• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAM CI CIANG

Dalam dokumen PendeKar asMara Tangan iBlIs (Halaman 25-165)

Sore hari ... di belakang puncak pegunungan Hoa San Pay. Seorang gadis berusia tujuh belas tahun sedang berlatih ilmu pedang Hoa San Kiam Sut melawan lima orang tosu berpakaian serba putih.

Dihadapannya tampak bersila seorang kakek berambut putih yang sudah ubanan yang berusia sekitar 80 tahunan.

Gadis yang cantik dan mengiurkan itu bukan lain adalah Cu In Lan. Pertemuan pertamanya dengan Han Sian memberikan berkah yang tidak sedikit padanya.

Selama tujuh hari Han Sian menyatakan rela menebus kesalahannya dengan mengajarkannya Ilmu Thian In Hui Cu (Terbang Menunggang Awan Langit) dan Pukulan Inti Petir Murni.

Saat dia kembali ke Hoa San Pay, kebetulan dia bertemu dengan salah satu sesepuh partainya yang sudah lama mengasingkan diri. Yaitu yang lebih dikenal dengan nama Hoa San Siang Jin.

Hoa San Siang Jin ini sebenarnya adalah Toa Susiok (Paman Guru tertua) dari Ciangbun Jin Hoa San Pay yang sekarang.

Begitu melihat bakat yang dimiliki oleh Cu In Lan, dan karena turut juga merasakan gejolak dunia Kang Ouw yang ada, maka Hoa San Siang Jin berkenan mengambil anak dara ini untuk menjadi murid penutupnya.

Sementara kelima orang yang mengeroyoknya itu adalah kelima orang Sute dari Pek Mau Sian Jin, yaitu ketua Hoa San Pay.

Pertempuran berlangsung dengan dahsyat. Tubuh kelima orang tosu itu berkelebat memainkan Hoa San Kiam Tin yang ampuh. Pedang mereka berkelebat membentuk sinar panjang dan tebal mengurung In Lan.

Namun yang hebatnya, Cu In Lan tidak nampak terdesak, meskipun nampaknya sangat sulit untuk menang dengan cepat Dia memainkan ilmu pedang ciptaan gurunya yang bernama Pat Liong Kiam Li Hoat(Tarian Pedang Delapan Naga) sambil mengerahkan Thian In Hui Cu. Sementara tangan kiri Cu In Lan dengan tiga jari terbuka selalu memuntahkan ledakan-ledakan dengan ilmu Inti Petir Murni yang sudah digubah dan

disempurnakan oleh gurunya agar selaras dengan ilmu Sam Ci Ciang (Pukulan Tiga Jari) dari Hoa San pay.

Setelah lebih dari 150 jurus berlalu, akhirnya terdengar suara kakek itu. Cukup ! Lan-jie, cukup ...! Engkau sudah lulus!

Terlihat senyuman yang senang dari wajah gadis itu tatkala mendengar seruan gurunya. Bersamaan dengan Hoa San Kiam Tin yang menarik serangan mereka, gadis inipun melejit ke atas sambil berputaran tiga kali dan turun dihadapan Suhu-nya dengan tanpa suara.

Suhu, apakah itu berarti bahwa murid sudah boleh turun gunung? Kembali Cu In Lan bertanya lembut tapi wajahnya harap-harap cemas.

Betapa tidak. Cukup lama Cu In Lan berlatih keras. Siang malam hampir tanpa henti. Meskipun mulutnya tidak berucap, namun hatinya tiada henti selalu merindukan suatu nama Han Sian dalam hatinya. Dan sekarang kesempatan yang dia nanti-nantikan untuk turun gunung telah tiba. Itulah sebabnya saat gurunya meminta kelima Suheng-nya untuk

mengujinya, Cu In Lan berupaya mengerahkan segala kemampuannya, dan sekarang dia dinyatakan lulus. Betapa senang hatinya.

Baiklah, Lan-jie, kau boleh turun gunung setelah tiga hari dari sekarang ...! Malam nanti datanglah menghadap untuk menerima petunjuk terakhir! Belum lenyap suaranya, tubuh orang tua itu sudah berkelebat cepat sekali dan lenyap juga dari tempat itu.

