• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA

5.2 Saran

2. Hendaknya ada mahasiswa berikutnya yang melakukan pengembangan perancangan pendistribusian yang lain.

Untuk analisa selanjutnya hendaknya mahasiswa melakukan analisa dengan menggunakan program software yang lain, agar dapat diketahui perbandingannya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Fluida

Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontiniu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul kecil dari pada benda padat dan molekul-molekulnya lebih bebas bergerak, dengan demikian fluida lebih mudah terdeformasi.

2.2 Sifat-Sifat Fluida

Prinsip dasar ini menyangkut konsep-konsep penting aliran fluida, karena sifat-sifat fluida inilah yang mempengaruhi statika maupun dinamika dari fluida atau objek yang ada pada fluida tersebut.

2.2.1 Massa jenis (Density)

Massa jenis sebuah fluida, dilambangkan dengan huruf Yunani ρ

(rho), didefinisikan sebagai massa fluida per satuan volume. Massa jenis menurut [1] biasanya digunakan untuk mengkarakteristikkan massa sebuah sistem fluida.

... (2.1) Keterangan:

ρ = massa jenis, kg/m3 m = massa, kg

V = volume, m3

Harga kerapatan suatu fluida berbeda dengan fluida lainnya, untuk cairan pengaruh tekanan dan temperatur sangat kecil terhadap harga kerapatan.

V

m

=

Gambar 2.1. Grafik kerapatan air sebagai fungsi Temperatur

2.2.2 Volume jenis (Specific volume)

Volume jenis menurut [1], Ʋ adalah volume per satuan massa dan oleh karena itu merupakan kebalikan dari massa jenis (kerapatan).

... (2.2)

Keterangan:

υ = volume jenis, m3/kg V = volume, m3

m = massa, kg

Sifat ini tidak biasa digunakan dalam mekanika fluida, tetapi digunakan dalam termodinamika.

2.2.3 Berat jenis (Specific Weight)

Berat jenis dari sebuah fluida menurut [1], dilambangkan dengan

huruf yunani γ (gamma), didefinisikan sebagai berat fluida per satuan volume.

Berat jenis berhubungan dengan kerapatan melalui persamaan:

ρ

υ

= = 1

m V

Keterangan:

� = berat jenis, N/m3

� = massa jenis (kerapatan), kg/m3

� = percepatan gravitasi, m/s2

Seperti halnya kerapatan yang digunakan untuk mengkarakteristikan massa sebuah sistem fluida, berat jenis digunakan untuk mengkarakteristikan berat dari sistem tersebut.

2.2.4 Gravitasi jenis (Specific Gravity)

Gravitasi jenis sebuah fluida, dilambangkan sebagai SG.Didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan fluida tersebut dengan kerapatan air pada temperatur tertentu.Biasanya temperatur tersebut adalah 4°C, dan pada temperatur ini kerapatan air adalah 1000kg/m3. Dalam bentuk persamaan, gravitasi jenis menurut [2] dinyatakan sebagai:

... (2.4)

2.2.5 Kekentalan (viscosity)

Kekentalan atau viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut.Jadi, viskositas disebabkan oleh gesekan secara molekular antar partikel fluida. Menurut hukum Newton untuk aliran dalam plat sejajar adalah:

... (2.5) o H

SG

2

ρ

ρ

=

dy

du

µ

τ =

Faktor konstanta μ adalah properti dari fluida yang dinamakan

dengan viskositas dinamik. Sangat sering dalam persoalan aliran fluida, viskositas muncul dalam bentuk yang dikombinasikan dengan kecepatan sebagai: ... (2.6) Keterangan: ν = Viskositas kinematik, m2/s μ = viskositas dinamik, kg/m.s ρ = massa jenis, kg/m3

Persamaan diatas disebut sebagai viskositas kinematik dan dilambangkan dengan huruf Yunaniν (nu).

2.3 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida

Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampangmemungkinkan untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliransehingga pengukuran kecepatan merupakan fase yang sangat penting dalammenganalisa suatu aliran fluida. Kecepatan dapat diperoleh dengan melakukanpengukuran terhadap waktu yang dibutuhkan suatu partikel yang dikenali untukbergerak sepanjang jarak yang telah ditentukan.

Besarnya kecepatan aliran fluida pada suatu pipa mendekati nol padadinding pipa dan mencapai maksimum pada tengah-tengah pipa. Kecepatanbiasanya sudah cukup untuk menempatkan kekeliruan yang tidak serius dalammasalah aliran fluida sehingga penggunaan kecepatan sesungguhnya adalah padapenampang aliran. Bentuk kecepatan yang digunakan pada aliran fluida umumnyamenunjukkan kecepatan yang sebenarnya jika tidak ada keterangan lain yangdisebutkan.

ρ

µ

Gambar 2.3 Profil kecepatan pada saluran tertutup

Gambar 2.4 Profil kecepatan pada saluran terbuka

Besarnya kecepatan akan mempengaruhi besarnya fluida yang mengalir dalam suatu pipa. Jumlah dari aliran fluida mungkin dinyatakan sebagai volume, berat atau massa fluida dengan masing-masing laju aliran ditunjukkan sebagai laju aliran volume (m3/s), laju aliran berat (N/s) dan laju aliran massa (kg/s).

Kapasitas aliran (Q) untuk fluida yang incompressibleMenurut [1], yaitu :

Q = A . v

... (2.7)

Dimana : Q = laju aliran fluida (m³/s) A = luas penampang aliran (m²)

v = kecepatan rata-rata aliran fluida (m/s)

Laju aliran berat fluida (W), dirumuskan sebagai :

W = γ. A . v

... (2.8) Dimana : W = laju aliran berat fluida (N/s)

M = ρ. A . v

... (2.9) Dimana : M = laju aliran massa fluida (kg/s)

ρ= massa jenis fluida (kg/m³) 2.4 Energi dan Head

Energi pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Kerja merupakan hasil pemanfaatan dari sebuah gaya yang melewati suatu jarak dan umumnya didefenisikan secara matematika sebagai hasil perkalian dari gaya dan jarak yang dilewati pada arah gaya yang diterapkan tersebut. Energi dan kerja dinyatakan dalam satuan N.m (Joule). Setiap fluida yang sedang bergerak selalu mempunyai energi. Dalam menganalisa masalah aliran fluida yang harus dipertimbangkan adalah mengenai energi potensial, energi kinetik dan energi tekanan.

Berikut persamaan yang digunakan menurut [1] untuk mencari energi dan head :

H= �+

�2

2�

+

[m] ... (2.10)

Dimana : z = Head ketinggian �2

2�= Head Kecepatan

= Head tekanan 2.5 Persamaan Kontinuitas

Prinsip dasar persamaan-persamaan kontinuitas adalah massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Jadimassa dalam suatu sistem yang konstan menurut [4] dapat dinyatakan dalam rumus:

... (2.11) 2 2 2 1 1 1

VdA ρ V dA

ρ =

Merupakan persamaan kontinuitas aliran dalam kondisi steady. Jika aliran tersebut mempunyai sifat incompressible dan steady flow, maka persamaan menjadi:

Q = A

1

1

= A

2

2 ... (2.12) Keterangan:

Q = debit per satuan waktu, m3/s

A1 = luas penampang masuk batas sistem, m2

1 = kecepatan aliran masuk batas sistem, m/s A2 = luas penampang keluar batas sistem, m2

2 = kecepatan aliran keluar batas sistem, m/s 2.6 Aliran Laminar atau Turbulen

Aliran fluida dalam pipa dapat bersifat laminar, transisi, dan turbulen.Parameter yang digunakan untuk mengetahui jenis aliran tersebut adalah bilangan Reynolds (Re).

