• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Metode Analisis Data

2. Uji Kualitas Data

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52). Pengujian validitas dalam

71 penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47).

Ghozali (2011:48) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang akan

disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian

Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika

72 3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004:212).

b. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2011:105).

Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi dapat dilakukan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan

73 jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Santoso, 2004:203-206).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamaan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2011:139).

Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2011:141).

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal terhadap kinerja organisasi pada SAMSAT Kota Tangerang. Metode statistik untuk menguji pengaruh antara satu variabel dependen dan satu atau lebih variabel independen adalah regresi. Metode statistik yang

74 Y = α + β1.XISO+ β2.XAMI + e

digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS 22.0 for windows. Model regresi linear berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:163). Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002:211).

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda (multiple linear regression):

Dimana:

Y = Kinerja Organisasi (variabel dependen atau terikat) α = Konstanta

β1-β2 = Koefisien regresi atau nilai sensitivitas variabel terikat (Y) terhadap besar variabel (X), dimana jika nilai b positif, maka akan terjadi kenaikan, sedangkan jika nilai b negatif, maka terjadi penurunan.

XISO = Penerapan ISO 9001:2000 XAMI = Pelaksanaan Audit Mutu Internal e = Error

75 Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97).

b. Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2011:98). Menurut Santoso (2004:168), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

76 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

c. Uji Statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2011:88). Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2011:98). Menurut Santoso (2004:120), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

77 E.Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai. Tipe-tipe variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Seluruh variabel dalam penelitian ini akan diukur dari tujuh hingga sepuluh indikator dan masing-masing indikator berupa pertanyaan yang akan mengukur kinerja organisasi. Selanjutnya variabel yang ada akan dijabarkan dalam beberapa pertanyaan, dimana masing-masing pertanyaan mempunyai skor jawaban mulai dari 1 (satu) sampai dengan 5 (lima). Seluruh variabel dalam penelitian ini digali dengan 3 (tiga) indikator. Respon dari responden direkam dengan skala interval (likert) dengan jawaban skor nilai 1 (satu) sampai dengan 5 (lima).

Adapun variabel-variabel yang menjadi objek penelitian dan pengamatan penulis dalam penelitian ini akan didefinisikan sebagai berikut: 1. Penerapan ISO 9001:2000

Suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas, menerapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas produk-produknya (Gasperst 2005:1). Variabel ini digali dengan 8 indikator.

78 Respon dari responden direkam dengan skala interval (likert) 1 sampai dengan 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor, yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju dan (5) sangat setuju. Apabila terdapat pertanyaan negatif, maka skor untuk jawaban tersebut dibalik menjadi (5) sangat tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (2) setuju dan (1) sangat setuju.

2. Pelaksanaan Audit Mutu Internal

Suatu penilaian yang sistematis dan mandiri dan terdokumentasi untuk menentukan apakah kegiatan mutu dan hasil-hasil yang berhubungan sesuai pengaturan yang direncanakan dan apakan pengaturan tersebut telah dilaksanakan dan sesuai untuk mencapai tujuannya (ISO 8402). Variabel ini digali dengan 4 indikator. Respon dari responden direkam dengan skala interval (likert) 1 sampai dengan 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor, yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju dan (5) sangat setuju. Apabila terdapat pertanyaan negatif, maka skor untuk jawaban tersebut dibalik menjadi (5) sangat tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (2) setuju dan (1) sangat setuju.

3. Kinerja Organisasi

Penilaian suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewewang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan. Variabel ini digali dengan 5 indikator. Respon dari responden direkam dengan skala interval (likert) 1 sampai dengan 5. Jawaban yang

79 didapat akan dibuat skor, yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju dan (5) sangat setuju. Apabila terdapat pertanyaan negatif, maka skor untuk jawaban tersebut dibalik menjadi (5) sangat tidak setuju, (4) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (2) setuju dan (1) sangat setuju.

80 Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran Penerapan ISO 9001:2000 (X1) (Sumber: Klausul ISO 9001:2000) Prinsip-prinsip Manajemen Mutu

a. Fokus pelanggan 1 Skala Likert b. Kepemimpinan 2 c. Keterlibatan personil 3 d. Pendekatan proses 4 e. Pendekatan sistem terhadap manajemen 5 f. Peningkatan terus-menerus 6 g. Pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan 7 h. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan 8 Pelaksanaan Audit Mutu Internal (X2) (Sumber: Indranata (2006)). Kegiatan Audit a. Perencanaan dan persiapan audit 9, 10, 11 Skala Likert b. Pelaksanaan proses audit 12, 13 c. Pelaporan hasil audit 14, 15 d. Tindak lanjut hasil

audit 16, 17 Kinerja Organisasi (Y) (Sumber: A. Parasuraman dalam Bandarsyah dan Rohman (2007:338-339)). Penilaian Kinerja a. Tangible 18, 19, 20 Skala Likert b. Reliability 21, 22 c. Responsiveness 23, 24 d. Assurance 25, 26, 27 e. Empahty 28, 29, 30

81

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SAMSAT UPT DPPKD Cikokol Kota Tangerang yang beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan No. II B, Cikokol, Tangerang. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh penerapan ISO 9001:2000 dan pelaksanaan audit mutu internal terhadap kinerja organisasi pada pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang telah bekerja minimal selama satu tahun. Adapun jumlah keseluruhan pegawai dalam kelima unit tersebut adalah sejumlah 71 orang. Adapun penjelasan mengenai jumlah pegawai secara keseluruhan dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Pegawai Pada Kelima Unit SAMSAT Kota Tangerang

Unit Subunit Staff Jumlah

Eselon Kepala UPT 1

4 Kasubag. Tata Usaha 1

Kasi PKB & BBNKB 1 Kasi Pendapatan Lain-lain 1

Tata Usaha Tata Usaha 10

22

Bendahara 4

Pengolahan Data 5

Pengadaan Barang 3 Pendapatan lain-lain Penetapan 4

9

Kasir 3

Dinas Luar 2

82

Unit Subunit Staff Jumlah

PKB dan BBNKB Penetapan Roda 2 3

33 Penetapan Roda 4 2 Korektor 3 Kasir 7 Arsip 4 Fiskal 6 Room Control 3 Formulir 2

Gerai City Mall 3

Karyawan Bantuan 3 3

Total 71

Sumber: Data primer yang diolah

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran secara langsung kepada responden. Penyebaran dan pengambilan kuesioner dilakukan mulai dari tanggal 1 November sampai dengan 14 November 2014. Kuesioner diberikan dan diterima kembali oleh peneliti dengan waktu yang sudah ditentukan serta menyesuaikan dengan jadwal kerja pegawai SAMSAT Kota Tangerang.

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini, kuesioner yang dibagikan adalah sebanyak 71 eksemplar berdasarkan jumlah pegawai dari kelima unit pada SAMSAT Kota Tangerang, akan tetapi, hanya terdapat 53 pegawai yang bersedia untuk menjawab atau mengisi kuesioner yang diberikan. Adapun karakteristik data sampel penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

83

Tabel 4.2

Data Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah Persentase

1 Jumlah kuesioner yang disebar 71 100 % 2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 18 25 % 3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0 % 4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 53 75 % Sumber: Data primer yang diolah

2. Profil Tempat Penelitian a. Sejarah Singkat Organisasi

Samsat Kota Tangerang berdiri sejak tahun 1986 yang berlokasi di wilayah Propinsi Banten mempunyai tugas dan wewenang dalam menyelenggarakan registrasi dan identifikasi forensik kendaraan bermotor serta berperan sebagai pendongkrak pajak daerah dari sektor pajak kendaraan bermotor di wilayah hukum Kota Tangerang.

Pedoman Tata Laksana SAMSAT mengacu kepada Instruksi Bersama Menteri Pertahanan Keamanan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor : INS/03/M/X/1999, Nomor : 29 Tahun 1999, Nomor : 6/IMK.014/1999, tentang Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) dalam penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan bermotor (STNK), Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor (STCK), Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB), Tanda Coba Kendaraan Bermotor (TCKB) dan Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) serta

84

Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ), secara rinci tertuang dalam Surat Keputusan Bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Direktur Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah, dan Direktur Utama PT. Jasa Raharja (Persero) dengan memperhatikan faktor keamanan dalam setiap proses pendaftaran kendaraan bermotor.

SAMSAT Kota Tangerang terdiri atas 3 (tiga) instansi, yaitu Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, Pemerintah Daerah Propinsi Banten dan Jasa Raharja. Tujuan dibentuknya SAMSAT Kota Tangerang adalah sebagai upaya peningkatan pajak daerah, mendekatkan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih berdaya guna dan berhasil guna dengan tidak mengenyampingkan faktor keamanan dalam setiap proses pendaftaran kendaraan bermotor.

b. Visi dan Misi Organisasi 1) Visi Organisasi

Adapun visi organisasi ini adalah:

“Terwujudnya pelayanan prima demi kepuasan masyarakat”. 2) Misi Organisasi

Adapun Misi dari organisasi ini adalah:

a) Menyediakan pelayanan kepada masyarakat wajib pajak dalam pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan surat ketetapan pajak daerah (SKPD) secara cepat, tepat dan benar serta berpedoman pada ketentuan yang berlaku;

85

b) Menyelenggarakan tertib administrasi dokumen secara baik dan benar dalam rangka menjamin kepemilikan dan identitas data kendaraan bermotor;

c) Menyajikan data sebagai bahan informasi tentang identitas kepemilikan, kendaraan bermotor yang diperlukan, untuk pengambilan keputusan;

d) Melakukan upaya peningkatan untuk layanan melalui perbaikan sarana dan prasarana, sistem komputerisasi serta pengembangan sumber daya manusia;

SAMSAT Kota Tangerang juga memiliki janji layanan yang

berbunyi “Kepuasan masyarakat adalah citra pelayanan kami”. Selain

janji layanan, SAMSAT Kota Tangerang juga memiliki motto, yaitu

“Kami memang belum sempurna tetapi Kami selalu berusaha”.

c. Struktur Organisasi

Unit Pelaksana Teknis (UPT) adalah unsur pelaksana teknis Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi. UPT dipimpin oleh seorang kepala UPT yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas.

1) Kepala Unit Pelaksana Teknis

Kepala unit memiliki tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan urusan pemerintah di bidang teknis operasional pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah.

86

a) Penyusunan rencana teknis operasional di bidang pengelolaan dan pelayanan pajak provinsi;

b) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional di bidang pengelolaan dan pelayanan pajak provinsi;

c) Pelaksanaan pendaftaran, penetapan dan penagihan pajak provinsi; d) Pelaksanaan pembukuan dan pelaporan;

e) Pelaksanaan urusan ketatausahaan;

f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2) Sub Bagian Tata Usaha

Sub bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan bahan koordinasi penyusunan program, evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan keuangan dan umum yang meliputi kegiatan kepegawaian, tata naskah dinas, kearsipan, pengelolaan barang, rumah tangga dan humas serta perjalanan dinas.

Dalam menjalankan tugasnya, sub bagian tata usaha mempunyai fungsi:

a) Penyiapan bahan, pengolahan data dan penyusunan rencana kegiatan di bidangnya;

b) Pengumpulan bahan dan koordinasi, pengolahan data penyusunan program kerja UPT;

c) Penyiapan bahan administrasi dan koordinasi penyusunan pelaporan keuangan UPT;

87

d) Penyiapan bahan pengelolaan administrasi kepegawaian UPT; e) Penyiapan bahan pengelolaan perlengkapan,tata naskah dinas,

kearsipan, rumah tangga, kehumasan, perjalanan dinas, di lingkungan UPT;

f) Penyiapan bahan rencana kebutuhan, pengadaan dan pemeliharaan inventaris UPT;

g) Penyiapan bahan penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan program di lingkungan UPT;

h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala UPT.

3) Seksi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Seksi PKB dan BBNKB mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta penyelenggaraan pendaftaran, pendataan, perhitungan, penetapan, penerimaan dan penagihan PKB dan BBNKB.

Dalam melaksanakan tugasnya, seksi PKB dan BBNKB mempunyai fungsi:

a) Menyiapkan bahan. Mengolah data dan menyusun rencana kegiatan di bidangnya;

b) Menyiapkan bahan penyusunan laporan dan evaluasi pelaksanaan program di bidangnya;

88

4) Seksi Pendapatan Lain-Lain

Seksi pendapatan lai-lain memiliki tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta penyelenggaraan pendaftaran, pendataan, perhitungan, penetapan, penerimaan dan penagihan pajak daerah no PKB dan BBNKB.

Dalam melaksanakan tugasnya, seksi pendapatan lain-lain mempunyai fungsi menyiapkan bahan, mengolah data dan menyusun rencana kegiatan di bidangnya; melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala UPT.

d. Bentuk dan Inovasi Layanan SAMSAT Kota Tangerang

Bentuk dan inovasi layanan yang terdapat di SAMSAT Kota Tangerang untuk meningkatkan penerimaan pajak melalui:

1) One Gate System

Konsep:

a. Deteksi wajib pajak yang membawa senjata tajam atau bahan peledak.

b. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan SAMSAT Sistem:

89

2) FIFO (First in First Out) Konsep:

a) Menghindari adanya diskriminasi dalam pelayanan.

b) Siapa yang datang lebih awal, maka akan selesai lebih awal dalam pengurusan/proses yang sama.

c) Membangun kesadaran wajib pajak untuk senantiasa tertib dan antri dalam pengurusan.

Sistem:

a) Pemberian nomor urut antrian. b) Pemasangan pembatas antrian 3) SAMSAT Keliling

Konsep:

a) Meningkatkan mutu pelayanan.

b) Efisiensi waktu dan biaya bagi wajib pajak.

c) Sarana penerangan kepada masyarakat untuk selalu ingat membayar PKB.

Sistem:

Penempatan lokasi sesuai jadwal, seperti instansi pemerintah, mall/pasar swalayan, pusat keramaian/tempat hiburan dan kampus-kampus.

90

4) STNK Door to Door Konsep:

a) Pelayanan pengesahan dan perpanjangan STNK yang proaktif. b) Memberikan kemudahan dan efisiensi waktu bagi wajib pajak. c) Pengembangan konsep Polmas (Polisi Masyarakat).

Sistem:

a) Pemberitahuan masa berlaku STNK kepada wajib pajak melalui surat oleh petugas Polmas.

b) Pembayaran melalui petugas maupun wajib pajak sendiri. 5) Penambahan Loket

6) Penerapan ISO 9001:2000 Konsep:

Standarisasi sistem pelayanan dan perbaikan mutu pelayanan. Tujuan:

a) Adanya perbaikan mutu layanan yang diberikan oleh SAMSAT. b) Diperolehnya standar waktu.

7) Pengarsipan dan Komputerisasi Arsip Konsep:

a. Menjamin keamanan penyimpanan arsip. b. Memudahkan pencarian arsip.

c. Mempercepat pelayanan untuk kendaraan yang akan mutasi ke luar daerah.

91

Tujuan: Menjaga keamanan dan kelengkapan arsip. Sistem:

a) Penyimpanan berdasarkan seri nopol.

b) Penyimpanan arsip berdasarkan digit pertama angka pada nopol. c) Penyimpanan arsip dikelompokan berdasarkan motor dan mobil.

8) On line System dengan Traffic Management Control (TMC)

Konsep:

a) Data pendaftaran kendaraan bermotor secara real time dapat diperoleh.

b) Penyajian data secara cepat.

c) Security Acces data kendaraan yang berkaitan dengan tindak pidana (blokir).

9) Komputerisasi dan On line sistem antar pokja. Konsep:

a) Interkoneksi komputer pelayanan semua loket membantu kepastian/ akurasi data.

b) Efektifitas dan efisiensi waktu pelayanan kepada wajib pajak. 3. Karateristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang telah bekerja minimal selama satu tahun pada UPT DPPKD di SAMSAT Kota Tangerang. Berikut ini adalah

92

deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja dan unit ditempatkan. a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin yang disajikan dalam tabel 4.3

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pria 27 50.9 50.9 50.9

Wanita 26 49.1 49.1 100.0

Total 53 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa sekitar 27 orang atau 50.9% responden berjenis kelamin pria dan sisanya sebanyak 26 orang atau 49.1% responden berjenis kelamin wanita. Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan jenis kelamin pria lebih banyak dibandingkan wanita pada pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang telah bekerja minimal selama satu tahun pada UPT DPPKD di SAMSAT Kota Tangerang.

b. Deskripsi responden berdasarkan usia

Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan usia yang disajikan dalam tabel 4.4

93

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 20-30 22 41.5 41.5 41.5 31-40 27 50.9 50.9 92.4 41-50 4 7.6 7.6 100.0 > 50 0 0 0 100.0 Total 53 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 22 orang atau 41.5% berusia 20-30 tahun, sebanyak 27 orang atau 50.9% berusia antara 31-40 tahun, sebanyak 4 orang atau 7.6% berusia 40-50 tahun, sedangkan yang berusia diatas 50 tahun tidak ada atau 0%. Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang telah bekerja minimal selama satu tahun sebagian besar berumur 31-40 tahun.

c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir yang disajikan dalam tabel 4.5

94

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendididkan Terakhir PENDIDIKAN TERAKHIR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid SLTA/Sederajat 10 18.8 18.8 18.8 D1/D2/D3 10 18.8 18.8 37.6 Sarjana (S1) 27 50.9 50.9 88.5 Pasca Sarjana 6 11.3 11.3 100.0 Total 53 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 10 orang atau 18.8% memiliki pendidikan terakhir hingga tingkat SLTA atau sederajat, sebanyak 10 orang atau 18.8% memiliki pendidikan terakhir dari D1, D2 atau D3, sebanyak 27 orang atau 50.9% memiliki pendidikan terakhir Sarjana (S1) dan sebanyak 6 atau 11.3% memiliki pendidikan terakhir Pasca Sarjana. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang telah bekerja minimal selama satu tahun sebagian besar memiliki pendidikan

Dokumen terkait