Setelah kelima orang Suhengnya kembali. Cu In Lan tinggal sendirian. Segera dia kembali ke pondoknya dan beristirahat.Baru saja dia hendak melangkahkan kakinya, firasatnya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Segera dia membalikkan tubuhnya. Dan benar saja, dihadapannya nampak dua orang kakek yang aneh.

Meskipun Cu In Lan merasa penasaran, tapi sebagai seorang yang mengerti tata krama, dia segera menyapa lembut, Akhh, maafkan karena tidak menduga akan kedatangan Jiwi Locianpwe ...

Hehehe ! Hek Hoat Mo Ong, tampaknya gadis ini cocok untuk dijadikan hadiah buat Kauwcu ya kita, bagaimana menurutmu ...? Kata kakek yang bermuka codet di mata kiri.

Hemmnn ... aku sependapat! Tapi tampaknya ilmunya juga tidak lemah. Apalagi kalau dia murid Hoa San Sian Jin ...! Kau harus berhati-hati! Sahut kakek yang satunya lagi

Hah ...! Hati-hati? Kau lihat saja ...! Sambil berkata demikian kakek itu melangkah maju.

Kesinilah dara manis, serahkan dirimu baik-baik ...! Tangannya membentuk cakar tiba-tiba terulur panjang, duakali panjang lengannya. Yang satu

mencengkram kearah lengan kanannya, sedang tangan yang lain kearah dadanya yang menonjol indah.

Iiiikhh ...! Dasar kakek cabul! Tidak tahu malu ...! Cu In Lan memekik marah. dilain saat bergerak mundur dua tindak ke belakang, sedang tangannya memukul sambil memapaki serangan lawan.

Haiiit ...! Dhuukkk!

Keduanya sama terdorong mundur. Hanya bedanya Cu In Lan terdorong tiga langkah sedangkan orang itu hanya satu langkah.

Eh ...? Kakek codet itu kaget setengah mati. Gadis itu mampu menghindar bahkan berani menangkis pukulannya. Tahulah dia bahwa tidak mudah baginya untuk meringkus gadis ini dengan cepat.

Bagus, kau berani melawan ...! Tapi itu tidak akan lama! Belum selesai ucapannya, Kakek codet itu telah menyerang dengan gencar dengan Ilmu-ilmunya yang aneh, yaitu selalu menyerangnya dengan gerakan-gerakan aneh mirip monyet. Tak salah lagi, itulah Hek Wan Tok Hoat (Pukulan Beracun Lutung Hitam).Segera Cu In Lan memainkan Ilmu Hoa San kun Hoatnya. Tapi baru lima jurus dia hampir kecundang di bahu kirinya.

Hehehe ! Kalau kau mengandalkan Hoa San Kun Hoat, itu tak akan berarti banyak, anak manis ...!

Cu In Lan gusar setengah mati. Segera dia memekik nyaring dan

megerahkan Thian In Hui Cu dan kedua tangannya membentuk totokan tiga jari yang dilandasi Tenaga Inti Petir Murni, mencecar lawan dengan sebat. Kedua tangannya, mengirim serangan enam kali kearah enam titik kematian

di tubuh lawan. Gerakannya cepat dan dalam enam kali serangan itu dia tidak menyentuh tanah sama sekali.

Haiaaaa ! Galak hebat amat, apa ini yang namanya Sam Ci Ciang ...? Tapi kenapa tidak sama ...? Kakek codet itu kaget setengah mati. Soal tenaga dia menang tapi soal kecepatan, dia kalah jauh. Tapi belum sempat dia

memperbaiki posisinya, terdengar suara datar ...

Huh, Hek Wan Sin Mo, kau terlalu lama ...! Kakek yang satu segera terjun ke tengah pertarungan dan memukul kearah kepala Cu In Lan.

Cu In Lan kaget, dan mengangkat tangan menangkis, tapi aneh, dia tidak merasakan tenaga apa-apa. Segera dia curiga, namun sayangnya

kecurigaannya itu terlambat.Segera Cu In Lan merasakan kepalanya pusing. Dilain saat tubuhnya terkulai lemas dan langsung disambar oleh Hek Wan Sin Mo.

Hehehe ! Hek Hoat Mo Ong, sepertinya Racun pelemah semangatmu benar-benar sangat manjur ...! Pada hari Pertemuan nanti, Kauwcu Yaa pasti akan puas, hahaha !

Dalam waktu singkat kedua tokoh hitam itu sudah berlalu dari tempat itu sambil membawa Cu In Lan.

Pertemuan Jit Goat Kauw & Munculnya Pangeran Pedang Iblis

Salah satu hutan lebat yang terletak di antara pertemuan sungai-sungai kecil yang mengalirkan airnya ke sungai Yang-ce, tampaknya tidaklah sunyi seperti biasanya. Hari menjelang malam ketika nampak bayangan orang berkelebatan di antara pepohonan. Nyata kalau mereka bukan orang-orang biasa atau paling tidak mereka punya sesuatu yang bisa di andalkan sampai berani datang ke tempat itu.

Pertemuan rahasia para tokoh-tokoh aliran hitam. Untuk alasan inilah sebenarnya pertemuan rahasia ini di adakan. Undangan yang di sebarkan dari mulut ke-mulut oleh orang-orangnya Jit-Goat-Kauw ternyata menarik minat yang tidak sedikit bagi para tokoh hitam yang merasa mempunyai kemampuan cukup.

Agendanya, adalah untuk membicarakan strategi menghadapi Pertemuan Besar Orang-Orang Gagah dari golongan putih tiga bulan mendatang dan merayakan kembali bangkitnya pemimpin dunia hitam yang sudah lama hilang tersebut.

Tampaknya pertemuan ini sangat di rahasiakan sehingga yang hadir tidak begitu bayak. Dan memang semua yang telah hadir saat ini hanyalah para pemimpin tiap-golongan dari setiap daerah kekuasaan mereka. Meski demikian ternyata jumlah mereka tidaklah sedikit, hampir mencapan 200an orang.

Di antara mereka, para anggota Jit-Goat-Kauw juga hanya terlihat beberapa orang saja, itupun hanya ke 10 orang dari 12 Raja Iblis Lembah Neraka yang sakti yang menggetarkan jiwa karena kesaktian mereka yang terhitung

tokoh-tokoh angkatan tua dunia hitam. Ditengah-tengah mereka tampak seorang pemuda tampan pesolek yang memegang sebuah kipas sutra dari baja murni.

Tampak di antara mereka juga ada para tokoh angkatan tua lain yang berjuluk 7 Siluman Langit, 4 Ketua dari 4 partai sesat, dan masih ada empat orang aneh lainnya yang tidak di kenal.

Di dalam hutan yang lebat itu ternyata telah di bersihkan dan telah berdiri sebuah panggung yang cukup besar. Ditengah-tengah panggung tersebut nampak 32 kursi yang di atur mengelilingi sebuah meja segi delapan yang berat dan besar. Sementara para pemimpin-pemimpin yang lebih rendah mereka berdiri mengelilingi di sekitar panggung.

Menjelang tengah malam, saat semua orang sedang menunggu, tiba-tiba terdengar suara tertawa yang rada-rada mirip kera. Saat semua orang menoleh ke arah suara, tampak dua orang yang aneh keluar dari balik pepohonan. Salah satunya memanggul sebuah karung besar. Siapa lagi kalau bukan Hek-hoat-Mo-ong dan Hek-wan-sin-mo yang datang sambil memanggul tubuh Cu In Lan.

Melihat ini, salah seorang yang duduk dekat si pemuda tampan pesolek itu segera menegur kesal: Hemm, jika kalian terlambat saja beberapa menit lagi, mungkin Kauw-cu-ya akan segera memisahkan kepala kalian... Hahaha...kami terlambat karena sedang mempersiapkan satu hadiah khusus buat Kauw-cu-yaa. Berkata demikian, Hek-hoat-Mo-ong meletakkan karung besar itu dan sekali tangannya bergerak, robeklah karung tersebut. Mata semua orang yang ada di situ terbeliak kaget tatkala melihat seorang gadis yang cantik sedang terikat, bahkan banyak yang kemudian berseru-seru dengan suara yang bernada kotor yang hanya di sambut dengan gelak tawa dari sana-sini.

Kauw-cu-yaa yang tadi hanya duduk angkuh dengan mata yang di pejamkan juga membuka matanya dan tertegun melihat kecantikan. Dia

banyak mempermainkan dan menikmati tubuhgadis-gadis cantik, tapi yang ini lain-dari yang lain.

Namun suasana hatinya jengkel ketika mendengarkan suara-suara kotor di sekitar. Sinar matanya tiba-tiba mencorong dan memandang ke arah kiri. Beberapa detik kemudian, berkelebat sebuah bayangan dengan cepat dan di lain saat terdengar jerit kematian 5 orang dengan leher terkuak leber. Semua orang terdiam dan suasana jadi sunyi seketika. Ternyata salah satu dari 12 Raja Iblis Lembah Neraka, yaitu Hek-Tok-Jiauw-Ong telah bergerak mengantar kematian 5 orang tersebut sesaat setelah melihat sinar mata mencorong Kauw-cu-yaanya yang di tujukan kepada orang-orang yang berumur pendek tersebut.

Hemm...Mulai sekarang aku akan mengambil gadis ini sebagai selirku, siapapun yang berani kurang ajar padanya akan bernasib sama dengan ke lima orang tersebut... Perlahan namun pasti, suara yang datar namun terdengar angkuh, keluar dari mulut Pemuda tampan pesolek itu. Di lain saat, ketika karung itu telah terbuka, Cu In Lan telah sadar sepenuhnya, hanya saja karena tubuhnya tertotok, maka dia tidak dapat berbuat apa-apa. Tapi dia menyaksikan semua peristiwa itu.

Pemuda itu bangkit dan mendekatinya. Di lain saat, tubuhnya telah di angkat dalam pondongan pemuda tersebut yang hanya tersenyum-senyum aneh. Cu In Lan merasa tubuhnya panas-dingin, ini pengalaman pertamanya. Perasaan ketakutan yang amat sangat dia rasakan tapi apa dayanya saat ini. Namun itu tidak berlangsung lama, dan yang terjadi selanjutnya segera saja membuat dia merasa lega.

Ambil tandu! Tiba-tiba pemuda itu berkata kalem. Nona manis, sekarang aku ada urusan besar, kau sabar saja...setelah selesai, kauw-cu-ya mu ini akan segera menikmati tubuhmu yang indah ini...hahaha... Beberapa saat kemudian, 4 orang berbadan kekar berjubah hitam dengan gambar

matahari-bulan di dada muncul sambil membawa tandu.

Pemuda itu melemparkan tubuh gadis itu yang melayang masuk dalam tandu dengan posisi duduk. Jaga dia seperti kepalamu...! sahut pemuda itu dengan suara keren. Keempat pengusung tandu itu mengangguk, dan sesaat kemudian telah melesat meninggalkan tempat itu menuju ke arah selatan.

Setelah terdiam sejenak, pemuda itu kemudian membalikkan badan menghadapi meja tersebut.

Maaf Kauw-cu-ya, hanya tinggal 5 Iblis Bumi yang belum kelihatan

bayangan mereka..., tapi sepertinya kita tidak bisa menunggu mereka lagi. Seorang Kakek Tua bermata satu menyahut. Agaknya dialah yang di sebut sebagai Lo-Mo (Iblis Tua) tersebut.

Pemuda itu mengangguk. mulailah sahutnya dingin.

Iblis Tua mengangguk kemudian mengedarkan pandangannya ke segala arah. Saudara sekalian, Yang pertama, malam ini saya mewakili Tai-Kauw-cu dan Kauw-Tai-Kauw-cu-ya, menyampaikan selamat bertemu. Sebagaimana yang kita sama tahu, bahwa sebantar lagi akan segera di adakan Pertemuan para Enghiong dari golongan putih. Kita tidak boleh membiarkan hal,ini terjadi. Kalau mereka tidak bersatu, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menghabisi mereka

Berhenti sejenak, sambil menarik nafas dia melanjutkan: yang ke-dua, Tanggal 15 bulan depan, adalah merupakan hari ulang tahun tokoh

junjungan kita yang ke 115 tahun yaitu Yang termulia dan Yang tersakti Tai-Kauw-cu Jit-Goat-Mo-Ong, Beliau menginginkan kita semua, di bawah pimpinan Kauw-cu-ya, boleh berjasa baginya dengan mempersembahkan satu orang satu kepala dari para manusia-manusia sombong golongan putih. Suasana masih tetap hening, Semua orang sedang berpikir. Tiba-tiba salah seorang yang duduk di meja di antara ke-4 Ketua Partai sesat, yaitu Hek-Liong Sin-Mo dari Hek-Hek-Liong-Pai berdiri dan berkata dengan suara nyaring. Hemmm...kami di undang oleh Jit-Goat Mo-Ong untuk datang. Dengan memandang muka beliau, kami dari Hek-Liong-Pai segan dan tau diri, tapi kalau orang yang kau sebut Kauw-cu-ya, sehebat apakah dia?...

Benar, Kami dari Im-Yang-Kauw, tidak pernah menerima perintah siapapun dan tidak akan pernah menghambakan diri seperti ke-12 Iblis kalian...kecuali kalau kau bisa menandingi kepalanku.... Dengan suara yang tak kalah

lantang Im-Yang Hek-mo bangkit dan berseru.

Sombong... Salah seorang dari ke12 Iblis bangkit dan berseru marah. Diikuti rekan-rekannya yang lain. Seketika itu juga suasana menegang dan tak bersahabat.

Im-Yang Hek-mo tersenyum sinis. Hahaha, Siang-Tok Sian-li, kita sudah pernah bertempur, dan rasanya kalaupun hal itu harus terulang, sudah jelas siapa yang akan jadi pemenangnya.

Panas hati Siang-Tok Sian-li bergerak, namun baru saja dia hendak bergerak menyerang, terdengar suara dingin dari samping.

Ku beri kesempatan sekali padamu untuk memukul sekali, kalau kau tak dapat merobohkanku, maka kau harus menjilat sepatuku... Ternyata pemuda yang di sebut Kauw-cu-ya itu yang berkata.

Im-Yang Hek-mo terbeliak dan dongkol atas kejumawaan orang. Baik, sambutlah... Belum habis perkataannya pukulannya telah menderu tiba di ikuti dua hawa pukulan Im-Yang yang berwarna merah dan putih.

DAAAARR... Hoek.... Im-Yang Hek-mo memuntahkan darah segar dari mulutnya sedangkan Kauw-cu-ya dengan kedua tangan bersilangan di depan dada hanya terdorong 2 langkah kebelakang.

Sungguh semua orang kaget, terlebih Hek-Liong Sin-Mo yang melihat betapa rekannya luka parah. Dalam hati dia bersyukur bahwa bukan dia yang mengalaminya. Namun demikian, tak urung hatinya kebat-kebit juga saat Kauw-cu-yaa memandang kepadanya dengan sinar mata mencorong tajam.

Menyadari gelagat jelek, segera dia menekuk lutut dan berseru. Kami dar Hek-Liong-Pay akan mau bergabung dalam satu bendera dengan Jit-Goat-Kauw.

Melihat ini, pemuda pesolek itu hanya mendengus saja sedangkan matanya kemudian beralih ke arah Im-Yang Hek-mo yang sedang merangkak

mendekatinya. Yah, dia telah di kalahkan dengan telak.

Demikianlah suasana kembali reda, setelah berbincang-dan mengatur berbagai strategi sampai hampir pagi, maka semua orang itu kemudian bubar untuk memulai gerakan bawah tanah yang akan menimbulkan malapetaka bagi dunia persilatan.

---Sampai lama para pengusung tandu itu berlari-larian, melompati tebing-tebing, menyusuri jalan-jalan sempit, sampai lama juga Cu In Lan berjuang membebaskan diri dari totokannya. Diam-diam dia bersyukur, untung saja pemuda pesolek itu belum mengetahui kalau dia memiliki kepandaian tinggi. Namun baru saja dia berusaha menjebol totokan terakhir di bagian

punggungnya, tiba-tiba di rasakannya tandu berhenti. Terdengar suara garang:

Huh, segala macam kantong sampah seperti itu mau kau unggulkan di depanku...1 Terdengar suara berat dan tajam. Saat tirai tersingkap di tiup angin, In Lan bisa melihat wajah penghadang tersebut.

Seorang pemuda tampan. Berusia hampir 30 tahun, dengan sebatang pedang dengan gagang berukir indah di punggungnya. Pakaiannya serba kuning dengan ikat pinggang merah dan biru.

