• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

F. Kajian Pustaka

Adapun yang menjadi bahan tinjauan pustaka pada penelitian ini antara lain, sebagai berikut:

Pertama, Nuqman Rifai, judul skripsi Penyesuaian Diri Pada Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan (Study Kasus Pada Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan Yatim Piatu Muhammadiyah Klaten).36 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak panti asuhan Muhammadiyah Klaten biasanya memiliki penyesuaian yang tepat, walaupun pada awalnya anak-anak panti asuhan mengalami perasaan khawatir dan tegang saat pertama kali memasuki panti asuhan, namun anak-anak panti asuhan mengatasinya dengan mengikuti semua jenis. Olahraga dan olahraga yang dilakukan secara kolektif dan pada akhirnya anak-anak panti asuhan dapat memodifikasi dengan baik dan menerima keadaan mereka saat ini. remaja di Panti Asuhan Muhammadiyah Klaten mampu mengatasi suatu masalah secara sembrono dan dapat menyelesaikannya melalui musyawarah bersama.

Unsur utama yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri anak panti asuhan adalah lingkungan dan situasi panti asuhan, tidak ada lembaga senior atau junior sehingga tidak menghalangi penyesuaian diri remaja panti asuhan.

Kemudian kendala yang dihadapi melalui anak-anak panti asuhan adalah pola pikir pengasuh yang terkadang memiliki sifat yang sangat keras sehingga anak panti asuhan menjadi takut. Persamaanya adalah sama-sama meneliti remaja di panti asuhan dengan fokus pada proses adaptasi atau sama dengan penyesuaian pada anak asuh remaja di panti asuhan. Perbedaanya hanya saja penyesuaian yang berbeda pada anak asuh remaja dan lokasi penelitian yang

36 Nuqman Rifai, Penyesuaian Diri Pada Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan (Study Kasus Pada Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan Yatim Piatu Muhammadiyah Klaten), (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015).

17

berbeda tempat, suatu keadaan yang berbeda dan hasil penelitian yang berbeda pula.

Kedua, Ikhwani, judul skripsi Pembentukan Karakter Kemandirian Anak Asuh Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas.37 Pandangan ini menemukan bahwa untuk membentuk laki-laki atau perempuan yang mandiri dari anak-anak asuh Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Pekucen, diwujudkan dalam bentuk: 1) Merumuskan gagasan kemerdekaan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penanaman nilai-nilai ketakwaan, 2) Upaya pembentukan karakter kemandirian yang melekat pada pendidikan sehari-hari, yang meliputi; pengembangan kecerdasan, pengembangan spiritual, pengembangan kader, peningkatan kemampuan, perawatan sehari-hari. Persamaanya adalah penelitian ini sama-sama membahas tentang kemandirian dan dilembaga panti asuhan.

Perbedaanya adalah tidak membahas proses adaptasi dan berlokasi yang berbeda tempat dan hasil penelitian yang berbeda pula dan penelitian ini subjeknya berbeda jika penelitian ini subjeknya lebih kepada remaja sedangkan penelitian ikhwani lebih ke umumnya.

Ketiga, Baiq Dian, judul skripsi Proses Adaptasi Dan Interaksi Sosial Anak Panti Asuhan Putri Sinar Melati (IV) Berbah Dengan Lingkungan Sekitar.38 Efek tersebut menegaskan bahwa ada beberapa upaya yang dilakukan melalui anak-anak Panti Asuhan Putri Sinar Melati (IV) sebagai bentuk variasi sosial yang mereka lakukan. Upaya tersebut berupa asimilasi dengan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekitar. Selain itu, anak-anak panti asuhan juga melakukan peniruan untuk versi mereka, dalam proses sosialisasi dan interaksi sosial yang mereka lakukan ada banyak batasan dan masalah yang mereka alami. Hal ini berkaitan dengan pemulihan dan penerimaan masyarakat sekitarnya.

37 Ikhwani, Pembentukan Karakter Kemandirian Anak Asuh Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas, (Skripsi, IAIN Purwokerto, Banyumas 2021).

38 Baiq Dian Hurriyati, Proses Adaptasi Dan Interaksi Sosial Anak Panti Asuhan Sinar Melati (IV) Berbah Dengan Lingkungan Sekitar, (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014)

18

Persamaanya adalah sama-sama membahas tentang proses adaptasi di panti asuhan dan memiliki dua aspek. Perbedaanya adalah tidak membahas proses pembentukan adaptasi dan berlokasi, suasana yang berbada pula.

Keempat, Ervida Dan Ifdil, Judul Jurnal Kemandirian Anak Panti Asuhan.39 menurut penelitian ini dalam beberapa hal tertentu anak memang sebaiknya dilatih untuk hidup mandiri agar ketika dewasa, mereka tidak merasa kesulitan jika harus tinggal jauh dari orang tua, dan sedini mungkin kemandirian itu harus dilatihkan kepada anak panti asuhan. panti asuhan merupakan salah satu lembaga sosial yang sengaja didirikan oleh pemerintah ataupun kalangan swasta dengan tujuan menampung anak-anak terlantar, yang keluarganya tidak ada atau tidak mampu membiayai kehidupannaya. anak-anak yang tinggal dipanti asuhan pada umumnya lebih mandiri bila dibadingkan dengan anak-anak yang tinggal dengan orang tuan. hal ini disebabkan salah satunya oleh ketersediaan materi yang dimiliki oleh orangtua dalam pemenuhan kebutuhan anak yang tinggal dengan orangtua, sementara di panti asuhan, anak-anak harus menerima segala keterbatasan bauk materi ataupun hal lainnya. Persamaanya adalah anak remaja Panti Asuhan Budi Rahayu Al-Barokah dilatih untuk mendiri sejak dini. sedangkan perbedaanya adalah lokasi dan suasana yang berbeda.

Kelima, Putri Ariani, Judul Skripsi Upaya Pembinaan Kemandirian Di Panti Asuhan Untuk Mempersiapkan Masa Depan (Studi Pada Panti Asuhan Sinar Melati IV) Berbah Sleman.40 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat konsep kemandirian yang diterapkan oleh pengurus panti terhadap anak asuh. salah satu buktinya dengan pengurus panti terbuka untuk siapa sa ja mengajarkan kepada anak asuhnya dalam hal apa saja. pengurus panti asuhan juga memberikan kesempatan untuk para warga masyarakat dan dermawan uantuk mengajarkan memasak. selain itu panti asuhan memberikan

39 Erfina Ifdil, “Kemandirian Anak Panti Asuhan”, Indonesian Journal Of School Counseling Vol 3, No 2, 2018, hal 29-34

40 Putri Ariani ,Upaya Pembinaan Kemandirian Di Panti Asuhan Untuk Mempersiapkan Masa Depan (Studi Pada Panti Asuhan Sinar Melati IV) Berbah Sleman (universitas islam negri sunan kalijaga yogyakarta, 2015)

19

kegiatan rutin setiap harinya. berdasarkan konsep kemandirian yang diterapkan oleh pihak panti asuahan, apabila dikaitkan dengan teori interaksionisme simbolik gagasan Mead dalam menerapkan konsep tersebut adanya sikap saling berkomunikasi atau bahasa dalam berinteraksi. bahasa itu sangatlah perlu digunakan dalam penelitian ini. Tanpa ada suatu bahasa dan komunikasi yang baik tentu tidak akan tercipta kemandirian. persamaanya adalah sama-sama memberikan kegiatan-kegiatan rutin setiap harinya.

seangkan perbedaanya adalah memiliki suasana yang berbeda dan lokasi yang berbeda.

Dokumen terkait