PEROLEH AN KURSI
5. Bahwa saksi Partai PAN Sdr. Basir Kia Tokan, saksi Partai PBB Sdr
Muhammad Pintar, saksi Partai PPP Sdr. Ali Mashud bersama–sama
mengajukan keberatan:
a. Perbedaan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih (Model D-1 Nomor 1 point 4) dari rekapitulasi hasil perolehan penghitungan suara tingkat PPS Kelurahan Nunleu, dimana data yang dicantumkan oleh PPS Nunleu pada Model D-1 DPR dan Model D-1 DPRD Provinsi berjumlah sama namun berbeda dengan Model D-1 DPRD Kab/Kota.
URAIAN FORMULIR/
SERTIFIKAT TEMUAN ALAT BUKTI
Jumlah Seluruh Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih Model D-1 DPR Hal 1, Point 4 3.562 Lampiran 1.a.1 Model D-1 DPRD Provinsi Hal 1, Point 4 3.562 Lampiran 1.a.2 Model D-1 DPRD Kab/Kota Hal 1, Point 4 3.859 Lampiran 1.a.3
Dengan demikian terjadi selisih jumlah seluruh yang menggunakan hak pilihnya baik Model-1 DPR dengan Model D-1 DPRD DPRD Kab/Kota, maupun Model D-1 DPRD Provinsi dengan Model D-1 DPRD Kab/Kota sebanyak 27 suara.
b. Adanya fakta Form D-1 DPRD Kab/kota yang diberikan oleh PPS Nunleu kepada saksi partai politik tidak dicatumkan data (angka) rekapitulasi hasil perolehan penghitungan suara sah partai politik secara keseluruhan pada 9 (sembilan) TPS dari 13 (tiga belas) TPS di Kelurahan Nunleu yaitu TPS 4,
TPS 5, TPS 6, TPS 7, TPS 8, TPS 9, TPS 10, TPS 11, TPS 12 dan TPS 13 (alat bukti lampiran: b).
6. Bahwa atas dasar keberatan ini saksi-saksi partai politik berpendapat bahwa belum ada kepastian perolehan suara partai politik di Kelurahan Nunleu. Karena itu Ketua PPK Kota Raja memerintahkan Ketua PPS Kelurahan Nunleu
Sdr. Mias Tubbenu untuk membuka kotak hasil pleno PPS di Kelurahan
Nunleu dan disaksikan oleh saksi–saksi Parpol yang mengajukan keberatan serta Anggota Polri yang bertugas hari itu untuk mengeluarkan Formulir Model C-1 untuk melakukan pembuktian data di setiap TPS di Kelurahan Nunleu dan ditemukan:
a. Kotak suara dibuka ternyata tidak ditemukan Model C-1 yang dimaksud dalam kotak suara hasil pleno PPS Kelurahan Nunleu (alat bukti : Saksi
Partai PAN, PBB, PPP dan Anggota Polri yang bertugas saat itu).
b. Ketua PPS Nunleu Sdr. Mia Tubbenu mengatakan kepada saksi Parpol, Panwas Kecamatan dan didengarkan oleh masyarakat umum yang hadir saat itu dan Anggota Polri yang bertugas bahwa: Pada saat dirinya pergi membawa C-1 untuk digandakan (copy) sekembalinya ternyata kotak suara tersebut sudah di gembok.
7. Bahwa atas temuan dan kejadian-kejadian khusus ini, saksi dari PAN, PBB, dan PPP mempertanyakan:
• Mengapa jumlah seluruh pemilih yang menggunakan hak pada Model D-1 bisa berbeda?
• Dengan alasan apa PPS tidak mencantumkan data rekapitulasi hasil penghitungan suara pada tanggal 9 (sembilan) TPS dari 13 (tiga belas) TPS di Kelurahan Nunleu pada Model D-1?
• Bahwa menurut Ketua PPS, sekembalinya dari menggandakan Model C-1, peti suara sudah digembok. Pertanyaan para saksi : Siapa yang menggembok? Bukankah penggembokan dan pemberian segel hanya dapat dilakukan bila semua dokumen sudah dimasukkan dalam kotak suara dan disaksikan oleh PPS, PPL, dan saksi Parpol? Mengapa kotak suara bisa digembok, sedang Ketua PPS sendiri tidak berada di lokasi?
