BAB IV PENUTUP
4.2 Saran
Penelitian ini memfokuskan mengenai formasi ideologi dalam novel Partikel karya Dee Lestari. Tokoh utama dalam Partikel adalah Zarah. Di dalam novel ini, Zarah digambarkan sebagai seseorang yang sangat mendewakan Ayahnya. Ia menerima dan meyakini apapun yang dikatakan oleh Ayahnya. Dari Ayahnya, ia mewarisi semua sikap dan ideologinya. Penulis menyarankan jika ingin melanjutkan penelitian ini, dapat menggunakan dan mengekplorasi Partikel dengan teori sistem ekologi. Teori sistem ekologiadalah teori yang dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner yang fokus utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang memengaruhi perkembangan anak.
Daftar Pustaka
ABAM. 2013. Apa tu Panteisme? Apa itu Deisme? https://andabertanyaateismenjawab.wordpress.com/2013/08/11/apa -itu-panteisme-apa-itu-deisme/. Diakses pada tanggal 25 April 2017, 20.44 WIB.
Chandra, Ardila. 2015. “Formasi Ideologi dan Negosiasi dalam Novel Burung-Burung Rantau Karya Y.B. Mangunwijaya: Analisis Hegemoni Gramsci”. Skripsi S-1. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sosiologi Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra: dari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gramsci, Antonio. 2000. Sejarah dan Budaya. Surabaya: Pustaka
Promethea. Ebook:
http://portpdf.duckdns.org/910a410a410a010a110a7/Sejarah-dan-Budaya-by-Antonio-Gramsci.pdf. Diakses pada 16 Juni 2017/ 1921 WB.
Green, Martin Burgess. 1993. Gandhi: Voice of A New Age Revolution. New York: The Continnum Publishing Company.
Harjito. 2002. “Student Hijo Karya Maro: Hegemoni Gramscian”. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Gajah Mada. Kusmayadi, Dedi E. 2013. Kompasiana: Spiritualitas: Agama Baru untuk
http://www.kompasiana.com/dediekusmayadi/spiritualitas-agama-baru-untuk-new-age_552b96776ea834c4238b458e. Diakses pada tanggal 25 April 2017, 22.52 WIB.
Kusuma, Baramnti. 2012. Apakah Ideologi Itu?
http://www.kompasiana.com/bramkusuma/apakah-ideologi-itu_550bd5a68133117422b1e221. Diakses pada tanggal 3 Maret 2017, 11.45 WIB.
Lestari, Dee. 2016. Supernova Episode: Partikel. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Mangunhardjana, A. 2006. Isme-isme dalam Etika: dari A sampai Z. Yogyakarta: Kanisius.
Martono, H. 2013. Nilai-Nilai dalam Novel Partikel Karya Dee (Dewi Lestari). http://jurnal.untan.ac.id. Diakses pada tanggal 12 April 2016, 14.17 WIB.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nugraheni, Kartika Nurul. 2014. “Kepribadian dan Aktualisasi Diri Tokoh Utama dalam Novel Supernova Episode Partikel Karya Dewi Lestari”. Skripsi S-1. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Patria, Nezar dan Andi Arief. 2009. Antonio Gramsci: Negara dan Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ramadhani, Alfi Yusrina. 2013. Relasi Antara Manusia dan Lingkungan Hidup dalam Novel Partikel Karya Dewi Lestari: Sebuah Kajian Ekokritisisme. http://www.lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-03/S46846-Alfi%20Yusrina%20Ramadhani. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017, 22.26 WIB
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik: Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rohman, Nanang Syaiful. 2011. “Ideologi Perempuan dalam Novel Tempurung Karya Oka Rusmini”. Skripsi S-1, Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Saraswati, Ekarini. 2003. Sosiologi Sastra: Sebuah Pemahaman Awal. Malang: UMM Press.
Simon, Roger. 2004. Gagasan-gagasan Politik Gramsci. Diterjemahkan oleh Kamdani dan Imam Baehaqi. Cetakan ke-4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Simatupang, Joni Welman. 2015. Gerakan Zaman Baru.
http://perkantasjakarta.org/gerakan-zaman-baru-new-age-movement/. Diakses pada tanggal 25 April 2017, 23.08 WIB.
Siswadi, Tenggina Rahmad. 2010. Perang Ideologi dalam Novel Entrok. http://novelentrok.blogspot.co.id/2010/08/perang-ideologi-dalam-novel-entrok.html. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017, 23.06 WIB.
Takwin, Bagus. 2009. Akar-akar Ideologi: Pengantar Kajian Konsep Ideologi dari Plato hingga Bourdieu. Yogyakarta: Jalasutra.
Tambayong, Yapi. 2013. Kamus Isme-Isme. Bandung: Nusa Cendekia.
Temples, Temporary. 2003. Crop Circles: Crop Circles photographed in 2003. http://temporarytemples.co.uk/crop-circles/2003-crop-circles. Diakses pada tanggal 19 Maret 2017, 21.21 WIB.
Lampiran
Sinopsis novel Partikel Karya Dee Lestari
Novel Partikel adalah sebuah novel fiksi ilmiah. Novel ini merupakan episode ke lima dari tujuh episode seri Supernova karya Dee Lestari. Novel ini memiliki alur campuran dengan latar waktu tahun 1979-2003. Tokoh utama dalam novel ini adalah Zarah Amala.
Zarah adalah anak kandung dari Firas dan Aisyah. Mereka tinggal di sebuah desa bernama Batu Luhur yang terletak di pinggir Kota Bogor. Firas adalah dosen mikologi di Institut Pertanian Bogor. Firas juga merupakan seseorang yang sangat mencintai ilmu pengetahuan, apalagi mengenai fungi. Aisyah, Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Aisyah adalah anak dari Abah Hamid dan Umi. Keluarga mereka merupakan salah satu keluarga yang disegani di Desa Batu Luhur. Hal tersebut karena Abah merupakan pemuka agama dan tetua desa.
Konflik dalam Partikel dimulai ketika Firas dan Zarah memiliki perbedaan ideologi dengan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Pertama, ideologi mengenai pendidikan. Ayah Zarah tidak mau memasukkan Zarah ke sekolah formal seperti anak-anak lainnya. Kedua, konflik juga terjadi karena perbedaan kesadaran mengenai Bukit Jambul. Masyarakat dan keluarga Abah menganggap Bukit Jambul merupakan bukit yang angker dan terlarang. Namun berbeda bagi Firas
dan Zarah. Bukit Jambul merupakan area penelitian yang kaya akan sumber daya alam berupa pepohonan dan fungi.
Konflik semakin memuncak ketika Firas tiba-tiba hilang. Ia menghilang tanpa jejak. Keluarga dan para masyarakat meyakini bahwa hilangnya firas merupakan azab dari Bukit Jambul. Hilangnya Firas menyebabkan Zarah kehilangan sosok ayah dan juga manusia yang ia dewakan selama ini. Firah hilang dengan meninggalkan beberapa jurnal penelitiannya untuk Zarah. Di dalam jurnal tersebut Zarah mempelajari tentang penemuan ayahnya mengenai fungi dan juga hubungannya dengan alam semesta. Di dalam jurnal tersebut juga Zarah melihat mengenai kepercayaan yang menyimpang dengan Agama Islam.
Pengetahuan yang diperoleh Zarah dari Firas dan jurnalnya tersebut yang kemudian menambah konflik semakin memanas. Apa yang dibaca Zarah di dalam jurnal tersebut menjadi apa yang ia yakini mengenai penciptaan alam semesta. Dan sudah pasti kepercayaan yang dianut Zarah dan Firas bertentangan dengan kepercayaan Abah dan Aisyah. Konflik mengnai perbedaan ideologi tersebut yang akhirnya membawa Zarah ke dalam sebuah petualangan tanpa henti. Petualangan untuk menemukan dan mencari Firas, Ayahnya.
Petualangan tersebut dimulai ketika ia memutuskan utuk meninggalkan rumah keluarganya di Kota Bogor dan tinggal di sebuah saung di Batu Luhur. Keyakinan akan Ayahnya masih hidup ia yakini ketika Zarah berulang tahun ke 17 dan ia mendapatkan kamera yang telah dijanjikan Ayahnya sejak kecil. Dari kamera tersebut Zarah memulai petualangannya.
Zarah mendapatkan juara lomba foto yang membawanya ke Tanjung Puting di Kalimantan. Mengenal Tajung Puting meyebabkan sebuah kekacauan pada diri Zarah. Ia memutuskan untuk tinggal di Tanjung Puting dan tidak mau kembali ke Bogor. Di Tanjung Puting ia bertemu dengan Paul yang kemudian membawanya berpetualang lebih jauh.
Bakat Zarah dalam fotografi telah bertemu dengan orang yang tepat, yaitu Paul. Paul adalah seorang pemimpin The A-Team. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang fotografi yang kantornya berpusat di London, Inggris. Berkat kemampuannya itu, Zarah kemudian direkrut oleh Paul untuk bekerja dengannya di London. Hal itu tidak ditolak Zarah, karena dengan pergi ke London, kemungkinan untuk menelusuri kamera hadiah ulang tahunnya semakin mudah dilakukan.
Akhirnya Zarah pergi ke London dan bekerja sebagai fotografer di sana. Petualangan Zarah tetap berlanjut, ia melakukan berbagai petualangan yang menyangkut dengan karier fotografinya. Ia melakukan pekerjaannya itu sambil tetap mencari pemilik kamera. Pencarian pemilik kamera itu mendapat titik terang ketika suatu hari Paul memberikan sebuah nama dan juga tempat si pemilik kamera. Tanpa pikir panjang, Zarah langsung menghampiri si pemilik kamera tersebut.
Simon Hardiman, adalah seorang konglomerat asal Indonesia yang tinggal di Glastonbury. Simon Hardiman adalah si pemilik asli kamera Zarah. Tapi sayangnya, Zarah tidak mendapati kabar mengenai Ayahnya. Ternyata Pak simon
hanyalah koresponden Firas. Pak Simon juga belum pernah bertemu Firas. Mereka hanya berkabar melalui surat beberapa tahun yang lalu. Namun melalui Pak Simon, Zarah mulai mengenai dan mengetahui banyak mengenai apa yang selama ini dikaykini dan diteliti oleh Firas. Yaitu mengenai fungi, alien, UFO, dan sebuah kesadaran bahwa bumi memiliki kesadaran.
Kebaikan hati Pak Simon juga membawa Zarah menelusuri keberadaan Ayahnya melalui Ritual Iboga. Sebuah ritual yang berasal dari Timur Tengan untuk mengetahui “dunia lain” atau bisa disebut dengan dunia roh. Dan dari Ritual Iboga tersebut ia tidak menemukan Firas di dalamnya. Hl itu bisa berarti bahwa Firas ternyata masih hidup. Dari ritual Iboga tersebut, Zarah malah bertemu dengan Abah Hamid. Dan tak berselang lama ketika Zarah telah selesai melakukan Ritual Iboga, Zarah mendapatkan kabar dari keluarganya bahwa Abah Hamid meninggal dunia. Kematian Abah Hamid dan juga pengetahuan mengenai Ayahnya tersebut yang akhirnya membawa Zarah kembali ke kampung halamannya, yaitu Indonesia.