• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.5 Sanitasi dan Higiene

Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya dan setiap hal yang merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran hendaknya dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu.

1. Personalia

a. Semua personil hendaknya menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum maupun selama bekerja dan pemeriksaan mata secara berkala.

b. Semua personil hendaknya menerapkan higiene perorangan yang baik. c. Tiap personil yang mengidap suatu penyakit yang dapat merugikan

kualitas produk, dilarang menangani bahan-bahan sampai pulih kembali. d. Semua personil hendaknya melaporkan keadaan yang dapat merugikan

produk.

e. Hendaklah dihindari sentuhan langsung antara tangan dengan bahan maupun produk.

f. Personil menggunakan pakaian pelindung untuk keamanan sendiri.

g. Hanya petugas yang berwenang saja diizinkan memasuki bangunan dan fasilitas daerah terbatas.

h. Personil diinstruksikan agar mencuci tangan sebelum memasuki daerah produksi.

i. Personil dilarang merokok, makan dan minum di daerah produksi, laboratorium dan daerah lain yang dapat merugikan produk.

j. Prosedur higiene perorangan hendaklah diberlakukan bagi semua personil. 2. Bangunan

a. Bangunan dirancang dengan tepat untuk memudahkan pelaksanaan sanitasi.

b. Toilet dengan ventilasi yang baik tersedia dengan cukup. c. Tempat penyimpanan pakaian memadai.

d. Tempat pencucian diletakkan di luar daerah steril. Bila mungkin hendaknya dilengkapi dengan suatu sistem yang baik.

e. Penyiapan, penyimpanan dan konsumsi makanan hendaknya dibatasi di daerah khusus dan memenuhi standar kebersihan.

f. Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk dan dikumpulkan di dalam wadah yang sesuai.

g. Rodentisida, insektisida, bahan fumigasi dan pembersih tidak boleh mencemari peralatan dan bahan-bahan.

h. Ada prosedur tertulis yang menunjukkan penanggung jawab sanitasi dan

higiene serta menguraikan dengan cukup rinci mengenai jadwal, metode,

peralatan dan bahan pembersih yang digunakan ataupun fasilitas-fasilitas yang harus dibersihkan. Prosedur ini hendaklah dipatuhi oleh personil. 3. Peralatan

a. Peralatan hendaknya dibersihkan, dijaga dan disimpan dalam kondisi yang bersih serta diperiksa kembali sebelum dipakai.

b. Pembersihan dilakukan dengan cara vakum atau basah dan sedapat mungkin dihindari pencemaran produk.

c. Pembersihan dan penyimpanan alat maupun bahan pembersih dilakukan pada ruangan terpisah dari proses pengolahan.

d. Prosedur yang tertulis untuk pembersihan dan sanitasi hendaknya dibuat dan dipatuhi.

e. Catatan pembersihan, sanitasi, sterilisasi, dan inspeksi hendaknya disimpan.

4. Validasi dan Kehandalan Prosedur

Prosedur sanitasi-higiene divalidasi dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan prosedur yang disusun cukup efektif dan selalu memenuhi persyaratan.

2.4.6 Produksi

Produksi hendaklah dilaksanakan dengan prosedur yang telah ditetapkan serta dapat menjamin produk obat jadi memenuhi spesifikasi yang ditentukan.

1. Bahan Awal

a. Semua pemasukan, pengeluaran dan sisa bahan hendaklah dicatat. b. Setiap bahan awal hendaklah memenuhi spesifikasi dan diberi label

dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi sebelum dinyatakan lulus untuk digunakan.

c. Untuk setiap kiriman atau batch hendaklah diberi nomor rujukan yang menunjukkan identitas yang jelas.

d. Saat penerimaan barang selalu dilakukan pemeriksaan visual tentang kondisi umum dan contoh untuk pengujian yang diambil oleh petugas menggunakan metode yang disetujui oleh manajer pengawasan mutu. e. Kiriman bahan awal hendaklah dikarantina sampai disetujui dan

diluluskan untuk dipakai.

f. Label dipasang oleh petugas yang ditunjuk oleh penanggung jawab pengawasan mutu.

g. Persediaan awal hendaklah diperiksa dalam selang waktu tertentu. h. Bahan awal yang tidak stabil oleh pengaruh suhu, hendaklah disimpan

pada ruangan dengan suhu udara yang dapat diatur.

i. Bahan awal yang cenderung rusak potensinya dalam penyimpanan hendaklah dinyatakan dalam batas umurnya.

j. Pengeluaran bahan awal dilakukan oleh petugas yang berwenang. k. Tersedianya daerah penyerahan yang tersisa untuk mencegah

pencemaran silang.

l. Semua bahan awal yang tidak memenuhi syarat diberi tanda silang, disimpan terpisah dan secepatnya dimusnahkan atau dikembalikan ke pemasok.

2. Validasi Proses

a. Semua proses produksi divalidasi dengan tepat serta dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditentukan dan hasilnya disimpan.

b. Sebelum suatu proses pengolahan induk diterapkan hendaklah dilakukan langkah-langkah untuk membuktikan kecocokan dengan pelaksanaan produksi.

c. Perubahan peralatan atau bahan disertai dengan tindakan validasi ulang.

d. Proses dan prosedur yang kritis dievaluasi kembali secara rutin untuk memastikan bahwa proses dan prosedur tersebut tetap mampu memberikan hasil yang diinginkan.

3. Pencemaran

Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang dapat merugikan kesehatan atau mengurangi daya terapeutik maupun mempengaruhi kualitas suatu produk, tidak dapat diterima.

4. Sistem Penomoran Batch dan Lot

a. Sistem penomoran dijabarkan secara rinci.

b. Sistem penomoran selanjutnya hendaklah saling berkaitan.

c. Sistem penomoran hendaklah menjamin bahwa nomor tidak digunakan secara berulang.

d. Pemberian nomor dicatat dalam buku harian. 5. Penimbangan dan Penyerahan

a. Metode penanganan, penimbangan, perhitungan dan penyerahan bahan dan produk tercakup dalam prosedur tertulis.

b. Semua pengeluaran bahan dan produk didokumentasikan.

c. Bahan dan produk yang boleh diserahkan hanya yang telah diluluskan oleh pengawasan mutu dan dalam penyerahannya hanyalah yang diperlukan untuk suatu batch tertentu saja.

d. Sebelum dilakukan penimbangan hendaklah dilakukan pemeriksaan terhadap penandaan.

e. Kapasitas, ketepatan dan ketelitian alat timbang hendaklah sesuai dengan jumlah bahan.

f. Pada setiap penimbangan maupun pengukuran hendaklah dilakukan pembuktian kebenarannya, ketepatan identitas, dan jumlah bahan. g. Kebersihan tempat penimbangan dan penyerahan bahan ataupun obat

hendaklah dijaga.

h. Penimbangan dan penyerahan hendaklah menggunakan peralatan yang cocok dan bersih.

i. Bahan baku produk yang diserahkan hendaknya diperiksa ulang. 6. Pengembalian

a. Semua bahan yang dikembalikan ke tempat penyimpanan hendaklah didokumentasikan dengan baik.

b. Semua bahan yang diperlukan untuk proses produksi tidak boleh dikembalikan ke gudang, kecuali bila memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

7. Pengolahan

a. Semua bahan dan peralatan yang dipakai hendaklah diperiksa terlebih dahulu.

b. Kondisi daerah pengolahan dipantau dan dikendalikan.

c. Semua kegiatan pengolahan hendaklah mengikuti prosedur tertulis yang telah ditentukan dan penyimpangan dilaporkan dengan alasan dan penjelasan.

d. Wadah dan penutup untuk bahan dan produk hendaklah selalu bersih. e. Semua wadah dan peralatan yang berisi bahan dan produk hendaklah

diberi label yang tepat.

f. Semua produk diberi label yang tepat dan dikarantina sampai diluluskan oleh bagian pengawasan mutu.

g. Seluruh pengawasan dalam proses harus dicatat dengan teliti.

h. Hasil sesungguhnya hendaklah dicatat dan dicocokkan dengan hasil teoritis.

i. Dalam seluruh tahap pengolahan, diperhatikan masalah pencemaran silang.

j. Bahan dan produk kering.

Penanganannya menimbulkan masalah debu, oleh karena itu perlu dipasang sistem penghisap debu untuk mencegah penyebarannya. Produk hendaklah dilindungi dari pencemaran dan jangan sampai ada produk yang tertinggal di dalam peralatan.

k. Pencampuran dan granulasi.

Mesin pencampur, pengayak dan pengaduk dilengkapi dengan sistem pengendalian debu. Parameter operasional tercantum dalam Dokumen Produksi Induk. Bahan yang beresiko tinggi digunakan kantong pelindung. Pada pembuatan dan penggunaan larutan atau suspensi dicegah terjadinya pencemaran atau pertumbuhan mikroba.

l. Pencetakan tablet.

Mesin dilengkapi dengan fasilitas pengendali debu yang memadai, dilakukan pengendalian secara fisik, prosedural dan penandaan untuk

menghindari campur aduk antar produk. Tersedianya alat timbang yang telah ditara. Tablet yang diambil untuk diuji tidak boleh dikembalikan dan tablet yang ditolak atau disingkirkan hendaklah ditempatkan dalam wadah yang ditandai dengan jelas dan dicatat pada Catatan Pengolahan Batch.

m. Penyalutan.

Udara yang dialirkan disaring dan memiliki mutu yang tepat dan larutan penyalut digunakan dengan cara yang dapat menekan pertumbuhan jasad renik.

n. Pengisian kapsul keras.

Kapsul kosong sebagai bahan awal, disimpan dalam kondisi yang baik. o. Pemberian tanda tablet bersalut dan kapsul.

Hendaklah dihindari terjadinya campur-baur selama proses pemberian tanda, pemeriksaan, pemilahan dan proses pengkilapan kapsul dan tablet bersalut. Tinta yang digunakan untuk penandaan hendaklah tinta yang memenuhi persyaratan untuk bahan makanan.

p. Produk cair, krim dan salep.

Proses produksi produk cair, krim, dan salep terlindung dari pencemaran. Peralatan yang digunakan dirancang dan dipasang secara tepat sehingga mudah untuk melakukan pembersihan. Kualitas kimiawi dan mikrobiologi air hendaklah diperiksa pada awal, sesudah penghentian dan pada akhir proses pengisian untuk memastikan homogenitas produk. Jika produk ruahan tidak segera dikemas hendaklah dibuat ketetapan mengenai waktu paling lama produk

ruahan boleh disimpan serta kondisi penyimpanannya dan ketetapan ini hendaklah dipatuhi.

8. Produk Steril

a. Cara produksi ada dua kategori yaitu aseptik dan sterilisasi akhir. b. Semua produk steril dibuat dengan kondisi yang terkendali dan

dipantau dengan teliti, diperlukan tindakan khusus untuk meyakinkan sterilisasi akhir.

c. Untuk membuat produk steril diperlukan ruangan terpisah yang dirancang khusus.

d. Pembuatan produk steril memerlukan tiga kualitas ruangan yang berbeda yaitu ruang ganti pakaian, ruang bersih, dan ruang steril. e. Kontaminasi jasad renik tidak melebihi nilai batas yang ditentukan. f. Personalia.

Personil yang bekerja hendaklah dipilih dengan seksama. Standar

higiene dan kebersihan perorangan sangat penting. Oleh karena itu

semua personil dilatih dalam bidang yang berkaitan dengan pembuatan produk steril.

g. Pakaian.

Personil memakai pakaian khusus untuk daerah bersih dan steril. Pakaian biasa dari luar tidak boleh dibawa ke dalam. Arloji, perhiasan dan kosmetika tidak boleh dipakai dalam ruangan bersih dan steril. Pakaian ditangani dengan cepat dan pencucian terpisah sehingga tidak terkena cemaran.

Bangunan untuk ruang steril dirancang khusus, ruangan diberi aliran udara bertekanan positif secara efektif melalui saringan. Permukaan kedap air dan tidak retak. Tidak boleh ada bagian yang dapat terjadi penumpukan debu. Pipa-pipa dipasang dengan tepat. Saluran pembuangan terpisah dan bak cuci ditiadakan. Dan semua aspek yang memungkinkan pencemaran dihindari.

i. Peralatan dirancang dan dipasang dengan tepat dan mudah dibersihkan.

j. Pengolahan bahan awal dan produk dihindari dari pencemaran jasad renik, baik sebelum dan sesudah sterilisasi. Wadah, pembersih, jarak waktu sterilisasi, pembuatan larutan, sumber air hendaklah selalu dipantau dengan baik.

k. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara panas basah, panas kering, cara saring, dengan etilen oksida atau dengan cara radiasi sesuai dengan masing-masing cara yang efektif.

Selain hal-hal di atas, masalah yang perlu diperhatikan adalah masalah air, penyelesaian produk steril, indikator biologis dan kimia, kesiapan jalur pengemasan, pengawasan dalam proses, pelaksanaan pengemasan, produk pilihan, sisa produk dan obat jadi yang dikembalikan dari gudang pabrik, obat kembalian, karantina obat jadi, pengawasan distribusi, penyimpanan bahan awal, produk antara, ruahan dan obat jadi, penyimpanan bahan baku dan bahan pengemas, serta penyimpanan produk antara, produk ruahan dan obat jadi.

Pembuatan obat berdasarkan kontrak hanya boleh diberikan kepada pabrik yang sudah memiliki sertifikat CPOB dan disertai surat perjanjian yang merinci tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak.

Pembuatan produk steril dilakukan di area bersih yang tingkat kebersihannya sesuai dengan standar kebersihan dengan udara yang telah melewati filter dengan efisiensi yang sesuai. Pembuatan produk steril dibedakan menjadi 4 kelas :

1. Kelas A

Zona untuk kegiatan yang beresiko tinggi, misalnya untuk zona pengisian ampul dan vial terbuka, penyambungan secara aseptik dan wadah tutup karet. Kondisi ini umumnya dicapai dengan memasang Laminar Air Flow (LAF).

2. Kelas B

Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptik, kelas ini merupakan latar belakang untuk zona kelas A.

3. Kelas C dan D

Area bersih untuk melakukan tahap pembuatan produk steril dengan tingkat resiko yang lebih rendah.

2.4.7 Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari cara pembuatan obat yang baik, agar tiap obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Hal-hal yang perlu dibicarakan dalam pengawasan mutu antara lain :

Pengawasan mutu hendaklah dirancang dengan tepat meliputi semua fungsi analisis yang dilakukan di laboratorium. Sistem dokumentasi dan prosedur hendaklah menjamin bahwa pemeriksaan dilakukan dengan tepat. Tugas pokok pengawasan mutu meliputi penyusunan prosedur, penyiapan, instruksi, menyusun rencana pengambilan contoh, meluluskan atau menolak bahan-bahan dan produk, meneliti catatan sebelum produk didistribusikan, menetapkan tanggal kadaluarsa, mengevaluasi pengujian ulang, menyetujui penunjukan pemasok, mengevaluasi keluhan, menyediakan baku pembanding, menyimpan catatan, mengevaluasi obat kembalian, ikut serta dalam program inspeksi diri dan memberikan rekomendasi untuk pembuatan obat oleh pihak lain atas dasar kontrak. 2. Laboratorium

Laboratorium pengujian meliputi bangunan dan alat-alat penunjang yang lengkap dan memadai, personalia yang terlatih dan bertanggung jawab, peralatan instrumen yang cocok untuk prosedur dan dikalibrasi secara berkala, pereaksi dan media pembiakan yang sesuai, baku pembanding resmi yang sesuai dengan monografi yang bersangkutan, spesifikasi dan prosedur pengujian yang divalidasi dengan fasilitas yang digunakan, catatan pengujian yang mencakup seluruh aspek yang diperlukan dan contoh pertinggal untuk disimpan yang dipergunakan dalam pengujian selanjutnya.

Bagian pengawasan mutu melakukan validasi terhadap prosedur penetapan kadar dan penerapan alat-alat instrumen yang ada, serta memberi bantuan dalam pelaksanaan validasi di bagian produksi.

4. Pengawasan terhadap bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi, diperhatikan dalam hal spesifikasi, cara pengambilan contoh, pengujian terhadap bahan baku, pengemas, produk antara, produk ruahan dan obat jadi. Uji sterilitas untuk produk steril, uji pirogenitas serta pengawasan lingkungan secara berkala terhadap mutu kimiawi dan mikrobiologi dari air dan lingkungan produksi.

5. Produksi-produksi dan perubahannya

Bagian pengawasan mutu ikut serta dalam pembuatan prosedur pengolahan induk dan prosedur pengemasan induk.

6. Peninjauan catatan produksi dan batch produk

Semua catatan produksi dan pengawasan tiap batch dilakukan oleh bagian pengawasan mutu dan batch yang menyimpang diselidiki secara tuntas. 7. Penelitian stabilitas

Penelitian dirancang untuk mengetahui stabilitas dari produk, dan program ini dipatuhi mencakup jumlah, kondisi penyimpanan dan metode pengujian. Penelitian stabilitas dilakukan terhadap produk baru, kemasan baru, perubahan formula dan batch yang telah diluluskan.

Seluruh hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium lain di luar pabrik, tanggung jawab tetap berada di tangan pabrik. Sifat dan luas analisis hendaknya disepakati dan persetujuan akhir merupakan wewenang pabrik yang bersangkutan.

9. Penilaian terhadap pemasok

Bagian pengawasan mutu bertanggung jawab menentukan pemasok yang dipercaya, yang sebelumnya dievaluasi dan diinspeksi bersama oleh bagian pengawasan mutu, bagian produksi dan bagian pembelian secara berkala.

Dokumen terkait