BAB II KAJIAN KERJA SAMA DAERAH DAN PARIWISATA
4.5 Rumusan Format Kelembagaan dalam Kerja Sama
Dari kajian pustaka dan best practice beberapa format kelembagaan dapat diterapkan dalam kelembagaan di Kawasan Dieng yaitu :
1. Kerja sama antar daerah dengan membentuk badan otorita dimana di dalam best practice bisa berupa Regional Management (RM), Sekretariat Bersama (Sekber), dan Badan Kerja sama Antar Daerah (BKAD).
2. Kerja sama antar daerah dengan membentuk badan usaha (swasta) dimana salah satu yang berhasil adalah BTDC Nusa Dua.
Untuk mencari rumusan format kelembagaan yang sesuai untuk kawasan Dieng perlu adanya analisis kesenjangan antara format kelembagaan yang sesuai dengan kajian pustaka dan best practice dengan analisis peran yang telah dilakukan pemerintah dalam kerja sama daerah di kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng yang bisa dilihat dalam Tabel IV.8.
TABEL IV.8
SINTESA ANALISIS GAP/KESENJANGAN FORMAT KELEMBAGAAN KAJIAN PUSTAKA DAN BEST PRACTICE DENGAN PERAN PEMERINTAH DALAM KERJA SAMA ANTAR DAERAH
KAWASAN WISATA DATARAN TINGGI DIENG
No.
Format Kelembagaan Kajian Pustaka dan Best
Practice
Peran yang telah dilakukan
Analisis Kab. Banjarnegara Kab. Wonosobo Provinsi Jateng
1. Kelembagaan kerja sama
yang membuat
keterpaduan antar
kabupaten dan antar sektor dengan kegiatan dominan kawasan :
Ruang
Pariwisata
Infrastruktur
Tahun 2002 melakukan kerja
sama pengelolaan dan
pengembangan kawasan
Dataran Tinggi Dieng dengan bentuk forum meliputi bidang pariwisata, lingkungan, sarana prasarana,
pertanahan,pemberdayaan
masyarakat, keamanan,
pendanaan dengan jangka waktu 5 tahun
Tahun 2002 melakukan kerja
sama pengelolaan dan
pengembangan kawasan
Dataran Tinggi Dieng dengan bentuk forum meliputi bidang pariwisata, lingkungan, sarana prasarana,
pertanahan,pemberdayaan
masyarakat, keamanan,
pendanaan dengan jangka waktu 5 tahun
- Tidak sampai 5 tahun
kerja sama berakhir diperbaharui dengan kerja sama tahun 2005
Tdak berjalan karena lemahnya kompetensi SDM, manajemen yang sederhana, kurang adanya keterlibatan asosiasi, swasta, masyarakat dan ego kedaerahan.
2. Koordinasi antar
pemerintah kabupaten melalui dinas dengan
membentuk lembaga
teknis misal UPTD
Perjanjian sampai tahun 2012 adalah pungutan tiket terusan dan kerja sama hanya bersifat koordinatif antar instansi dengan membentuk UPTD masing-masing
Perjanjian sampai tahun 2012 adalah pungutan tiket terusan dan kerja sama hanya bersifat koordinatif antar instansi
dengan membentuk UPTD
masing-masing
berkewajiban
melaksanakan pembinaan dan pengawasan kerja sama daerah
Provinsi memfasilitasi kesepakatan kerja sama
sebagai desain dan pencetak karcis masuk terusan
Melakukan program
pembangunan untuk
meningkatkan daya tarik wisata
Sulit diimplementasikan dan sulit berhasil dalam mencapai keterpaduan kawasan Kebijakan daerah dijalankan oleh pemerintah kabupaten dengan kepentingan masing-masing. 146
No.
