• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Rumah

Dalam undang-undang No 1 tahun 2011 tentang perumahan dan permukiman disebutkan rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana membina keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta merupakan aset bagi pemiliknya.

Menurut Azwar (2007) rumah berfungsi untuk melepaskan rasa lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung, dan menyimpan barang berharga, dan rumah merupakan status lambang sosial. Rumah yang layak huni harus memenuhi standar kesehatan agar penghuni rumah tersebut dapat terjamin kesehatannya.

Menurut Depkes RI 2002 rumah harus memenuhi empat kriteria agar bisa dikatakan sehat yaitu :

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis

Berupa pencahayaan, penghawaan, ruang gerak yang cukup, dan terhindar dari kebisingan.

2. Memenuhi kebutuhan psikologis

Antara lain privacy yang cukup dan komunikasi yang sehat antar penghuni rumah.

3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit

Antara lain penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas dari vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi dan terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran.

4. Memenuhi persyaratan pencegahan kecelakaan

Antara lain konstruksi bangunan tidak mudah roboh dan tidak mudah terbakar, posisi garis sempadan jalan dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Menurut dinas perumahan dan permukiman RI tahun 2008 rumah adalah rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi ketetapan atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah dari

bahaya atau gangguan kesehatan, sehingga memungkinkan penghuni memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

2.3.1. Kriteria Rumah Sehat

Adapun kriteria rumah sehat yang tercantum dalam Residential Environment dari WHO (1974), antara lain :

1. Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istirahat.

2. Mempunyai tempat untuk tidur, masak, mandi mencuci, jamban dan kamar mandi.

3. Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran. 4. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya.

5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa, keruntuhan dan penyakit menular.

6. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi. Kriteria rumah sehat menurut Winslow, antara lain :

1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis 2. Dapat memenuhi kebutuhan pikologis 3. Dapat menghindari terjadinya kecelakaan

4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit.

Di Indonesia terdapat kriteria untuk rumah sehat sederhana, yaitu : 1. Luas tanah antara 60–90 meter persegi

3. Memiliki fasilitas kamar tidur, WC (kamar mandi), dan dapur 4. Berdinding batu bata dan diplester

5. Memiliki lantai dari ubin keramik, dan langit–langit dari triplek 6. Memiliki sumur atau air PAM

7. Memiliki fasilitas listrik minimal 450 watt

8. Memiliki bak sampah dan saluran air limbah (chandra, 2007).

Menurut Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal PPM dan PL Tahun 2002 secara umum rumah di katakan sehat apabila memenuhi kriteria :

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu

2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antara anggota keluarga dan penghuni rumah.

3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja, dan limbah rumah tangga bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, di samping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul dari luar maupun dari dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, dan tidak mudah terbakar.

Selain kriteria di atas faktor– faktor kebutuhan yang perlu di perhatikan berkaitan dengan perumahan adalah :

a. Kebutuhan Fisiologis 1. Suhu Ruangan

Suhu ruangan sebaiknya tetap berkisar antara 18–20 0

2. Penerangan

C suhu ruangan dipengaruhi oleh suhu udara luar, pergerakan udara, kelembaban udara, suhu benda–benda yang ada di sekitarnya

Rumah harus cukup mendapatkan penerangan pada siang hari maupun malam hari, idealnya penerangan di peroleh dengan bantuan listrik. Setiap ruangan di upayakan mendapat sinar matahari di pagi hari.

3. Ventilasi udara

Pertukaran udara yang cukup membuat hawa ruangan tetap segar (cukup mengandung oksigen). Setiap rumah harus memiliki jendela yang memadai, luas jendela keseluruhan kurang lebih 15% dari luas lantai. Susunan ruangan harus sedemikian rupa sehingga udara dapat mengalir bebas jika jendela dan pintu terbuka.

4. Jumlah Ruangan atau Kamar

Jumlah ruangan atau kamar diperhitungkan berdasarkan jumlah penghuni yang tinggal di rumah tersebut atau sekitar 5m2

b. Kebutuhan Psikologis

1. Keadaan rumah dan sekitarnya, harus memperhatikan unsur keindahan sehingga rumah tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat.

2. Adanya kebebasan yang cukup bagi setiap anggota keluarga yang tinggal di rumah keluarga tersebut.

3. Untuk setiap anggota keluarga terutama yang mendekati dewasa harus memiliki ruangan tersendiri sehingga privacinya tidak terganggu.

4. Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, seperti ruangan untuk menerima tamu.

c. Bahaya Kecelakaan atau Kebakaran

1. Konstruksi rumah dan bahan – bahan bangunan harus kuat sehingga tidak mudah runtuh.

2. Memiliki sarana pencegah kecelakaan di sumur, kolam atau tempat lain terutama untuk anak–anak.

3. Bangunan terbuat dari material yang tidak mudah terbakar.

4. Memiliki alat pemadam kebakaran terutama yang menggunakan gas. 5. Lantai kedap air dan tidak licin.

d. Lingkungan

1. Memiliki sumber air bersih dan sehat yang tersedia sepanjang tahun.

2. Memiliki tempat pembuangan kotoran, sampah dan pembuangan air limbah yang baik.

4. Letak rumah jauh dari sumber pencemaran dengan jarak minimal sekitar 5 km dan bebas banjir (Chandra, 2007).

2.3.2.1 Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :

1. Bahan bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain : debu total kurang dari 150 µg/m2, asbestos kurang dari 0,5 serat/m 3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruangan

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.

b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah dibersihkan.

c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir.

e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

4. Kualitas udara

a. Suhu udara nyaman antara 18–30 0

b. Kelembaban udara 40–70 %

C

c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam

d. Pertukaran udara 5 kaki3

e. Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam /menit/penghuni

f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3

5. Ventilasi

.

Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.

6. Vektor penyakit

Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

8. Sarana penyimpanan makanan

Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.

9. Pembuangan Limbah

a. Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.

b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian

Luas kamar tidur minimal 8 m2

Dokumen terkait