Para pengusung tandu ini marah melihat kesombongan penghadang ini. Segera mereka menurunkan tandu dan dua di antara mereka bergerak mengurung. Satu dari antara mereka segera menyerang:

Anak muda, kalau kau tidak mau minggir, maka mampuslah... pekiknya marah sambil mendorong tangannya dengan pengerahan tenaga dengan maksud menjatuhkan lawan.

Pemuda itu hanya diam saja sambil terus menatap tanah. Tapi tiba-tiba, tatkala pukulan lawan mendarat di tubuhnya, justru pukulan orang itu membalik dan mementalkannya.

Aiiiiihhhk.... Aaaakhh... Hampir berbareng ke empat pengusung tandu itu berteriak. Di lain saat tubuh tiga lainnya telah meloncat sambil mengibaskan tangan memukul dengan Jit-Goat- Tok-Ciang. Ternyata para pengusung tandu ini sudah dilatih Jit-Goat-Tok-ciang tingkat 1 oleh Kauw-cu mereka. Namun mereka keliru kalau menganggap lawan kali ini adalah mangsa yang empuk. Saat tubuh mereka masih melayang di udara. Tiba-tiba pemuda itu mendesak maju sambil tangannya bergerak sekali. Tampaklah sinar tipis berkelebat dan tanpa mengeluarkan suara, atau tanpa mereka menyadari, kepala mereka telah terpisah dari badan.

Pengusung tandu yang satu lagi, hanya memandang terbelalak dengan wajah pucat.

Ampun...tai-hiap....ampun Sahutnya ketakutan dengan tubuh gemetar. Pemuda itu menggerakkan tangan kirinya ke arah dada pengusung tandu itu yang segera menjerit pingsan. Tanpa dia ketahui di dadanya telah terukir nama yang tidak dapat di hilangkan: Pangeran Pedang Iblis.

Perlahan namun pasti, pemuda itu melangkahkan kakinya ke arah tandu. Apa yang dia lihat dalam tandu tersebut segera membuatnya tersenyum simpul penuh arti. Tampaknya nama ini merupakan pendatang baru dalam dunia persilatan yang namanya mulai melejit dalam Setengah tahun

belakangan ini. Sayangnya dia juga bukanlah seorang yang baik-baik. Hakikatnya Cu In Lan itu keluar dari mulut harimau tapi masuk kembali ke mulut naga.

Hui-Kut-Tok-Im-Ciang

Sudah terlalu lama kita tinggalkan Han Sian yang sedang menempa diri sambil berkabung selama satu tahun.

Satu tahun lebih Han Sian tinggal dalam sumur di lembah pedang tersebut. Sambil terus berlatih tanpa kenal lelah. Berbekal semua ilmu-ilmu dewa yang dia telah miliki sebelumnya, membuat Han Sian dapat melatih Ilmu Seribu Bayangan Iblis Pemusnah dengan sempurna. Sebenarnya ilmu ini sangat ganas sekali dan tak kenal ampun. Kalau saja ilmu ini jatuh ke tangan orang jahat, pastilah malapetaka bagi dunia persilatan.

Namun, dengan kecerdikannya, dia dapat membuang pengaruh-pengaruh yang menyesatkan dari ilmu tersebut dan menggabungkannya dengan ilmu-ilmu yang dia sudah miliki sebelumnya. Meski demikian perbawa ilmu-ilmu itu masih tetap mengerikan dan bahkan lebih dahsyat.

Di samping itu dia juga sudah berhasil melatih 2 ilmu gaib yang dia

dapatkan bersama dengan ke tiga kitab kuno di Tebing Langit, yaitu Sinar Sakti Mata Pedang yang memiliki tenaga penghancur yang tak tertandingi. Ilmu ini dapat di salurkan lewat mata, tapi hanya boleh dikerahkan 2 kali dalam 300 hari karena sangat menguras tenaga murni. Ilmu ke dua adalah Pat-Sian-Sin-Hoat yaitu Ilmu penguasaan tenaga batin tingkat tinggi yang

Dalam dokumen PendeKar asMara Tangan iBlIs (Halaman 25-165)

Dokumen terkait