• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN MENGENAI TATA CARA RESTITUS

B. Saran

Pada dasarnya pelaksanaan administrasi perpajakan yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur sudah berjalan dengan baik, namun penulis memberikan saran yang mungkin nantinya dapat menjadi masukan bagi fiskus tidak hanya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur saja namun juga di Kantor Pelayanan Pajak Pratama lainnya. Adapun saran penulis adalah sebagai berikut :

1. Agar gangguan pada SIDJP dapat diminimalisirsehingga tidak ada kendala dalam proses restitusi.

2. Agar jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) di seksi pelayanan ditambah sehingga pelayanan terhadap Wajib Pajak menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

15

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

F. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak pada masa itu bernama Belasting, yang kemudian setelah kemerdekaan Republik Indonesia berubah nama menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak (KIP) dengan induk organisasinya adalah Direktorat Jenderal Pajak. Di Sumatera Utara padatahun 1976 berdiri tiga kantor inspeks ipajak, yaitu:

1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan 2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara 3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar

Pada tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua, yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran.

Untuk memudahkan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pajak kepada masyarakat, maka dibuatlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang

16

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 267/KMK.01/1989. Hal itu mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP), sekaligus mendirikan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 758/KMK.01/1993 tertanggal 3 Agustus 1993, maka pada tanggal 1 April 1994 didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pecahan dari tiga Kantor Pelayanan Pajak, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan berubah menjadi empat wilayah kerja, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak”, maka Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan menjadi enam wilayah kerja, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia 5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan 6. Kantor Pelayanan PajakMedan Petisah

Setelah adanya modernisasi perpajakan tahun 2008, struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak sebelumnya, yaitu berdasarkan jenis pajak berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang struktur organisasinya berdasarkan fungsi jabatan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur mulai beroperasi pada tanggal 27 Mei 2008, berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 95/PJ.01/2008 tanggal 19 Mei 2008.

G.Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Kantor PelayananPajak Pratama Medan Timur beralamat di Jalan Pangeran Diponegoro Nomor30A Gedung Keuangan Negara Lantai II Medan dan sekarang berpindah alamat di Jalan Suka Mulya Nomor 17A Medan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur didirikan pada tanggal 1 April 1994 berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Repuplik Indonesia Nomor 758/KMK.01/1993 tanggal 3 Agustus 1993. Adapun wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, yaitu:

18

1. Kecamatan Medan Tembung

Kecamatan Medan Tembung adalah daerah pintu gerbang kota Medan di sebelah Timur yang merupakan pintu masuk dari Kabupaten Deli Serdang atau daerah lainnya melalui transportasi darat. Di Kecamatan Medan Tembung ini banyak terdapat jenis usaha industri kecil seperti kerajinan rotan. Disamping itu banyak pula yang bergerak di bidang usaha industri rumah tangga seperti pembuatan sepatu.

2. Kecamatan Medan Timur

Di Kecamatan Medan Timur ini terdapat Stasiun Kereta Api Medan yang dikenal dengan “Stasiun Besar” sebagai salah satu sarana transportasi darat antar kota dan antar daerah dari dan ke Kota Medan. Walau pun bukan sebagai daerah pusat industri, di Kecamatan Medan Timur ini juga banyak terdapat usaha industri kecil seperti bengkel kenderaan bermotor, bengkel bubut, showroom serta usaha perdagangan dan jasa.

3. Kecamatan Medan Perjuangan

Kecamatan Medan Perjuangan adalah salah satu daerah padat pemukiman di kota Medan. Kecamatan Medan Perjuangan pada umumnya bergerak di sektor perdagangan baik itu perdagangan besar, menengah maupun kecil. Di Kecamatan Medan Perjuangan terdapat industri-industri kecil seperti perabot rumah tangga, pengolahan kopi, sulaman border, roti/ bika ambon, dan lain sebagainya.

H.Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Adapun struktur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur adalah struktur organisasi linier dan staf yang berada di bawah seorang koordinasi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara I, dimana seluruh pegawainya adalah Pegawai Negri Sipil di bawah naungan Kementeri Keuangan Republik Indonesia.

Kantor Pelayanan Pajak dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu tipe A dan tipe B. Kantor Pelayanan Pajak tipe A merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang tergolong dalam skala besar dan biasanyaa berada di ibukota provinsi sedangkan Kantor Pelayanan Pajak tipe B merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya tidak melebihi dari wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak tipe A dan biasanya berada di kotamadya dan kabupaten. Sehingga, berdasarkan penggolongan tersebut maka KPP Pratama Medan Timur dapat digolongkan sebagai KPP tipe A karena wilayahnya berkedudukan diwilayah di Ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Namun, berdasarkan SK Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 162/KMK.01/1997 tanggal 10 April 1997 tentang peningkatan KPP tipe B menjadi

20

tipe A. Sehingga, adanya surat keputusan tersebut maka KPP tipe B tidak ada di Kantor Wilayah Direktorat Jendral Sumatera Utara I.

Berdasarkan SK Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang susunan organisasi Departemen Keuangan, maka tipe A terdiri dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur membawahi satu sub bagian, delapan seksi, satu kantor penyuluhan ditambah kelompok tenaga fungsional (yang berada diluar struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak) yakni terdiri dari :

1. Sub Bagian Tata Usaha (TU);

2. Seksi Tata Usaha dan Perpajakan (TUP); 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI); 4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi; 5. Seksi Pajak Penghasilan Badan;

6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan;

7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya; 8. Seksi Penagihan;

9. Seksi Penerimaan dan Keberatan;

10.Seksi Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan;

Namun, setelah adanya modernisasi perpajakan pada tahun 2006, KPP Pratama yang berdasarkan Peraturan Menteri Keungan Republik Indonesia No. 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Instansi Vertikal

Direktorat Jendral Pajak, maka KPP Pratama terbagi menjadi beberapa seksi, antara lain :

1. Sub Bagian Umum

2. Seksi pengolahan Data dan Informasi 3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Penagihan

5. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I s.d IV 8. Seksi Jabatan Fungsioanal

Wilayah kerjamasing-masing seksi pengawasan dan konsultasi (WASKON) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah sebagai berikut:

a. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Kecamatan Medan Timur yang terdiri dari Kelurahan Pulo Brayan Darat I dan II, Kelurahan Sidodadi, dan Kelurahan Perintis.

b. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Kecamatan Medan Perjuangan yang terdiri dari Kelurahan Sei Kera Hilir I dan II, Kelurahan Sidorame Barat I dan II, Sidorame Timur, Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Sei Kera Hulu, Kelurahan Pandau Hilir dan Kelurahan Tegal Rejo.

c. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, Kecamatan Medan Tembung yang terdiri dari Kelurahan Bandar Selamat, Kelurahan Bantan, Kelurahan

22

Bantan Timur, Kelurahan Indrakasih, Kelurahan Sudirejo, Kelurahan Sudirejo Hilir, Kelurahan Tembung.

d. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, Kecamatan Medan Timur yang terdiri dari Kelurahan Durian, Kelurahan Gaharu, Kelurahan Glugur Darat I dan II, Kelurahan Gang Buntu, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, dan Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru.

I. Tugas dan Wewenang Masing-Masing Seksi

Pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi dalam struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah :

1. Sub Bagian Tata Usaha/Umum, mempunyai tugas: 1.1. Penata usahaan surat masuk dan surat keluar;

1.2. Menyusun tanggapan / tindak lanjut terhadap Surat Hasil Pemeriksaan / Laporan Hasil Pemeriksaan dari Ditjen Kemenkeu / BPK / BPKP / Unit Fungsional Pemeriksaan lainnya;

1.3. Menyusun tanggapan terhadap surat pengaduan anggota masyarakat melalui pos maupun secara langsung;

1.4. Menyusun laporan berkala KPP, meliputi Laporan Ketertiban Pegawai, Laporan Penggunaan Anggaran, Laporan Pemakaian Barang-barang Milik Negara dan lain sebagainya;

1.5. Meneliti pelanggaran disiplin pegawai yang terjadi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010;

1.6. Pengadministrasian hak-hak pegawai antara lain hak cuti, asuransi kesehatan, pengangkatam pegawai, pengajuan pegawai pensiun dan sebagainya;

1.7. Pengadministrasian gaji pegawai;

1.8. Pemeliharaan aset-aset negara serta pengadaan barang-barang kebutuhan kantor;

1.9. Pengelolaan dan penggunaan anggran, serta mengelola Sistem Akuntansi Instansi.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, mempunyai tugas:

2.1. Menyusun rencana penerimaan pajak berdasarkan ekonomi dan keuangan;

2.2. Menatausahaan penerimaan pajak;

2.3. Membuat laporan monitoringPenerimaan Pajak dan Extra Effort; 2.4. Perbaikan komputer dan aplikasi komputer;

2.5. Penatausahaan alat keterangan;

2.6. Penatausahaan surat-surat masuk pada seksi pengolahan data dan informasi;

2.7. Pengaturan jaringan komputer ke seluruh pegawai serta pengawasan terhadap penggunaan jaringan komputer.

2.8. Perekaman dokumen perpajakan.

2.9. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing.

24

3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi, mempunyai tugas:

3.1.Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. 3.2.Membimbing / menghimbau kepada wajib pajak dan konsultasi teknis

perpajakan.

3.3.Melakukan penyusunan profil wajib pajak. 3.4.Menganalisis kinerja wajib pajak.

3.5.Memberikan konsultasi kepada wajib pajak tentang ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3.6.Melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi.

3.7.Melakukan evaluasi banding.

4. Seksi Penagihan Pajak, mempunyai tugas:

4.1. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak. 4.2. Penundaan dan angsuran tunggakan pajak. 4.3. Penagihan aktif.

4.4. Memberikan usulan penghapusan piutang pajak. 4.5. Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. 5. Seksi Ekstensifikasi, mempunyai tugas:

5.1. Melakukan pengamatan potensi perpajakan. 5.2. Pendataan objek dan subjek pajak.

5.3. Pembentukan dan pemuktahiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.

6. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal, mempunyai tugas: 6.1. Melakukan penyusunan rencana pemerikasaan.

6.2. Pengawasan pelaksanaan aturan pemerikasaan.

6.3. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

7. Seksi Pelayanan, mempunyai tugas:

7.1. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan. 7.2. Menerima dan meneliti, serta merekam surat permohonan Wajib Pajak

dan surat-surat lainnya.

7.3.Melakukan penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Wajib Pajaklainnya.

7.4. Melakukan penatausahaan pendaftaran, pemindahan data, dan pencabutanidentitas Wajib Pajak.

26

Saat ini terdapat 86 pegawai di KPP Pratama Medan Timurdengan rincian sebagai berikut.

Tabel II.1

Jumlah Pegawai KPP Pratama Medan Timur

No. Unit

Jumlah Pegawai (orang)

1 Kepala Kantor 1

2 Sub Bagian Umum 6

3 Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 9

4 Seksi Pelayanan 16

5 Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 4

6 Seksi Penagihan 4

7 Seksi Ekstensifikasi 4

8 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 8 9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 8 10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 8 11 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 8 12 Kelompok Fungsional Pemeriksa Pajak 10

Jumlah 86 orang

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Tahun 2015

Gambar II.1

STRUKTUR ORGANISASI

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 2015

KEPALA KANTOR SUBBAG UMUM SEKSI PENAGIHAN SEKSIPEMERIKSAAN DAN KEPATUHAN INTERNAL SEKSI PELAYANAN SEKSI PDI SEKSI EKSTENSIFIKASI PERPAJAKAN SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

28

J. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP.Tetapi lebih jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik- praktik “good governance” pada institusi pemerintah secara keseluruhan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Visi : Menjadi Kantor Pelayanan Pajak Terbaik Tingkat Nasional dalam menunjang penerimaan negara melalui pelayanan prima.

2. Misi : Mencapai kinerja yang optimal melalui pelayanan, penyuluhan dan pengawasan berdasarkan ketentuan perpajakan.

1

BAB I PENDAHULUAN

H.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Sumber penerimaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagian besar berasal dari pajak. Pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan untuk memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi rakyat serta mendorong kemajuan modernisasi di semua

bidang kehidupan. Mengingat isi dari UUD 1945 Pasal 23A yang berbunyi; “Pajak

dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang”. Tersedianya dana yang bersumber dari dalam negeri, akan memberikan jaminan lebih kepada rakyat, sebagai cerminan dari prinsip bantuan nasional dalam upaya melepas ketergantungan pada sumber dana luar negeri, sehingga bantuan asing dianggap sebagai pelengkap yang relatif kecil di masa depan.

Kesadaran sebagai Warga Negara Republik Indonesia yang melakukan usaha dan telah mendaftarkan diri sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), dapat ditunjukkan melalui kepatuhan terhadap pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang telah dipungutnya dalam mewujudkan pembangunan nasional secara mandiri. Hal ini disebabkan karena penerimaan negara yang bersumber dari pajak dari tahun ke tahun, yang dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dinilai sebagai pendapatan negara yang potensial dibandingkan dengan penerimaan

2

negara secara internal lainnya, seperti penerimaan negara bukan pajak, disamping penerimaan negara secara eksternal, yaitu pinjaman luar negeri.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-UndangNomor 36 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, dimana ciri dan corak dari sistem pemungutan pajak di Indonesia mengalami perubahan yang mendasar, dari sistem pemungutan pajak secara Official Assessment System berubah menjadi Self Assessment System.

Official Assessment System mengandung arti bahwa petugas pajak yang menetukan

sendiri berapa besarnya jumlah pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak. Sementara itu, Self Assessment System mengandung pengertian yang sebaliknya, yaitu setiap wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dalam sistem ini, pemerintah menuntut kesadaran, kejujuran dan peran serta masayarakat dalam mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dari tahun ke tahun Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan salah satu sumber penerimaan negara dari sektor pajak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000, menjelaskan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) salah satu pajak yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) atas Penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak kepada konsumen akhir.

Dengan memperhatikan hal tersebut, maka Penulis merasa tertarik untuk mempelajari, memahami, dan mendalami bagaimana sebenarnya mekanisme (tata cara) perpajakan khususnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan bagi konsumen akhir.

Pajak merupakan topik pembicaraan yang sangat menarik untuk dibahas dan dipelajari oleh siapa saja di dalam meningkatkan penerimaan negara secara internal. Hal ini dikarenakan pemungutan pajak berkaitan erat dengan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), mahasiswa dihadapkan pada pokok permasalahan secara langsung sesuai kenyataan di lapangan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) berlangsung, yang akan dibahas oleh Penulis. Oleh sebab itu, laporan ini saya beri judul : “Tata Cara Pengajuan Restitusi Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur”.

I. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa itu sendiri, pihak universitas, atau pihak instansi pemerintah yang dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

4

1. Tujuan Praktik Kerja LapanganMandiri (PKLM)

Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Diploma III Administrasi Perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri(PKLM), antara lain :

1.1.Memenuhi syarat akademik untuk menyelesaikan program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

1.2.Untuk mengetahui banyaknya jumlah Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

1.3.Untuk mengetahui tata cara pengajuan restitusi kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

1.4.Untuk mendapatkan data-data, lampiran-lampiran, dan dokumentasi lainnya yang dibutuhkan di dalam penulisan Tugas Akhir.

2. Manfaat Praktik Kerja LapanganMandiri (PKLM) 2.1.Bagi Mahasiswa

Manfaat yang dapat diambil dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk peserta adalah :

a. Sebagai sarana bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu secara langsung pada bidang yang ditekuni sehingga dapat membandingkan antara teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengan praktik di lapangan.

b. Menambah wawasan dan pengalaman serta mengembangkan keterampilan dan kreativitas dalam menghadapi berbagai macam masalah di bidang perpajakan yang akan dijadikan modal penting untuk bekerja di perusahaan.

c. Melatih mahasiswa untuk berdisiplin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan serta mengembangkan dan mengubah sikap, kemampuan, keterampilan dalam berkomunikasi di lingkungan instansi pemerintahan.

d. Meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam bidang perpajakan seiring dengan adanya undang-undang perpajakan yang sewaktu-waktu dapat berubah dan memperoleh prestasi terbaik.

e. Menyiapkan mahasiswa untuk mendapatkan pekerjaan setelah menamatkan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dan memperoleh karir melalui penilaian yang terbaik.

2.2.Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Manfaat yang dapat diambil bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan ini adalah :

a. Menjalin hubungan baik antara fakultas dengan instansi pemerintahan khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama MedanTimur.

6

b. Mempromosikan sumber-sumber potensi dari Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

c. Upaya melakukan revisi kurikulum guna meningkatkan pendidikan. d. Sebagai bahan masukan guna melakukan evaluasi sejauh mana kualitas

teori yang diberikan bila dibandingkan dengan perkembangan ilmu yang berada dalam praktik di lapangan.

e. Mendorong kemajuan alumni di masa yang akan datang.

2.3.Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Manfaat yang dapat diambil bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timuradalah :

a. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan instansi pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

b. Dapat menjadi sumbang saran dan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur. c. Menyediakan mutu program kerja jangka pendek di Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Medan Timur.

d. Membangun citra instansi pemerintahan yang baik khususnya citra Direktorat Jenderal Pajak.

J. Uraian Teoritis

1. Definisi Pajak

Beberapa definisi pajak menurut para ahli :

1.1.Prof.Dr.Rochmat Soemitro, S.H

Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo 2009 : 1)

1.2. Prof. Dr. P. J. A. Adriani

Pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjukan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. (Waluyo2003 : 4)

1.4. Dr. Soeparman Soemahamidjaja

Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.(Suandy Erly, 2008:9)

8

2. Pengertian Wajib Pajak

Wajib Pajak orang adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. (Pasal 1 angka 2 UU KUP)

3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak atas penyerahan barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat yang merupakan objek dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sesuai

Dokumen terkait