Dari hasil analisa dimensional diperoleh persamaan (R.K RAJPUT, 2000)

... (2.13) Keterangan: V = kecepatan aliran D = diameter, m v =viskositas aliran 1. Aliran laminar

Aliran yang bergerak dengan teratur dalam lapisan-lapisan, dan meluncur secara lancer dengan kecepatan yang sama.Dalam aliran laminar ini, viskositas berfungsi untuk merendam kecenderungan terjadinya gerakan relatif antara

v VD

=

2. Aliran turbulen

Aliran dimana penggerak dari partikel-partikel fluida yang sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang benar. Dalam keadaan aliran turbulen, maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian-kerugian aliran.

3. Aliran transisi

Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.Konsep dasar bilangan Reynolds, merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu aliran itu dinamakan laminar, transisi atau turbulen. Bilangan Reynolds adalah bilangan yang tidak berdimensi. Titik kritis aliran inkompresibel di dalam saluran adalah Re=2100. Jika suatu aliran memiliki Re<2100 maka disebut aliran laminar, dan jika Re>4000 disebut aliran turbulen.

Gambar 2.5. (a) Percobaan untuk mengetahui jenis aliran, (b) Jenis-jenis aliran dilihat pada guratan warna

2.7 Head loss

Head loss terbagi menjadi dua macam, yaitu head loss mayor dan head loss minor.Head loss sendiri (Ht) merupakan penjumlahan dari head loss mayor dan head loss minor, seperti dituliskan dalam rumus sebagai berikut:

H

t

= H

lf

+ H

lm ... (2.15)

Keterangan:

Ht = head loss total Hlf = head loss mayor Hlm =head loss minor 2.7.1 Head loss mayor (��)

Head loss mayor dapat terjadi karena adanya gesekan antara aliran fluida yang mengalir dengan suatu dinding pipa.Pada umumnya losses ini dipengaruhi oleh panjang pipa.Untuk dapat menghitung head loss mayor, perlu diketahui lebih jelas awal jenis aliran fluida yang mengalir. Jenis aliran tersebut dapat diketahui melalui Reynold number sebagai berikut.

�� =

�����

... (2.16)

Keterangan:

� = kecepatan fluida, m/s

� = massa jenis fluida, kg/m3

� = diameter pipa, m

� = viskositas fluida, kg/m.s atau N.s/�2

Kecepatan fluida (V) pada Reynold number dapat diketahui dengan rumus:

V =

�.� ... (2.17)

� = kecepatan fluida, m/s

� = luas penampang, m2

Perhitungan head loses dapat menggunakan salah satu dari rumus berikut :

1. Perhitungan head loss mayorDarcy Weisbachmenurut [4] dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

= �

22 ... (2.18) Keterangan:

= head loss mayor, m

f = faktor gesekan (dapat diketahui melalui diagram Moody) L = panjang pipa, m

D = diameter pipa, m

� = kecepatan aliran, m/s

2. Persamaan Hazen – Williams menurut [4] yaitu :

ℎ� =

10 ,666 �1,85

�1,85�4,85

... (2.19) Dimana : hf = kerugian gesekan dalam pipa (m)

Q = laju aliran pipa

C = koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams d = Diameter pipa

L = Panjang Pipa

Tabel 2.1 Koefisien kekasaran pipa hazen- Williams Material Pipa Koefisien C Brass, Copper, Aluminium 140

PVC 150

Cast Iron new and old 130

Galvanized Iron 100

Asphalted Iron 120

Sumber : Ram Gupta. S, “Hydrology & Hydraulic Engineering Systems. Pearson. New Jersey. 1989. Hal. 550.

2.7.2 Head loss minor (��)

Head loss minor dapat terjadi karena adanya sambungan pipa (fitting) seperti katup (valve), belokan (elbow), saringan (strainer), percabangan (tee), losses pada bagian entrance, losses pada bagian exit, pembesaran pipa (expansion), pengecilan pipa (contraction), dan sebagainya, dibawah ini contoh gambar sambungan pipa:

a. Elbow

Elbow atau belokan merupakan suatu piranti yang sering digunakan pada suatu sistem perpipaan.

Gambar 2.6. Flanged elbow 90o

Sesuai standar yang ada di pasaran,elbow tersedia dalam ukuran sudut 45o dan 90o dengan flanged serta ulir sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan.

b. Percabangan (Tee)

Penggunaan Tee dilakukan untuk mengalirkan aliran fluida menuju dua arah yang berbeda dalam satu siklus tertentu yang dipasang secara parallel.

Gambar 2.7. Threaded tee

c. Entrance dan Exit

Entrance seringkali timbul pada saat perpindahan dari pipa menuju suatu reservoir. Berdasarkan jenisnya, entrance dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu reestrant, square-edge, dan well rounded.

Gambar 2.8. Macam-macam entrance

Dari ketiga entrance tersebut, dihasilkan nilai koefisein minor yang berbeda-beda, seperti terlihat dalam tabel berikut ini:

Jenis Entrance Nilai K

Reentrant 0,8

Sguare edge 0,5

Well rounded (r/d > 0,12) 0,1

Sumber : John K. Vennard, Robert L. Street. 1982. Elementary Fluid Mechanics, Sixth Edition. California.

Exit merupakan kebalikan dari entrance. Exit timbul karena adanya perpindahan dari reservoir menuju ke suatu pipa, sama halnya denganentrance, exit dibedakan menjadi 3 macam, diantaranya projecting, Sharp edge, dan rounded.

Projecting

Sharp edge

Gambar 2.9. Macam-macam exit

Jenis Exit Nilai K

Projecting 1,0

Sharp edge 1,0

Rounded 1,0

Sumber : John K. Vennard, Robert L. Street. 1982. Elementary Fluid Mechanics, Sixth Edition. California.

d. Pembesaran (Expansion)

Pembesaran dalam suatu perpipaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pembesaran mendadak atau terjadi secara tiba-tiba yang seringkali disebut dengan sudden ekspansion ataupun gradual ekspansion.

Gambar 2.10. Sudden ekspansion

Gambar 2.11. Gradual ekspansion

e. Pengecilan (Contraction)

Sama halnya dengan ekspansion, contraction juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sudden contraction (pengecilan secara tiba-tiba), dan gradual contraction (pengecilan

Gambar 2.12. Sudden contraction

Gambar 2.13. Gradual contraction

Head loss minor menurut [3] dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

H

lm

=�

2² ... (2.20) Dimana : hlm = head loses minor

K = koefisien kerugian (dari koefisien komponen pipa yang digunakan )

v = kecepatan aliran fluida (m/detik)

Faktor gesekan Moody λ (atau f) digunakan dalam persamaan Darcy Weisbach. Koefisien ini dapat diperkirakan dengan diagram dibawah ini :

Gambar 2.14. Faktor gesekan untuk pipa (Diagram Moody)

Sistem perpipaan biasanya terdiri dari beberapa komponen seperti katup, belokan, percabangan dan sebagainya yang dapat menambah head loss sistem pipa. Kerugian head melalui komponen sistem pipa tersebut disebut kerugian minor (minor losses). Sedangkan kerugian gesekan di sepanjang pipa disebut kerugian mayor (mayor losses).

K adalah koefisien kerugian minor, harga K bergantung pada jenis komponen sistem perpipaan seperti katup, sambungan, belokan, sisi masuk, sisi keluar, dan sebagainya.

2.8 Metode Hardy Cross

Analisis untuk kasus jaringan pipa dikembangkan oleh Hardy Cross, metoda ini dapat digunakan untuk menentukan head loss di setiap pipa dalam jaringan (networks).

berhubungan, air mengalir dalam banyak arah, dan area konsumen disuplai melalui banyak jalur pipa utama.

