• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2010-2014 dan tidak melakukan delisting selama periode tersebut. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metodepurposive sampling(menggunakan kriteria tertentu).

Dengan kriteria pengamatan yang telah ditetapkan di awal penelitian, jumlah sampel dalam penelitian ini bejumlah 138 perusahaan yang memenuhi kriteria dengan jumlah observasi sebanyak 690 pengamatan. Adapun jumlah perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1, sedangkan output lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.

53

Tabel 4.1 Sampel Penelitian

Perusahaan Sampel Penelitian Jumlah

Perusahaan Perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 427 Perusahaan yangdelistingselama tahun 2010-2014 95 Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan menggunakan

mata uang selain Rupiah

65 Perusahaan non keuangan yang tidak memiliki kelengkapan data

seperti tahun penelitian dan akun penjualan

120 Perusahaan non keuangan yang tidak menyajikan data yang

diperlukan dalam penelitian (beban pokok penjualan, beban umum dan administrasi, dan beban penjualan)

9

Perusahaan non keuangan yang memenuhi kriteria penelitian dan dijadikan sampel penelitian

138 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.

Pengamatan di bagi menjadi 2 kategori yaitu perusahaan yang diindikasikan melakukan kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan dan perusahaan yang diindikasikan tidak melakukan kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan selama periode 2010-2014 dengan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Beneish M-Score Modelyang dapat dilihat pada Tabel 4.2 :

Tabel 4.2

Sampel Berdasarkan Kategori Perusahaan

Kategori Perusahaan Jumlah

Pengamatan (n)

Persentase (%) Perusahaan yang diindikasikan melakukan

fraudtahun 2010-2014

269 39%

Perusahaan yang diindikasikan tidak melakukanfraudtahun 2010-2014

421 61%

Jumlah 690 100

Dari tabel 4.2, diketahui bahwa sampel perusahaan yang kemungkinan melakukan kecurangan pelaporan keuangan sebanyak 269 pengamatan atau sebesar 39% dari jumlah pengamatan. Sedangkan untuk sampel perusahaan yang kemungkinan tidak melakukan kecurangan pelaporan keuangan sebanyak 421 pengamatan atau sebesar 61% dari jumlah pengamatan.

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan analisis data yang menggambarkan data atau variabel yang akan digunakan dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum dan standar deviasi (Ghozali, 2011). Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting), financial stability, financial target,nature of industry,ineffective monitoring, auditor change, dan auditor report yang dapat di lihat pada Tabel 4.3, sedangkan output lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

55

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

VARIABELCONTINUES

N Min Max Mean Std.

Deviasi ACHANGE Fraud 269 -0,3091 17,2673 0,3534 1,4932 Nonfraud 421 -0,8875 0,8934 0,1502 0,1995 Total 690 -0,8875 17,2673 0,2294 0,9494 ROA Fraud 269 -0,7132 0,5249 0,0728 0,1104 Nonfraud 421 -0,1775 1,6986 0,0832 0,1626 Total 690 -0,7132 1,6986 0,0791 0,1446 INVENT Fraud 269 -1,1789 9,6418 0,0166 0,6210 Nonfraud 421 -97749 118,1147 0,2565 5,7840 Total 690 -97749 118,1147 0,1629 4,5340 BDOUT Fraud 269 0,200 0,800 0,37732 0,1141 Nonfraud 421 0,000 0,800 0,38471 0,1040 Total 690 0,000 0,800 0,39111 0,1059 VARIABEL KATEGORI

Pergantian Auditor (AUDCHANGE)

Kategori Jumlah Persentase

Melakukan pergantian auditor 316 45,8%

Tidak melakukan pergantian auditor 374 54,2%

Total 690 100%

Opini Audit (AUDREPORT)

Kategori Jumlah Persentase

Wajar Tanpa Pengecualian 303 43,9%

Wajar Tanpa Pengucualian dengan Bahasa Penjelas 387 56,1%

Total 690 100%

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 4.3, ACHANGE sebagai proksi dari financial stability menunjukkan seberapa besar tekanan yang dihadapi oleh manajemen dalam mempertahankan kondisi keuangan perusahaan terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Pada seluruh perusahaan sampel, financial stability memiliki standar

deviasi sebesar 0,9494 dan rata-rata pada seluruh perusahaan sampel sebesar 0,2294. Rata-rata perusahaan yang menjadi sampel penelitian menunjukkan bahwa selisih antara nilai total aset tahun ini dengan nilai total aset sebelumnya cenderung rendah bila dibandingkan dengan total aset sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa rendahnya selisih yang terjadi pada total aset membuat kondisi dari stabilitas keuangan dinilai cukup baik. Kondisi stabilitas keuangan yang cukup baik diseimbangi dengan tekanan yang diterima oleh manajer dari pihak direksi. Standar deviasi sebesar 0,9494 dan rata-rata sebesar 0,2294 atau 22,94% menunjukkan bahwa variasi dari variabel financial stability bervariasi yang ditunjukkan dengan angka standar deviasi yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan angka rata-rata.

Financial target (ROA) pada perusahaan non keuangan yang dijadikan sampel memiliki nilai rata 0,0791823 dan standar deviasi 0,14460224. Nilai rata-rata yang rendah menunjukkan bahwa total aset tidak mampu memberikan kontribusi terhadap laba yang dihasilkan. Hal ini mengindikasikan bahwa target keuangan yang dicapai oleh manajemen atas usaha yang telah dikeluarkannya cukup rendah sedangkan tekanan yang dihadapi semakin tinggi. Sehingga target keuangan yang seharusnya dapat dicapai malah gagal untuk diproyeksikan ke laba untuk tahun selanjutnya. Perusahaan non keuangan yang dijadikan sampel memiliki nilai standar deviasi yang lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi variabel darifinancial targetlebih bervariasi.

57

Nature of industry yang diproksikan dengan rasio perubahan persediaan merupakan kondisi dari kesempatan. Perusahaan non keuangan yang menjadi sampel pada penelitian ini memiliki nilai rata-rata 0,1629941 dengan standar deviasi sebesar 4,53405154. Artinya rata-rata perusahaan non keuangan yang menjadi sampel memiliki tingkat perubahan persediaan terhadap penjualan sebesar 0,1629941 atau rendah. Hal ini menunjukkan bahwa rasio persediaan terhadap penjualan pada tahun ini dinilai cukup rendah dibandingkan dengan rasio persediaan terhadap penjualan tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan kesempatan bagi manajemen untuk mengestimasikan nilai persediaan untuk meningkatkan nilai penjulalan semakin tinggi. Standar deviasi pada perusahaan non keuangan yang dijadikan sampel nilai yang lebih besar dibandingkan nilai rata-rata dan ini berarti variasi dari variabel nature of industrycukup bervariasi.

Ineffective monitoring merupakan proksi dari kondisi kesempatan pada keseluruhan perusahaan non keuangan pada sampel memiliki nilai minimum 0% dan nilai maksimum 80% dengan nilai rata-rata 39,11% dan standar deviasi 10,59% artinya perusahaan yang menjadi sampel memiliki komisaris independen paling rendah 0% dan paling tinggi 80%. Rata-rata keberadaan komisaris independen yang melebihi aturan dari OJK menunjukkan bahwa pengawasan akan semakin baik. Sehingga ketidakefektivan pengawasan akan semakin rendah sehingga peluang untuk manajemen melakukan tindakan yang merugikan perusahaan menjadi rendah. Variasi dari variabel ineffective monitoring di nilai kurang bervariasi karena nilai standar deviasi lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata.

Pergantian auditor (AUDCHANGE) dikategorikan menggunakan variabel dummy. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa sebanyak 45,8% dari keseluruhan perusahaan sampel melakukan pergantian auditor selama periode pengamatan dan 54,2% dari keseluruhan perusahaan sampel tidak melakukan pergantian auditor. Artinya bahwa masih banyak perusahaan yang melakukan pergantian auditor bermaksud untuk mengurangi kemungkinan pendeteksian kecurangan pelaporan keuangan yang ditemukan oleh auditor lama.

Opini audit (AUDREPORT) dikategorikan menggunakan variabel dummy. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa perusahaan yang memperoleh opini audit wajar tanpa pengecualian sebanyak 43,9% dan opini audit tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas sebanyak 56,1% dari keseluruhan perusahaan non keuangan yang dijadikan sampel dalam penelitian. Artinya, masih banyak atau lebih dari setengah perusahaan yang dijadikan sampel masih mendapat toleransi oleh auditor dengan dikeluarkannya opini auditor dengan wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.

Dokumen terkait