• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

C. Saran

Sistem:

Penempatan lokasi sesuai jadwal, seperti instansi pemerintah, mall/pasar swalayan, pusat keramaian/tempat hiburan dan kampus-kampus.

90

4) STNK Door to Door Konsep:

a) Pelayanan pengesahan dan perpanjangan STNK yang proaktif. b) Memberikan kemudahan dan efisiensi waktu bagi wajib pajak. c) Pengembangan konsep Polmas (Polisi Masyarakat).

Sistem:

a) Pemberitahuan masa berlaku STNK kepada wajib pajak melalui surat oleh petugas Polmas.

b) Pembayaran melalui petugas maupun wajib pajak sendiri. 5) Penambahan Loket

6) Penerapan ISO 9001:2000 Konsep:

Standarisasi sistem pelayanan dan perbaikan mutu pelayanan. Tujuan:

a) Adanya perbaikan mutu layanan yang diberikan oleh SAMSAT. b) Diperolehnya standar waktu.

7) Pengarsipan dan Komputerisasi Arsip Konsep:

a. Menjamin keamanan penyimpanan arsip. b. Memudahkan pencarian arsip.

c. Mempercepat pelayanan untuk kendaraan yang akan mutasi ke luar daerah.

91

Tujuan: Menjaga keamanan dan kelengkapan arsip. Sistem:

a) Penyimpanan berdasarkan seri nopol.

b) Penyimpanan arsip berdasarkan digit pertama angka pada nopol. c) Penyimpanan arsip dikelompokan berdasarkan motor dan mobil.

8) On line System dengan Traffic Management Control (TMC)

Konsep:

a) Data pendaftaran kendaraan bermotor secara real time dapat diperoleh.

b) Penyajian data secara cepat.

c) Security Acces data kendaraan yang berkaitan dengan tindak pidana (blokir).

9) Komputerisasi dan On line sistem antar pokja. Konsep:

a) Interkoneksi komputer pelayanan semua loket membantu kepastian/ akurasi data.

b) Efektifitas dan efisiensi waktu pelayanan kepada wajib pajak. 3. Karateristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang telah bekerja minimal selama satu tahun pada UPT DPPKD di SAMSAT Kota Tangerang. Berikut ini adalah

92

deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja dan unit ditempatkan. a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin yang disajikan dalam tabel 4.3

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pria 27 50.9 50.9 50.9

Wanita 26 49.1 49.1 100.0

Total 53 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa sekitar 27 orang atau 50.9% responden berjenis kelamin pria dan sisanya sebanyak 26 orang atau 49.1% responden berjenis kelamin wanita. Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan jenis kelamin pria lebih banyak dibandingkan wanita pada pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang telah bekerja minimal selama satu tahun pada UPT DPPKD di SAMSAT Kota Tangerang.

b. Deskripsi responden berdasarkan usia

Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan usia yang disajikan dalam tabel 4.4

93

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 20-30 22 41.5 41.5 41.5 31-40 27 50.9 50.9 92.4 41-50 4 7.6 7.6 100.0 > 50 0 0 0 100.0 Total 53 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 22 orang atau 41.5% berusia 20-30 tahun, sebanyak 27 orang atau 50.9% berusia antara 31-40 tahun, sebanyak 4 orang atau 7.6% berusia 40-50 tahun, sedangkan yang berusia diatas 50 tahun tidak ada atau 0%. Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang telah bekerja minimal selama satu tahun sebagian besar berumur 31-40 tahun.

c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir yang disajikan dalam tabel 4.5

94

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendididkan Terakhir PENDIDIKAN TERAKHIR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid SLTA/Sederajat 10 18.8 18.8 18.8 D1/D2/D3 10 18.8 18.8 37.6 Sarjana (S1) 27 50.9 50.9 88.5 Pasca Sarjana 6 11.3 11.3 100.0 Total 53 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 10 orang atau 18.8% memiliki pendidikan terakhir hingga tingkat SLTA atau sederajat, sebanyak 10 orang atau 18.8% memiliki pendidikan terakhir dari D1, D2 atau D3, sebanyak 27 orang atau 50.9% memiliki pendidikan terakhir Sarjana (S1) dan sebanyak 6 atau 11.3% memiliki pendidikan terakhir Pasca Sarjana. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang telah bekerja minimal selama satu tahun sebagian besar memiliki pendidikan terakhir dari tingkatan Sarjana atau S1.

d. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja

Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan lama bekerja yang disajikan dalam tabel 4.6

95

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja LAMA BEKERJA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid < 3 Tahun 11 20.7 20.7 20.7 3-5 Tahun 7 13.2 13.2 33.9 > 5 Tahun 35 66.0 66.0 100 Total 53 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 11 orang atau 20.7% memiliki pengalaman bekerja selama lebih dari 3tahun, sebanyak 7 orang atau 13.2% memiliki pengalaman bekerja selama 3-5 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 35 orang atau 66.0% memiliki pengalaman bekerja selama lebih dari 5 tahun. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) sebagian besar memiliki pengalaman kerja di UPT DPPKD di SAMSAT Kota Tangerang selama lebih dari 5 tahun.

e. Karakteristik responden berdasarkan unit ditempatkan

Berikut ini adalah hasil uji responden berdasarkan Unit Ditempatkan yang disajikan dalam tabel 4.7

96

Tabel 4.7

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Status Pegawai

STATUS PEGAWAI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid PNS 21 39.6 39.6 39.6 TKK 12 22.6 22.6 62.2 TKS 10 18.8 18.8 81 Lainnya 10 18.8 18.8 100 Total 53 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa responden sebanyak 21 orang atau 39.6% berstatus sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil), sebanyak 12 orang atau 22.6% berstatus sebagai TKK (Tenaga Kerja Kontrak, sebanyak 10 orang atau 18.8% berstatus sebagai TKS (Tenaga Kerja Sukarela), dan sisanya sebanyak 10 orang atau 18.8% berstatus sebagai tenaga kerja lainnya berasal dari data lainnya, yaitu dari CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dan atau karyawan bantuan lainnya yang telah bekerja minimal satu tahun.

Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK), Tenaga Kerja Sukarela (TKS) dan lainya yang telah bekerja minimal selama satu tahun dalam penelitian ini adalah sebagian besar berstatus sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil).

97

B.Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi penerapan ISO 9001:2000 dan audit mutu internal terhadap kinerja organisasi akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif S u m b e r :

Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa variabel penerapan ISO 9001:2000, jawaban minimum responden sebesar 29 dan maksimum sebesar 40 dengan rata-rata total jawaban 34,26 dan standar deviasi sebesar 3.175. Nilai rata-rata yang mendekati skor maksimum kisaran teoritis menunjukkan kecenderungan responden ikut dalam menentukan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam penerapan ISO 9001:2000.

Variabel pelaksanaan audit mutu internal jawaban minimum responden sebesar 32 dan maksimum sebesar 45, dengan rata-rata total jawaban 39.13 dan standar deviasi sebesar 3,252. Nilai rata-rata yang

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TISO 53 29 40 34.26 3.175

TAMI 53 32 45 39.13 3.252

TKO 53 46 63 54.62 3.923

98

mendekati skor maksimum kisaran teoritis menunjukkan kecenderungan responden melakukan audit mutu internal agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi.

Variabel kinerja organisasi jawaban minimum responden sebesar 46 dan maksimum sebesar 63, dengan rata-rata total jawaban 54.62 dan standar deviasi sebesar 3.923. Nilai rata-rata yang mendekati skor maksimum kisaran teoritis menunjukkan kecenderungan responden menganggap kinerja organisasi di atas standar.

2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji

Pearson Correlation, apabila Pearson Correlation yang diperoleh

memiliki nilai signifikan di bawah level 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid dan begitu juga sebaliknya, apabila Pearson Correlation yang diperoleh memiliki nilai signifikan di atas level 0,05 berarti data yang diperoleh tidak valid. Tabel berikut ini menunjukkan hasil uji validitas dari tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penerapan ISO 9001:2000, pelaksanaan audit mutu internal dan kinerja organisasi dengan sampel 53 responden.

99

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Penerapan ISO 9001:2000 Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson Correlation

Sig (2-failed) Keterangan

1 (ISO1) 0,553** 0,000 Valid 2 (ISO2) 0,647** 0,000 Valid 3 (ISO3) 0,610** 0,000 Valid 4 (ISO4) 0,702** 0,000 Valid 5 (ISO5) 0,543** 0,000 Valid 6 (ISO6) 0,726** 0,000 Valid 7 (ISO7) 0,610** 0,000 Valid 8 (ISO8) 0,760** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa variabel penerapan ISO 9001:2000 memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya setiap unit yang ditempatkan mempunyai pengaruh dalam penerapan ISO 9001:2000 pada SAMSAT Kota Tangerang, dengan adanya pengaruh tersebut akan mendorong setiap unit untuk bertanggung jawab terhadap masing-masing tugas dan mempunyai pengendalian yang sesuai dengan tingkatan jabatannya.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Pelaksanaan Audit Mutu Internal Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson Correlation

Sig (2-failed) Keterangan

9 (AMI1) 0,321* 0,019 Valid 10 (AMI2) 0,619** 0,000 Valid 11 (AMI3) 0,699** 0,000 Valid 12 (AMI4) 0,771** 0,000 Valid 13 (AMI5) 0,764** 0,000 Valid 14 (AMI6) 0,614** 0,000 Valid 15 (AMI7) 0,717** 0,000 Valid 16 (AMI8) 0,739** 0,000 Valid 17 (AMI9) 0,783** 0,000 Valid

100

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa variabel pelaksanaan audit mutu internal mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya dengan adanya pelaksanaan audit mutu internal yang dilakukan oleh organisasi, maka aktivitas mutu akan sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam organisasi.

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Kinerja Organisasi Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson Correlation

Sig (2-failed) Keterangan

18 (KO1) 0,462** 0,000 Valid 19 (KO2) 0,316* 0,021 Valid 20 (KO3) 0,645** 0,000 Valid 21 (KO4) 0,493** 0,000 Valid 22 (KO5) 0,644** 0,000 Valid 23 (KO6) 0,505** 0,000 Valid 24 (KO7) 0,650** 0,000 Valid 25 (KO8) 0,598** 0,000 Valid 26 (KO9) 0,653** 0,000 Valid 27 (KO10) 0,638** 0,000 Valid 28 (KO11) 0,383** 0,000 Valid 29 (KO12) 0,592** 0,000 Valid 30 (KO13) 0,503** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah

Berdaarkan tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa variabel kinerja organisasi mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya bila hasil kinerja organisasi sesuai kriteria yang ditetapkan baik dari sasaran dan standar maka sudah dikatakan berhasil baik dari segi pengendalian (control), pengawasan dan evaluasi.

101

b. Hasil Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengatahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Suatu data dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70. Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji

reliabilitas untuk tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.12

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Keterangan Penerapan ISO 9001:2000 0,793 Reliabel Pelaksanaan Audit Mutu Internal 0,849 Reliabel

Kinerja Organisasi 0,807 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.12 di atas menunjukkan nilai cronbach’s

alpha atas variabel penerapan ISO 9001:2000 adalah sebesar 0,793,

pelaksanaan audit mutu internal sebesar 0,849 dan kinerja organisasi sebesar 0,807. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

102

3. Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas

Pengujian normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi yang normal atau tidak.

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa gambar tersebut menunjukkan pola distribusi yang normal. Hal tersebut dikarenakan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti

103

arah garis diagonal. Artinya model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.

Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada gambar berikut di bawah ini:

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Sumber: Data primer yang diolah

Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa grafik histogram memenuhi pola distribusi normal. Hal tersebut dikarenakan garis pada grafik mengikuti bentuk grafik histogram. Sehingga model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.

