• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUNTUHNYA GRANADA DAN IMPLIKASI KOLONISASI BARAT ATAS NUSANTARA

Ahwan Mukarrom

Masuknya Islam ke Eropa Barat

Pada 711 M. gubernur Afrika Utara kedatangan tamu besar dari semenanjung Iberia Andalusia, yang intinya minta bantuan militer untuk balas dendam terhadap Perdana Menteri Roderic. Tamu tersebut adalah Graff Julian, penguasa di Andalusia, semenanjung Iberia yang kekuasaannya dikudeta. Saat itu pula Musa bin Nushair, gubernur tersebut menghadap Khalifah Umayah di Damaskus, minta izin menaklukkan Perdana Menteri Roderic. Maka, pada tahun itu pula Musa bin Nushair memersiapkantiga panglima perang; masing-masing Tharif bin Abdul Malik; Thariq bin Ziyad dan dia sendiri, Musa bin Nushair. Sebagai penjajagan dan pengintaian dikirimlah pasukan kecil di bawah komando Tharif bin Abdul Malik. Ternyata pasukan ini mendapatkan kemenangan dan informasi penting tentang kondisi Andalusia.

Selanjutnya dengan dasar informasi tersebut, dikirimlah pasukan sekitar 7000 personil di bawah komando Thariq bin Ziyad. Mereka menyeberang lautan menuju Andalusia dengan dibantu fasilitas beberapa kapal yang disiapkan oleh Graff Julian. Setelah selamat melewati selat Gibraltar, selat yang menghubungkan benua Afrika dengan Eropa perahu-perahu tersebut, khususnsya milik pasukan Thariq, dihanguskan untuk memberi semangat kepada para tentaranya. Dengan demikian tidak ada harapan sekecil apapun bagi pasukan Thariq bin Ziyad ini untuk kembali ke Afrika Utara atau harapan untuk bisa hidup di tanah seberang ini kecuali dengan berjuang habis-habisan mengalahkan lawan. Kemudian dengan berapi-api Thariq bin Ziyyad mengucapkan pidato sebagai bertikut :

“Wahai tentaraku!!! Kemana kalian akan lari dari medan perang? Lautan ada di belakang kalian, sedangkan musuh ada di hadapan kalian. Demi Allah, yang harus kalian miliki hanyalah kejujuran dan kesabaran. Ketahuilah di semenanjung ini kalian lebih terlantar dari anak yatim yang menanti makanan. Musuh kalian sudah menyambut kalian dengan tentara

dan senjata. Kekuatan mereka berlimpah, sementara kalian hanya punya pedang; dan makanan kalian hanyalah apa yang bisa kalian rampas dari tangan musuh kalian tersebut.

Jika hari-hari berlalu dalam kondisi kalian yang lemah dan kalian tidak mau melakukan apa-apa, kekuatan kalian pasti akan hilang. Perasaan segan dan takut para musuh terhadap kalian, akan berganti menjadi keberanian musuh menghadapi kalian. Oleh karenanya, siapkankan diri kalian untuk berperang dalam situasi yang sulit ini. Kotanya yang terbentengi sudah di depan mata. Pergunakan semua kesempatan jika kalian rela mengorbankan diri kalian.

Aku hanya memperingatkan sesuatu yang aku sendiri khawatir akan hal itu. Aku hanya mau membawa kalian kepada suatu langkah saat aku sudah lebih dulu melangkah. Ketahuilah, jika kalian mau bersabar atas kesulitan-kesulitan ini sebentar saja, nanti kalian akan mendapatkan kelapangan hidup dalam waktu yang lama. Jangan ada perasaan tidak suka di hati kalian terhadapku. Bagian kalian pasti akan lebih banyak daripada bagianku. Dan, kalian pasti sudah mendengar bidadari cantik dari Yunani, yang anggun dibalut perhiasan emasnya, yang tinggal di istana-istana para raja bermahkota.

