• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.2. Sampel

Dalam pengujian diambil delapan titik sampel untuk setiap ruas jalan yang menjadi lokasi penelitian. Delapan titik sampel ini dipilih berdasarkan jarak yang tersedia pada ruas jalan yang akan diteliti. Pada setiap titik sampel dilakukan masing-masing lima kali pengujian, baik pengujian kedalaman tekstur maupun pengujian skid resistance. Sehingga untuk setiap ruas jalan dilakukan 40 kali pengujian dengan total 80 kali pengujian dilakukan pada kedua ruas jalan.

Pemilihan jumlah titik sampel per ruas jalan dilakukan berdasarkan penelitian-penelititian terdahulu mengenai skid resistance dan kedalaman tekstur. Penelitian-penelitian tersebut antara lain:

a. Suleiman Arafat Yero dkk melakukan pengujian skid resistance, kedalaman tekstur dan kekasaran pada beberapa ruas jalan. Terdapat 6 ruas jalan yang diuji. Pada setiap ruas jalan dilakukan 10 titik sampel. Dalam setiap titik sampel dilakukan 3 kali pengujian. Jadi dalam satu ruas jalan dilakukan 30 kali pengujian dengan total 180 kali pengujian pada seluruh penelitian ini.

b. M. R. Ahadi dan K. Nasirahmadi melakukan penelitian mengenai skid resistance dan kedalaman tekstur menggunakan sampel laboratorium. Dimana terdapat dua jenis sampel yang digunakan yaitu sampel bergradasi rapat dan gardasi terbuka. Dengan masing-masingnya terdiri dari grade 4 dan grade 5. Pada setiap grade sampel dibagi berdasarkan kadar bitumen yaitu: 4%, 4.5%, 5%, 5.5%, 6%, dan 6.5%. Dengan setiap kadar bitumen diwakili 3 benda uji. Jadi untuk satu jenis grade terdapat 6 variasi sampel

44 yang masing-masingya terdiri dari 3 benda uji. Jadi untuk setiap grade terdapat 18 benda uji. Dan total 72 benda uji digunakan pada penelitian ini. Berlandaskan kedua penelitian terdahulu akhirnya pada penelitian ini ditentukan delapan sampel dengan setiap sampel terdiri dari lima pengujian. Jadi total pengujian secara keseluruhan adalah 80 kali pengujian.

Berkaitan dengan pemilihan titik sampel, titik sampel pada perkerasan dipilih yang tidak memiliki tambalan atau crack. Karena tambalan dan crack dapat menyebabkan error pada pengujian.

Lima pengujian yang dilakukan pada satu titik sampel dipilih berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dan ketentuan-ketentuan yang ada. Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain:

a. M. Sjahdanulirwan dan A. Tatang Dachlan dalam penelitiannya melakukan pengujian British Pendulum Tester pada beberapa ruas jalan dengan jarak melintang jalan yang tetap yaitu pada lajur roda luar (outer wheel track, OWT) atau sekitar 60cm dari tepi perkerasan.

b. Road Research Laboratory mengenai penggunaan British Pendulum Tester mengatur bahwa:

1) Peluncur pendulum meluncur searah dengan arah lalu lintas.

2) Pada permukaan dengan pola tertentu seperti perkerasan rigid, pengujian harus dibuat 80o dari pola.

3) Dalam pengujian diambil rata-rata dari lima pengujian pada setiap lima lokasi di lintasan pengujian (biasanya dekat wheel track) dengan jarak 5 sampai 10 m sepanjang lajur yang akan diuji. Rata-rata dari kelima pengujian ini disebut sebagai nilai skid resistance dari jalan.

45 4) Kelicinan dari beberapa jalan bervariasi tergantung kepada lebar

potongan melintang jalan dan terkadang puncak dari jalan memiliki bagian yang paling licin. Oleh sebab itu pengujian harus dilakukan pada puncak jalan.

c. Suleiman Arafat Yero dkk melakukan pengujian skid resistance, kedalaman tekstur dan kekasaran pada beberapa ruas jalan. Dimana penelitian dilakukan pada jarak 100 m dengan tiga kali pengujian setiap titiknya. Namun dalam penelitian ini tidak disebutkan kedudukan titik sampel terhadap garis melintang jalan.

d. NCHRP: Guide for Pavement friction menyatakan beberapa ketentuan mengenai pengujian kekesatan jalan. Salah satu dari ketentuan tersebut mengatur letak pengujian berdasarkan lajur pada jalan. Ketentuan tersebut antara lain:

1) Pengukuran kekesatan harus dilakukan pada lajur dengan lalulintas tinggi.

2) Jalan dua lajur dengan distribusi lalu lintas 50-50 pengujian cukup dilakukan pada satu lajur, apabila distribusi lalu lintas berbeda dipilih lajur dengan lalu lintas tinggi.

3) Jalan dengan banyak lajur pengujian dilakukan pada lajur terluar pada kedua arah dimana lalu lintas tinggi. Namun apabila lalu lintas tertinggi tidak terjadi pada lajur terluar maka pengujian harus dilakukan disetiap lajur.

4) Pengujian harus dilakukan dalam wheel path dimana kekesatan hilang terbesar.

46 5) Penting untuk melakukan pengujian pada lajur dan wheel path yang

sama untuk mendapatkan konsistensi pada pengujian dan mengurangi variabilitas.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa variasi data pada pengujian skid resistance terjadi sejalan dengan jarak melintang jalan serta wheel path atau wheel track pada ruas jalan dan variasi terjadi pada jarak memanjang jalan apabila jarak pengujian sampel minimal 100 m . Oleh sebab itu, untuk mendapatkan hubungan antara skid resistance dan kedalaman tekstur dilakukan pengujian dimana titik sampel dibedakan terutama berdasarkan lebar jalan. Berkaitan dengan jarak memanjang sampel dipilih berdasarkan panjang jalan yang tersedia. Titik sampel dalam satu ruas jalan diilustrasikan pada Gambar 3.2 di bawah ini.

47 G am b ar 3 .2 S ke ts a T it ik S am pe l

48

3.3. Peralatan

Dalam penelitian ini terdapat dua peralatan yang digunakan yaitu: alat utama dan alat tambahan. Alat-alat tersebut dijabarkan sebagai berikut:

3.3.1 Alat Utama

Alat utama merupakan alat yang digunakan untuk mengukur skid resistance dan kedalaman tekstur. Untuk mengukur skid resistance digunakan alat British Pendulum Tester dan untuk mengukur kedalaman tekstur digunakan Sand Patch Method.

a. British Pendulum Tester

British Pendulum Tester (BPT) merupakan alat uji jenis bandul (pendulum) dinamis, digunakan untuk mengukur energi yang hilang pada saat karet di bagian bawah telapak bandul menggesek permukaan yang diuji. Alat ini dimaksudkan untuk pengujian pada permukaan yang datar di lapangan atau laboratorium, dan untuk mengukur nilai pemolesan (polishing value) pada benda uji berbentuk lengkung. Alat BPT terlihat pada Gambar 3.3.

Satuan nilai kekesatan yang diukur dengan alat BPT adalah British Pendulum Number (BPN), baik untuk permukaan uji datar atau nilai pemolesan untuk benda uji lengkung. Nilai ini mempresentasikan sifat-sifat hambatan atau gesekan (frictional).

49 Gambar 3.3 British Pendulum Tester

Sumber: SNI 4427:2008 b. Sand Patch Method

Sand Patch Method atau metode tambalan pasir sebagian menyebutnya metode lingkaran pasir (Gambar 3.4), merupakan metode pengukuran rata-rata kedalaman tekstur secara volumetrik menggunakan pasir dengan ketentuan tertentu. Hasil dari pengukuran ini dinamakan dengan rata-rata kedalaman tekstur atau Mean Texture Depth (MTD).

50 Gambar 3.4 Sand Patch Method

3.3.2 Alat Tambahan

Dalam pengumpulan data-data yang diperlukan untuk penelitian selain alat untuk mengukur skid resistance dan kedalaman tekstur diperlukan alat-alat tambahan yang berfungsi untuk pemilihan titik sampel dan pengamanan selama proses

pengujian. Alat-alat tersebut antara lain: a. Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur lebar jalan dan serta jarak antar titik sampel. Dalam hal ini digunakan meteran dengan panjang 50 m dan 10 m (Gambar 3.5).

b. Thermometer

Thermometer digunakan untuk mengukur suhu permukaan jalan. Thermometer yang digunakan dalam pengujian ini adalah thermometer infrared (Gambar 3.6).

Gambar 3.5 Meteran 50 m

Gambar 3.6 Thermometer Infrared

51 c. Sikat Halus dan Kuas

Sikat halus dan kuas digunakan untuk membersihkan permukaan jalan yang akan diuji. Kuas juga digunkan untuk membasahi permukaan jalan yang akan diuji skid resistance-nya. Sikat halus dan kuas yang digunakan terlihat pada Gambar 3.7

d. Air

Air digunakan untuk membasahi permukaan jalan untuk pengujian skid resistance. Air yang digunakan air PDAM. Gambar 3.8 contoh air yang digunakan.

e. Safety Jacket

Safety jacket digunakan surveyor dalam mengatur lalu lintas, dalam rangka pengamanan selama pengujian berlangsung. Gambar 3.9 merupakan gambar safey jaket yang digunakan.

f. Segitiga Pengaman

Segitiga pengaman digunakan untuk mengamankan lokasi pengujian. Segitiga pengaman digunakan secara

Gambar 3.7 Sikat Halus dan Kuas

Gambar 3.8 Air

Gambar 3.9 Safety Jacket

52 berpindah-pindah sesuai dengan titik sampel. Segitiga pengaman yang digunakan terlihat pada Gambar 3.10.

Dokumen terkait