• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan:

1. Sebaiknya hakim dalam memeriksa kasus tindak pidana korupsi lebih cermat lagi dalam membagi pelaku tindak pidana korupsi sesuai dengan peran masing-masing pelaku, karena tindak pidana korupsi bukanlah tindak pidana yang dapat dilakukan secara sendiri, akan tetapi melibatkan beberapa orang atau beberapa pihak, sehingga pertangungjawaban pidananya harus disesuaikan dengan peran masing-masing.

2. Sebaiknya hakim dalam menjatuhkan pidana kepada pelaku tindak pidana korupsi tetap memperhatikan peran, bobot tanggung jawab dan tingkat kesalahan pelaku maupun asas persamaan di depan hukum. Bagi pelaku utama yang menikmati langsung hasil dari tindak pidana korupsi yang dilakukan sudah sepantasnya dijatuhkan pidana yang berat berdasarkan undang-undang yang berlaku.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana korupsi dalam Putusan No. 1741/PID/B/2009/PN. TK joncto Putusan No. 60/PID/2010/PT. TK.

Hakim dalam menentukan pertanggungjawaban pidana yang harus diterima oleh terdakwa sebagaimana dalam Putusan No. 1741/PID/B/2009/PN. TK Joncto Putusan No. 60/PID/2010/PT. TK dengan terdakwa Herman Hasboellah, terlebih dahulu menentukan kesalahan terdakwa berdasarkan alat bukti yang cukup. Terdakwa Herman Hasboellah yang dihadapkan ke pengadilan dengan tuduhan melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 21 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pertimbangan hakim sebagaimana terdapat dalam putusan menyatakan bahwa semua unsur tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 atas terdakwa telah terpenuhi, dengan telah terbukti dan terpenuhinya semua unsur tindak pidana, maka terdakwa Herman Hasboellah bin Hasboellah secara hukum dinyatakan bersalah dan wajib menerima akibat dari perbuatannya.

Pasal 3 menentukan ancaman pidana yang dapat dijatuhkan kepada terdakwa yaitu dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). Hakim pada tingkat pertama sebagaimana tercantum dalam Putusan No. 1741/PID/B/2009/PN. TK, menjatuhkan pidana selama 7 (tujuh) tahun penjara dan denda RP 500.000.000,00, sedangkan pada tingkat banding berdasarkan Putusan No. 60/PID/2010/PT. TK, terdakwa dijatuhkan pidana lebih ringan yaitu selama 2 (dua) tahun penjara dan denda Rp 300.000.000,00.

Putusan hakim pada tingkat pertama dan banding memang lebih rendah dari tuntutan penuntut umum, namun hal ini tidaklah bertentangan dengan ancaman pidana yang diatur dalam Pasal 3 yaitu dipidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun. Ketentuan ini memberikan kekebasan kepada hakim untuk menjatuhkan pidana kepada terdakwa antara 1 sampai dengan 20 tahun penjara, akan tetapi pidana yang dijatuhkan oleh hakim pada tingkat banding yang jauh lebih ringan dari putusan pengadilan tingkat pertama tentunya tidak sejalan dengan program pemberantasan tindak pidana korupsi.

2. Dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara tindak pidana korupsi dalam Putusan No. 1741/PID/B/2009/PN. TK joncto Putusan No. 60/PID/2010/PT. TK

Dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara tindak pidana korupsi dalam Putusan No. 60/PID/2010/PT. TK adalah hal-hal yang bersifat yuridis dan hal-hal yang bersifat non yuridis. Hal yang bersifat yuridis dan hal yang bersifat non yuridis merupakan dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana kepada seseorang atas perbuatan pidana yang dilakukannya. Pertimbangan hakim yang bersifat yuridis adalah alat-alat bukti yang diajukan di persidangan dan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan. Pertimbangan hakim yang bersifat non yuridis adalah hal yang meringankan dan hal yang memberatkan.

Pertimbangan hakim pada tingkat banding menjatuhkan pidana lebih ringan didasarkan beberapa hal yaitu terdakwa dalam perkara korupsi ini hanyalah pihak yang mengikuti perintah atasan, hasil pencarian dana deposito di PT Bank Tripanca Setiadana sebagian besar digunakan oleh bupati dan keluarganya dan dikaji dari aspek kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah selaku kepala pemerintahan adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, meskipun kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pengelolaan keuangan daerah, tanggung jawab utama tetap berada pada bupati sebagai kepala daerah. Pertimbangan hakim pada tingkat banding sudah tepat karena tindak pidana korupsi melibatkan beberapa orang atau pihak, sehingga pertangungjawaban pidananya harus disesuaikan dengan peran masing-masing.

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan:

1. Sebaiknya hakim dalam memeriksa kasus tindak pidana korupsi lebih cermat lagi dalam membagi pelaku tindak pidana korupsi sesuai dengan peran masing-masing pelaku, karena tindak pidana korupsi bukanlah tindak pidana yang dapat dilakukan secara sendiri, akan tetapi melibatkan beberapa orang atau beberapa pihak, sehingga pertangungjawaban pidananya harus disesuaikan dengan peran masing-masing.

2. Sebaiknya hakim dalam menjatuhkan pidana kepada pelaku tindak pidana korupsi tetap memperhatikan peran, bobot tanggung jawab dan tingkat kesalahan pelaku maupun asas persamaan di depan hukum. Bagi pelaku utama yang menikmati langsung hasil dari tindak pidana korupsi yang dilakukan sudah sepantasnya dijatuhkan pidana yang berat berdasarkan undang-undang yang berlaku.

ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA KORUPSI

(Studi Putusan No. 1741/PID/B/2009/PN. TK Joncto Putusan No. 60/PID/2010/PT. TK) (Skripsi) Oleh Immanuel C. M. L. Tobing FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013

ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA KORUPSI

(Studi Putusan No. 1741/PID/B/2009/PN. TK Joncto Putusan No. 60/PID/2010/PT. TK)

Oleh

Immanuel C. M. L. Tobing

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013

Judul Skripsi : ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Putusan No. 1741/PID/B/2009/PN. TK Joncto Putusan No. 60/PID/2010/PT. TK)

Nama Mahasiswa : Immanuel C. M. L. Tobing

NPM : 0812 011 187

Program Studi : Hukum Pidana

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Eddy Rifa’i, S.H., M.H. Firganefi, S.H., M.H.

NIP 19610912 198603 1 003 NIP 19631217 198803 2 003

2. Ketua Bagian Hukum Pidana

Diah Gustiniati, S. H., M. H. NIP 96208171 98703 2 003

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Eddy Rifa’i, S.H., M.H. ...

Sekretaris/Anggota: Firganefi, S.H., M.H. ...

Penguji Utama : Diah Gustiniati, S.H., M.H. ...

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H., M.S. NIP 19621109 198703 1 003

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 09 Februari 1989, yang merupakan putra pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Torkis Tobing dan Ibu Tujuana Nainggolan. Penulis menyelesaikan studi di TK Xaverius Bandar Lampung lulus tahun 1995, SD Xaverius Bandar Lampung lulus pada tahun 2001. Penulis melanjutkan studi di SMP Fransiskus Bandar Lampung lulus pada tahun 2004, kemudian melanjutkan studi di SMA Fransiskus Bandar Lampung lulus pada tahun 2007.

Penulis pada tahun 2008 diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung. Penulis pada tahun 2011 mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumber Agung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu.

MOTTO

“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang

yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan.”

PERSEMBAHAN

Puji Tuhan atas segala nikmat dan kemudahan yang diberikan. Ku persembahkan karya skripsi ini untuk:

Papa dan mama, serta adik-adikku tercinta yang memberikan motivasi dan kasih sayang, sehingga penulis berhasil menyelesaikan perkuliahan ini.

Kakek dan nenek, paman dan bibi, serta saudara, terimakasih untuk bantuan dan motivasi.

Teman-teman seperjuangan selama masa kuliah yang telah banyak membantu, baik dalam suka maupun duka.

Para dosen pembimbingku, terima kasih untuk bantuan dan dukungannya dalam pembuatan skripsi ini.

SANWACANA

Puji Tuhan, karena berkat nikmat dan kemudahan-Nyalah skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu. Skripsi dengan judul ”ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Putusan No. 1741/PID/B/2009/PN. TK Joncto Putusan No. 60/PID/2010/PT. TK)” adalah

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung;

2. Ibu Diah Gustiniati, S.H., M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Pidana dan Pembahas I yang telah memberikan saran dan masukan yang bermanfaat bagi penulisan skripsi ini;

3. Bapak Dr. Eddy Rifa’i, S.H., M.H. selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang bermanfaat guna perbaikan skripsi ini; 4. Ibu Firganefi, S.H., M.H. selaku Pembimbing II yang telah membantu

memberikan saran dan masukan sehingga penulisan skripsi ini lebih baik dan bermanfaat;

5. Ibu Dona Raisa., S.H, M.H. selaku Pembahas II yang yang telah memberi masukan guna perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini;

6. Para Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung;

7. Papa dan mama yang tidak henti-hentinya memberikan kasih sayang, motivasi dan semangat bagi penulis;

8. Adik-Adikku: Laras Br. Tobing, Bismar Tobing dan Coki Tobing yang mengisi hari-hari penulis, terimakasih atas semangat dan doanya;

9. Rena Br. Aritonang (Alm), Rotua Br. Hutagalung (Alm) dan MH Nainggolan (Alm) yang telah memberikan banyak pelajaran hidup mulai dari masa kecil; 10. Ghea Risalia yang telah memberikan dorongan semangat sehingga penulis

dapat menyelesiakan skripsi ini;

11. Rugun Hutabarat, Citra Hutabarat dan Widya Hutabarat yang telah mendukung dan mendoakan;

12. Teman-teman seperjuangan selama masa kuliah Herdy, Kamal, Robin, Bachrul, Bembeng, Ahadi, Awen, Ferdian dan semua teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu;

13. Teman-teman semasa KKN: Ayu Safitri, Rhizky, Riani, Dandy dan semua teman-teman semasa KKN yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 19 Februari 2013 Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 15

A. Tinjauan Tentang Tindak Pidana ... 15

B. Pertanggungjawaban Pidana... 19

C. Tinjauan Tentang Pemidanaan ... 21

D. Tindak Pidana Korupsi... 24

III. METODE PENELITIAN ... 30

A. Pendekatan Masalah... 30

B. Sumber dan Jenis Data ... 30

C. Penentuan Nara Sumber ... 31

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data... 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 34

A. Gambaran Umum Putusan Pengadilan Tinggi Lampung Putusan No. 1741/PID/B/2009/PN. TK Joncto Putusan No. 60/PID/2010/ PT. TK... 34

B. Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Korupsi Dalam Putusan No. 1741/PID/B/2009/PN. TK Joncto Putusan No. 60/PID/2010/PT. TK ... 37

C. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Perkara Tindak Pidana Korupsi Dalam Putusan No. 1741/PID/B/2009/PN. TK Joncto Putusan No. 60/PID/2010/PT. TK ... 45

V. PENUTUP ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ...

DAFTAR PUSTAKA

Andrisman, Tri. 2009.Delik Khusus Dalam KUHP. Universitas Lampung, Bandar Lampung

Arief, Barda Nawawi. 2002. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bhakti, Bandung

Hamzah, Andi. 2003.Hukum Acara Pidana Indonesia. Sapta Artha Jaya, Jakarta Harahap, M. Yahya. 2003. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP.

Sinar Grafika, Jakarta

Hartanti, Evi. 2005.Tindak Pidana Korupsi. Sinar Grafika, Jakarta

Marpaung, Leden. 1992. Proses Penanganan Perkara Pidana. Sinar Grafika, Jakarta

Mertokusumo, Sudikno dan Pitlo, A. 1993. Bab-Bab tentang Penemuan Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung

Moerad, Pontang. 2007.Pembentukan Hukum Melalui Putusan Pengadilan dalam Perkara Pidana, Alumni, Bandung

Moeljatno. 2008.Asas Asas Hukum Pidana Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta Muladi dan Arif, Barda Nawawi. 1998. Teori-teori dan Kebijakan Pidana,

Alumni, Bandung

Prodjodikoro, Wirjono. 2002. Asas Hukum Pidana Di Indonesia. Rafika Aditama, Bandung

Saleh, Roeslan. 1978.Stelsel Pidana Indonesia, Aksara Baru, Jakarta Sangaji, W. 1999.Tindak Pidana Korupsi. Indah, Surabaya

Sudarto, 1983. Hukum Pidana dan Perkembangan Masyarakat Kajian Terhadap Pembaharuan Hukum Pidana. Sinar Baru, Bandung

Simanjutak, Usman. 1994. Teknik Penuntutan dan Upaya Hukum. Bina Cipta, Jakarta

Universitas Lampung. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Pokok Kekuasaan Kehakiman Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang No. 1741/PID/B/2009/PN. TK Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Lampung No. 60/PID/2010/PT. TK.

Dokumen terkait