• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Dalam penulisan berita mengenai industri busana muslim Media Indonesia diharapkan terus menyajikan berita mengenai perkembangan industri busana muslim, bukan hanya menjelang hari raya Idul Fitri melainkan setiap bulannya. Sebagai acuan para muslimah untuk berhijab sehingga mode busana muslim semakin variatif.

Untuk pihak pemerintah, agar segera memperbaiki sistem perekonomian Indonesia dan mensosialisasikan produk muslim Indonesia ke pasar Internasinal. Bagi masyarakat, hijab bukan lah tren tetapi sudah menjadi kewajiban para muslimah untuk menutupi aurat mereka dengan hijab. Dalam hal ini, kesadaran pemerintah dan muslimah sangat berpengaruh terhadap peningkatan produk busana muslim Indonesia.

83

DAFTAR PUSTAKA

A.Referensi Buku

Amin, Syahrul. Menuju Persaingan Renungan Pokok Islam. Jogyakarta: Salahudin Press, 1983.

Barus, Sedia Willing. Jurnalistik; Penentu Teknis Menulis Berita. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010.

Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Darwis, Khaulah Binti Abdul Kadir. Bagaimana Muslimah Bergaul. Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 1993.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003.

Eriyanto. Analisis Framing: Kontruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LkiS, 2002.

Gusnadi, Y.S. Himpunan Istilah Komunikas. Jakarta: Grasindo, 1998. Hafidhuddiin, Didin. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Haj, Mullhandy Ibn. Empat Puluh Satu Tanya Jawab Tentang Jilbab (Kerudung). Bandung: Espe Press Bandung, 1992.

Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta: Granit, 2004.

Ishwara, Luwi. Seri Jurnalistik Kompas: Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: penerbit Buku Kompas, 2006.

Mc Quail, Dennis. Teori Komunikasi Massa:Suatu Pengantar. Penerjemah Agus Dharma, dkk, Jakarta: Erlangga, 1996.

Mughniyah, Muhammad Jawad. Fiqih Lima Mazhab. Jakarta: LENTERA, 2007.

Nurudin. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2009.

Riyanto, Geger. Peter L Berger: Perspektif Metateori Pemikiran / Geger Riyanto. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2009.

Shihab, M. Quraisy. Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah. Jakarta: Lentera Hati, 2004.

Sobur,Alex. Analisis Teks Media. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2009.

Suhandang, Kustadi. Pengantar Jurnalistik : Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung: Penerbit Nuansa, 2004.

Sumadiria, AS Haris. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005.

Surtiretna, Nina dkk. Anggun Berjilbab, Pakaian Wanita Muslimah. Bandung: Mizan, 1995.

Surtiretna, Nina. Anggun Berjilbab. Bandung: PT. Al-Bayans, 1997. Umar, Nasaruddin. Fikih Wanita untuk Semua. Jakarta: Serambi, 2010.

B.Referensi Internet

Org,Organisasi, artikel diakses pada tanggal 10 Februari 2013 pukul 19:11 dari http://organisasi.org/pengertian_definisi_macam_jenis_dan_penggolongan _industri_di_indonesia_perekonomian_bisnis

Wikipedia, “Koran”, artikel diakses pada tanggal 31 Januari 2013 pukul 11:00 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Koran

C.Referensi Koran

“Fesyen Muslim Berselera Global.” Media Indonesia, 24 Juni 2012.

“Bergaya dengan Kerudung Rajut.” Media Indonesia, 22 Juli 2012.

“Gaya Atraktif untuk Hijabers.” Media Indonesia, 5 Agustus 2012.

“Fesyen Muslim Makin Trendi, Tetap Syar’I.” Media Indonesia, 14 Agustus 2012.

“Gencar Berpromosi Jangan Mau Kalah.” Media Indonesia, 18 September 2012.

“Masih Sulit Ikut Stabilkan Neraca Perdagangan.” Media Indonesia, 18 September 2012.

D.Referensi Skripsi

Maysyarah. “Analisis Framing Berita Aksi Terosisme di Indonesia dalam Surat

Kabar Sindo (Seputar Indonesia).” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komuniasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta, 2010.

Syauqi, Muhammad Rifad. “Analisis Framing Pemberitaan Satu Tahun SBY

Budiono di Harian Media Indonesia.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komuniasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta, 2011.

Utami, Ririn Restu. “Analisis Framing Pemberitaan Gayus Tambunan di

Republika dan Media Indonesia Periode November 2010.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komuniasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta, 2011.

Konsep padu padan dalam

fesyen muslim Indonesia dinilai pelaku

mode Paris bisa menjadi modal kuat

untuk menembus pasar internasional.

MI/ADAM DWI

Shafi ra

FOTO-FOTO: MI/ANGGA YUNIAR DOK. MUSLIMAH BEAUTY FOUNDATION

J

AKET batik bersiluet kimono yang dipadan-kan dengan rok panjang berwarna biru muda menghadirkan kesan muslimah yang stylish. Begitu pun kesan santun dan sesuai syariah tetap kuat dengan lebar dan longgar. Padanan se-gar dan elegan itu menjadi salah satu koleksi dalam peragaan busana Shafi ra, Rabu (20/6), di Jakarta.

Selain siluet kimono, elemen etnik Asia juga hadir dalam wujud motif-motif burung phoenix,

modifi kasi gaya obi, hingga bordir motif oriental. Sentuhan mode global memang kerap

dihadir-kan merek yang sudah berusia 23 tahun itu. Namun, dalam peragaan yang sekaligus untuk menggaet pasar menjelang Lebaran tersebut, unsur batik terlihat lebih dominan.

Batik bahkan mulai menggeser sifon dan sutra yang biasanya menjadi material

u-tama di gaun malam Shafi ra.

Pada segmen tersebut keindahan batik lasem ditonjolkan dengan busana yang hanya berdetail minimalis. Meski

ber-bahan dasar katun, gaun-gaun malam elegan itu tetap tampak ringan dan luwes.

“Shafi ra ingin menunjukkan kedewasaan. Semua desain mengarah pada kesan ringan, muda, dan elegan,” kata Fenny Mustafa, sang pendiri Shafi ra.

Konsep yang elegan tapi tetap ringan serta memadankan unsur adati dan global tampak-nya juga sejurus dengan visi Shafi ra beberapa

tahun ini. Brand asal Bandung, Jawa Barat, itu ingin menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia pada 2020.

Selain menghadirkan pembaruan dari tenun ke batik, sesuai dengan tema For all generation, Shafi ra menghadirkan koleksi sarimbit. Dengan merujuk makna dalam bahasa Sunda yang berarti ‘keluarga’, koleksi sarimbit diwujudkan dengan me-nyediakan busana untuk empat generasi.

Pada malam itu pula Fenny mengumumkan bahwa Shafi ra tengah menyiapkan gebrakan lain di luar mode busana. World Fashion Library and Creative Centre, yang

be-berapa waktu ini digodok Shafi ra, direncanakan dapat terwujud pada 2014.

“Di sana semua pihak yang terlibat dalam industri ini bisa berkolaborasi karena peran Indonesia dalam industri ini harus dijaga kesinambungannya,” kata Deny Setiawan yang menggantikan Gilarsi Wahyu Setijono sebagai CEO Shafi ra.

Kolaborasi desainer asing

Cita-cita menjadikan Indonesia sebagai acuan fesyen muslim dunia nyatanya bukan hanya milik Shafi ra. Beberapa waktu lalu, di Jakarta, sejumlah pelaku mode asal Indonesia mengumumkan kerja sama dengan tiga desainer asing yang berkiprah di Prancis untuk mewujud-kan tampilan busana muslim yang mengglobal. Kerja sama yang dinamakan Savior Faire Savoir itu digawangi Sophia Hutagalung dan Henri Bisma. Sophia yang merupakan pelatih model di Paris dan Henri yang bekerja sebagai desainer di kota yang sama menggandeng Kim Laursen yang merupakan direktur lini siap

pakai Lacroix, Sergio Machadom yang merupa-kan salah satu konseptor di lembaga prediksi tren mode setempat, dan desainer asal Italia Massimo Polvara.

Kiprah kerja sama tersebut akan terwujud dalam busana-busana muslim yang nantinya ditampilkan pada The World Muslim Beauty 2012. Kontes kecantikan muslimah tersebut akan

ber-langsung di Jakarta, mulai 23 Juli 2012. Namun, sebelum sampai ke event terse-but, beberapa waktu lalu kelima pelaku

mode itu memberikan penilaian busana muslim Indonesia berdasar koleksi Tuti Adib dan Anne Rufaidah. Kim dan Hery juga menambahkan beberapa detail dalam rancangan kedua desainer

fesyen muslimah tersebut antara lain aksen siluet dan lekuk

em-briodery.