Gambar 2.15. Jaringan pipa

Syarat kondisi untuk metoda Hardy Cross adalah aliran dalam jaringan pipa harus memenuhi hubungan dasar dari prinsip energi dan kontinuitas, yaitu: 1. Aliran yang menuju titik pertemuan harus sama dengan aliran yang keluar. 2. Aliran pada masing-masing pipa harus memenuhi hukum gesekan pipa untuk

satu pipa.

3. Jumlah total head loss pada loop tertutup harus sama dengan nol.

Langkah-langkah metode Hardy Cross adalah sebagai berikut:

1. Memberikan perkiraan atau asumsi awal aliran yang memenuhi prinsip energi dan kontinuitas pada poin 1 di atas.

2. Menuliskan kondisi 2 pada masing-masing pipa dengan rumus:

... (2.21) 3.Untuk memeriksa kondisi 3, hitung keseluruhan head loss dengan rumus:

... (2.22) Asumsi: untuk head loss positif searah jarum jam, dan untuk head loss

n L KQ h =

= n L KQ h

4. Lalu mencari koreksi debit (ΔQ) dengan rumus:

... (2.23)

5. Setelah koreksi pertama, iterasi masih belum setimbang, prosedurnya adalah mengulangi iterasi sampai mencapai atau mendekati nol.

2.9 Pipe Flow Expert Software

Pipe Flow Expert Software adalah program untuk mendesain pipa dan pemodelan sistem pipa. Menghitung aliran fluida dalam jaringan pipa loop terbuka atau tertutup dengan beberapa tangki atau reservoir, beberapa pompa secara seri atau paralel, dan beberapa ukuran pipa dan fitting, Pipe Flow Expert akan menghitung laju aliran di setiap pipa dan akan menghitung penurunan tekanan pipa di sepanjang jaringan pipa.

Pipe Flow ini dirancang untuk membantu insinyur untuk menggambar sistem jaringan pipa kompleks kemudian menganalisa dan memecahkan berbagai masalah didalam sebuah jaringan pipa tersebut. Program ini juga bisa digunakan untuk melakukan simulasi perancangan terhadap sebuah jaringan pipa untuk mendapatkan sejumlah hasil yang nantinya akan menjadi acuan untuk melakukan perancangan yang sebenarnya dilapangan.

Sistem penggambaran pipa dengan menggambar titik sambungan dan pipa yang menjadi penghubung antar titik (node). Secara horizontal, vertikal atau diagonal dapat digunakan untuk menghubungkan satu titik ke titik lain. Data-data fisik yang dimasukkan oleh pengguna biasanya meliputi:

1. Diameter pipa, panjang pipa dan material pipa pada setiap pipa penghubung. 2. Ketinggian (elevasi) masing-masing titik (node)

3. Aliran masuk dan aliran keluar pada setiap titik sambungan | / | | 0 1 0 0 Q h n h KnQ KQ Q L L n n

− = − = ∆

Kotak input data terletak di sisi kiri panel gambar. Kotak input ini akan menampilkan data untuk node yang sedang dipilih atau pipa dan dapat digunakan untuk mengubah data. Data untuk node, pipa, pompa dan lain-lain dapat diubah pada setiap saat selama proses desain.

Adapun hasil analisis sistem jaringan pipa dengan menggunakan Pipe Flow Expert Software ini meliputi:

1. Kapasitas Aliran (Q) Pada setiap pipa 2. Kecepatan Aliran (V) pada setiap pipa 3. Aliran massa pada setiap pipa

4. Reynolds Number (re) 5. Nilai head loss Mayor 6. Nilai head loss Minor

7. Kehilangan tekanan pada setiap pipa 8. Kehilangan tekanan pada setiap node 9. Nilai HGL (Hydraulic Grade Line)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakang

Didalam kehidupan sehari-hari ada beberapa kebutuhan pokok yang sangat vital harus dipenuhi dalam kegiatan manusia setiap harinya, salah satunya adalah air.Air adalah senyawa yang memberikan berbagai manfaat untuk kelangsungan hidup manusia.Manfaat air bagi kehidupan manusia dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung manusia sendiri sangat membutuhkan air baik untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh seperti minum maupun memenuhi kebutuhan lain seperti mencuci pakaian, mencuci piring, memasak dan lain-lain. Manfaat air juga dibutuhkan secara tidak langsung bagi manusia yaitu melalui hewan dan tumbuhan. Hewan dan tumbuhan adalah dua mahluk hidup lain selain manusia didunia ini sangat dibutuhkan oleh manusia. Tanpa adanya kedua mahluk hidup ini maka manusia tak akan bisa hidup karena semua mahluk hidup saling membutuhkan membentuk suatu rantai makanan. Disamping itu juga air adalah senyawa yang penting bagi proses produksi sebuah industri ataupun pabrik, dimana air berfungsi sebagai bahan produksi, media pendingin dan masih banyak lagi kegunaannya.

Oleh karena beberapa alasan diatas, ketersediaannya sangat lah penting dan harus tetap terjamin. Banyak cara yang digunakan untuk mendistribusikan air bersih, salah satunya dengan menggunakan pemipaan atau jaringan pemipaan. Dengan bertumbuhnya penduduk dan perkembangan suatu daerah kebutuhan air

dalam pendistribusian air yaitu debit air yang mengalir ke setiap rumah tidak sesuai dengan kebutuhan masing masing rumah, tidak meratanya debit air yang mengalir pada setiap rumah sehingga dibutuhkan sumber air yang baru agar semua kebutuhan air tiap rumah terpenuhi. Permasalahan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah perancangan sistem pemipaan yang tidak sesuai dengan jumlah penghuni disetiap rumah.

Dalam usaha memenuhi kebutuhan akan air bersih maka diperlukan tata cara pendistribusian air bersih tersebut agar sampai ke konsumen, untuk itu diperlukan sistem pemipaan. Pada dasarnya fungsi dari pemipaan ini adalah untuk mendistribusikan air bersih ketempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup.

Sehingga diperlukan rancangan pipa dan susunan pipa yang tepat, serta pemilihan pompa ataupun tinggi tangki (reservoir) yang dibutuhkan sehingga pipa dapat menyalurkan air sampai ke konsumen dengan baik.Sehingga, baik antara perusahaan ataupun pelanggan tidak ada yang dirugikan.

Bagian pemipaan dan detailnya merupakan standart dari unit seperti ukuran diameter, jenis katup yang akan dipasang, baut dan gasket pipa, penyangga pipa dan lain-lain. Di pasaran telah terdapat berbagai jenis pipa dengan ukuran dan bahan bahan tertentu sesuai dengan kebutuhan seperti dari bahan steel, steel galvanized, PVC (Polyvinil Chloride), stainless steel dan lain-lain.

yang sangat kompleks, sehingga membutuhkan penyelesaian yang lebih teliti.Dalam perencanaan itu hal-hal yang perlu diperhitungkan diantaranya besarnya kapasitas dan kecepatan aliran dari fluida yang melalui jalur pipa dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan.

1.2Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a) Untukmemperoleh besar kebutuhan total pada kompleks perumahan PT. INALUM Power Plant, Paritohan.

b) Untuk merancang suatu sistem pendistribusian air yang lebih efisien melalui jaringan pipa pada kompleks perumahan PT. INALUM Power Plant,

Paritohan.

c) Untuk melakukan analisa dan perhitungan terhadap aliran, head loss pada jaringan pemipaan secara manual dan simulasi pada program Pipe Flow Expert, serta persentase perbedaannya.

1.3Batasan Masalah

Pada perencanaan ini akan dibahas mengenai perancangan dan analisa pendistribusian air bersih ke tiap-tiap perumahan pada suatu jaringan pipa di kompleks perumahan PT. INALUM Paritohan

Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai analisa distribusi aliran pada tiap pipa antara lain kapasitas aliran fluida , kecepatan aliran fluida, kerugian head yang terjadi pada pipa, ukuran pipa yang digunakan dan juga ketinggian reservoir (tangki) yang nantinya sesuai untuk digunakan dalam pendistribusian air bersih agar setiap warga atau konsumen memperoleh air bersih dengan baik.

1. Sebagai pengetahuan dan pengalaman dibidang pendistribusian air bersih 2. Sebagai bahan perbandingan untuk mahasiswa yang lain jika ingin

melakukan penelitian tentang jaringan pemipaan

3. Untuk membandingkan antara teori yang diperoleh diperkuliahan dengan yang ada di lapangan.

4. Untuk membandingkan antara teori dengan hasil simulasi pada software 5. Sebagai bahan ajar bagi mahasiswa untuk mahir dalam menggunakan

program Pipe Flow Expert

1.5.Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1) Tinjau lapangan yakni dengan melakukan pengambilan data terhadap objek yang diteliti secara langsung kelapangan.

2) Konsultasi dengan pembimbing lapangan dan pembimbing di perkuliahan. 3) Studi literatur yaitu mempelajari buku-buku referensi dalam melengkapi

teori-teori yang berhubungan dengan sistem pemipaan dan distribusi

1.6.Sistematika Penulisan

Adapunsistematikapenulisanpadatugasakhiriniadalah :

BAB I PENDAHULUAN Bab

inimenjelaskanpendahuluantentangstudikasusdanpemecahanmasalah yang berisiantaralain :Latarbelakang, batasanmasalah, tujuanpenelitian, manfaat penelitian, metode penulisan dansistematikapenulisan.

Bab iniberisidasarteoridaritopik yang dikajidandigunakansebagailandasandalammemecahkanmasalahdanmenganalis

ispermasalahan.

BAB III METODOLOGI

Bab ini berisi tentang tempat dan waktu dimana penelitian dilakukan serta metode pengerjaan dan metode pengolahan data.

BAB IV ANALISA DATA

Pada bab ini akan diuraikan tentang proses perhitungan dari data-data yang sudah didapatkan serta perencanaan jaringan pipa yang lebih efisien Pada bab ini juga akan diuraikan tentang proses perhitungan dari data-data yang sudah didapatkanmengenai reservoir

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab iniberisikesimpulandarianalisa yang dilakukanterhadappermasalahandan

ABSTRAK

PT. INALUM Power Plant merupakan perusahaan yang memiliki perumahan karyawan yang setiap harinya membutuhkan banyak pasokan air untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Oleh karena itu diperlukan perancangan jaringan yang efisien agar kebutuhan air diperumahan PT. INALUM terpenuhi.Sebelum air digunakan oleh para konsumen, air diambil dan dipompa dari Sungai Simanimbo anak Sungai Asahan menuju water treatment untuk diolah agar air dapat dikonsumsi oleh konsumen.Pendistribusian air dari water treatment ke reservoir menggunakan prinsip gravitasi, yaitu memanfaatkan perbedaan ketinggian water treatment ke reservoir sehingga tidak memerlukan pompa untuk pendistribusiannya.Setelah air sampai di reservoir, maka dengan mudah air tersebut untuk didistribusikan ke perumahan PT. INALUM. Dengan menggunakan jaringan pemipaan, maka akan terjadi kerugian head mayor dan juga head minor pada setiap pipa yang diakibatkan oleh kekasaran pipa, elevasi, panjang pipa, kapasitas aliran pipa, dan juga diameter pipa. Didalam penelitian ini, setelah didapatkan perancangan jaringan pipa, kemudian di analisa dengan software Pipe Flow Expert agar ditemukan rancangan jaringan pipa yang lebih efisien.Head mayor dan head minor yang terjadi dihitung menggukan persamaan Darcy Weisbach dimana kapasitas aliran puncak adalah 0.012 m3/s dengan total kerugian head menggunakan software adalah 4.7841 m dan perhitungan manual adalah 4.89 m. setelah didapatkan kerugian head pada masing-masing pipa,

Dokumen terkait