Format Kelembagaan Kajian Pustaka dan Best
Practice
Peran yang telah dilakukan
Analisis Kab. Banjarnegara Kab. Wonosobo Provinsi Jateng
melakukan penguatan kapasitas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kerja sama daerah 3. Pemerintah pusat dengan
membentuk badan otorita
Kabupaten Banjarnegara dan
BP3 mengelola situs
purbakala candi di Dieng
Kabupaten Wonosobo dan
BKSDA mengelola objek
Telaga warna
Provinsi Jateng dan
BKSDA bekerja sama
dalam pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana Telaga Warna
Tidak sesuai dengan otonomi daerah
Keterwakilan pemerintah pusat harus masuk dalam kelembagaan kerja sama
4. Antar pemerintah
kabupaten dengan
membentuk badan otorita
Tahun 2005 dengan
Kabupaten Wonosobo dan Provinsi Jateng membentuk Sekber dengan nama Sekber
Pengelolaan Kawasan
Dataran Tinggi Dieng
Format kelembagaan Sekber kurang sesuai karena kawasan yang dikerja samakan terlalu kecil dan sektor terbatas pada pariwisata
Tahun 2005 dengan
Kabupaten Banjarnegara dan Provinsi Jateng membentuk Sekber dengan nama Sekber
Pengelolaan Kawasan
Dataran Tinggi Dieng
Sekber tidak efektif karena pengelolaan masih sendiri- sendiri
Tahun 2005 dengan
Kabupaten Wonosobo
dan Kabupaten
Banjarnegara membentuk Sekber dengan nama
Sekber Pengelolaan
Kawasan Dataran Tinggi Dieng
Sekber hanya
kepanjangan tangan
dengan fokus pariwisata
Kelembagaan hanya
berfungsi koordinatif
Sekber Tidak Berjalan
Tidak mempunyai tujuan dan struktur organisasi yang jelas
Hanya sebagai embrio
badan profesional
pengelolaan dan
pengembangan pariwisata dan badan ini tidak tersepakati
Kelembagaan hanya
berfungsi koordinatif dan pengelolaan masih sendiri- sendiri
Bidang terbatas pada pariwisata
No.
Format Kelembagaan Kajian Pustaka dan Best
Practice
Peran yang telah dilakukan
Analisis Kab. Banjarnegara Kab. Wonosobo Provinsi Jateng
Regional Management Kurang sesuai dengan
Kawasan Dieng karena ruang lingkup program pada
pengembangan ekonomi
wilayah tidak pada sektor penyelenggaraan pelayanan publik pada suatu kawasan tertentu.
Sekretariat Bersama Sesuai dengan kerja sama
kawasan Dieng karena
sektor pada
penyelenggaraan pelayanan publik
Sebagai badan koordinasi lintas kabupaten dengan sektor pelayanan publik yang dominan
Tenaga profesional
menjadi tidak efisien jika hanya menjadi fungsi koordinasi
Kurang sesuai dengan
pengelolaan dan
pengembangan pariwisata karena berpotensi tidak fokus pada pelaksanaan penyelenggaraan dan conflict of interest
No.
Format Kelembagaan Kajian Pustaka dan Best
Practice
Peran yang telah dilakukan
Analisis Kab. Banjarnegara Kab. Wonosobo Provinsi Jateng
Badan Kerja sama Antar Daerah
Sesuai dengan PP No 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja sama Daerah
Sesuai dengan kerja sama kawasan Dieng karena
sektor pada
penyelenggaraan pelayanan publik
Sebagai badan koordinasi lintas kabupaten dengan sektor pelayanan publik yang dominan
Sesuai dengan kawasan Dieng karena tidak banyak perubahan pada budaya kerja serta komunikasi kerja karena pernah melakukan kerja sama daerah
Kurang sesuai dengan
pengelolaan dan
pengembangan pariwisata karena berpotensi tidak fokus pada pelaksanaan penyelenggaraan dan conflict of interest
No.
Format Kelembagaan Kajian Pustaka dan Best
Practice
Peran yang telah dilakukan
Analisis Kab. Banjarnegara Kab. Wonosobo Provinsi Jateng
5. Swasta yang diberi status khusus
Baik tetapi untuk
mendapatkan investasi dari pihak swasta bukan hal yang mudah, memerlukan proses panjang, dan membutuhkan waktu
PAD dengan pengelolaan sendiri saat ini sudah memenuhi target
Menginginkan pengelolaan dan pengembangan kawasan oleh Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) maupun
badan swasta
Pembagian hasil disesuaikan dengan saham atau sumber daya daerah yang dimiliki
Badan profesional dengan bentuk BUMD bersama atau semi swasta
Sesuai dengan
pengelolaan dan
pengembangan pariwisata
karena fokus pada
pelaksanaan
penyelenggaraan dan tidak terjadi conflict of interest pengelolaan kawasan.
untuk mendapatkan
investasi dari pihak swasta bukan hal yang mudah,
memerlukan proses
panjang, dan
membutuhkan waktu.