Menurut Kim dan Hery, aksen siluet sangat

pen-ting diterapkan dalam pakaian muslim karena

cutting-nya memancar-kan kesan yang bersih pada pemakainya. Kim memuji konsep busana muslim Indonesia yang banyak menerapkan padu pa-dan. Ia menilai gaya tersebut belum banyak dilakukan ne-gara lain dan dapat menjadi kekuatan fesyen muslim

In-donesia dalam menembus pasar dunia. (*/M-4)

miweekend

@mediaindonesia.com

Fesyen Muslim Berselera Global

MINGGU, 24 JUNI 2012

13

PESONA

IIS ZATNIKA

PEMBARUAN terkadang hadir lewat segala yang kontradiktif dari pakem asal. Itu pula yang tampak menjadi formula Deden Siswanto dalam memberi nyawa baru busana-busana peranakan Tionghoa.

Dalam peragaan busana ber-sama dua desainer Asosiasi Per-ancang Pengusaha Mode Indone-sia (APPMI), koleksi milik Deden berupa busana-busana cheongsam dengan potongan serbaasimetris, gaya saling tindih, dan tanpa warna cerah.

Nuansa gelap, perpaduan kain velvet,dan sifon yang saling silang memberikan kesan seksi sekaligus mistis dan elegan. Tidak berlebihan

rasanya menyebut koleksi busana cheongsam yang edgy bisa memikat hati fashionista mana pun, meski tanpa darah oriental.

Koleksi lain dalam peragaan ber-tajuk Beauty Treasure yang digelar di Jakarta, Kamis (14/6), itu ialah milik Rudy Chandra dan Jeanny Ang. Sejurus dengan Deden, kedua-nya juga menghadirkan modifi kasi busana Tionghoa.

Rudy menghadirkan koleksi yang lebih feminin dan glamor dengan gaun-gaun malam dan detail bordir bernuansa merah dan emas. Adapun Jeanny meng-hadirkan gaya yang extravagant dengan warna-warna cerah dan siluet bervolume. (Sky/M-4)

Modernisasi

Busana Peranakan

Shafi ra Tuti Adib Shafi ra MI/ADAM DWI MI/ADAM DWI

PERITEL produk kacamata ternama, Optik Seis, kem-bali menghadirkan brand eksklusif untuk publik Indo-nesia. Bertempat di Lamoda Cafe Plaza Indonesia, Jakarta,

beberapa waktu lalu, Optik Seis memperkenalkan hadirnya koleksi kacamata Coach di gerai mereka.

“Kami sangat senang telah mendapatkan brand Coach ini secara eks-klusif di Optik Seis,” kata Direktur Optik Seis, Rudhy Buntaram. Coach

merupakan brand asal New York yang telah ada sejak 1941 dan pada mulanya terkenal akan produk fesyen berbahan kulit, seperti tas tangan dan dompet. Seiring waktu, Coach merambah ke lini jam tangan, alas kaki, perhiasan, hingga kacamata.

Koleksi kacamata Coach merepresentasikan keseluruhan lini Coach, seperti aplikasi monogram inisial C di lini tas tangannya hingga aplikasi dekoratif bentuk hati dan bunga

yang merupakan ciri khas di lini perhiasan. Keseluruhan koleksi kacamata Coach hadir cantik de-ngan pilihan warna yang cerah dan dinamis. (RO/M-4)

Kartun Disney di Batik Keris Tata Rias Panggung ala Didik Nini Thowok Optik Seis Hadirkan Koleksi Coach

BRAND batik Indonesia, Batik Keris, bekerja sama dengan Disney menghasilkan batik dengan motif karakter Disney. “Kerja sama antara Disney dan Batik Keris yang me-nyatukan ikon internasional dengan kreasi budaya ini adalah yang pertama ada. Ini juga kali pertama secara resmi karakter Dis-ney berkaitan dengan batik,” ujar General Manager PT Fun Characters International, Mochtar Sarman, pemegang lisensi karakter Disney di Indonesia, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Koleksi Batik Keris Disney itu hadir untuk anak-anak hingga remaja. Untuk koleksi busana anak, batik segar tersebut dikemas dalam baju-baju terusan yang cantik. Se-mentara untuk pakaian remaja, kolaborasi itu hadir dalam bentuk T-shirt batik dengan karakter Mickey Mouse dan kawan-kawan. Koleksi Disney-Keris itu sudah tersedia di berbagai gerai Batik Keris di Jakarta. Kreasi terbaru dua brand besar tersebut bisa dida-patkan dengan rentang harga mulai Rp90 ribu sampai Rp350 ribu. (*/M-4)

B L I T Z

DOK. ARSELAN GANIN

Baik untuk gaya kasual

maupun glamor, kerudung

bahan rajut kini menjadi

gaya yang diusung para

desainer busana muslim.

Bergaya dengan Kerudung Rajut

MINGGU, 22 JULI 2012

13

PESONA

BINTANG KRISANTI

T

IDAK sedikit muslimah yang menjadikan Ramadan sebagai langkah awal untuk tampil lebih santun dan bahkan me-mutuskan berhijab. Jika pemikiran se-rupa juga tengah menjadi pertimbangan Anda, karya terbaru beberapa desainer busana muslim Indonesia rasanya bisa menjadi penambah semangat.

Jenny Tjahyawati, Dian Pelangi, Treimee, Noni Zakiyah, dan Irna Mutiara mengeluarkan koleksi-koleksi baru yang makin menegaskan bahwa busana mus-lim tidak kalah stylish dengan busana lainnya. Ragam elemen dan padu padan warna juga bisa membuat muslimah te-tap dinamis di berbagai kesempatan.

Permainan gaya ini tidak hanya pada busana, tapi juga kerudung. Salah satu gaya yang kini sedang populer ialah kerudung berbahan rajut.

Kerudung ini terlihat pula di koleksi

tiga desainer top busana muslim Tanah Air, yakni Jenny Tjahyawati, Dian Pe-langi, dan Irna Mutiara.

Dalam koleksi Jenny, kerudung ber-bahan rajut menjadi lapisan luar, keru-dung berbahan kaus yang ditata dengan gaya kasual dan edgy.

Warna-warna cerah tampak banyak dipilih untuk kerudung bahan rajut hingga kesan tebal dan berat sedikit tersamarkan.

Selain kerudung rajut, desainer ang-gota Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ini juga me-nawarkan berbagai modifikasi gaya penutup kepala. Misalnya jaket bertu-dung (capuchon) atau dengan bolero berpotongan bagian belakang bawah yang sangat panjang.

“Koleksi ini bisa dipakai dengan dua cara berbeda, bagian bawah yang lebih panjang untuk menutupi bokong atau bisa dikeataskan sebagai aksen tambah-an penutup kepala,” tutur Jenny kepada Media Indonesia, Kamis (19/7).

Penggunaan bolero juga dikatakan Jenny sebagai cara agar para muslimah tidak perlu membongkar lemari ketika memutuskan untuk berhijab.

Pakaian lama bisa tetap dikenakan dan menjadi lebih santun dengan tam-bahan elemen luar tersebut.

Dalam koleksi Dian Pelangi, kerudung

rajut dibuat makin atraktif dengan aksen pita. Dengan keseluruhan gaya yang kasual, kerudung itu pun tampak senapas dengan konsep ‘hijab street style’ dan ciri jumputan palembang yang beberapa waktu ini dipopulerkan desainer bernama lengkap Dian Wahyu Utami tersebut.

Desainer lulusan Esmod Jakarta ini mengatakan agar tampilan tidak terke-san ‘ramai’, permainan warna disara-nkan tetap dalam satu nuansa.

“Warna yang atraktif seperti merah atau biru terang sebaiknya tidak dipadu-kan dengan warna pastel. Warna pastel sebaiknya dipadukan kembali dengan pastel,” jelasnya.

Sementara itu, gaya glamor kerudung rajut ditampilkan Irna mutiara. Efek mewah dibuat dengan penambahan manik pada kerudung.

Untuk pilihan warna, desainer pemi-lik label Irna La Perle itu masih setia de-ngan warna-warna pastel yang selama ini menjadi ciri khasnya. Dengan pilihan bahan rajut yang ringan dan mewah, tampilan keseluruhan tetap elegan.

Draperi hingga usus lampung

Untuk padanan busana lainnya, para desainer bermain dengan berba-gai detail, baik yang modern maupun bersentuhan adati. Jenny banyak

meng-gunakan permainan draperi untuk menyamarkan lekuk dada.

Menurutnya, kekhawatiran efek menggemukkan dari draperi juga bisa disingkirkan dengan penerapan yang tepat. “Jika ditempatkan dengan benar, justru bisa memperbaiki proporsi tu-buh.”

Berbeda dengan Jenny, Irna memilih bermain dengan sulam usus lampung.

Dengan koleksi bertajuk Revolution of Lampung, Irna mengubah citra sulam usus sebagai ornamen sandang tra-disional khas Lampung menjadi detail pakaian berdesain modern.

Material yang digunakan Irna, yakni chiffon silk, satin silk, dan linen, kemu-dian diolah menjadi detail sulam usus yang cantik. “Saya ingin menunjukkan bahwa bila diolah dengan baik, detail tradisional akan bisa berpadu dengan baik dalam pakaian modern,” ujarnya.

Dalam gaya busana sehari-hari, agar tetap terlihat glamour meski dengan busana yang kasual, Irna merekomen-dasikan pemakaian aksesori yang beru-kuran besar. Menurutnya, aplikasi ak-sesori itu akan menambah nilai sebuah presentasi pakaian; meski sederhana, tetap akan menampilkan kesan elegan sekaligus glamor. (*/M-1)

miweekend@mediaindonesia.com

DIDIK Hadiprayitno atau yang lebih akrab dengan nama pang-gung Didik Nini Tho-wok mendedikasikan 30 tahun kariernya di dunia pertunjukan dengan meluncurkan karya-karya tata rias panggung. Kumpulan karya tersebut dike-mas dalam buku ber-tajuk Stage Make-up yang diperkenalkan

beberapa waktu lalu di Jakarta.

Dalam buku tersebut, seniman asal Yogyakarta itu mengklasifi kasikan make-up panggung dalam sembilan kategori, yakni make-up karakter, make-up fantasi, make-up binatang, make-up horor, make-up komedi, make-up efek, make-up ras, make-up teater/opera, dan make-up lintas gender. Ia mengkreasikan 26 tata rias dengan teknik dan penggunaan bahan riasan yang berbeda-beda dalam sembilan kategori tersebut.

“Selama ini dunia pertunjukan di Indonesia sudah mengalami per-kembangan amat pesat. Sayangnya tidak diimbangi dengan keberadaan penata rias,” ujarnya di rangkaian acara Beauty Festival. (*/M-4)

FOTO-FOTO: DOK. OPTIK SEIS

Dian Pelangi Jenny Tjahyawati Irna Mutiara Irna Mutiara Noni Zakiyah Jenny Tjahyawati Treimee Irna Mutiara

Jenny Tjahyawati Jenny Tjahyawati

Jenny Tjahyawati DOK. JENNY TJAHYAWATI

DOK. JENNY TJAHYAWATI DOK. JENNY TJAHYAWATI

DOK. JENNY TJAHYAWATI MI/GRANDY MESAH

MI/GRANDY MESAH ANTARA/ZABUR KARURU MI/GRANDY MESAH

ANTARA/ZABUR KARURU MI/GRANDY MESAH

ANTARA/ZABUR KARURU

SUDAH bukan rahasia lagi bahwa artis-artis Hollywood kerap mendapat sponsor dari rumah mode dunia hingga bisa tampil

glamor di karpet merah.

Meski begitu, bukan rumah mode saja yang berjuang untuk bisa menggaet artis terkenal. Artis pun saling berlomba untuk menjadi yang pertama mengenakan koleksi baru.

Kini salah satu artis yang cukup unggul dalam persaingan itu ialah Jessica Biel. Saat tampil di pemutaran perdana fi lm

terba-runya Total Recall di Hollywood, Amerika Serikat, Rabu (1/8), Biel tampil mengena-kan salah satu koleksi adibusana musim

dingin/gugur 2012/2013 dari rumah mode Christian Dior.

Koleksi tersebut baru saja diperagakan bulan lalu di Paris, Prancis.

Biel didaulat mengenakan gaun pink berstruktur dengan aksen kantong besar. Kekasih Justin Timberlake yang dikenal penggila olahraga ini terlihat feminin sekaligus

elegan dengan gaun tersebut. (Reuters/M-4)

Sel Karang untuk Kecantikan Wajah Biel Kenakan Koleksi Dior Pekan Mode di Plaza Indonesia

UNTUK menjawab paparan polusi yang kian tinggi pada kulit, The Body Shop menghadirkan produk antiaging terbarunya bernama New Nutriganics Drops of Youth.

Bahan dasar sel punca (stem cell) dari tanaman karang pantai selatan daratan Inggris dan Prancis, criste marine, diusung sebagai formula andalan produk terse-but. Kemampuan tanaman tersebut untuk bertahan di atas karang dari terpaan cuaca kontinental dan ombak air laut asin yang korosif diyakini juga

akan menjaga keremajaan kulit lebih lama.

Menurut Franchaise Training Man-ager The Body Shop Asia Pasifi k, Dawna Sanderson, penggunaan sel punca bela-kangan memang tengah marak dalam dunia kecantikan, lantaran kemampuannya memperbarui dan memper-baiki organ dan jaringan tubuh manusia.

“Kami memadukan sel punca tanaman karang itu de-ngan ekstrak tumbuhan beech bud untuk mendapatkan hasil maksimal,” ujar Dawna dalam acara peluncuran produk di Lounge Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (2/8).

Dwana menjelaskan produk New Nutriganics tersebut sudah melalui berbagai tes alergic secara klinis sehingga cocok digunakan bagi segala jenis kulit. (*/M-4)

B L I T Z

DOK. GHAIDA TSURAYYA

MI/PANCA SYURKANI

Ghaida Tsurayya berpose mengenakan busana rancangannya sendiri, yakni blus motif floral dan rok duyung.

Monika Jufri

Gaya Atraktif

untuk Hijabers

MINGGU, 5 AGUSTUS 2012

13

PESONA

S

ENTUHAN batik nya-tanya masih menjadi e l e m e n g ay a y a n g ditonjolkan para de-sainer untuk busana muslim. Kecenderungan itu terlihat jelas dalam peragaan busana dari beberapa desainer busana muslim Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) yang digelar di Atrium Grand Indonesia Jakarta, Ju-mat (3/8).

Sesuai dengan tema Ekso-batika, desainer Monika Jufry, Hannie Hananto, Najua Yanti serta rumah mode Up2date hadir dengan berbagai koleksi busana muslim batik yang el-egan sekaligus anggun untuk digunakan sehari-hari para hijabers, yakni para muslimah yang mengenakan hijab atau di Indonesia lebih akrab disebut jilbab.

Monika Jufri, misalnya, me-nampilkan motif fl oral batik dengan warna-warna terang yang semarak. Motif batik ini mendominasi setiap rancan-gannya.

Salah satu yang menjadi an-dalan yakni dress panjang ber-warna merah, dengan motif bunga, yang dipadupadankan dengan vest biru tua atraktif. Vest ini menjadi satu dengan penutup kepala. Perpaduan warna itu membuat elemen batik menjadi sasaran mata yang dominan dalam perpad-uan gaya busana tersebut.

Tak hanya dress, batik juga ditorehkannya ke dalam rancangan blouse, yang di-padupadankan dengan vest polos, kerudung dan bawa-han berupa skirt atau celana

hareem polos.

Bila batik sudah mendomi-nasi bagian penutup kepala, pakaian sandang yang di bawahnya dipadupadankan Monika akan polos saja tanpa motif. Kesemua rancangan

ini diaplikasikan menggu-nakan material utama kaus spandek, katun, dan tenun ATBM (alat tenun bukan

mesin).

Namun pesona batik juga tidak mesti ditampilkan se-cara dominan. Batik yang hadir sebagai aksen tetap mampu menampilkan daya tarik yang unik.

Hal ini terlihat dalam koleksi

MEMERIAHKAN sema-rak Ramadan, Plaza In-donesia untuk pertama kalinya menghadirkan Plaza Indonesia Fashion Week Special Ramadhan. Acara yang akan ber-langsung di Function Hall pada 6-10 Agustus 2012 itu menghadirkan koleksi-koleksi dari de-sainer-desainer Indone-sia dan brand-brand yang

terdapat di Ramadhan Bazaar mal premium tersebut.

Beberapa brand papan atas yang tampil ialah Alleira Batik, Barli Asmara, IKAT by Didiet Maulana, Iwan Tirta, Mulla by Ronald V Gaghana,

Dokumen terkait