• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sandal Dalam Hadits Nabi Saw 1. Definisi Sandal

Sandal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa artinya alas kaki yang dibuat dari kulit, karet, terompah dan sebagainya. Ketika sandal itu dikaitkan dengan jepit, menjadi sandal jepit berarti sandal dengan pautan untuk ibu jari kaki dan jari kaki yang lainnya. Dan bersandal merupakan kata kerja dari sandal, yang berarti memakai sandal.60

Adapun sandal dalam bahasa Arab disebut

ٌﻞْﻌَـﻧ

, berasal dari tiga huruf, yaitu; nun, ‘ain dan lam, menunjukkan pada ketenangan dan kerendahan dalam sesuatu, dari hal tersebut redaksi

ﻞﻌﻧ

dapat diketahui karena letak kegunaannya berada di bawah kaki. Seperti contoh:

ٌﻞِﻋﺎَﻧ ٌﻞُﺟَر

(râjulun nâ’ilun) artinya orang yang mempunyai sandal dan menggunakannya juga.61

Sandal merupakan sesuatu yang melindungi kaki dari tanah, menurut Al-Jauhari dalam Shahhah fii Al-Lughah mengatakan bahwa sandal dapat diartikan juga sepatu.62Adapun

ﻞﻌﺘﻧا

artinya memakai sandal. Para ahli bahasa juga biasa mengatakan

ﻪﻠﺟر ﻞﻌﻧا

artinya dia memakaikan sandal ke kakinya dan

ﻪﺘّﺑاد ﻞﻌﻧ

yakni dia memberi sandal pada kaki hewan miliknya. Penulis kitab Al-Muhkam berkata: Kalimat

ﲑﻌﺒﻟا و ﺔﺑاﺪﻟا ﻞﻌﻧا

(dia 60 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat, (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 1218.

61 Abu Al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu’jam Maqâyis Al-Lughah, Jilid 5, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1979), h. 445.

62

Abu Fadhol Jamaluddin Muhammad bin Mukrim bin Mandzur Afriky Al-Mishry, Lisan Al-‘Arab, Jilid 11, (Beirut: Dar Shadir, t.t.), h. 667. Lihat juga: Isma’il bin Hammad Al-Jauhari, Ash-Shihhah Taaj Al-Lughah wa Shihah Al-‘Arabiyyah, (Beirut: Dar ‘Ilm lil Malâyín, 1983), h. 281.

memberikan sandal pada hewan dan untanya) dan

ﺎﻤﻬﻠّﻌﻧ

dengan ‘tasydid’,

sebagaimana dilafalkan oleh Iyadh dalam hadiṡ Umar terdahulu,

نﺎّﺴﻏ ﱠن

أ

ﻞﻴﳋا ُﻞِّﻌَـﻨُـﺗ

(sesungguhnya Ghassān memberikan sandal pada kaki

kudanya). Kesimpulannya, dhamir (kata ganti) tersebut bila dimasukkan

untuk kedua kaki, maka boleh diberi tanda dhammah dan fatḥaḥ, tetapi bila yang dimaksud adalah sandal, maka harus diberi tanda fatḥaḥ.63

Menurut Raghib Al-Aṡfahāni, lafadz na'lun maknanya masyhur dan ma'ruf diantara orang arab yaitu seuatu yg menjadi alas serta pelindung kaki entah dari kulit atau apapun, sebagaimana firman Allah:





















Artinya: “Sesungguhnya aku Inilah Tuhanmu, Maka tanggalkanlah kedua

terompahmu; Sesungguhnya kamu berada dilembah yang Suci, Thuwa”.64

Dalam ayat tersebut Quraish Shihab menjelaskan bahwasannya penanggalan alas kaki merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada Allah Swt, dan dari sini pula dianjurkan untuk melakukan hal serupa di tempat-tempat yang disucikan seperti di dalam masjid, ka’bah, dan lain-lain.65 Māddah

ٌﻞ َـﻧ ْﻌ

juga diqiyaskan secara bahasa untuk sepatu kuda yg terbuat dari besi bgtupun untuk besi yg menempel di bagian bawah sarung pedang, di katakan

ٌﻞَﻌْـﻨُﻣ ٌسَﺮَـﻓ

artinya adalah kuda yg pergelangan kakiknya berwarna putih seperti sebagian helai rambut atas,

ٌﻞَﻌْـﻨُﻣو ٌﻞِﻋﺎَﻧ ٌﻞُﺟ َر

dua

63Ahmad bin ‘Ali bin Hajar Al-‘Asqalāni, Fatḥul Bāri Bi Syarhi Al-Imām Abu Abdullah Muhammad bin Ismā’il Al-Bukhāri, Jilid 10, (Riyadh: Maktabah Al-Malik Fahd Al-Waṭaniyah, 2001), h. 323.

64QS. Tāhā [20]: 12

65M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur`an, Jilid 7, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.566.

lafadz tsb digunakan untuk ungkapan bagi orang yg kaya atau serba cukup sebagaimana

ِﰲﺎ َﳊا

menjadi ungkapan bagi orang yg miskin.66

Kata an-na’lu (

ﻞﻌﻨﻟا

) terbentuk dari huruf nun, 'ain dan lam, yang kesemua huruf itu menunjuk kpd makna tenang (tetap) dan kerendahan. Maka dari itu, kata an-na’lu (sendal) yang ma'ruf yg digunakan untuk kaki dinamakan na'l karena dia tmptnya di bagian bawah kaki. dikatakan "

ﻞﺟر

ﻞﻋﺎﻧ

" bermkna orang yang memiliki atau memakai sandal atau bisa juga "

ﻞﻌﺘﻨﻣ ﻞﺟر

" dan dikatakan pula "

ﺔّﺑاﺪﻟا ﺖﻠﻌﺘﻧا

" (aku memakaikan sandal kepada (hewan) sebuah ladam dan sejenisnya) tapi tidak dikatakan “

ُﺖْﻠَﻌَـﻧ

”,

begitupun zebra bisa dikatakan "

ﻞﻋﺎﻧ

" karena kaki bagian bawahnya yag keras. Adapun kata "

ﻞﻌﻨﻟا

" untuk sebuah pedang yakni bagian bawah sarung pedang yang terbuat dari besi atau perak. (Ia berkata) “Kamu melihat pedangnya, ia tidak membagi dua logam pada bagian

bawahnya”.67 Sebagaimana sabda Nabi Saw:

دواد ﻮﺑأ ﺎﻧﱪﺧأ

ةدﺎﺘﻗ ﺎﻨﺛﺪﺣ :ﻻﺎﻗ ﺮﻳﺮﺟ ﻦﺑ مﺎّﳘ ﺎﻨﺛّﺪﺣ :لﺎﻗ ﻢﺻﺎﻋ ﻦﺑ وﺮﻤﻋ ﺎﻨﺛّﺪﺣ :لﺎﻗ

ﺲﻧأ ﻦﻋ

ﺎﻣ و ﺔّﻀﻓ ﻪﻔﻴﺳ ﺔﻌﻴﺒﻗ و ﺔّﻀﻓ ﻦﻣ ﻢّﻠﺳ و ﻪﻴﻠﻋ ﷲ ﻰّﻠﺻ ﷲ لﻮﺳر ﻞﻌﻧ نﺎﻛ :لﺎﻗ

.ﺔّﻀﻓ ﻖﻠﺣ ﻚﻟذ ﲔﺑ

Artinya: (Imam An-Nas`i berkata) telah mengkhabarkan kepada kami Abu

Dāwud berkata: telah menceritakan kepada kami ‘Amr bin ‘Āṣim berkata: telah menceritakan kepada kami Hammām bin Jarīr keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami Qatādah, dari

Anas berkata: “Bagian bawah pegangan pedang Rasulullah Saw terbuat dari perak, bagian atas pegangan pedangnya terbuat dari

66

Abu Al-Qāsim Al-Husain bin Muhammad Raghib Al-Aṣfahāni, Al-Mufradāt fī Gharībil Qur’an, Jilid 2, (t.t.p: Maktabah Nizār Muṣṭafā Bāzi, t.t), h. 644.

67Abu Al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, 1979, Mu’jam Maqâyis Al-Lughah, Jilid 5, (Beirut: Dar Al-Fikr,1979), h. 445.

perak, serta bagian pegangan di antara keduanya berupa gulungan perak”.68

Dalam bahasa Arab, sepatu juga disebut dengan qabqābu (

بﺎﻘﺒﻘﻟا

) dalam bentuk muftradnya, sedangkan bentuk jamaknya adalah al-qabābību (

ﺐﻴﺑﺎﺒﻘﻟا

) yang artinya adalah terompah kayu atau bakiak.69 Tetapi dalam kitab Mu’jamul Lughatil ‘Arabiyyah Al-Mu’āṣiroh, qabqābu dapat diartikan orang yang banyak bicaranya dan sepatu yang terbuat dari kayu yang diberikan sedikit kulit dan sejenisnya. Sandal bakiak juga dapat menimbulkan suara yang mengejutkan di pertengahan perjalanan.70

2. Sandal Nabi Muhammad Saw

Sandal merupakan sesuatu yang digunakan untuk berjalan sekarang dinamakan tāsūmah. Ibnu ‘Arabi mengatakan bahwasanya sandal itu

pakaian para nabi dan sesungguhnya manusia hanya menggunakan selainnya untuk menginjak tanah di bumi mereka dan melindungi kaki.71 Dalam sebuah riwayat ada yang menggambarkan tentang sandal Nabi Muhammad Saw, berikut redaksi hadiṡ yang dimaksud:

ّنأ :ﺲﻧأ ﻦﻋ ةدﺎﺘﻗ ﺎﻨﺛّﺪﺣ مﺎّﳘ ﺎﻨﺛّﺪﺣ لﻼﻫ ﻦﺑ نﺎّﺒﺣ ﺎﻨﺛّﺪﺣ رﻮﺼﻨﻣ ﻦﺑ قﺎﺤﺳإ ﺎﻨﺛّﺪﺣ

ﻠﻋ ﷲ ﻰّﻠﺻ ﱯﻨﻟا

.نﻼﺒﻗ ﺎﻤﳍ ﻩﻼﻌﻧ نﺎﻛ ﻢﻠﺳ و ﻪﻴ

Artinya: “Sesungguhnya kedua sandal Nabi Saw memiliki dua qibal”.

Imam Al-Hafiẓ Ibnu Hajar menjelaskan dalam kitab Fathul Bāri bahwa masing-masing sandal itu memiliki dua qibal. Qibal artinya tali pengikat, yaitu tali untuk mengikat syis’ dan terdapat di antara dua jari 68Abu Abdurrahman Ahmad bin Syu’aib An-Nasa`i, Sunan An-Nasa`i Al-Musamma bil Mujtabā, Jilid 8, (Beirut: Dar Al-Fikr, 2012), 232.

69Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), h. 1087.

70

Ahmad Mukhtar ‘Amr, Mu’jamul Lughatil ‘Arabiyyatil Mu’āṣiroh, Jilid 3, (Kairo: ‘Ālimul Kutub, 2008), h. 1769.

71Muhammad bin Abdurrahmān bin Abdurrahīm Al-Mabārkafūri, Tuhfatul Ahważi bi Syarhi Jāmi’ At-Tirmiżi, Jilid 5, (Beirut: Dar Al-Fikr, t.t.), h. 468.

kaki. Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadiṡ pertama pada bab dua qibal pada sandal ini dari Hajjaj bin Minhal, dari Hammam, dari Qatadah, dari Anas r.a: