• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

C. Saran

1. Sebaiknya peranan komite anggaran yang ada di perusahaan tidak hanya memberikan persetujuan atas anggaran yang telah disusun oleh masing-masing bagian kebun, tetapi juga harus dapat menyusun semua anggaran perusahaan. Seperti yang terdapat dalam teori, peranan komite anggaran yaitu dapat menyusun semua anggaran dalam perusahaan.

2. Sebaiknya penerapan indikator kunci manajer sebagai pengendalian kinerja manajer lebih dimaksimalkan lagi. Sehingga dapat diupayakan jumlah produksi dapat meningkat dari yang dianggarkan dengan memperhatikan pengendalian terhadap biaya yang dikeluarkan tidak melebihi terhadap anggaran biaya produksi yang ditetapkan. Jika terjadi penurunan realisasi biaya dari yang dianggarkan, manajer juga harus melakukan pembahasan dengan bawahan.

3. Sebaiknya manajer lebih memperhatikan terhadap penggunaan biaya yang terjadi dan memaksimalkan penerapan analisis varians sehingga

dapat dilakukan tindakan korektif. Dengan demikian kelemahan atau penyimpangan tidak terjadi secara berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus, 2002. Anggaran Perusahaan: Pendekatan Kuantitatif, Edisi Pertama, Cetakan Keempat, BPFE, Yogyakarta.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen, 2004. Manajemen Biaya: Akuntansi dan Pengendalian, Terjemahan Ancella A. Hermawan, M.B.A, Buku Dua, Edisi Pertama, PT Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Budgeting Penganggaran: Perencanaan Lengkap Untuk Membantu Manajemen. Edisi Pertama, Cetakan Kedua, penerbit PT Indah Karya (Persero) Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

L, Merda Listana, 2007. Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia-Medan, Skripsi Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Munandar, 2001. Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja, Edisi 1, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Nafarin, M, 2004. Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

S.P, Fortuna Panca, 2007. Analisis Penggunaan Anggaran Biaya Produksi Dalam Mengevaluasi Kinerja Bagian Produksi Pada PT. Tolan Tiga Indonesia- Kerasaan Estate. Skripsi Akuntansi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Shim, Siegel, 2001. Budgeting, Pedoman Lengkap Langkah-Langkah Penganggaran, Erlangga, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000. Akuntansi Managerial. Cetakan Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketujuh, CV Alfabeta, Bandung.

Sukarno, Edy, 2000. Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Supriyono, 2001. Proses Pengendalian Manajemen. Cetakan Pertama, BPFE-Yogyakarta.

Welsch, Glenn A., Roland W. Hilton, and Paul N. Gordon, 2000. Diterjemahkan oleh Purwatiningsih. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba. Buku Satu, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakaerta.

Witjaksono, Armanto, 2006. Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta

Lampiran i DAFTAR PERTANYAAN

1. Apa yang diproduksi oleh PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa? Jawab :

PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa merupakan perusahaan yang bergerak di biadang pertanian dan perkebunan yang mengelola budidaya kelapa sawit, karet, tembakau dan tebu.

2. Berapa lama periode anggaran dibuat? Jawab :

Periode anggaran yanng dibuat biasanya 1 tahun.

3. Dalam menyusun anggaran biaya produksi yang digunakan biaya taksiran atau biaya standar?

Jawab :

Dalam menyusun anggaran biaya produksi yang digunakan adalah biaya standar yang terdapat dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).

4. Bagaimana proses penyusunan anggaran biaya produksi pada perusahaan? Jawab :

Perusahaan menggunakan metode campuran atau top down dan bottom up, dimana anggaran yang disusun oleh masing-masing kebun dengan berpedoman pada biaya standar yang ditetapkan oleh direksi. Setelah usulan anggaran yang berupa draft tersebut disetujui oleh manajer dan atasan lainnya, anggaran tersebut diserahkan kepada RUPS untuk disetujui yang selanjutnya diserahkan kepada direksi untuk digunakan oleh bagian perencanaan untuk melakukan kegiatan operasionalnya.

5. Apakah sudah dilakukan analisis dalam menilai penyimpangan yang terjadi?

Jawab :

Iya, dilakukan analisis setiap bulannya.

6. Dalam menilai anggaran dan realisasi adakah batas yang dianggap signifikan/material?

Jawab : Apabila terjadi kenaikan realisasi biaya dari anggaran yang ditetapkan, maka batasan yang dianggap cukup signifikan/material antara 5% - 10%.

7. Bagaimana jika realisasi tidak melebihi atau mendekati anggaran, apakah dianggap kinerja manajer baik dan diberi prestasi kerja berupa bonus? Bagaimana jika realisasi yang melebihi anggaran, adakah tindakan untuk memperbaikinya?

Jawab :

Jika realisasi yang tidak melebihi anggaran atau mendekati anggaran, kinerja manajer dianggap baik dan manajer akan diberikan reward berupa

kenaikan jabatan dan kenaikan gaji, sedangkan realisasi yang melebihi anggaran akan diberikan punishment berupa penurunan jabatan atau jabatan tidak naik.

8. Apakah penyusutan juga termasuk dalam unsur-unsur biaya produksi? Kalau termasuk, metode apa yang digunakan dalam penyusutan?

Jawab :

Iya, penyusutan termasuk dalam unsur-unsur biaya produksi. Metode penyusutan yang digunakan yaitu metode garis lurus atau straight line method.

9. Apakah kendala-kendala dalam produksi? Jawab :

Kendala-kendala dalam produksi yaitu masih adanya gangguan keamanan terhadap panen produksi, antara lain pencurian dan penjarahan produksi, penggarapan atau kalim dari sebagian areal perusahaan, terutama areal yang berada di sekitar kota.

10.Apabila terdapat penyimpangan antara anggaran dan realisasi, apa sebenarnya yang salah, anggaran atau realisasinya?

Jawab :

Yang salah bisa kedua-dua nya yaitu anggaran yang disusun bisa terlalu tinggi atau realisasi biaya yang terjadi terlalu rendah dari anggarannya.

Lampiran iii

PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Laporan Biaya Produksi Kelapa Sawit Tahun 2008

(Dalam Rp)

Biaya Produksi Rp Rp/kg

1.Biaya Umum

a.Gaji, tunjangan & bisos karyawan pimpinan 7.934.531000 65,02

b.Gaji, tunjangan & bisios karyawan pelaksana 25.041.004.000 205,21

c.Honorarium 681.431.000 5,58

d.Biaya pengangkutan, perjalanan, dan penginapan

15.753.931.000 129,10

eBiaya pemeliharaan bangunan rumah 3.140-683.000 25,74

f. Biaya pemeliharaan bangunan perusahaan 6.424.644.000 52,65

g.Biaya pemeliharaan mesin dan instalasi 6.053.000 0,05

h.Biaya pemeliharaan jalan,jembatan,dan sal.air 5.811.171.000 47,62

i. Biaya pemeliharaan inventaris kecil 532.016.000 4,36

j. Iuran dan sumbangan 119.079.000 0,98

k.Pajak dan sewa tanah 18.291.379.000 149,90

l. Asuransi 1.023.547.000 8,39

m.Biaya Keamanan 32.323.016.000 264,89

n.Biaya penerangan 5.778.410.000 47,35

o.Biaya pompa air 2.962.859.000 24,28

p.Biaya lain-lain 12.885.584.000 105,60

Jumlah Biaya Umum 138.709.338.000 1.136,74

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa a. Biaya Tanaman

1)Upah, tunjangan karyawan 5.874.478.000 48,14

2)Pemeliharaan tanaman menghasilkan 132.866.773.000 1.088,85

3)Panen dan pengumpulan 70.004.393.000 573,69

4)Pengangkutan ke pabrik 31.450.250.000 257,74

Jumlah Biaya Tanaman 240.195.894.000 1968,433

b. Biaya Pengolahan 55.765.268.000 457

c.Biaya Penyusutan/Amortisasi 30.531.587.000 250,21

Jumlah Biaya Produksi Kebun 465.202.087.000 3.812,38

3. Pembelian TBS 489.197.869.000 1.414,36

Lampiran iv

PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Laporan Biaya Produksi Kelapa Sawit Tahun 2009

( Dalam Rp )

Uraian Rp Rp/kg

4. Biaya Umum

b. Gaji, tunjangan & bisos karyawan pimpinan 5.260.176.000 42,94

c. Gaji, tunjangan & bisos karyawan pelaksana 23.468.435.000 191,56

c. Honorarium 728.370.000 5,95

e. Biaya pengangkutan, perjalanan, dan penginapan 14.159.806.000 115,58

f. Biaya pemeliharaan bangunan rumah 3.303.675.000 26,97

g. Biaya pemeliharaan bangunan perusahaan 5.086.953.000 41,52

h. Biaya pemeliharaan mesin & instalasi 9.310.000 0,08

i. Biaya pemeliharaan jalan, jembatan & saluran air 3.523.206.000 28,68

i. Biaya pemeliharaan inventaris kecil 545.285.000 4,45

j. Iuran dan sumbangan 48.499.000 0,40

k. Pajak dan sewa tanah 17.968.847.000 146,67

l. Asuransi 1.977.609.000 16,14

m. Biaya Keamanan 19.651.237.000 160,41

n. Biaya penerangan 4.464.563.000 36,44

o. Biaya pompa air 2.540.361.000 20,74

p. Biaya lain-lain 6.328.184.000 51,65

Jumlah Biaya Umum 109.054.516.000 890,17

5. Biaya Langsung d. Biaya Tanaman

2) Upah, tunjangan karyawan 7.696.399.000 62,82

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

3) Panen dan Pengumpulan 68.584.871.000 559,83

4) Pengangkutan ke pabrik 35.321.274.000 288,31

Jumlah Biaya Tanaman 186.720.905.000 1.524,13

b. Biaya Pengolahan 57.957.237.000 473,08

c. Biaya Penyusutan/Amortisasi 30.204.152.000 246,55

Jumlah Biaya Produksi Kebun 383.936.810.000 3.133,93

3. Pembelian TBS 385.655.246.000 1.217,51

Dokumen terkait