Apabila berwujud BUMD harus ada kesiapan
anggaran kedua
pemerintah kabupaten.
Sumber: Hasil analisis penulis,2010
Dari sintesa analisis diatas dapat diketahui untuk kelembagaan yang sesuai pada kawasan Dieng adalah Badan Kerja Sama Antar Daerah (BKAD). Untuk lembaga yang mengelola dan mengembangkan sektor pariwisata adalah badan profesional yang berbentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Bentuk Badan koordinasi kawasan Dieng dan badan pengelola dan pengembangan profesional pariwisata Dieng bisa dilihat pada Gambar 4.9 di bawah ini :
Sumber : Hasil analisis penulis, 2010
GAMBAR 4.9
KELEMBAGAAN KAWASAN WISATA DATARAN TINGGI DIENG
Bupati Banjarnegara dan Bupati Wonosobo
MoU Bupati Persetujuan DPRD
Kabupaten
Koordinator BKAD Rencana Induk Pengembangan
Kawasan Dataran Tinggi Dieng
LAYANAN PUBLIK
Ruang Pariwisata Infrastruktur
BKSDA BP3 Bappeda Kab SKPD Kab LSM Masyarakat Perguruan Tinggi
Bupati lain dalam lingkup pegunungan Dieng SKAD Direktur Direktur Operasi dan bawahannya
Direktur Umum dan Keuangan beserta
bawahannya
DTW DTW DTW
KAWASAN WISATA DATARAN TINGGI DIENG
Badan Kerja Sama Antar Daerah (BKAD) sebagai badan koordinasi mewujudkan keterpaduan perencanaan dan pelayanan publik kawasan dengan sektor kegiatan yang dominan yaitu ruang, pariwisata, dan infrastruktur untuk meningkatkan ekonomi wilayah dengan aspek-aspek pelestarian kawasan. Badan koordinasi ini tidak menutup kemungkinan beranggotakan bukan hanya Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara akan tetapi juga Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan dimana mempunyai aksesibilitas langsung ke kawasan Dieng. Tugas dan fungsi BKAD sebagai berikut :
1) Badan Kerja sama sesuai dengan tugasnya membantu Kepala Daerah untuk melakukan pengelolaan, monitoring, dan evaluasi atas pelaksanaan KSAD. 2) Memberikan masukan dan saran kepada Kepala Daerah masing-masing
mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan apabila ada permasalahan. Kewenangan BKAD adalah mengkoordinasikan daerah-daerah anggota di dalam melakukan perencanaan program kegiatan bersama. Sumber pembiayaan dari APBD dan lembaga/pihak ketiga berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Personil atau sumber daya manusia pada level kebijakan bersumber dari PNS, pada level pelaksana harian dan koordinasi bersumber dari PNS. Peran Provinsi dalam Badan kerja sama daerah ini melakukan supervisi untuk memastikan bahwa kerja sama daerah otonom berada dalam koridor perundangan yang ada.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pariwisata Dieng mengelola dan mengembangkan kawasan sesuai dengan perencanaan terpadu yang dilakukan oleh badan koordinasi. BUMD untuk meningkatkan pertumbuhan pariwisata dan mencapai tujuan pengembangan pariwisata. Pengelolaan dan pengembangan tidak dapat dipisahkan karena pengembangan suatu daerah tujuan wisata adalah menawarkan produk wisatanya dan pelayanan yang diberikan oleh pengelola. Badan usaha ini bertujuan untuk menyelenggarakan tersedianya prasarana dan sarana, mengundang investor untuk membangun fasilitas dan infrastruktur pariwisata, mengelola operasional objek-objek wisata, memelihara kawasan, serta mendorong penciptaan kualitas layanan prima kepada wisatawan dengan mengembangkan kebijakan pariwisata dan lingkungan berkelanjutan. Sumber pembiayaan dari APBD dan lembaga/pihak ketiga berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku. Personil atau sumber daya manusia dari profesional di bidang pariwisata.