104

b. Hasil Uji Multikoloneritas

Bertujuan untuk menguji adanya problem multiko. Umumnya dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya dengan Variance Inflation

Factor (VIF)

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikoloneritas Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) TISO .608 1.644 TAMI .608 1.644

a. Dependent Variable: TKO Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa nilai

tolerance mendekati angka 1 atau lebih besar dari 0,10 dan nilai variance

inflation factor (VIF) disekitar angka 1 atau kurang dari 10 untuk setiap

variabel. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk penerapan ISO 9001:2000 sebesar 0.608 dan VIF 1.644, pelaksanaan audit mutu internal nilai tolerance 0,608 dan VIF 1.644. Dengan demikian model persamaan regresi tidak menemukan problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

105

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Gambar 4.3

Grafik Scatterplot

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan gambar 4.3 di atas, grafik tersebut menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Melihat keadaan seperti itu, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, dengan demikian model regresi layak digunakan untuk memprediksi kinerja organisasi berdasarkan variabel

106

yang mempengaruhinya, yaitu penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal.

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji koefisien determinasi

Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian koefisien determinasi untuk variabel Y, X1 dan X2.

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X2 Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .752a .565 .548 2.638

a. Predictors: (Constant), TAMI, TISO b. Dependent Variable: TKO

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal dapat menjelaskan 54.8% variabel kinerja organisasi. Sisanya 45.2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini. Adapun angka koefisien korelasi (R) menunjukkan nilai sebesar 0,752 yang menandakan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai R > 0,5.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja organisasi adalah

intellectual capital (Zulmiati:2012) dan pelaksanaan pelatihan dan

107

pemahaman yang baik untuk tercapainya kualitas organisasi yang baik (Firmansyah:2006).

b. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian signifikasi parameter individual (uji statistik t) untuk variabel Y, X1 dan X2.

Tabel 4.15

Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X2 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 21.057 4.673 4.506 .000 TISO -.157 .148 -.127 -1.061 .294 TAMI .995 .144 .825 6.900 .000

a. Dependent Variable: TKO Sumber: Data primer yang diolah

Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh Penerapan ISO 9001:2000 terhadap Kinerja Organisasi

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat di tabel 4.15 variabel penerapan ISO 9001:2000 mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,294. Hal ini berarti menolak Ha1 sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan ISO 9001:2000 tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja organisasi karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel penerapan ISO 9001:2000 lebih besar dari 0,05.

Dengan demikian walaupun semakin baik penerapan ISO 9001:2000, maka tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

108

organisasinya. Temuan ini membuktikan bahwa keikutsertaan semua pegawai yang ada pada SAMSAT Kota Tangerang dalam penerapan ISO 9001:2000 tidak meningkatkan kinerja organisasi secara signifikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kendala-kendala yang dihadapi SAMSAT Kota Tangerang seperti yang dikemukakan dalam wawancara, yaitu berubahnya indikator pengukuran yang disebabkan oleh perjalanan organisasi misalnya sarana dan prasarana, profesionalisme dan kepribadian petugas pelaksana. Hasil penilitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyo dan Sumaedi (2011), dimana hasilnya adalah penerapan ISO 9001:2008 masih bersifat rancangan yang minimalis dan pelaksanaannya hanya terbatas pada motivasi eksternal dan penelitian yang dilakukan oleh Nasrudin (2013) yang hasilnya menunjukkan bahwa penerapan ISO 9001:2008 tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi. Selain itu, ada juga penelitian yang hasilnya berbeda, yakni penelitian yang dilakukan oleh Santosa (2013), Supriyadi (2012) dan Pamungkas (2013) yang menyatakan bahwa penerapan ISO 9001:2008 berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi.

Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh Pelaksanaan Audit Mutu Internal terhadap Kinerja Organisasi.

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat di tabel 4.15 variabel pelaksanaan audit mutu internal mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa hasil

109

uji hipotesis 2 berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja organisasi karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel pelaksanaan audit mutu internal lebih kecil dari 0,05.

Dengan demikian semakin teraturnya pelaksanaan audit mutu internal, maka akan semakin baik pula kinerja organisasi yang ada dalam suatu organisasi, dalam hal ini adalah kinerja SAMSAT Kota Tangerang. Hal ini mungkin disebabkan proses audit internal yang dilaksanakan dengan baik oleh SAMSAT Kota Tangerang terhadap 14 (empat belas) audit dan jumlah team auditor yang terdiri dari 2 orang auditor, yang terlaksana sesuai dengan jadwal. Auditor yang terlibat sudah mengikuti pelatihan internal audit. Dari hasil pelaksanaan audit dapat diidentifikasi apakah ada temuan ketidaksesuaian atau potensi ketidaksesuaian yang terjadi diseluruh areal yang diaudit, dan apakah temuan sudah ditindaklanjuti. Secara lengkap rekapitulasi hasil temuan audit dibuat di Laporan Pemantauan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan.

Penelitian lain yang mendukung temuan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2012) dan Sutapa (2011) yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara audit mutu internal terhadap kinerja organisasi atau institusi. Berbeda dengan hasil penelitian Pratiwi (2012) dan Sutapa (2011), Penelitian yang dilakukan oleh Afif (2011) menyebutkan bahwa audit internal belum berpengaruh dan belum optimal terhadap kinerja organisasi karena belum melaksanakan semua unsur yang terdapat dalam sistem manajemen mutu

110

dan kurangnya pemahaman auditor yang cukup mengenai sistem yang akan diaudit.

Berdasarkan tabel 4.15, maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:

Keterangan:

X1 = Penerapan ISO 9001:2000 X2 = Pelaksanaan Audit Mutu Internal Y = Kinerja Manajerial

e = Erorr

c. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian signifikansi simultan (uji statistik F) untuk variabel Y, X1 dan X2.

Tabel 4.16

Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X2 ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 452,631 2 226,316 32,533 ,000b

Residual 347,821 50 6,956

Total 800,453 52

a. Dependent Variable: TKO

b. Predictors: (Constant), TAMI, TISO Sumber: Data primer yang diolah

111

Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh Penerapan ISO 9001:2000 dan Pelaksanaan Audit Mutu Internal terhadap Kinerja Organisasi.

Uji secara simultan ditunjukkan pada tabel 4.16 hasil uji F (ANOVA). Uji signifikansi tersebut dicari dengan membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan berikut:

1. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 < Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

2. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 > Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Dari tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 32.533 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka Ha3 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Hal ini menandakan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja organisasi.

112

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A.Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal terhadap kinerja organisasi pada UPT DPPKD SAMSAT Cikokol Kota Tangerang. Responden penelitian ini berjumlah 71 pegawai yang bekerja di SAMSAT Kota Tangerang, khususnya pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang telah bekerja minimal selama satu tahun. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan ISO 9001:2000 secara parsial tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja organisasi. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,294 atau lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyo dan Sumaedi (2011) serta penelitian yang dilakukan oleh Nasrudin (2013) yang hasilnya menunjukkan bahwa penerapan ISO 9001:2008 tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi.

2. Pelaksanaan audit mutu internal secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05.

113 Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2012), Sutapa (2011) dan Tugiman (2006) yang menyatakan bahwa pelaksanaan audit mutu internal berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi.

3. Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan menunjukkan bahwa penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai 32.53%. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel kinerja organisasi senilai 32.53% dan sisanya sebesar 67.47% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini.

B.Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan positif dan pertimbangan bagi UPT DPPKD SAMSAT Cikokol Kota Tangerang yang telah menerima penghargaan ISO 9001:2000. Hal ini bertujuan agar dengan adanya penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal dapat meningkatkan kinerja di UPT DPPKD SAMSAT Cikokol Kota Tangerang.

Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa variabel penerapan ISO 9001:2000 secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja SAMSAT Kota Tangerang, akan tetapi secara simultan penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal memiliki pengaruh yang

114 signifikan terhadap kinerja SAMSAT Kota Tangerang. Hal tersebut berimplikasi bahwa walaupun semakin baik penerapan ISO 9001:2000, maka tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasinya. Tetapi dengan adanya penerapan SMM ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal secara simultan pada UPT DPPKD SAMSAT Cikokol Kota Tangerang, dapat dijadikan sebagai bentuk upaya peningkatan mutu berkelanjutan terutama dalam mutu pelayanan tinggi, sehingga terwujudnya pelayanan prima demi

Dokumen terkait