BAB V PENUTUP
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyampaikan beberapa saran yang bermanfaat:
1. Bagi Ibu dan Keluarga
a. Perlu peningkatan pemahaman tentang pentingnya imunisasi, bahaya penyakit campak dan segera membawa ke petugas kesehatan bila balita mengalami tanda bahaya.
b. Dapat mengetahui tentang pentingnya kesehatan terutama pada balita dengan campak sehingga dapat melakukan penanganan segera terhadap penyakit campak.
2. Bagi Bidan
a. Diharapkan bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada imunisasi, khususnya imunisasi campak.
b. Meningkatkan asuhan kebidanan pada balita dengan imunisasi campak.
3. Untuk Instituti a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur, karena teori dan prosedur yang mendasari setiap praktek sehingga menghindari kesalahan.
b. Pendidikan
Diharapkan dapat untuk menambah referensi dan memberi masukan secara konseptual tentang asuhan kebidanan dengan imunisasi campak pada balita.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus Tanggal : 30 Maret 2013 Pukul : 10.00 WIB 1. Pengkajian a. Identitas 1) Identitas anak
a) Nama Anak : An. Q b) Umur : 9 bulan c) Tanggal lahir : 26 Juni 2012 d) Anak ke : Pertama e) Jenis Kelamin : Perempuan
2) Identitas ibu Identitas ayah
a) Nama : Ny. M Nama : Tn. T b) Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun c) Agama : Islam Agama : Islam
d) Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa, Indonesia e) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
f) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta g) Alamat : Cinderejo Kidul, Banjarsari, Surakarta
b. Anamnesa (Data Subyektif) 1) Alasan datang ke RB
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan campak pada anaknya.
2) Riwayat Kesehatan
a) Imunisasi, ibu mengatakan:
(1) BCG : 26 – 7 – 2012 (2) DPT Combo 1 : 26 – 8 – 2012 (3) DPT Combo 2 : 26 – 9 – 2012 (4) DPT Combo 3 : 26 – 10 – 2012 (5) Polio 1 : 26 – 7 – 2012 (6) Polio 2 : 26 – 8 – 2012 (7) Polio 3 : 26 – 9 – 2012 (8) Polio 4 : 26 – 10 – 2012 (9) Hepatitis B1 : 27 – 6 – 2012
(12)Campak : Ibu mengatakan ingin mengimuni- sasikan imunisasi campak pada anaknya
(13)Imunisasi lain : Tidak ada b) Riwayat penyakit lalu
Ibu mengatakan anak pernah menderita sakit batuk, pilek dan demam seminggu yang lalu, tetapi dapat sembuh setelah diberi obat dari bidan.
c) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan anaknya tidak sedang mengalami sakit. d) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menurun seperti: hipertensi, DM dan jantung, kemudian penyakit menular seperti: TBC, Hepatitis.
e) Riwayat Sosial, Ibu mengatakan: (1) Yang mengasuh
Ibu mengatakan anaknya diasuh sendiri oleh orang tuanya.
(2) Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarganya baik/ harmonis.
(3) Hubungan dengan teman sebaya
Ibu mengatakan anaknya senang bermain dengan teman sebayanya.
(4) Lingkungan rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah bersih dan rapi. 3) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
Ibu mengatakan sejak lahir sampai umur 6 bulan anaknya hanya diberi ASI eksklusif saja, setelah umur 6 bulan anaknya mulai diberi makanan pendamping seperti bubur
susum, kacang hijau, selain ASI ibu juga memberikan susu formula dan setelah umur 9 bulan diberi makan tambahan nasi dan sayuran hijau.
b) Istirahat/ tidur
(1) Tidur siang : Ibu mengatakan anaknya tidur siang + 3 jam.
(2) Tidur malam : Ibu mengatakan anaknya tidur malam + 8 jam.
c) Mandi / Personal Hygene
(1) Pagi : Ibu mengatakan anaknya mandi pagi jam 07.00 WIB.
(2) Sore : Ibu mengatakan anaknya mandi sore jam 16.00 WIB.
d) Eliminasi
(1) BAK : Ibu mengatakan 5 – 6 x/ hari, warna kuning jernih.
(2) BAB : Ibu mengatakan 1 x/ hari pada pagi hari, konsistensi lunak.
e) Aktifitas
Ibu mengatakan anaknya sangat aktif jika diajak bermain. c. Pemeriksaan Fisik
1) Status Generalis
a) Keadaan umum : Baik
c) TTV : N = 104 x/ menit, R = 49 x/ menit S = 36,2° C d) BB/ TB : 12 kg/ 89 cm e) LK/ LLA : 47 cm/ 16 cm 2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala
(1) Rambut : Hitam, tidak rontok.
(2) Muka : Wajah tampak kemerahan, tidak pucat. (3) Mata : Kanan kiri simetris, conjungtiva merah
muda, sclera berwarna putih, bersih dan air mata tidak keluar.
(4) Telinga : Kanan kiri simetris, tidak ada cairan yang keluar dan bersih.
(5) Hidung : Hidung simetris, bersih dan tidak ada benjolan.
(6) Mulut : Bibir berwarna merah muda, tidak ada stomatitis, mulut tampak terbuka untuk bernafas, gusi tidak bengkak/ berdarah, mulut tidak berbau.
b) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. c) Dada : Tidak ada retraksi, simetris kanan kiri. d) Kulit : Kulit bersih, tugor baik.
f) Ekstremitas : Dapat bergerak bebas, jari-jari tangan dan kaki lengkap, tidak ada kelainan.
3) Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan
2. Interpretasi Data
Tanggal: 30 Maret 2013 Pukul: 10.30 WIB a. Diagnosa Kebidanan
An. Q umur 9 bulan dengan imunisasi campak. Data Dasar
Subyektif:
1) Ibu mengatakan anaknya lahir tanggal 26 Juni 2012
2) Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan campak anaknya. Obyektif:
1) KU : Baik.
2) Kesadaran : Composmentis.
3) Vital Sign: N = 104 x/ menit, R = 49 x/ menit, S = 36,2° C 4) BB = 12 kg, TB = 89 cm, LK = 47 cm
5) Muka tidak terlihat pucat.
6) Hidung: Hidung simetris, bersih dan tidak ada benjolan. 7) Leher: Tenggorokan tidak merah.
8) Dada: Tidak ada retraksi, simetris kanan kiri. 9) Kulit: Bersih, tugor baik
b. Masalah Tidak ada.
c. Kebutuhan Tidak ada. 3. Diagnosa Potensial Tidak ada. 4. Tindakan Segera Tidak dilakukan. 5. Perencanaan
Tanggal: 30 Maret 2013 Pukul: 12.00 WIB a. Beritahu kepada ibu tentang keadaan anaknya b. Beritahu ibu tentang pentingnya imunisasi campak c. Siapkan alat vaksin campak
d. Suntikkan vaksin campak pada balita secara SC pada lengan kiri atas
e. Berikan Parasetamol syrup 120 ml untuk mengatasi demam pada anak
f. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan makanan yang bergizi g. Beritahu ibu bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai h. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak
i. Anjurkan ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
6. Pelaksanaan
Tanggal: 30 Maret 2013 Pukul: 12.30 WIB
b. Pukul 12.35 WIB memberitahu ibu tentang pentingnya imunisasi campak, yaitu suatu upaya untuk memberi kekebalan secara aktif terhadap virus campak, yang bertujuan untuk mencegah penyakit campak yang diberikan pada usia 9 bulan.
c. Pukul 12.40 WIB menyiapkan alat vaksin campak, antara lain spuit ukuran 1 cc, vaksin campak 0,5 ml dan kapas alkohol/ tupres. d. Pukul 12.45 WIB melakukan imunisasi campak pada balita dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyiapkan vaksin dan kapas alkohol
2) Menjelaskan prosedur imunisasi pada keluarga
3) Ambil vaksin campak dengan spet dengan dosis 0,5 ml 4) Menentukan area penyuntikan, yaitu pada lengan kiri atas 5) Melakukan antisepsis pada area penyuntikan dengan kapas
alkohol
6) Menyuntikkan vaksin campak secara SC dengan sudut 45 derajat dan vaksin disuntikkan sampai habis
7) Mencabut jarum setelah proses penyuntikan selesai 8) Membereskan alat vaksinasi.
e. Pukul 12.55 WIB memberikan pada ibu Parasetamol syrup 120 ml 2 x 1 sendok teh untuk mengatasi demam pada anak.
f. Pukul 12.55 WIB menganjurkan pada ibu untuk tetap memberikan makanan yang bergizi, seperti nasi, sayuran hijau, susu dan buah-buahan.
g. Pukul 12.55 WIB memberitahu ibu bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai.