8. Bahwa pada tanggal 19 April 2014 di PPK Kecamatan Kota Raja Partai PAN melalui Sdr. Felix D. Dando mengajukan pergantian surat mandat saksi dari
PAN. Saksi yang sebelumnya Sdr. S.P Neparasi sebagai saksi II di tingkat PPK digantikan oleh Sdr. Felix D. Dando. Pengajuan pergantian saksi ini ditolak oleh Ketua PPK dengan alasan tidak bisa digantikan karena PAN sudah mengajukan saksi sebelumnya. Atas dasar desakan massa yang terus meminta Sdr. Felix D. Dando kembali ke ruang rapat dan berniat menjelaskan kedudukan dirinya dalam rapat rekapitulasi penghitungan sura tingkat PPK yang sedang berlangsung dengan menunjukan surat mandate sebagai saksi dari PAN. Ketua PPK tetap menolak dan akhirnya Ketua DPD PAN Kota Kupang Sdr. Crispinanus Matutina datang dan menjelaskan kewenangan partai dalam menempatkan orang yang berhak selaku saksi PAN dalam rapat dimaksud, dan sekaligus menyerahkan surat mandat saksi PAN atas nama Sdr. Felix D. Dando kepada Ketua PPK dan menarik surat mandat yang pertama atas nama Sdr. S.P. Neparasi. Rapat pun dilanjutkan dimana saksi PAN Sdr. Felix D. Dando mengajukan keberatan dengan materi sebagaimana yang telah diajukan oleh saksi PAN, PBB, dan PPP pada hari Kamis, 17 April 2014 khususnya permasalahan PPS Kelurahan Nunleu. Ketua PPK mengatakan menggunakan data pada Sertifikat Model C-1 PPS Nunleu yang telah diambil dari KPU Kota Kupang sehingga kembali mendapat tangapan dari saksi PAN. Perdebatan perbedaan pendapat berlanjut dan akhirnya karena tidak ditemukan kesepakatan antara saksi PAN dan Ketua PPK, rapat pun diskors oleh Ketua PPK dengan alasan kesempatan umat Kristiani mengikuti ibadah di Gereja.
9. Pada tanggal 20 April 2014 rekapitulasi pleno PPK Kecamatan Kota Raja melanjutkan penghitungan di Kelurahan Nunleu. Ketua PPK membacakan data dari Sertifikat Model C-1 PPS Kelurahan Nunlleu yang diambil dari KPU Kota Kupang untuk pembanding terhadap Model C-1 yang ada pada saksi Parpol namun ditolak oleh saksi PAN, PBB, PPP, dan PKPI. Ketua PPK tetap membacakan data pembanding, saksi PAN meminta Ketua PPK untuk membuat berita acara yang isinya menyatakan bahwa data pembanding sah menurut aturan yang berlaku.
10. Bahwa secara arogan, Ketua PPK tetap melanjutkan membaca data untuk diterima oleh saksi Parpol sebagai data pembanding. Bahwa saksi PAN meminta Ketua PPK untuk membuat berita acara yang isinya menyatakan bahwa data pembanding sah menurut aturan yang berlaku, saat itu Ketua PPK
secara lisan menyanggupi untuk membuat berita acara. Pernyataan untuk membuat berita cara sebagaimana diajukan saksi PAN tersebut disaksikan oleh saksi-saksi Parpol lain, Panwascam, dan Anggota Polri yang bertugas. Namun sampai batas waktu ketika Ketua PPK akan menutup rapat rekapitulasi suara di tingkat Kecamatan, berita acara tersebut tidak pernah dibuat . Ketua PPK tetap menolak membuat dan tanpa mencabut scors rapat yang terjadi akibat perbedaan pandangan saksi PAN dan Ketua PPK, rapat pun bubar tanpa ditutup oleh Ketua PPK.
11. Pada pukul 20.00 Wita hari Senin, 21 April 2014 saksi PAN an. Sdr. Basir Kia
Tokan mendatangi Kantor PPK untuk meminta Sertifikat Model DA-1 tentang
rekapitulasi hasil perolehan penghitungan saura di tingkat Kecamatan Kota Raja pada Anggota PPK Kota Raja. Anggota PPK an. Sdr. Andre Tabun menyerahkan kepada saksi PAN salinan (copy) Formulir DA-1 yang sudah dibubuhi stempel basah dan tandatangan basah.
12. Tanggal 22 April 2014 dilaksanakan rapat rekapitulasi hasil perolehan penghitungan suara lanjutan di tingkat KPU Kota Kupang. Pembacaan hasil rekapitulasi tingkat Kecamatan Kota Raja oleh Ketua PPK belum sempat dibacakan saksi PAN dan PBB memprotes dengan alasan hasil yang dibacakan tidak sah karena ada perbedaan angka pemilih DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Saksi PAN sudah membuat laporan keberatan yang sudah diserahkan kepada Ketua PPK akan tetapi belum ada tanggapan.
13. Bahwa KPU kemudian mengambil alih rapat dengan mengatakan bahwa KPU Kota bukan tempat menyelesaikan sengketa di tingkat PPK, namun KPU hanya membacakan hasil.
14. Bahwa ketika ada kesempatan untuk mengajukan pendapat saksi PAN mempertanyakan hilangnya C-1 Hologram yang semestinya berada di Kotak PPK, yang menyebabkan Ketua PPK mengambil salinan Model C-1 dari KPU Kota, serta mempertanyakan. Atas kejadian seperti di atas, saksi PAN mengajukan keberatan kepada PPK.
15. Bahwa ada dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu Kecamatan Kota Raja tarhadap Form DA-1 dan pemalsuan tandatangan saksi PAN. (bukti: Sertifikat DA-1).
16. Bahwa saksi PAN meminta Sertifikat DA-1 dari PPK, kemudian diberikan
fotocopy DA-1 oleh PPK Kotaraja di Kantor KPU Kota Kupang yang telah
dibubuhi stempel dan tanda tangan. Bahwa terhadap formulir ini, saksi PAN menemukan adanya dugaan pemalsuan tanda tangan pada kolom saksi Nomor 8 yang mana seharusnya merupakan kolom saksi PAN. Bahwa saksi PAN sejak awal menolak perolehan suara di PPK, sekaligus menolak untuk menandatangani Sertifikat DA-1 yang diberikan PPK, kolom 8 telah ditandantangani. Bahwa secara de facto ada 12 (dua belas) saksi Parpol berdasarkan urutan Parpol Peserta Pemilu. (Bukti P-….)
17. Bahwa setelah melihat hal-hal tesebut di atas Sdr. Felix D. Dando selaku Caleg Dapil 5 Kota Kupang dan saksi PAN menyampaikan beberapa hal prinsip yang dilanggar Termohon, sehingga muncul permasalahan-permasalahan antara lain:
a. Perbedaan jumlah pemilih antara DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota di Kelurahan Nunleu pada Formulir D-1 yang diterima saksi PAN.
b. Tidak terisinya data rekapitulasi hasil penghitungan perolehan Parpol di 9 TPS dalam lampiran halaman 2 Formulir D-1 DPRD Kab/Kota yang diterima saksi Parpol.
c. Hilangnya Sertifikat C-1 Hologram yang semestinya berada didalam kotak suara.
d. Pembacaan data pembanding oleh Ketua PPK dengan menggunakan data yang diambil dari KPU Kota Kupang sementara Sertifikat C-1 Hologram PPS untuk PPK yang semestinya dimasukkan dalam kotak suara.
PETITUM
Berdasarkan dalil yang disampaikan sebagaimana tersebut di atas, Pemohon memohon kepada Mahkamah Konstitusi untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut.
- Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
- Membatalkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 411/Kpts/KPU/Tahun
2014 tentang Penetapan Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2014, bertanggal 9 Mei 2014, untuk pemilihan Anggota DPRD Kabupaten/Kota sepanjang di Daerah Pemilihan 5 Kupang;
- Mengabulkan permohonan Pemohon untuk diadakan Pemilihan Suara Ulang di
Kelurahan Nunleu;
- Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum untuk melaksanakan putusan
ini.
Atau Apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan seadil-adilnya (exaequo et bono).
[2.11] Menimbang bahwa untuk membuktikan dalilnya, Pemohon mengajukan
alat bukti surat/tulisan yang diberi tanda Bukti P-8.1 sampai dengan Bukti P-8.8 dan disahkan dalam persidangan tanggal 28 Mei 2014, dan Bukti P-8.10 yang disahkan dalam persidangan tanggal 05 Juni 2014 sebagai berikut.
Nomor Kode Bukti Alat Bukti Keterangan 1. P-8.1 SK KPU Nomor
411/Kpts/KPU/2014
Keputusan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 411/Kpts/KPU/2014 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam Pemilihan Umum 2014 yang
diumumkan secara nasional pada tanggal 9 Mei 2014
2. P-8.2 SK KPU Nomor 166/Kpts/KPU/Tahun 2013
Penetapan dan
Pengundian Nomor Urut Partai Politik Peserta Pemilihan Umum tahun 2014 bertanggal , Pemohon adalah salah
satu partai politik peserta Pemilu Tahun 2014 dengan Nomor Urut. 8 3. P-8.3 Form C-1 Nunleu TPS 1
s.d. 13
Menunjukkan jika dijumlahkan akan ada perbedaan antara suara sah dan hak pilih
4. P-8.4 Model D-1 DPRD Kab/Kota Desa Nunleu
TPS 7 sampai dengan TPS 13 tidak ada tulisan apapun atau Kosong dan ada perbandingan
jumlah pemilih yang berbeda
5. P-8.5 Model D-1 DPR RI Pemilih pada tingkat DPRD dan DPR RI jumlahnya berbeda 6. P-8.6 Model DA Kecamatan
Kota Raja Kota Kupang
Terlihat keberatan Saksi karena C-1 tidak dalam kotak suara dsan juga Ketua PPS membagikan C-1 yang tersimpan di PPS untuk dipergunakan di Pleno tapi ditolak Para Saksi Parpol PAN, PBB, PKS, dan PKPI karena ada coretan namun tidak ada paraf
7. P-8.7 DA-1 DPR RI
Kecamatan Kota Raja Kota Kupang
Perbandingan pemilih
8. P-8.8 DA-1 DPD RI
Kecamatan Kota Raja Kota Kupang
9. P-8.10 DB KPU
Selain itu, Pemohon juga mengajukan 2 orang Saksi yang telah memberikan keterangan di bawah sumpah dalam persidangan tanggal 5 Juni 2014 yang pada pokoknya sebagai berikut: