BAB V PENUTUP
5.2. Saran
1. Pemakai metode ini diharuskan mengerti arti dari
masing-masing parameter MOOSE CK, properti kualitas disain dan
objektifitas dari pengukuran software. Objektifitas dari pengukuran akan berbeda-beda seperti jika membandingkan
parameter A dengan parameter B dalam MOOSE CK, namun
semuanya harus melewati proses perhitungan konsistensi
sehingga dapat disimpulkan apakah pengukuran peneliti dapat
diterima atau tidak.
2. Apabila pengukuran dengan software berbasis bahasa
pemrograman selain PHP, maka diperlukan tool yang dapat menghitung parameter MOOSE CK sesuai dengan bahasa
pemrograman yang digunakan.
3. Metode ini dapat dikembangkan dengan mengimplemetasikan
OO Metrics yang lain seperti Metrics for Object Oriented Design (MOOD) atau (MOOD2) ataupun penggabungan dari
metric-metric lainnya tergantung pada faktor apa yang akan dibandingkan.
4. Penulis berharap dapat dibuat aplikasi yang menggunakan
metode AHP untuk membantu seseorang dalam mengambil
keputusan dengan banyak pilihan yang juga melibatkan banyak
faktor.
5. Pada penelitian selanjutnya diharapkan ada penambahan
penelitian mengenai pemakaian Framework PHP terbanyak di
suatu tempat tertentu berdasarkan kebiasaan pemakainya.
Seperti di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atau di
Gambar 4.6. Nilai Evaluasi Properti Kualitas Disain pada Masing-masing
Framework PHP
(Sumber: Hasil Pengujian Penulis)
Pada gambar 4.6 diatas terlihat jelas bahwa pada masing-masing
framework PHP dengan parameter properti kualitas disain software framework Yii terlihat lebih baik dari semuanya. Namun hasil ini belum final karena masih harus melewati satu perhitungan final evaluasi agar dapat diketahui kulitas disain
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 Final Evaluasi Yii CodeIgniter CakePHP Symfony Zend
Gambar 4.7. Hasil Final Evaluasi Properti Kualitas Disain pada Masing-masing
Framework PHP
(Sumber: Hasil Pengujian Penulis)
Berdasarkan teori sebelumnya bahwa parameter MOOSE CK berbanding terbalik dengan kualitas disain software, sehingga pada gambar 4.7 diatas sudah dapat disimpulkan bahwa kualitas disain software framework yang terbaik adalah
framework CakePHP dengan nilai 0.0195, kemudian diikuti dengan framework CodeIgniter dengan nilai 0.0197, framework Zend dengan nilai 0.0304,
framework Symfony dengan nilai 0.0372 dan yang terakhir adalah framework Yii
115
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto, Agus. 2008. “Perbandingan Kelayakan Jalan Beton dan Aspal dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)”. Tesis Magister Teknik Sipil,
Universitas Diponegoro,Semarang.
Bari, Ahsanul, Syam, Anupom. 2008. CakePHP Application Development – Step by step introduction to rapid web development using the open source MVC cakePHP framework. Penerbit Packt Publishing, Birmingham, Mumbai: xv + 311 hlm.
Basili, Victor, et al. 1996. “A validation of Object Oriented Design Metric as Quality Indicators”.
Boehm, B.W, J.R. Brown, H. Kaspar, M. Lipow, G.J. McLeod and M.J. Merritt.
1978. “Characteristics of Software Quality”, Amsterdam: North-Holland. Bray, Ian K. 2002. “An Introduction To Requirements Engineering”. Pearson
Education Limited, United Kingdom: xi + 408 hlm
Brito, Fernando e Abreu. 2003. Talk on “Design Metrics For Object Oriented Software Systems”.
Brito, Fernando e Abreu. 1998. “The MOOD2 Metrics Set”, INESC.
Bruntink, Magiel, Arie van Deursen. 2004. “Predicting Class Testability Using Object Oriented Metrics”.
Carl Vondrick.2010. What’s Symfony? 12 Januari: 3 hlm.
http://www.symfony-project.org
116
CakePHP Team.2005. CakePHP the rapid development php framework: 3 hlm.
http://cakephp.org/
13 November 2010, pk. 09.30 WIB.
Derek Allard.2010. Welcome to CodeIgniter! 14 Agustus: 3 hlm.
http://codeigniter.com
13 November 2010, pk. 09.30 WIB.
Hermawan, Efano dan Petrus Mursanto. 2007. “Pemeringkatan Software Aplikasi Berdasarkan Properti Kualitas Disain dan Metrics For Object Oriented Software Menggunakan Analytic Hierarchy Process”. Tesis Magister Teknologi Informasi, Depok:Jurnal Sistem Informasi MTI UI, Volume 5,
No.1.
Idrus, Asria. 2010. “Implementasi Sistem Metode AHP Sebagai Alat Bantu Pengambilan Keputusan Pemilihan Calon Tenaga Kerja di PT. Danagung Ramulti”.STMIK AMIKOM, Yogyakarta.
ISO 1926-1. 2001. “Software Quality Characteristic”. Jajang. 2005. Hardware. 2 Mei: 2 hlm.
http://total.org.id
27 Desember 2010, pk. 16.59 WIB.
Kotonya, Gerald, Sommerville Ian. 1997. Requirements Engineering : Processes
and Techniques. John Wiley & Sons, Inc, New York: xiii + 282 hlm.
Manuel Pichler.2009. What is PHP_Depend? 14 Desember: 3 hlm.
http://pdepend.org
117
Muslich, Masnur; Maryaeni. 2009. Bagaimana Menulis Skripsi?. Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta: x + 166 hlm.
PHP Frameworks.2010. Top 10 Ranking PHP Frameworks? 5 Juli: 2 hlm.
http://phpframeworks.com
9 Oktober 2010, pk. 14.20 WIB.
Pressman, Roger S. 1992. SOFTWARE ENGINEERING- A Practitioner’s
Approach – Third Edition. Penerbit Beacon Graphic Corporation, Singapura: xxii + 793 hlm.
Render, Barry, Ralph M. Stair. 2000. “Quantitative Analysis for Management”, Prentice Hall Inc.
Rosenberg, Linda H, Lawrence E. Hyaat. 2003 “Software Quality Metrics for Object Oriented Environments”.
Rosenberg, Linda H, Lawrence E. Hyaat. 1998. “Applying and Interpreting Object Oriented Metrics”, Software Technology Conference, Utah.
Saathy, Thomas, Vargas L.G. 2006. “Decision Making with the Analytic Network Process”, Springer.
Shyam R. Chidamber, Chris F. Kemerer. 1995. “A Metrics Suite For Object Oriented Design”. M.I.T Sloan School of Management.
http://web.cs.wpi.edu/~gpollice/cs562-s05/Readings/CKMetrics.pdf
Shyam R. Chidamber, Chris F. Kemerer. 1993. “MOOSE: Metric for Object OrientedSoftware Engineering”. Workshop on Process and Metric for Object Oriented Software Development, Washington DC, EUA.
118
Wikipedia Tim. 2010. Framework. 15 Desember : 2 hlm
http://www.wikipedia.org
27 Desember 2010, pk. 17.15 WIB.
Wikipedia Tim. 2010. Object Oriented Programming. 27 Desember : 15 hlm http://www.wikipedia.org
27 Desember 2010, pk. 17.01 WIB.
Wikipedia Tim. 2010. Perangkat Lunak. 18 November : 2 hlm
http://www.wikipedia.org
27 Desember 2010, pk. 17.15 WIB.
Wikipedia Tim. 2010. Software Metric. 17 Desember : 3 hlm http://www.wikipedia.org
27 Desember 2010, pk. 17.00 WIB.
Wikipedia Tim. 2010. Web. 27 Desember : 14 hlm http://www.wikipedia.org
27 Desember 2010, pk. 17.23 WIB.
Yii Team.2009. Welcome to Yii Framework. 15 Desember: 3 hlm.
http://www.yiiframework.com
13 November 2010, pk. 09.30 WIB.
Zend Team.2008. About Zend Framework. 12 Januari: 4 hlm.
http://framework.zend.com
1
ANALISIS PERBANDINGAN FRAMEWORK PHP BERDASARKAN MOOSE CK DAN PROPERTI KUALITAS DISAIN MENGGUNAKAN
METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
Wahyu Rifa’i Dwi Septian
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia, 2010
[email protected] Abstrak
Keberadaan framework PHP menjadi suatu tantangan tersendiri untuk dicoba penggunaannya dalam membuat aplikasi berbasis web. Keberadaan Framework PHP yang sangat banyak tersedia menjadi kendala bagi seseorang untuk memilih menggunakannya. Karena belum adanya penelitian mengenai perbandingan framework PHP ini, sehingga penulis mencoba untuk membandingkan dan mencari kualitas framework PHP terbaik. Sehingga penelitian ini difokuskan untuk mendapatkan tujuan framework PHP terbaik berdasarkan kualitas disain modelnya. Dalam penelitian mengenai tugas akhir ini penulis mencoba membandingkan 5 framework PHP berdasarkan kualitas disain modelnya dengan menggunakan parameter MOOSE CK dan properti kualitas disain, kemudian digabungkan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan kualitas disain model framework terbaik. Penulis juga menggunakan tool PHP Depend untuk menghitung nilai MOOSE CK pada masing-masing framework PHP. Framework PHP tersebut adalah Yii, CodeIgniter, CakePHP, Symfony dan Zend. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa framework CakePHP memiliki kualitas disain model framework terbaik dibandingkan dengan frameworkYii, CodeIgniter, Symfony dan Zend.
Kata Kunci:framework PHP, Analytic Hierarchy Process (AHP), MOOSE CK, Properti kualitas disain, PHP Depend.
1.Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Keberadaan teknologi informasi saat ini memegang peranan yang sangat signifikan, apalagi untuk perusahaan-perusahaan berskala menengah keatas. Tidak dapat dipungkiri, hal tersebut terjadi karena dengan teknologi informasi ini akan dapat menunjang dan menaikkan income perusahaan, sehingga setiap perusahaan mencoba untuk menerapkan teknologi informasi di dalamnya. Sebagai contohnya adalah website e-commerce perusahaan ataupun aplikasi-aplikasi untuk menunjang kegiatan perusahaannya, seperti aplikasi akunting.
Pemilihan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab permasalahan yang ada, menjadi hal yang
harus sangat diperhatikan. Karena hal ini dapat menyebabkan baik buruknya suatu kinerja dari perusahaan yang bersangkutan dalam menjalankan bisnisnya. Akan terasa lebih rumit lagi jika aplikasi yang ditawarkan sangatlah beragam macamnya.
Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis mencoba untuk menggunakan metode yang ada untuk diterapkan dalam dunia informatika dalam hal pemilihan software framework yang terbaik. Namun tentu saja metode ini tidak terbatas pada dunia teknologi informasi, tapi juga dalam hal lainnya. Sebagai contoh metode ini juga dapat digunakan dalam perbandingan kelayakan jalan beton dan aspal atau juga dapat dijadikan sebagai alat bantu
2
pengambilan keputusan pemilihan calon tenaga kerja.
Dalam penelitian tugas akhir ini penulis mencoba untuk membandingkan kualitas disain software pada framework PHP. Alasan mengapa penulis meneliti kualitas disain software, karena disain sebuah aplikasi software sangat mempengaruhi kinerja/performa dari sebuah software tersebut, baik itu aplikasi dektop maupun aplikasi web.
Beberapa riset terdahulu telah menghasilkan alat ukur kualitas software yang diwujudkan dalam beberapa parameter-parameter seperti MOOD, MOOD2 (Metric for Object Oriented Design) dan MOOSE (Metric for Object Oriented Software Engineering). Parameter ukuran kualitas software ini biasa disebut dengan Object Oriented Metric (OO Metric).
Dalam penerapan OO Metric, kualitas software diinterpretasikan dalam parameter-parameter yang sesuai dengan OO Metric yang digunakan. Tetapi nilai-nilai dari parameter tersebut belum cukup untuk menentukan kualitas software mana yang lebih baik dari software yang lain, sehingga diperlukan metode untuk mengkombinasikan keseluruhan nilai tersebut menjadi sebuah nilai yang menginterpretasikan kualitas software relatif terhadap software yang lain dalam domain aplikasi/fungsi yang sama.
Pada penelitian ini penulis mencoba untuk mengambil 5 contoh
framework PHP yang paling banyak
diminati oleh programmer web menurut versi phpframeworks.com.
Kelima framework tersebut akan diukur dan dibuat peringkat berdasarkan penilaian secara objektif dari hasil nilai kuantitatif MOOSE CK (Metric for Object Oriented Software Engineering, Chidamber, Kemerer), properti kualitas dan diolah menggunakan metode Analytic Hierarcy Process (AHP).
1.2. Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, penggunaan OO Metric saja tidak cukup untuk menentukan kualitas suatu software dengan software yang lainnya. Sehingga diperlukan metode umum
tambahan yang dapat menggabungkan parameter-parameter yang dihasilkan OO metric untuk diolah sehingga memberikan sebuah nilai kualitas software yang bersangkutan. Sehingga metode ini juga dapat dipakai oleh orang yang ingin mengevaluasi software lainnya, namun disarankan dengan domain yang sama. Setelah didapatkan nilai kualitasnya maka akan dapat dibuat peringkat software mana yang memiliki nilai kualitas terbaik.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian ini, seperti jenis OO Metric, tool yang digunakan, jenis aplikasi yang dievaluasi dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Oleh karena itu ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi kasus akan menggunakan aplikasi framework PHP yang sudah cukup dikenal dan banyak diminati oleh para
programmer web versi
www.phpframeworks.com. Hal ini karena framework PHP telah menerapkan konsep Object Oriented Programming, seperti kita tahu bahwa membuat suatu koding pada saat sekarang bukanlah seperti spaghety code lagi. Sehingga muncul kemudahan dalam membangun aplikasi web dengan framework yang telah disediakan. Disamping itu penelitian mengenai perbandingan disain kualitas antara aplikasi web masih tergolong sangat jarang jika dibandingkan dengan aplikasi desktop.
2. Pengukuran kualitas disain software menggunakan parameter MOOSE CK dan tool PHP Depend. Pada saat ini telah banyak OO Metric seperti MOOD, MOOD2 dan lain-lainnya. MOOSE CK sengaja dipilih karena dari penelitian sebelumnya telah menghasilkan pemetaan antara MOOSE CK dan properti kualitas. PHP Depend dipilih karena parameter yang dimilikinya sebagian besar sama dengan parameter MOOSE CK.
3. Penelitian ini tidak membandingkan tool penghitung parameter OO Metric. Penulis tidak membandingkan hasil perhitungan antara satu tool dengan tool yang lainnya. Hal ini dikarenakan agar penelitian lebih fokus untuk menghasilkan metode pengukuran kualitas disain software framework PHP.
4. Penelitian ini tidak membandingkan antara parameter OO
3
Metric yang lainnya. Hal ini dikarenakan setiap OO Metric memiliki karakteristik parameter yang berbeda-beda. Dan tidak semua OO Metric telah dipetakan ke dalam properti kualitas. Sehingga tidak memungkinkan bagi penulis untuk mencoba semua OO Metric kedalam penelitian ini. 1.3. Tujuan dan Manfaat
1.3.1. Tujuan
Tujuan dari membandingkan kualitas kelima framework tersebut adalah untuk mengetahui kualitas disain software dari kelima framework, manakah yang paling baik. Sehingga akan dapat memberikan rekomendasi kepada programmer web dalam membangun aplikasi web menggunakan framework PHP.
1.3.2. Manfaat
1. Dapat memberi rekomendasi manakah framework yang paling baik digunakan, khsusunya dalam membangun aplikasi web.
2. Metode yang penulis pakai dapat dipergunakan untuk menganalisis kembali software yang diiginkan dan tentunya yang memiliki domain atau fugsi yang sama.
3. Dapat menjadi referensi dalam pembelajaran untuk mengukur kualitas disain software yang lainnya, baik itu aplikasi desktop maupun aplikasi web.
1.4. Landasan Teori
1.4.1 METRICS FOR OBJECT
ORIENTED SOFTWARE
ENGINEERING CHIDAMBER,
KEMERER (MOOSE CK)
MOOSE CK merupakan salah satu metric yang dipergunakan untuk mengukur kualitas disain sebuah software berdasarkan enam parameter dengan melihat pada perspektif Object Oriented Design
1.Weighted Methods Per Class
(WMC)
WMC berhubungan secara langsung terhadap kompleksitas dari
sebuah objek, karena metode adalah properti dari sebuah objek dan kompleksitas sebuah objek ditentukan oleh properti.
WMC=
n i Ci 1 Ci = Static KompleksitasJumlah metode dan kompleksitas dari metode merupakan salah satu indikator berapa lama waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk membangun dan memelihara objek. Objek dengan jumlah metode yang lebih banyak dapat membatasi kemungkinan objek tersebut untuk digunakan kembali (reuse).
Nilai WMC yang tinggi mempunyai kecenderungan kegagalan software. Menurut www.aivosto.com toleransi nilai WMC adalah antara 20-50 dalam sebuah class, atau maksimum 10% dari jumlah metode dalam sebuah class. Penelitian yang lain menurut Basili, dengan sampel 30 proyek C++, menunjukkan semakin tinggi nilai WMC akan meningkatkan bugs dan menurunkan kualitas.
Namun penelitian tersebut juga tidak menyebutkan berapa optimum range yang dapat digunakan. Pada penelitian yang sama mengatakan bahwa nilai yang tinggi untuk proyek VB terlihat diperbolehkan.
2.Depth of Inheritance Tree (DIT) Kedalaman dari sebuah class dalam inheritance hirarki dimana angka maksimum dimulai dari class leaf dan menurun pada class root pada sebuah hirarki. Sehingga hirarki yang dalam akan menyebabkan tingginya kompleksitas dari disain karena makin banyak metode dan class yang terlibat.
Rekomendasi www.aivosto.com nilai DIT adalah 5 atau kurang. Dokumentasi Visual Studio.Net menyebutkan nilai DIT ≤ 5. Beberapa sumber lain mengijinkan nilai DIT sampai dengan 8.
4 3.Number of Children (NOC)
NOC adalah jumlah subclass dalam sebuah class hierarchy. NOC merupakan indikator besarnya pengaruh sebuah class terhadap disain sistem secara keseluruhan. Semakin besar nilai NOC, semakin besar pula potensi ketidakcocokan sub class dengan abstraksi pada parent class.
Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan penggunaan sub class seperti ketika menggunakan salah satu sub class dari sekian banyak sub class yang lain dalam salah satu program.
4.Coupling Between Object Classes
(CBO)
CBO menghitung class yang berhubungan dengan class yang lain. Hal ini dihitung terhadap non-inheritance class. Sehingga semakin sedikit class yang berhubungan maka mengindikasikan class yang baik. Karena meningkatkan modularity dan reuse.
Semakin banyak class yang tidak tergantung satu sama lain akan lebih baik untuk digunakan dalam aplikasi yang lain. Hal ini sangat konsisten dengan tingkat interdependency antara modul. Berapa nilai maksimum yang diijinkan? CBO > 14 terlalu tinggi menurut Houari A Sahraoui.
5.Response for a Class (RFC) RFC adalah jumlah semua metode yang dipanggil sebagai respon terhadap diluar objek dari sebuah class. RFC juga mengukur komunikasi antara objek. Hal ini berlaku terhadap semua metode yang diakses dalam class hirarki. Sehingga semakin banyak metode yang digunakan untuk merespon objek dari luar semakin kompleks dan meningkatkan waktu tes.
6.Lack of Cohesion Method
(LCOM)
LCOM mengukur ketidaksamaan metode dalam sebuah class dari instance variabel atau atribut. Dengan
tingginya kohesi berarti mengindikasikan semakin baik class tersebut.
Sehingga lebih sederhana dan memiliki sifat reusability yang tinggi. Sedangkan semakin rendah kohesi atau lack of cohesion maka semakin kompleks class tersebut.
1.4.2. PROPERTI KUALITAS DISAIN
SOFTWARE
Kualitas disain software pada aspek orientasi objek dan disesuaikan dengan OO Metric maka hanya beberapa karakteristik atau properti kualitas yang dapat dievaluasi untuk mengukur kualitas kode dan disain yaitu efficiency, complexity, understandability, reusability, maintainability/testability.
1. Efficiency : Apakah disain dan implementasi software telah dilakukan dengan efisien?
2. Complexity : Dapatkah
implementasi software digunakan lebih efektif sehingga menurunkan tingkat kompleksitas?
3. Understandability : Apakah
disain software lebih mudah dimengerti?
4. Reusability : Apakah kualitas disain software mendukung penggunaan kembali (reuse)?
5. Maintainability/Testability :
Apakah disain software mendukung untuk kemudahan testing dan perubahan?
1. Hubungan Properti Kualitas Disain Software dan Parameter MOOSE CK
Tabel 1. Hubungan Properti Kualitas Software dan Parameter Metric
Properti Kualitas Software
Parameter Metric
Efficiency LCOM, CBO, DIT, NOC Complexity CC (Traditional Metric) Understandabili
ty WMC, RFC, DIT
Reusability WMC, LCOM, CBO, DIT, NOC Maintainability/
Testability WMC, RFC, DIT, NOC
Pada tabel 1 diatas tampak bahwa penelitian Linda H Rosenberg dan Lawrence E Hyaat pada tahun 2003, menunjukkan properti
5
complexity tidak menggunakan
parameter MOOSE CK, tapi menggunakan Cyclomatic Complexity (CC). Pada riset yang lain pada tahun 1993 terutama properti maintainability/testability menggunakan parameter yang hampir sama, DIT, NOC, RFC, LCOM, WMC, DAC, NOM, SIZE1, SIZE2, MPC. Sedangkan menurut Magiel Bruntink dan Arie Van Deursen (dalam Jurnal MTI UI, 2007: 13), DIT, LCOM, NOC, RFC, WMC, FOUT, LOCC, NOF, NOM, Parameter-parameter yang dicetak tebal tidak termasuk MOOSE CK. 2. Pengaruh Parameter MOOSE
CK pada Properti Kualitas Disain Software
Penelitian Linda H Rosenberg dan Lawrence E Hyatt mengenai hubungan dan pengaruh antara parameter-parameter OO Metric dan properti kualitas disain software menunjukkan bahwa nilai parameter MOOSE CK berbanding terbalik dengan kualitas disain software 1.4.3. ANALYTIC HIERARCHY
PROCESS (AHP)
Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70-an ketika di Warston School. Metode AHP merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam sistem pengambilan keputusan dengan memperhatikan faktor-faktor persepsi, preferensi, pengalaman dan intuisi. AHP menggabungkan penilaian-penilaian dan nilai-nilai pribadi ke dalam satu cara yang logis.
Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat menyelesaikan masalah multikriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Masalah yang kompleks dapat diartikan bahwa kriteria dari suatu masalah yang begitu banyak (multikriteria), struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari
pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta ketidakakuratan data yang tersedia. Menurut Saaty, hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang terdiri dari :
1. Reciprocal Comparison, yang mengandung arti si pengambil keputusan harus bisa membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensinya itu sendiri harus memenuhi syarat resiprokal yaitu kalau A lebih disukai dari B dengan skala x, maka B lebih disukai dari A dengan skala 1:x.
2. Homogenity, yang mengandung arti preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lain. Kalau aksioma ini tidak dapat dipenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogenous dan harus dibentuk suatu cluster (kelompok elemen-elemen) yang baru.
3. Independence, yang
berarti preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan atau pengaruh dalam model AHP adalah searah keatas, artinya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu level dipengaruhi atau tergantung
6
oleh elemen-elemen dalam level di atasnya.
4. Expectations, artinya untuk tujuan pengambilan keputusan, struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka si pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria dan atau objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.
1. Prinsip-Prinsip Dasar Analytic Hierarcy Process (AHP)
1. Decomposition
Pengertian decomposition
adalah memecahkan atau
membagi problema yang
unsurnya ke bentuk hirarki
proses pengambilan utuh
menjadi unsur keputusan,
dimana setiap unsur atau elemen saling berhubungan.
Gambar 1. Struktur Hirarki
(Sumber: Jurnal umum Universitas Sumatera Utara)
2. Comparative Judgement
Comparative judgement
dilakukan dengan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen elemennya.
3. Synthesis of Priority
Synthesis of priority dilakukan dengan menggunakan eigen vector
method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur unsur pengambilan keputusan.
4. Logical Consistency
Logical consistency
merupakan karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai dengan mengagresikan seluruh eigen vector yang diperoleh dari berbagai