h. Pukul 13.00 WIB menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan anaknya.
i. Pukul 13.00 WIB Menganjurkan pada ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
7. Evaluasi
Tanggal: 30 Maret 2013 Pukul: 13.00 WIB a. Ibu sudah tahu tentang keadaan anaknya.
b. Ibu sudah tahu tentang pentingnya imunisasi campak.
c. Alat vaksin campak sudah disiapkan, antara lain spet, vaksin campak 0,5 ml dan kapas alkohol/ tupres.
d. Imunisasi campak pada balita sudah dilaksanakan.
e. Ibu sudah tahu bila anaknya demam maka diberi Parasetamol syrup 120 ml 2 x 1 sendok teh yang telah diberikan oleh bidan.
f. Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk tetap memberikan makanan yang bergizi, seperti nasi, sayuran hijau, susu dan buah-buahan. g. Ibu sudah mengetahui bahwa imunisasi wajib anaknya sudah
selesai.
h. Ibu bersedia untuk tetap menjaga kesehatan anaknya.
DATA PERKEMBANGAN
Tanggal 31 Maret 2013 Pukul 10.30 WIB S : Subyektif
1. Ibu mengatakan anaknya bernama An. Q 2. Ibu mengatakan anaknya berumur 9 bulan
3. Ibu mengatakan anaknya sudah diimunisasi campak
4. Ibu mengatakan setelah diimunisasi campak anaknya tidak panas O : Obyektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : Nadi = 104 x/ menit Suhu = 36,30 C
Respirasi = 48 x/ menit 4. Bekas suntikan : Tidak ada tanda-tanda infeksi A : Assessment
An. Q umur 9 bulan pasca imunisasi campak hari pertama. P : Planning
Tanggal 31 Maret 2013 Pukul 10.45 WIB 1. Memberitahu ibu tentang keadaan anaknya saat ini, bahwa keadaannya
baik
2. Menganjurkan ibu agar tetap memberikan makanan yang bergizi, seperti seperti nasi, sayuran hijau, susu dan buah-buahan
4. Menganjurkan pada ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan-keluhan pada anaknya
E : Evaluasi
Tanggal 31 Maret 2013 Pukul 11.00 WIB 1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaan anaknya
2. Ibu bersedia untuk memberikan makanan yang bergizi pada anaknya 3. Ibu sudah mengerti bahwa imunisasi lengkap pada anaknya sudah
selesai
4. Ibu bersedia datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan-keluhan yang timbul pada anaknya.
B. Pembahasan
Pembahasan merupakan bagian dari laporan kasus yang membahas tentang kendala atau hambatan selama melakukan Asuhan Kebidanan pada klien. Kendala tersebut menyangkut kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Dengan adanya kesenjangan tersebut dapat dilakukan asuhan kebidanan.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada balita An. Q umur 9 bulan dengan riwayat imunisasi campak di RB Marga Waluya Surakarta. Penulis akan membahas tentang kesenjangan yang terdapat dalam tinjauan teori dengan kenyataan yang penulis temukan sejak melakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, penulis uraikan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian yang merupakan tahap awal dari manajemen kebidanan dilaksanakan dengan cara pengkajian data subyektif dan data penunjang (Nursalam, 2003). Pada data obyektif diperoleh dengan pemeriksaan fisik untuk mengetahui keadaan umum pasien selama imunisasi yang dikaji dari kepala sampai dengan kaki untuk mengetahui adanya kelainan atau tidak.
Data subyektif pada balita An. Q dengan imunisasi campak bahwa ibu mengatakan ingin mengimunisasikan anaknya dan ibu mengatakan anaknya tidak sedang sakit. Data obyektif pada balita An. Q dengan imunisasi campak terlihat sehat dan gerakannya aktif serta tanda-tanda vital normal. Berdasarkan data yang diperoleh pada kasus An. Q dengan
imunisasi campak didapatkan data An. Q berumur 9 bulan dengan imunisasi campak keadaan umumnya baik. Pada langkah pengkajian ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan.
2. Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan (Varney, 2004).
Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menurut diagnosa kebidanan. Pada kasus ini interpretasi data meliputi masalah dan kebutuhan. Pada An. Q umur 9 bulan dengan imunisasi campak adapun masalah yang dihadapi klien tidak ada, sehingga kebutuhan pada kasus ini adalah juga tidak ada, sehingga pada langkah interpretasi data ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan.
3. Diagnosa Potensial
Setelah dilakukan asuhan kebidanan yang tepat dan cermat serta didukung kerjasama yang baik oleh keluarga pasien dan pasien sendiri maka pada kasus An. Q umur 9 bulan dengan imunisasi campak tidak muncul demam ringan, infeksi ringan pada saluran nafas dan diare karena antisipasi yang tepat.
Diagnosa potensial yang terjadi pada balita dengan setelah imunisasi campak menurut Hidayat (2008) adalah demam dan ruam merah karena
antisipasi yang tepat, maka diagnosa potensial tidak muncul. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Antisipasi
Antisipasi yang dapat dilakukan menurut Achmadi (2006) adalah pemberian Parasetamol syrup 120 ml untuk mengantisipasi demam. Pada langkah ini penulis melakukan antisipasi yang sama dengan teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Pada kasus An. Q umur 9 bulan dengan imunisasi campak antisipasi tidak dilakukan, oleh karena itu tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan.
5. Perencanaan
Pada An. Q dengan riwayat imunisasi campak perencanaan yang akan dilaksanakan yaitu:
a. Beritahu kepada ibu tentang keadan anaknya
b. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya imunisasi campak c. Siapkan alat vaksin campak
d. Suntikkan vaksin campak pada balita secara SC pada lengan kiri atas e. Berikan vaksin campak dengan dosis 0,5 ml
f. Berikan Parasetamol syrup 120 ml untuk mengatasi demam pada anak g. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan makanan yang bergizi
h. Beritahu ibu bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai i. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak
j. Anjurkan ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan. Menurut Depkes (2005), perencanaan asuhan pada balita dengan imunisasi campak yaitu menyiapkan alat vaksin campak, berita tahu ibu tentang keadaan anaknya, jelaskan pada ibu pentingnya imunisasi campak, siapkan alat vaksin campak, suntikkan vaksin campak pada balita secara SC pada lengan kiri atas, berikan vaksin campak dengan dosis 0,5 ml, Parasetamol syrup 120 ml untuk mengatasi demam pada anak, anjurkan ibu untuk tetap memberikan makanan yang bergizi, anjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak serta anjurkan ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dalam hal pemberian terapi.
6. Pelaksanaan
Pada langkah pelaksanaan asuhan kebidanan pada An. Q dengan riwayat imunisasi campak merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan asuhan menyeluruh (Varney, 2004). Pada langkah pelaksanaan ini telah dilakukan dan dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat dan adanya dukungan dari keluarga.
Pada kasus ini peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dalam menetapkan pelaksanaan secara menyeluruh.
7. Evaluasi
Pada An. Q dengan riwayat imunisasi campak setelah dilakukan asuhan didapatkan evaluasi yaitu:
a. Ibu sudah tahu hasil pemeriksaan.
b. Ibu sudah mengerti tentang manfaat imunisasi.
c. Ibu sudah mengerti tentang cara perawatan anak di rumah dan ibu bersedia melakukan perawatan di rumah.
d. Ibu mengerti cara memberikan obat dan ibu bersedia meminumkan pada anaknya.
e. Ibu mengerti tentang nutrisi yang boleh diberikan dan yang tidak boleh diberikan untuk anaknya.
f. Ibu bersedia meminta anaknya agar istirahat yang cukup.
g. Ibu bersedia untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan. Menurut Depkes (2005), hasil evaluasi setelah dilakukan asuhan kebidanan pada An. Q dengan riwayat imunisasi campak adalah:
a. Keadaan umum anak baik
b. Ibu sudah mengerti tentang pentingnya imunisasi campak c. Suntikkan vaksin campak sudah diberikan pada pasien
d. Antipiretik sudah diberikan pada ibu untuk mengatasi demam pada pasien
e. Ibu sudah mengerti bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai f. Ibu bersedia untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak
g. Ibu bersedia untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada balita An. Q dengan riwayat imunisasi campak dengan menerapkan manajemen Varney dapat diambil kesimpulan:
1. Berdasarkan pengkajian data yang diperoleh dari pasien didapatkan data yaitu An. Q berumur 9 bulan akan diimunisasi campak dan tidak sedang menderita suatu penyakit dengan keadaan umum baik, nadi 104 x/ menit, suhu 36,30 C dan respirasi 48 x/ menit.
2. Dalam interpretasi data yang diperoleh diagnosa kebidanan An. Q umur 9 bulan dengan imunisasi campak, tidak ditemukan dan tidak terdapat masalah yang muncul, jadi kebutuhan tidak diberikan pada klien. 3. Diagnosa potensial pada kasus ini tidak muncul, karena pada kasus ini
tidak terdapat kegawatdaruratan.
4. Pada kasus ini tidak terdapat antisipasi, karena tidak ditemukan adanya diagnosa potensial.
5. Perencanaan yang diberikan pada Balita An. Q yaitu beritahu kepada ibu tentang keadan anaknya, jelaskan pada ibu tentang pentingnya imunisasi campak, siapkan alat vaksin campak, suntikkan vaksin campak pada balita secara SC pada lengan kiri atas, berikan vaksin campak dengan dosis 0,5 ml, berikan Parasetamol syrup 120 ml 2 x 1 sendok teh untuk mengatasi
demam pada anak, anjurkan ibu untuk tetap memberikan makanan yang bergizi, beritahu ibu bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai, anjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak dan anjurkan ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
6. Pelaksanaan dalam pemberian asuhan pada balita An. Q sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
7. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada balita An. Q pasca imunisasi campak didapatkan hasil ibu sudah tahu hasil pemeriksaan, ibu sudah mengerti tentang manfaat imunisasi, ibu sudah mengerti tentang cara perawatan anak di rumah dan ibu bersedia melakukan perawatan di rumah, ibu mengerti cara memberikan obat dan ibu bersedia meminumkan pada anaknya, ibu mengerti tentang nutrisi yang boleh diberikan dan yang tidak boleh diberikan untuk anaknya, ibu bersedia meminta anaknya agar istirahat yang cukup dan ibu bersedia untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
8. Pada kasus An. Q tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan penerapan yang diterapkan di lahan yang menggunakan manajemen Varney.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyampaikan beberapa saran yang bermanfaat:
1. Bagi Ibu dan Keluarga
a. Perlu peningkatan pemahaman tentang pentingnya imunisasi, bahaya penyakit campak dan segera membawa ke petugas kesehatan bila balita mengalami tanda bahaya.
b. Dapat mengetahui tentang pentingnya kesehatan terutama pada balita dengan campak sehingga dapat melakukan penanganan segera terhadap penyakit campak.
2. Bagi Bidan
a. Diharapkan bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada imunisasi, khususnya imunisasi campak.
b. Meningkatkan asuhan kebidanan pada balita dengan imunisasi campak.
3. Untuk Instituti a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur, karena teori dan prosedur yang mendasari setiap praktek sehingga menghindari kesalahan.
b. Pendidikan
Diharapkan dapat untuk menambah referensi dan memberi masukan secara konseptual tentang asuhan kebidanan dengan imunisasi campak pada balita.
Achmadi, Umar Farmi. 2006. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Ariyanti. 2007. Tumbuh Kembang Anak. (Online). Available:
http://bayibalita.com/2010/08/aspek-utama-tumbuh-kembang-anak/. Diakses tanggal 13 Oktober 2012.
Bekhman, R. E. 2009. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC.
CPDDI. 2008. Jenis atau Macam Vaksin Imunisasi untuk Anak. Informasi Imunisasi Lengkap Wajib Penangkal Penyakit: Continuing Profesional Development Dokter Indonesia.
Depkes RI, 2005. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Bina Pustaka.
Depkes RI. 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Depkes RI.
Ferry. 2007. Pengertian Balita. http://www.google.co.id/pengertian-balita.html. Diakses tanggal 22 Oktober 2012.
Hellen, F. 2007. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Alimul. 2008. Buku Saku Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
IDAI. 2010. Imunisasi Investasi Kesehatan Masa Depan. (Online). Available: http://www.idai.or.id/kegiatanidai.html. 28 Oktober 2012.
Matondang, dkk. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi kedua. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
Nursalam. 2003. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan.
Edisi I. Jakarta: Salemba Medika.
Permenkes, 2010. Peraturan Menteri tentang Pelayanan Kesehatan Anak.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 1464/ MENKES/ PER/ X/ 2010, Pasal 11. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Sarwono Prawirohardjo.
Varney, Hellen. 2004. Varney”s Midwivery. Bandung: Sekelola Publisher.
Wahidayat. 2003. Buku Kuliah I Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
WHO. 2005. Penanganan Penyakit Campak pada Anak di Rumah Sakit Kecil Negara Berkembang. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono