• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

1. Untuk Keluarga-Keluarga Kristiani

a. Para pasangan suami istri perlu membangun komitmen di awal pernikahan untuk menciptakan keluarga yang harmonis dengan menanamkan sikap saling menghargai, saling percaya, keterbukaan, kejujuran dan kesetiaan

b. Membangun komunikasi yang baik yang diperlihatkan dalam kesaksian dan keteladanan hidup, sehingga anak-anak dapat meneladani sikap baik yang dibuat oleh orang tuanya.

c. Orang tua perlu menciptakan waktu untuk selalu ada bersama dalam keluarga dengan melakukan kegiatan-kegitan positif seperti makan bersama, rekreasi bersama dan kegiatan lainnya.

d. Memperhatikan dan meningkatkan frekuensi perjumpaan dengan Tuhan melalui doa-doa keluarga. Santapan rohani yang diperoleh melalui doa keluarga, menjadi simbol kekuatan dan penghiburan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.

2. Dewan pewartaan paroki

a. Bidang pewartaan paroki perlu menyelenggarakan rekoleksi keluarga secara berkala, untuk meneguhkan keluarga-keluarga dalam menghadapi situasi dan permasalahan dalam keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

A Koesoema, Doni. (2015). Strategi Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Kanisius A Rukiyanto, B dan Ignatia Esti Sumarah (editor) (2014). Semakin Menjadi

Manusiawi-Teologi Moral Masa kini. Yogyakarta: USD.

Bergant, Dianne dan Karris Robert. J (Editor). (2012) Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius.

Christandai, Andreas. (2015). Komunikasi dalam Keluarga Kristen. Yogyakarta: Andi.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2014). Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Citra.

Darmawijaya, St. (1994). Mengarungi Hidup Berkeluarga. Yogyakarta: Kanisius. Eminyan, Maurice (2001). Teologi Keluarga.Yogyakarta : Kanisius.

Eko Riyadi. (2011). LUKAS “Sungguh, Orang ini adalah Orang Benar”. Yogyakarta: Kanisius

Hardiwiratno, J. (1994). Menuju Keluarga Bertanggungjawab. Jakarta : Obor. Konsili Vatikan II. (2004).Dokumen Konsili Vatikan II. (R.Hardawiryana,

penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966)

Konferensi Waligereja Indonesi. (1996) Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi. Jakarta: Obor.

Lembaga Alkitab Indonesia. (2002). Alkitab. Jakarta: LAI.

LestariSri.(2012). PsikologiKeluarga-Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam Keluarga. Jakarta :Kencana Prenada Media Group.

Liliweri, Alo. (2015). Komunikasi Antar -Personal. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Lusi, Semuel, S. (2014) Seip Intelligence. Yogyakarta: Kanisius

Moleong, Lexi. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Prasetyo, Mardi. F. (2000). Unsur-Unsur Hakiki Dalam Pembinaan. Yogyakarta: Kanisius.

---(2011) Pedoman Pastoral Keluarga. Jakarta: Obor

Saku, Hendrikus.(2012). Komunikasi Misi 100 Tahun SVD Timor. Kupang: Gita Kasih.

Sirait, Ronald, G., (2016). Sayang Anak...Sayang Anak. Yogyakarta: Kanisius Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Kanisius. ---(2011).Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutarno, Alfonsus (2013). Catholic Parenting. Mentode mendidik Anak Secara Katolik. Yogyakarta: Kanisius

Wignyasumarta, Ignasius. (2000). Panduan Rekoleksi Keluarga. Yogyakarta: Kanisius.

Yohanes Paulus II. (1994). Keluarga Kristiani Dalam Dunia Modern(Familiaris Consortio). (A. Widyamartaya, penerjemah). Yogyakarta: Kanisius. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1981)

--- (Promulgator). (2006). Kitab Hukum Kanonik. (Editor: R.D. Robertus Rubiyatmoko). Jakarta : Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1983).

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul FUNGSI KOMUNIKASI ORANG TUA

TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN IMAN ANAK DALAM KELUARGA KATOLIK DI PAROKI ADMINISTRATIF SANTO PAULUS PRINGGOLAYAN YOGYAKARTA. Penulisan skripsi ini berawal dari

keprihatinan penulis terhadap fenomena kehidupan keluarga yang mengalami pergeseran nilai yang seharusnya dihayati dan dikembangkan dalam keluarga, karena dasar pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Dari keluarga anak dibimbing dan diarahkan untuk menghadapi realitas hidupnya. Tentunya pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam pembentukan karakter dan iman anak. Dalam proses pembentukan karakter dan iman anak, orang tua bertanggungjawab sebagai komunikator utama yang menanamkan nilai-nilai kehidupan yang tercermin dalam kata dan perbuatannya. Baik tidaknya keteladanan yang ditunjukkan oleh orang tua akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Penulis juga merasa tergerak untuk memberikan sumbangan pikiran dan dukungan bagi keluarga-keluarga Katolik di Paroki Admistratif Santo Paulus Pringgolayan dalam meningkatkan kualitas komunikasi di tengah keluarga. Selain itu judul skripsi ini diangkat sebagai acuan untuk menggali lebih dalam sejauh mana tingkat komunikasi dalam keluarga Katolik yang membawa dampak positif bagi pertumbuhan karakter dan perkembangan iman anak.

Melalui penelitian di lapangan penulis menemukan bahwa banyak keluarga dalam hal ini orang tua belum menyadari dan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan benar. Banyak orang tua yang hanya sibuk mengejar hal-hal duniawi sementara mengabaikan tugas dan tagggungjawabnya di dalam keluarga secara khusus dalam mendampingi anak-anak. Frekuensi dan mutu perjumpaan di tengah keluarga yang ditunjukkan dalam perilaku komunikasi baik itu komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal tidak mendapat tempat penting, apa lagi perjumpaan dengan Tuhan dalam kebiasaan doa keluarga. Kesetiaan dalam menghayati hidup perkawinan semakin mengalami kemerosotan, karena hadirnya orang ketiga. Akibatnya anak-anak menjadi korban dari ketidakadilan yang diperlihatkan oleh orang tuanya. Banyak anak yang tidak mempunyai arah dan tujuan hidup yang jelas yang nampak dalam perilaku moral dan spiritual.

Maka dari itu, penulis mengusulkan kegiatan rekoleksi keluarga dengan tujuan membantu keluarga-keluarga Katolik di Paroki Administratif Santo Paulus Pringgolayan untuk menyadari peran dan tanggungjawabnya di dalam keluarga dalam membentuk karakter dan iman anak. Sementara itu tim pewartaan paroki diharapkan juga untuk secara berkala mengadakan kegiatan pendampingan keluarga, sehingga keluarga-keluarga Katolik terus dibantu untuk menghayati nilai-nilai luhur perkawinan.

ABSTRACT

The title of this undergraduate thesis is THE FUNCTION OF

COMMUNICATION OF PARENTS IN THE FORMATION OF CHARACTER AND FAITH OF THE CHILDREN IN THE CATHOLIC FAMILY IN THE ADMINISTRATIVE PARISH OF SAINT PAUL PRINGGOLAYAN YOGYAKARTA. The writing of this undergraduate thesis

was begun from the concern of the writer to the phenomenon of family life that undergoes degradation of values. These values should be lived and developed within the family, because family is the first and foremost education. In the family children are guided, lead and directed to face the realities of life. Education in the family has a strategic value in the formation of the children's character and faith. In the process of the formation of character and faith of the children, parents have important role and responsibility. They are the main communicators who instill the values of life through their words and deeds. Parents should give the example and become the model to their children. Their life will affect the growth and development of the children. Therefore the writer decided to write a thesis to give support and ideas for the Catholic in the Administrative Parish of Saint Paul Pringgolayan Yogyakarta in order to develop and to improve the quality of communication in the family. The writer also would like to deepen the quality of communication in the family which brings a positive impact on the growth of character and faith of the children.

Through field research, the writer found that there were many families who did not realize and carry out their duties and responsibilities. Many parents were busy to pursue worldly things. They neglected to fulfill their duty and responsibility in the family especially to accompany their children. The frequency and quality of their encounter in the family were shown through the communication both verbal and non-verbal. These types of communication did not have place in the family. They never come together in the family prayer. As a result, the children became victims of injustice that were shown by the parents when they acted. Many children did do not have direction and purpose in life. It was clearly shown through there moral and spiritual behavior.

Therefore, the writer proposes a family recollection activities with the aim to help the Catholic families in the Administrative Parish of Saint Paul Pringgolayan to recognize the role and responsibilities within the family in shaping the character and faith of the children. Parish evangelization team is expected to periodically held family spiritual activities, so that Catholic families are assisted to appreciate continuously the great value of marriage.

Dokumen terkait