• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.10 Sampo

2.10.1 Defenisi sampo

Sampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas rambut , sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat mungkin rambut menjadi lembut, mudah diatur dan berkilau (Ditjen POM, 1985).

2.10.2 Syarat-syarat sampo

Syarat-syarat sampo menurut Ditjen POM (1985) adalah:

1. Harus dapat membersihkan rambut dan kulit kepala seluruhnya. 2. Mudah dihilangkan dari rambut dan kulit kepala bila dibilas dengan

air.

3. Tidak toxis dan tidak menimbulkan iritasi.

4. Membuat rambut lembut, mengkilap dan mudah diatur.

5. Tidak menghilangkan seluruh minyak alami yang terdapat dirambut.

6. Stabil secara kimia dan fisika.

7. Secara psikologis memberikan busa yang banyak, bau yang harum serta warna yang indah.

2.10.3 Komposisi sampo 1. Surfaktan (bahan utama)

Surfaktan adalah bahan aktif dalam sampo, berupa detergen pembersih sintesis yang cocok untuk kondisi rambut yang bekerja dengan cara menurunkan tegangana permukaan cairan karena bersifat ambifilik sehingga dapat melarutkan kotoran yang melekat pada permukaan rambut (Wasitaatmadja, 1997).

Berdasarkan sifat gugus yang dikandungnya, surfaktan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu (Siswandono, 1998):

a. Surfaktan anionik

Surfaktan anionik mengandung gugus hidrofil yang bermuatan negatif, dan dapat berupa gugus karboksil, sulfat, sulfonat atau fosfat. Contoh: natrium stearat dan natrium lauril sulfat.

b. Surfaktan kationik

Surfaktan kationik mengandung gugus hidrofil bermuatan positif, dan dapat berupa gugus ammonium kuarterner, biguanidin, sulfonium, fosfonium, dai iodonium. Contoh: turunan ammonium kuarterner seperti setilpirimidium klorida.

c. Surfaktan non ionik

Surfaktan ini tidak terionisasi dan mengandung gugus-gugus hidrofil dan lipofil yang lemah sehingga larut atau dapat terdispersi dalam air, biasanya adalah gugus polioksietilen eter dan polyester alkohol. Contoh: polisorbat 80 dan span 80.

d. Surfaktan amfoterik

Surfaktan amfoterik mengandung dua gugus hidrofil yang bermuatan positif (kationik) dan negatif (anionik). Contoh: betain.

2. Bahan tambahan

Bahan tambahan ini berguna untuk pemeliharaan kesehatan rambut dan memberikan bentuk yang baik pada sampo, terdiri dari (Wasitaatmadja, 1997): a. Bahan pelembut (conditioning agent) untuk melemaskan rambut, bahan

uang digunakan adalah gliserin, propilenglikol, sorbitol, dll b. Bahan pembusa (foam builder)

c. Bahan pengental (thickener) dan pengeruh (opacifier) untuk menyenangkan konsumen dan keduanya tidak menggambarkan daya bersih atau konsentrasi bahan aktif dalam sampo.

d. Pemisah logam (sequestering agent) untuk mengikat logam (K, Mg) yang terdapat dalam air pencuci rambut, misalnya tween 80.

e. pH balance untuk menetralkan reaksi basa yang terjadi dalam penyampoan rambut, misalnya asam sitrat.

f. Warna dan bau untuk memberi kesan nyaman pada pemakai. g. Bahan antiketombe (sulfur, seng pirition dll.)

2.10.4 Pemerian bahan sampo yang digunakan 1. Natrium lauril sulfat

Natrium lauril sulfat berupa hablur, kecil, berwarna putih atau kuning muda, agak berbau khas, mudah larut dalam air membentuk larutan opalesen (Ditjen POM, 1995).Natrium lauril sulfat adalah detergen dan agen pembasah

yang efektif pada kondisi basa maupun asam.Penggunaan natrium lauril sulfat dalam formulasi bervariasi.Dengan konsentrasi 1% sudah data digunakan sebagai pembersih pada sediaan topikal sedangkan untuk penggunaan pada sampo natrium lauril sulfat dapat digunakan hingga lebih dari 10% (Rowe dkk, 2009).

2. Gliserin

Gliserin jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, higroskopis, netral terhadap lakmus. Fungsi gliserin dalam formulasi farmasetik bervariasi.Pada pemakaian topikal, gliserin digunakan sebagai pelembut dan pelembab.Gliserin juga digunakan sebagai pelarut maupun pelarut pembantu (cosolven) pada krim dan emulsi.Pada konsentrasi kurang dari 20% gliserin juga bersifat sebagai antimikroba (Rowe dkk, 2009).

3. Hidroksi propil metil selulosa

Dikenal juga sebagai methocel, hypromellose dan pharmacoat.Hidroksi propil metil selulosa (HPMC) berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa, berbentuk serbuk berserat atau granul.HPMC berfungsi sebagau coating agent, controlled-release agent, foaming agent, stabilizing agent, pengental dan meningkatan viskositas. Untuk meningkatkan viskositas, HPMC digunakan dengan kadar antara 10-80% sedangkan sebagai pengental konsentrasi HPMC yang digunakan 0,25-5% (Rowe dkk, 2009).

4. Tween 80

Dikenal juga sebagai polisorbat 80.Pada suhu 25oC berwarna kuning dan berupa cairan berminyak.Tween digunakan dalam formuasi farmasetik

sebagai zat pendispersi, pengemulsi, surfaktan nonionik, suspending agent, solubilizingagent dan zat pembasah. Sebagai zat pengemulsi dan solubilizing agent, tween 80 dgunakan pada konsentrasi 1-15% dan sebagai zat pembasah digunakan konsentrasi 0,1-3% (Rowe dkk, 2009).

5. Air murni (akuades)

Air murni adalah air yang dimurnikan dengan destilasi, perlakuan mengunakan penukar ion, osmosis balik atau proses lain yang sesuai. Di buat dari air yang memenuhi persyaratan air minum. Tidak mengandun zat tambahan lain, tidak berwarna dan tidak berbau (Ditjen POM, 1995).

2.10.5 Sampo antijamur (sampo antiketombe)

Sampo antijamur adalah sampo yang digunakan selain untuk membersihkan juga untuk mencegah dan menghilangkan jamur penyebab infeksi kulit kepala. Sampo antijamur sering diedarkan dengan berbagai nama, seperti sampo obat (medicare) dan sampo klinik (Ditjen POM, 1985).

Kandungan dan persyaratan dari sampo antijamur tidak berbeda dengn sampo biasa, hanya pada sampo antijamur, mengandung zat untuk menghilangkan jamur pada kulit kepala. Menurut Ditjen POM (1985), persyaratan umum yang harus dimiliki dari sediaan sampo antijamur adalah sebagai berikut.

1. Membersihkan rambut dan kulit kepala tanpa menjadikan rambut berlemak atau kering serta menjadi mudah diatur.

3. Efektif sebagai germisidum atau fungisidum, sehingga dapat mencegah peningkatan pertumbuhan bakteri dan jamur, bahkan dapat mencegah infeksi

4. Kadar zat manfaat yang digunakan tidak boleh meningkatkan kepekaan kulit kepala; ini beratri zat manfaat dalam kadar penggunaan tidak boleh menyebabkan kegatalan, kulit mengelupas atau pun peradangan.

Meskipun sampo yang beredar sudah dinyatakan aman namun penggunaan terus – menerus dalam jangka waktu panjang ada kecenderungan terjadi hal – hal yng tidak diinginkan yang dapat merugikan kesehatan. Pada penggunaan anti ketombe efek samping yang mungkin terjadi adalah :

1. Dermatitis yang terjadi ada kulit kepala

2. Kerusakan rambut antara lain rabut rontok, berbah warna dan patah – patah.

3. Efek samping sistemik. Meskipun ini jarang terjadi namun dalam pemakaian jangka panjag, terus menerus dan bahkan kecenderungan penggunaan sampo anti ketombe setiap hari memungkinkan dapat terjadi efek samping yang lebih serius (BPOM RI, 2009).

Dokumen terkait