• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS

D. Salah Saji Material

Auditor memiliki tanggungjawab untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak mengandung salah saji yang material. Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan atau kecurangan. Perbedaan antara kecurangan dan kekeliruan adalah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan keuangam. Kecurangan mengacu pada kesalahan yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan menyesatkan pembaca/pengguna laporan keuangan dengan tujuan tertentu sedangkan kekeliruan adalah tindakan yang tidak disengaja diakibatkan oleh salah perhitungan, salah pengukuran, salah estimasi serta salah interpretasi standar akuntansi (Mulyani dan Rindah, 2011).

Salah saji material yang timbul karena kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk

kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen. Kecurangan dalam laporan keuangan seperti manipulasi catatan akuntansi/dokumen pendukung lainnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan, representasi yang salah dalam atau menghilangkan dari laporan keuangan, salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aset seringkali disebut dengan penyalahgunaan/penggelapan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penggelapan tanda terima barang/uang, pencurian asset, dll.

Ada beberapa faktor utama penyebab timbulnya kecurangan itu sendiri, yaitu adanya kerja sama dengan pihak ketiga, adanya kerja sama antara pegawai instansi, adanya internal audit yang kurang memadai yang dapat memiliki dampak yang material terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan sehingga auditor eksternal tidak dapat memberikan pendapat “wajar tanpa pengecualian”. Penentuan apakah suatu laporan keuangan telah disajikan secara wajar pada umumnya dilakukan melalui pengujian (testing) terhadap sejumlah sampel dan bukan pengujian terhadap keseluruhan populasi.

Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kecurangan sebagai suatu kesalahan,

dimana kecurangan adalah tindakan yang disengaja dalam memberikan laporan tentang fakta-fakta material yang salah, sehingga seseorang salah dalam mengambil keputusan karena menganggap fakta-fakta itu benar (Mulia dkk, 2017).

Kesalahan pencatatan akuntansi bisa dikategorikan menjadi kelalaian dan kecurangan, dimana kelalaian mengacu pada salah perhitungan, salah estimasi dan salah interprestasi standar akuntansi, sedangkan kecurangan mengacu pada kesalahan akuntansi yang dilakukan secara sengaja dengan cara membaca atau menyesatkan laporan keuangaan (Mulyani dan Rindah, 2011). Kategori kecurangan ini didasarkan atas motivasi yang menguntungkan diri sendiri atau kepentingan kelompok. Pengendalian internal di lingkungan instansi pemerintah dikenal sebagai suatu sistem yang diciptakan untuk mendukung upaya agar penyelenggaraan kegiatan pada instansi pemerintahan dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif, dimana pengelolaan keuangan negara dapat dilaporkan secara andal, aset negara dapat dikelola dengan aman, dan tentunya mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Tindakan yang sering dilakukan dalam praktik kecurangan akuntansi adalah tindakan yang menyebabkan kesalahan pelaporan dalam laporan keuangan, atau suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Namun pada kenyataannya masih terjadi tindakan penyimpangan pada laporan keuangan sehingga informasi yang ada dalam laporan keuangan menjadi tidak relevan dan tidak dapat diandalkan (Artini dkk, 2014). Kecurangan

akuntansi yakni salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja maupun tidak sengaja jumlah nominal atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva yang berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

E. Rerangka Pikir

Laporan keuangan adalah media utama untuk menyampaikan informasi keuangan kepada masyarakat dimana pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mengelola keuangan secara mandiri sehingga hal ini menjadi salah satu penyebab terjadi penyimpangan (Adi dkk, 2016). Meskipun dengan melihat kejadian pada umumnya yang ada di dalam dunia sektor publik, terdapat berbagai tindakan penyimpangan dalam laporan keuangan yang sering dilakukan dan merupakan salah satu tindakan kecurangan akuntansi, berupa penghilangan jumlah nominal dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Namun fakta tersebut tidak berlaku untuk beberapa daerah contohnya kota Makassar, hal ini dibuktikan dengan presetasinya mendapatkan penghargaan piagam Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK berturut-turut sebanyak tiga kali.

Hal ini menandakan bahwa internal audit pemerintah kota Makasaar dalam hal ini Inspektorat bekerja sebaik mungkin dalam melakukan tugasnya

sehingga pengendalian internal berjalan dengan baik dan efisien. Pencegahan permasalahan kecurangan akuntansi perlu dirancang suatu sistem pengendalian internal yang efektif. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh internal audit pemerintah kota Makassar terbagi atas dua macam yaitu upaya yang dilakukan berdasarkan instansi dan berdasarkan individu. Bila melihat dari sisi instansi maka upaya yang dilakukan oleh Inspektorat kota Makassar untuk mencegah terjadinya salah saji material cukup luas yakni dengan mengikuti aturan sesuai dengan Peraturan Walikota Makassar Nomor 81 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Inspektorat Daerah. Selain itu juga dengan melakukan pelatihan-pelatihan kepada auditor agar meningkatkan kompetensinya.

Dilihat dari sisi individu, upaya yang dilakukan sebagai auditor internal Inspektorat kota Makassar yakni dengan melakukan evaluasi diri terhadap kesalahan yang diperbuat sebelumnya baik itu sengaja maupun tidak. Sehingga hal inilah yang menjadikan muhasabah (evaluasi diri) penting untuk diaplikasikan manusia dalam menjalani kehidupan, dan dapat bercermin dari apa yang telah terlewatkan, melakukan evaluasi dan koreksi terhadap kekhilafan yang pernah diperbuat, mengambil hikmah dan pelajaran darinya, serta mempersiapkan sesuatu yang jauh lebih baik dan bermanfaat untuk masa depan. Selain dapat mendorong orang untuk menyadari kekhilafannya, dapat pula memotivasi orang mendekatkan diri kepada Allah dan mendorong kearah hidup bermakna dalam dataran kesehatan mental, dan hidup yang bermanfaat.

Terlepas dari itu, apabila dikaitkandengan teori maka teori atribusi dirasa sesuai dengan tulisan ini dimana teori atribusi menggambarkan bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa, mempelajari bagaimana seseorang menginterpretasikan alasan atau sebab perilakunya. Apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal misalnya sifat, karakter dan sikap atau disebabkan oleh faktor eksternal situasi atau keadaan tertentu yang memaksa seseorang melakukan perbuatan yang kurang baik. Sehingga dengan adanya upaya internal

audit yang baik dan didukung oleh upaya para individu yang terdapat dalam

instansi tersebut maka melahirkan pencegahan salah saji material yang baik. Adapun gambar rerangka fikir secara sederhana sebagai berikut.

Gambar 2.1 Skema Rerangka Pikir

Internal Audit Pencegahan Salah Saji Material Teori Atribusi Individu Perspektif Islam Pengendalian Internal Instansi

32

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait