejala tersebut sudah berbeda dengan keadaan sekarang atau paling tidak sudah mengalami pergeseran, dimana dalam segala sesuatunya dihitung atau dilihat dari adanya duit/uang. Semenjak keberadaan tambang PT.DPM ini penduduk di desa lokkotan sopokomil tidak hanya lagi mengandalkan hidupnya dibidang pertanian saja, tetapi sudah bergeser. Hal ini mengganggu konsesntrasi kerja mereka tidak hanya dibidang pertanian saja,namun meluas kebidang lain, sehingga waktu mereka dibidang pertanian sudah kurang. Hal ini seperti dikatakan salah satu informan saya dia seorang kepala dusun I M.hutagaol 55 tahun,yaitu:

“semenjak kehadiran PT.DPM ini orang disini sekarang susah diajak buat gotong royong apalagi pemudanya mereka sudah dihantui oleh banyaknya duit yang berputar didesa ini dan mereka siuk sendiri terhadap perkerjaannya masing-masing dan mereka juga mulai malas sehingga berprinsip engeluarkan duit buat membayar orang dalam mengerjakan sesuatu”.

Dahulu orang akan meminta bantuan ketika mereka menanam padi dan sampai memanen kepada para tetangganya, dan kemudian mereka juga akan bersedia disaat mereka dibutuhkan atau dimintai bantuan oleh tetangganya tanpa dibayar pake uang.sekarang sistem ini sudah berganti orang tidak lagi mencari bantuan utuk bekerja disawah atau pertanian mereka. Tetapi mereka lebih baik mengerjakan sendiri atau membayar atau memberi upah kepada orang untuk mengerjakan pertaniannya.sitem ini lah yang dilakukan masyarakat desa lokkotan sopokomil sekarang.

A) Bentuk dan Pelaksanaan

Dalam aktifitas sekitar rumah tangga dan kemasyarakatan kegiatan tolong menolong terlihat jelas pada saat warga akan membangun suatu tempat tinggal atau rumah. Orang akan datang kepada tetangganya dengan maksud tujuan meminta bantuan tenaganya. Dalam kegiatan tolong menolong membangun tempat tinggal ini orang yang dekat sama yang ingin membangun rumah saja yang bisa ikut membantu atau tetangga dekat dan keluarga dekat saja.pata tetangga dan keluarga dekat datang membantu untuk mengangkat bahan-bahanyang perlu dan sebagai imbalannya mereka juga akan mendapat makanan yang disediakan pihak yang membangun rumah. Balasan yang bisa didapat oleh yang membantu pihak yang membangun rumah adalah sama halnya ketika dalam pertanian juga mereka akan dimintai bantuannya ketika yang membantu nya memerlukan sesuatu pada saat butuh bantuan orang lain.dalam hal ini tidak ada satupun badan organisasi yang mengatur masyarakat setempat, mereka mengerjakannya atas kesadaran masing-masing bahwa mereka perlu berbuat kebaikan sesamanya.

Kegiatan dalam membangun suatu tempat tinggal ini juga tidak dilakukan secara gotong royong,tenaga dari para tetangga atau keluarga dekat hanya membantu dalam pekerjaan yang ringan saja, misalnya dalam mengangkat bahan- bahan yang perlu seperti kayu. Dan adapun pekerjaan yang lainnya dilakukan oleh orang yang ahli dalam membangun rumah dan mereka dibayar sesuai dengan upah yang ditetapkan. Seperti dalam hal membangun rumah atau tempat tinggal gotong royong dilakukan oleh masyarakat ketika memperbaiki jalan atau jembatan ataupun membersihkan komplek desa secara bersamaan. Aktifitas ini

dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa terkecuali. Biasanya seorang pria mengerjakan pekerjaan yang cukup berat yaitu pekerjaan fisik sedangkan perempuan mengerjakan atau menyediakan makanan dan minuman bagi mereka yang bekerja sama. Pada saat itu mereka mencerminkan kehidupan masyarakat desa yang penuh solidaritas diantara warga desa dan benar-benar dapat dirasakan betapa pentingnya hubungan yang baik antara sesama warga desa.

B) Bentuk pergeserannya

Pada zaman dahulu Dalam aktifitas sekitar rumah tangga dan kemasyarakatan kegiatan tolong menolong terlihat jelas pada saat warga akan membangun suatu tempat tinggal atau rumah. Orang akan datang kepada tetangganya dengan maksud tujuan meminta bantuan tenaganya. Dalam kegiatan tolong menolong membangun tempat tinggal ini orang yang dekat sama yang ingin membangun rumah saja yang bisa ikut membantu atau tetangga dekat dan keluarga dekat saja.para tetangga dan keluarga dekat datang membantu untuk mengangkat bahan-bahanyang perlu bahkan mereka membawa bahan-bahan yang perlu untuk keperluan membangun rumah tersebut.

Tapi pada saat ini kegiatan tolong menolong dalam mendirikan suatu tempat tinggal sudah mengalami perbedaan karena karena semua pekerjaan biasanya sudah dilakukan oleh para ahli atau tenaga tukang yang sudah dibayar. Hal ini dilakukan karena sang pemilik rumah ingin menginginkan hasil yang sempurna, jika mereka berkerja secara gotong royong takutnya hasilnya tidak sempurna dan akan asal jadi dan tidak sebagus yang dibuat oleh tukang, dan ini

juga karena sifat masyarakat desa lokkotan sopokomil sudah dihantui dengan banyaknya duit.maka prinsipnya jika ada uang saya akan bekerja. Hal ini seperti dikatakan salah satu informan saya ibu rosa sinaga pada wawancara saya:

“kalau ada yang mau membangun rumah atau tempat tinggal untuk mereka, biasanya sekarang ini lansung memanggil tukang saja dan kita Cuma tinggak membayar mereka dan menunggu hasilnya saja, kalu minta bantuan sama tetangga atau keluarga tidak bakalan mau karena mereka sibuk ngurusin kehidupan mereka. Lagian mereka pun belum tentu bisa memperbaiki nya kan heheheh”.

5.5.3. Kegiatan Tolong Menolong Dalam Aktifitas Upacara Pesta

A) Bentuk dan Pelaksanaannya

Kegiatan tolong menolong dalam upacara pesta terlihat jelas pada saat warga masyarakat mengadakan acara syukuran misalnya dalam acara syukuran pesta pernikahan. Sungguh sulit dikatakan ketika acara pesta pernikahan dilakukan atau dihadiri sendiri-sendiri. Oleh karena itu masyarakat desa sadar akan kesulitan tetangganya yang umumnya juga masih keluarga sendiri, maka warga masyarakat bergerak untuk membantu untuk acara pesta pernikahan. Hal ini mereka lakukan dengan senang hati dan demi kemakmuran bersama.sebelum upacara pesta dimulai mereka atau tetangga akan datang membantu warga yang memiliki pesta untuk mempersiapkan alat-alat pelaksanaan yang dibutuhkan seperti tempat, hidangan dan lain-lain. Biasayna mereka datang membawa bantuan atau alat seperti kayu dan sebagainya sekiranya yang dibutuhkan dalam acara upacara pesta.

Keluarga yang memiliki acara pesta akan memberi tahu kepada masyarakat setempat atau dalam arti lain memberikan undangan kepda mereka supaya masyarakat desa daang kepesta yang akan diselenggarakan nanti. Ini

Dokumen terkait