Amirul Mukminin al-Walid bin Abd al-Malik telah memilih kalian sebagai pahlawan-pahlawan pemberani. Dia telah menunjuk kalian untuk menjadi saudara dan saudara raja-raja di kawasan ini.Ini jelas kepercayaan darinya, karena kalian telah siap bertempur, juga karena kemauan kalian untuk menjadi pahlawan. Hal itu agar mendapat pahala dalam memperjuangkan agama Allah di semenanjung ini atas perjuangan kalian, juga agar apa yang akan didapat dari tempat ini, murni sebagai penghargaan atas perjuangan kalian dari Amirul Mukinin dan kaum Muslim lainnya. Allah Swt. pasti akan menjadi penolong kalian atas apa yang kalian usahakan, juga sebagai pengingat atas upaya kalian baik di dunia maupun di akhirat.

Ketahuilah wahai tentaraku!!! Akulah orang pertama yang menyambut ajakanku pada kalian.Saat terjadi berhadap-hadapan antara pasukan kita dengan pasukan musuh, aku siap berada di garda terdepan menghadapi mereka.Karenanya, bersiaplah berperang bersamaku.Jika aku gugur saat itu, berarti aku sudah memenuhi tugasku memimpin kalian.Tapi, jangan biarkan terlalu lama tidak ada lagi seorang pahlawan cerdas yang kalian andalkan. Karenanya, jika aku gugur sebelum aku sampai di medan perang, maka gantikan aku untuk memimpin tugas mulia ini. Terus maju dan taklukkan semenanjung ini, karena nanti setelah ditaklukkan, musuh

kalian itu akan berada di bawah kendali kalian.” (dikutip dari Asyhar al -Khatob al-‘Arabiyah)305

Selat Gibraltar yang menghubungkan benua Eropa dengan benua Afrika ini memang tidak terlalu jauh. Untuk ukuran sekarang, kira-kira bisa ditempuh dengan kapal Ferry modern selama kurang lebih 3,5 jam, mulai dari Maroko di Afrika Barat sampai dengan Sevilla di Eropa Selatan, sehingga pasukan Thariq tersebut tidak terlalu lelah ketika harus menyeberangi selat tersebut.

Dalam sejarah panjangnya, kekaisaran Romawi Timur yang beribukota di Konstantinopel (Istanbul), terletak di Eropa Timur sebagai super power dunia

saat itu telah menguasai semenanjung ini sejak 133 M.306 Di masa pemerintahan

Romawi, masuk pula sejumlah besar bangsa Yahudi ke daerah ini. Kemudian setelah itu bangsa Vandal menyerang semenanjung itu pada abad V M. Setelah itu bangsa Goth menyerang pula pada permulaan abad VI M dan mengusir bangsa Vandal ke daerah-daerah Afrika Utara.

Dengan melihat kondisi-kondisi tersebut terlihat bahwa daerah ini selalu mengalami goncangan di segala bidang, yang meliputi poilitik, ekonomi, budaya dan agama. Faktor-faktor demikian pula yang menyebabkan kaum Muslim Afrika Utara menganggap enteng kekuatan-kekuatan negeri di semenanjung Iberia. Faktor-faktor ini juga menyebabkan kaum Muslim untuk menyerbu wilayah ini. Daerah ini disebut dengan Andalusia karena bangsa Vandal pernah menduduki wilayah ini.

Di samping semangat juang kaum Muslim dari Afrika Utara dan lain-lain, bantuan yang cukup signifikan juga diberikan oleh Yulian untuk membalas dendam kepada Roderic. Menjelang berkecamuknya perang, Musa bin Nushair, Gubernur Afrika Utara memberikan bantuan lagi 5000 pasukan perang. Dengan demikian makin mudahlah bagi Thariq untuk memenangkan pertempuran di Semenanjung Iberia. Dalam pertempuran itu tidak sedikit pula bantuan kaum Yahudi yang tertindas oleh Roderic. Lebih-lebih pasukan yang dimiliki Roderic banyak

305 Diedit dari Ibn Abdi Rabbih, al-‘Iqdul al-Farid, (Kairo: Tab’ah al-Azhariyah, 1928), dan lihat al-Muqri al-Tilmisani, Nafkhu al-Tayyib Fi Gusli Andalus al-Ratib, (Beirut: Dar al-Fikr, 1998).

di antaranya kaum budak yang tertindas, sehinggga ketika mereka melakukan perang tidaklah sepenuh hati, melainkan mudah menyerah demi menyelamatkan diri. Dengan demikian, satu persatu kota-kota besar di semenanjung ini takluk. Pasukan Muslim terus melaju dari Sevilla hingga menguasai kota Toledo, ibukota Kerajaan Goth, kemudian Cordova dan Malaga, Granada. Sementara kaum Kristen Katolik yang masih setia kepada Roderic melarikan diri ke utara, mendekati pegunungan Pyrenia di daerah Perancis selatan.

Tatkala pasukan Thariq bisa menguasai Andalus, datang pula Musa bin Nushair menjadi komandan, bahu-membahu dengan Thariq untuk meratakan jalan di willayah tersebut. Akhirnya kota Sevilla, Sirmona jatuh pula ke tangan kaum Muslim. Keduanya terus menuju ke arah utara dan mampu menaklukkan kota Saragosa, Catalonia, Barcelona, Arragon dan juga Castillia. Dari sini mereka berdua bermaksud meneruskan penaklukan ke barat, Shakrah, dan berhenti sebelum mencapai tujuannya,

Terhadap urungnya penaklukan ke Shakhrah ini, para sejarawan dan komentator memberikan komentarnya. Di antaranya, mereka berpendapat bahwa dengan mengabaikan penaklukan Shakhrah yang kecil ini, akhirnya membawa resiko dan akibat yang amat fatal di hari kemudian. Kenyataannya dalam sejarah, dari daerah inilah para pangeran Katolik yang masih hidup mulai kembali menyusun kekuatan yang akhirnya dapat memukul balik kaum Muslim secara keseluruhan dari semenanjung Iberia/Andalusia.

Ada pendapat yang menyatakan mengapa Musa dan Thariq menghentikan penaklukannya di daerah-daerah ini. Sebagian pendapat mengatakan karena Musa menginginkan untuk penaklukan yang lebih strategis dan lebih besar ke timur,

Konstantinopel, Ibukota Romawi Timur dari arah Barat (Eropa Barat),307 hal ini

karena terinspirasi kegagalan khalifah pertama bani Umayah, Muawiyyah bin Abi Sufyan untuk menaklukkan kota tersebut pada tahun 42 H, bahkan salah satu komandan tentaranya, sahabat Abu Ayyub al-Anshary wafat dan dimakamkan

di Konstantinopel, dekat dengan benteng Konstantin.308 Keinginan Musa bin

Nushair untuk menaklukkan Konstantinopel ini ternyata juga tidak terwujud. 307 Raghib as Sirjani , Qissatul al-Andalus min as Suniy ila as Suqut Bangkit dan Runtuhnya Andalus (Jakarta: Pustaka

al Kautsar 2015), 91. 308 Ibid, 163.

Adapun penaklukan semenanjung Iberia/Andalus selanjutnya diteruskan pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Aziz, yakni dengan mengangkat Samakh bin Malik al-Khulaini sebagai panglima perang dan sekaligus sebagai gubernur di Andalus. Sayang sekali gubernur sekaligus panglima perang yang ditunjuk oleh Umar bin Abdul Aziz, Khaulani mengalami kekalahan dalam perang di Perancis Selatan.

Abdurrahman al-Ghafiqi, pengganti Samahk al-Khulaini yang diangkat oleh Gubernur Afrika Utara, serta merta menarik pasukannya ke Tarragona demi menghindari korban yang terlalu banyak. Dari sini orang-orang Katolik mengetahui adanya kelemahan orang-orang Islam tersebut. Mereka kemudian mengangkat Karel Martel menjadi panglima perang Katolik melawan pasukan Muslim di bawah panglima dan gubernur Abdurrahman al-Ghafiqi. Karel Martel dapat melakukan konsolidasi bagi kaum Kristen, bukan hanya semenanjung Ibaria saja akan tetapi hampir Eropa Barat seluruhnya, khususnya Perancis dan akhirnya dapat mengalahkan Abdurrahman al-Ghafiqi. Dengan gugurnya al-Ghafiqi inilah yang kemudian menjadi titik balik kondisi kaum Muslim di Andalusia. Kaum Muslim bercera-berai dan saling jegal antar mereka, yang masing-masing menggunakan kekuatannya demi mendapatkan kekuasaan.

Pendapat lain menyatakan bahwa dalam penaklukan semenanjung Iberia ini terdapat rivalitas antara Musa, sang gubernur dengan panglimanya, Thariq bin Ziyad. Menurut berita tersebut Tariq dipenjarakan di sana. Dalam penjara ternyata Thariq dapat dengan sembunyi-sembunyi menulis surat yang dikirimkan kapada Khalifah al-Walid. Setelah membaca surat itu khalifah memerintahkan Musa bin Nushair untuk membebaskan Thariq dan dimintanya bersatu menaklukkan Iberia

, Wallhu A’lam.309

Setelah kekalahan Abdurrahman al-Ghafiqiy pada perang ini terhentilah upaya penaklukan terhadap wilayah-wilayah semenanjung Iberia/Andalusia bagian utara. Perang ini dianggap sangat penting menurut para sejarawan muslim, sebab seandainya perang ini dapat dimenangkan kaum Muslim, niscaya seluruh Eropa akan jatuh ke tangan kaum Muslim dan Islam akan berkembang di benua

309 Hasan Ibrahim Hasan. Tarikh al Islami al Siyasi wa al-Tsaqofi wa al-ijtiimai, Terjemahan H.A. Bahauddin,(Jakarta, kalam Mulia 2001), 87.

Eropa. Kenyataannya setelah itu kaum Muslim surut dan kembali ke Andalusia sehingga tidak berkuasa atas wilayah-wilayah di belakang Pyrenia. Dampak yang diraih Karel Martel ini adalah menjulangnya prestise dan popularitas Karel Martel dan menjadi icon serta simbol persatuan dan kemenangan kaum Katolik di Eropa.

Namun demikian, meskipun penaklukan-penaklukan semenanjung Iberia terhenti dengan kekalahan dan wafatnya Gubernur Abdurrahman al Ghafiqiy pada tahun 113 H, di sana masih tercatat prestasi politik Bani Umayah dengan memproklamasikan keamiran (setingkat Gubernur). Bahkan setelah itupun justru mampu memproklamasikan berdirinya keamiran Bani Umayah di Andalus

Perlu diketahui bahwa pasukan penakluk semenjung Iberia di bawah panglima Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair terdiri dari tiga kelompok kekuatan. Masing-masing adalah : pertama berasal dari Arab Yaman; kedua berasal dari Arab Qois dan ketiga dari Barbar, Afrika Utara. Ketika penguasa ditunjuk dari salah satu kelompok, maka muncul resistensi dari kelompok lain, yang juga merasa berjasa atas penaklukan semenanjung Iberia. Konflik intern ini diperparah pula dengan munculnya semangat ashabiyyah, ditambah lagi kontrol dari khalifah yang lemah karena telah terpisah dari pusan kekhallifahan Umayah, Damaskus. Karena jarak antara Damaskus dan semenanjung Iberia itu sangat jauh. Akibat konflik intern ini beberapa hal perlu dicatat, masing-masing adalah :

1. Banyak wilayah yang mulai melepaskan diri khususnya di dekat Perancis.

2. Kerajaan-kerajaan Katolik di wilayah barat daya mulai muncul terutama di daerah al-Shakhrah yang kemudian popular dengan Kerajaan Leon.

3. De Facto, wilayah Andalusia (semenanjung Iberia ) telah terpisah dengan pusat pemerintahan kekhalifahan Umayah di Damaskus. 4. Wilayah semenanjung Iberia terbagi menjadi berbagai

kelompok-kelompok kecil yang saling menyerang, serta munculnya pemberontakan- pemberontakan yang tidak ada ujungnya.